0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
291 tayangan25 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang satuan ternak (ST) yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dan jumlah makanan ternak. ST awalnya hanya untuk ternak ruminansia untuk mengetahui daya tampung padang rumput, namun kini juga digunakan untuk ternak lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan ST untuk berbagai jenis ternak serta contoh perhitungan daya dukung padang r
Dokumen tersebut membahas tentang satuan ternak (ST) yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dan jumlah makanan ternak. ST awalnya hanya untuk ternak ruminansia untuk mengetahui daya tampung padang rumput, namun kini juga digunakan untuk ternak lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan ST untuk berbagai jenis ternak serta contoh perhitungan daya dukung padang r
Dokumen tersebut membahas tentang satuan ternak (ST) yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dan jumlah makanan ternak. ST awalnya hanya untuk ternak ruminansia untuk mengetahui daya tampung padang rumput, namun kini juga digunakan untuk ternak lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan perhitungan ST untuk berbagai jenis ternak serta contoh perhitungan daya dukung padang r
berat badan ternak dan Jumlah makanan ternak yang dimakan • Mula2 hanya untuk ternak ruminansia yaitu mengetahui daya tampung padang rumput terhadap jumlah ternak yang dapat di pelihara. • Kini pada ternak yang lainnya juga Ternak ruminansia • Sapi dewasa 1 ekor >2 thn, mengkonsumsi hijauan ±35 kg /hari • Ternak muda umur 1 - 2 thn mengkonsumsi hijauan 17,5 kg/hari • pedet makan hijauan 7,59 kg
• Satu ekor sapi dewasa = 1 satuan ternak (1 ST)
• Satu ekor sapi muda = ½ satuan ternak (½ST) • Satu ekor anak sapi = ¼ satuan teranak (¼ ST) • Contoh Perhitungan • Pelihara sapi dewasa 1bulan = 30 ST • 30x35 kg rumput = 1050 kg • Bila 1tahun = 365 x 35 kg = 12.775kg • Maka 12.775kg = 1 ST/tahun
• Misal 1 ha padang rumut menghasilkan 25.550 kg/thn
• Maka daya tampung padang rumput tsb 25.550 : 12.775 kg = 2 ST atau untuk 2 ekor sapi dewasa • Soal : bila dipelihara 4 ekor sapi dewasa, apa akibatnya bila pakan yang tersedia 2 ST saja? Jadi 4 sapi dewasa = 4 ST Makanan hanya tersedia = 2 ST • Jadi rasio makanan ternak /ternak= ²/4 = ½, ternak menjadi kurus2 karena makanan yang diberikan tidak sesuai kebututan ternak. Penggolongan Daerah Berdasarkan Perbandingan Antara Makan Ternak Yang Tersedia Dengan Jumlah Ternak • STm (makanan) / STt (ternak)< 1 daerah yang ini kekurangan makanan ternak • Pada musim kemarau, badan ternak kurus2 • Ternak muda di jual ke daerah lain sebagai bibit / bakalan • Terlihat penggundulan padang rumput di musim kemarau • Umum terjadi pada daerah padat ternak • STm / STt = 1 daerah ini seimbang antara makanan dan jumlah ternak • Badan ternak terlihat sedang • Terdapat penjualan ternak jantan muda kedaerah lain sebagai bakalan • STm / STt >1 daerah ini memiliki kelebihan makanan ternak • Tubuh ternak terlihat gemuk2 • Daerah ini memasukkan ternak, terutama jantan muda untuk di gemukkan. PENGUNAAN SATUAN TERNAK 1. Menghitung daya tampung makanan ternak suatu padang rumput atau daya tampung sisa hasil usaha tani dari suatu areal tanah pertanian terhadap jumlah ternak 2. Perhitungan berbagai masukkan dan keluaran fisik sehingga biaya masukan dan penerimaan dapat pula di perhitungkan. • Masukan fisik yaitu rumput, hijauan, dan makanan ternak lainya, luas kandang, luas padang rumput, jumlah air minum, obat, perkiraan ternak dan tenaga buruh • Out put fisik yaitu jumlah pupuk kandang, jumlah berat badan dan tenaga kerja ternak, estimasi harga ternak PADANG RUMPUT • Padang rumput luas 5 ha, hasil rumput 52 ton setahun • 1 hari ST perlu 35kg sehari dan 1 thn 365 x 35 = 12.775 kg • Daya tampung padang rumput tsbt : 52.000x12.775= 4,07 ST pertahun, 4 ekor sapi dewasa sama seperti 4 ekor kerbau dewasa , bila kambing dan domba 29 ekor ternak dewasa. Sisa hasil usaha tani • Sisa hasil tanaman pangan yaitu makanan ternak yang baik • Per ha tanaman pangan dapat mendukung jumlah satuan ternak sbb: Petani memiliki ½ ha dengan pola tanam setahun 1. Padi + jagung + ubi jalar daya dukung = 2,7 ST 2. Padi + ubi jalar + kacang tanah daya dukung = 1,6 ST Pola 1. dapat dipelihara 5 sapi muda / 19 kambing & domba Pola 2. dapat dipelihara 3 sapi muda / 11 kambing & domba Luas kandang • Secara umum satu ST memerlukan luas kandang 2x1,5 = 3m² • Contoh perhitungan : berapa luas kandang untuk 5 ekor sapi induk + 1 jantan + 5 dara + 6 jantan muda + 10 pedet 5 induk sapi = 5 ST 1 jantan = 1 ST 5 dara = 2,5 ST 6 jantan muda = 3 ST 10 pedet = 2,5 ST jumlah = 14 ST = 14X3m² = 42m² 1 ekor kambing dewasa = 0,14 ST, maka pada luas kandang 3m² = 1 ST dapat ditampung = 1 : 0,14 = 7 ekor kambing. HASIL PUPUK KANDANG • Satu ST menghasilkan pupuk kandang sebanyak 4 ton pertahun • Umumnya sebagian besar (90%) pupuk digunakan sendiri • Bila jumlah ternak 2 induk sapi, dan 2 pedet, berapakah penerimaan pupuk kandang setahun? jika harga pupuk kandang = Rp 5.000/kg Perhitungan : 2 induk = 2 ST = 2x 4 ton = 8 ton 2 pedet = ½ ST= ½ x 4 ton = 2 ton jumlah = 10 ton penjualan 10% = ¹/₁₀x10 ton = 1ton = 1000x Rp 5000 = Rp 5.000.000 Penerimaan dari pupuk selama 1 tahun ESTIMASI HARGA TERNAK • Tinggi rendahnya harga ternak herhubungan degan berat badