Anda di halaman 1dari 32

DAYA DUKUNG SDA

Perkebunan TERHADAP
TERNAK

Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS


Daya dukung lingkungan
(carrying capasity) :
adalah batas teratas dari
pertumbuhan suatu populasi,
dimana jumlah populasi tak dapat
didukung lagi oleh sarana, sumber
daya dan lingkungan yang ada.
Satuan Ternak (ST)
Adalah ukuran yang digunakan untuk
menghubungkan bobot badan ternak
dengan jumlah pakan yang dimakannya (1
ekor sapi dewasa umur > 2 tahun akan
mengkonsumsi rumput/hijauan sebanyak
30-35 kg per hari = 1 STm)
Mula-mula ST digunakan pada ternak
ruminansia untuk mengetahui daya
dukung suatu padang rumput terhadap
jumlah ternak yang dapat dipelihara di
padang rumput tsb
ST Digunakan untuk menghitung
daya tampung pakan ternak suatu
padang rumput/perkebunan atau
daya tampung sisa hasil usaha tani
suatu areal tanah pertanian, juga
digunakan untuk perhitungan
pelbagai masukan dan keluaran fisik
suatu usaha peternakan
DAFTAR SATUAN TERNAK

Jenis Kelompok Umur Satuan


Ternak Umur Ternak Ternak
SAPI / DEWASA > 2 THN 1,00
KERBAU MUDA 1-2 THN 0,50
ANAK < 1 THN 0,25
KAMBING/ DEWASA > 1 THN 0,14
DOMBA MUDA ½-1 THN 0,07
ANAK < ½ THN 0,035
DAFTAR SATUAN TERNAK
Jenis Kelompok Umur Satuan
Ternak Umur Ternak Ternak
BABI DEWASA > 1 THN 0,40
MUDA ½-1 THN 0,20
ANAK < ½ THN 0,10
AYAM/ ITIK DEWASA > 6 BLN 1,00
(100 ekor) MUDA 2-6 BLN 0,50
ANAK < 2 BLN 0,25
Daya Dukung Tanaman Pangan
Jenis Tanaman Daya Dukung Jenis Pakan
(ST / Ha)
Padi 1,136 Jerami
Jagung 4,986 Jerami
Singkong 0,767 Daun
Ubi Jalar 1,874 Daun
Kacang Kedele 1,269 Jerami
Kacang Tanah 1,740 Jerami

Sumber : Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil


Peternakan, Ditjen Peternakan Deptan RI, 1985
1 ST memerlukan luasan
kandang 2 x 1,5 m = 3 m2

1 ST menghasilkan pupuk
kandang 4 ton per tahun

1 ST induk memerlukan
biaya breeding (S/C = 2) =
2 x biaya IB setempat
DAYA DUKUNG KEBUN SAWIT
TERHADAP TERNAK SAPI
Bahan Pakan (Bahan Kering) yang dihasilkan
kebun sawit per ha per tahun :

Pelepah sawit : 22 helai x 136 pohon x 9 kg x


48% BK = 12.92544 kg
Bungkil Inti Sawit : 25 ton TBS x 2,5% BlS
x 90% BK = 562,5 kg
Lumpur Sawit : 25 ton TBS x 30 % Sludge
x 24,08% BK = 1.800 kg

Total Bahan Kering Pakan = 15.287,94 kg


DAYA DUKUNG …………..

Kebutuhan Bhn Kering pakan /ekor Sapi


: 3,5% x Bobot Badan

Asumsi berat seekor sapi (lokal) : 300 kg


Kebutuhan pakan / ekor /tahun :
3,5 % x 300 kg x 365 hari = 3.833 Kg

Jadi daya dukung kebun kelapa sawit per


hektar / thn : 15.287,94 / 3.833 x 1 ST = 3,9 ST
Potensi Kebun SUMUT
 Luas kebun sawit di Sumut ; 1,26
juta ha, dengan produksi tandan
sawit 5,37 ton (2020)
 Daya dukung = 1,26 juta ha x 3,9
ST/ha = 4.914.000 ST sapi
 Populasi sapi di Sumut sekitar 1
juta ekor (tahun 2020)
 Rasio ternak per luasan kebun
ditentukan dengan mempertimbangkan
produksi pelepah yang digunakan
maksimum hanya 50% dari pelepah
tunasan saat panen sebagai sumber
pengganti hijauan ternak.
 Besaran berat pelepah utuh kelapa

sawit umurnya semakin tinggi seiring


dengan pertambahan umur tanaman
kelapa sawit.
Berat pelepah
(kg/pelepah)
Tanaman muda (4-8 3,19 – 5,40
tahun)
Tanaman remaja (9 -12 8,35 – 11,73
tahun)
Tanaman dewasa (13 13,67 – 15,07
-20 tahun)
Sumber : PPKS Medan, 2012
 Dengan asumsi kerapatan tanam 130
pohon/ha; ancak panen 6/7; densitas
panen 20%; 50% pelepah tinggal di
kebun sebagai mulsa; tidak
menggunakan pelepah tunasan reguler;
 bobot basah per pelepah 5,40

kg/pelepah; maka sebuah kebun yang


komposisi tanamannya didominasi
tanaman muda (4-8 tahun) akan mampu
mensuplai produksi pelepah per hari
sebesar 11,7 kg/ha (berat basah) (PPKS,
2012)
 Bila
rerata bobot sapi yang
digunakan sebagai bakalan
adalah 225 kg, maka ransum yang
diperlukan adalah 4 % dari berat
badan yaitu 9 kg (bahan kering).

 Dengan mempertimbangkan
ransum pelepah yang digunakan
hanya 50% dari total pakan
lengkap, maka kebutuhan pelepah
adalah 4,5 kg bobot kering atau
11,25 kg bobot basah
 Dengan perhitungan tersebut,
maka daya dukung kebun kelapa
sawit 1 ha untuk 1 ekor, untuk
komposisi tanaman muda (4-8
tahun) dan tanaman remaja (9-12
tahun),
 sedangkan pada tanaman dewasa
(13-20 tahun) per ha kebun kelapa
sawit dapat mensuplai 2 ekor sapi
(Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
2012)
Produk samping tanaman dan olahan kelapa sawit untuk setiap hektar

Biomasa Segar(kg) Bahan kering (%) Bahan kering(kg)

Daun tanpa lidi 1.430 46,18 658


Pelepah 6.292 26,07 1.640
Tandan kosong 3.680 92,10 3.386
Serat perasan 2.880 93,11 2.681
Lumpur sawit 4.704 24.07 1.132
Bungkil kelapa sawit 560 91.83 514
Total Biomasa 19.546 10.011

Sumber : Diwyanto dkk.(2003)


DAYA DUKUNG KEBUN KAKAO
TERHADAP TERNAK DOMBA
 Misal Luas tanaman kakao yang
menghasilkan di Kab X tahun sekian ;
2.098 Ha
 Produksi kakao ; 1.680 ton
 Produktivitas ; 1.680/2.098 =0,80
ton/ha
 Kulit kakao 74% x 0,80 = 0,59
ton/ha = 590 kg/ha
 Pemakaian untuk pakan ternak 40-
60% (50%) dari total pakan
DAYA DUKUNG KAKAO …….
 Jumlah pemakaian 100/50 x 590 =
1.180 kg / ha per tahun
 Jumlah pakan domba per tahun =
3% x 20 kg (BB) x 350 hr = 210 kg

Daya dukung = 1.180 : 210 x 1 ekor =


5,6 ekor per ha per tahun
Daya dukung tanaman rumput
 Misal : Padang rumput gajah,
produksi per tahun =50 ton per ha
(segar)

 Kebutuhan sapi dewasa akan rumput


selama 1 thn ; 30 kg x 365 hr =
10.950 kg
 Daya dukung R. Gajah :
50.000/10.950 = 4,6 ST (dalam 1
tahun) dengan sistem Cut and Carry
Daya Dukung Tanaman Pangan terhadap
Ternak di Kab. Langkat
No. Jenis Tanaman Luas Panen Daya Dukung Daya Dukung
(Ha)*) (ST/Ha) Ternak (ST)**)
1. Tanaan padi sawah 79.573 1,136 90.395
2. Tanaman padi ladang 337 1,136 383
3. Tanaman jagung 19.071 4,986 95.088
4. Tanaman ubi kayu 508 0,767 390
5. Tanaman ubi jalar 208 1,874 390
6. Kacang kedele 785 1,269 996
7. Kacang tanah 562 1,740 977

Total 188.619
*) Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka, 2008
**) Berdasarkan perhitungan
Daya dukung perkebunan di Kab. Langkat
No. Komoditi Luas Daya Bahan Pakan Daya dukung
Tanaman dukung ternak
(Ha) (UT/ha) (UT)*)
1. Perkebunan 41.772 3 Biji karet 125.316
karet
2. Perkebuna 41.424 7 Pelepah, 289.968
sawit rakyat Lumpur dan
BIS
3. Perkebunan 44.974 7 sda 314.818
sawit Negara
4. Perkebunan 28.686 7 sda 200.802
sawit swasta
5. Perkebunan 2.371 2 Kulit coklat 4.742
kakao dan kolven
6 Perkebunan 124 4 Pucuk tebu 496
tebu
Total 936.142
Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka, 2008
Keterangan : *) Hasil perhitungan
ST vs Tenaga kerja
 Pada sistem pemeliharaan ternak
intensif di P. Jawa dibutuhkan 0,7
jam setiap hari untuk 2 ekor sapi
dewasa (2 ST)
 Pada sistem extensif di Sulawesi
Selatan dibutuhkan 0,3 jam untuk 2
ST sapi
 Dari nilai tersebut diatas dapat di
hitung kebutuhan tenaga kerja buruh
untuk pemeliharaan ternak
Jumlah Ternak (ST) per Tenaga Kerja
Jenis Ternak Usaha Usaha
Intensif Extensif
Sapi potong 29 67
Sap perah 23 53
Kerbau 27 63
Kambing 163 381
Domba 163 381
Babi 57 133
Layer 617 -
Broiler 1088 -
Itik 586 1368
KOEFISIEN TEKNIS (KT)
 Adalah angka yang digunakan untuk
memproyeksikan produksi atau
kelahiran ternak dan produksi pakan
ternak

 Pada dasarnya KT merupakan asumsi


berdasarkan pertimbangan faktor
lingkungan dan teknologi di suatu
lokasi
Di Bidang Peternakan Koefisien Teknis
Dikelompokkan Sbb :

1. KT yg berhubungan dgn masukan,


Mis : Satuan Ternak & tkt
penggunaan sumberdaya utk
masukan

2. KT yg berhubungan dgn reproduksi,


Mis : Angka kelahiran, service per
conception (S/C) pd kawin
3. KT yg berhubungan dgn produksi,
Mis : Pertambahan Bobot Badan harian
(PBBH), produksi susu/telur per hari

4.KT yg berhubungan dgn ratio sumber daya,


Mis : Sex- ratio, feed-egg ratio, feed gain
ratio, bull-cow ratio.

5.KT yg berhubungan dgn sifat teknis non


biologis,
Mis : depresiasi tahunan bangunan, umur
mesin, pemakaian bahan bakar.
Nilai Koefisien Teknis Kelahiran

 Misalkan Net Calf Crop Sapi (angka


kelahiran sapi setelah dikurangi
persentase kematian) adalah 100%,
berarti setiap induk sapi akan
melahirkan 1 ekor anak setiap tahun,
tak ada kematian, dan semua anak
sapi ini diharapkan dapat dibesarkan.
 Untuk kepentingan praktis menghitung
proyeksi kelahiran bersih dalam
merencanakan arus kas tunai suatu
usaha peternakan, maka koefisien teknis
kelahiran ternak dapat dibagi dalam 3
gugus nilai yaitu nilai sangat optimistik,
optimistik, pesimistik

 Untuk keadaan baik, digunakan nilai


optimistik s/d sangat optimistik
 Untuk keadaan sedang, digunakan nilai
pesimistik s/d optimistik
Tabel Koef Teknis Kelahiran
Ternak Rataan Sangat Optim Pesi
Angka Optimist istik mistik
kelahian ik (%) (%) (%)
bersih (%)
Sapi Bali 70 90 70 50
Sapi PO 55 65 55 45
Sapi Madura 60 70 60 50
Kerbau 50 70 50 30
Kambing 120 140 120 100
Domba 120 140 120 100
Babi (ekor) 7 9 7 5
Koef. Teknis Usaha Ternak Bibit
Untuk menyusun proyeksi kelahiran, penjualan dan
sisa ternak di akhir masa proyeksi ternak bibit,
diperlukan koefisien teknis sbb:
 Umur awal induk dan jantan, untuk menentukan
pada tahun berapa di afkir.
 Umur pasar betina bibit dan jantan muda / bibit
untuk menentukan penjualan setiap tahun.
 Sex ratio, yaitu jumlah anak jantan berbanding
jumlah anak betina, untuk menentukan jumlah
jantan dan betina pada setiap kelahiran yang
direncanakan.
 Net Calf Crop, yang ditentukan berdasarkan
kondisi lingkungan pada lokasi yang
direncanakan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai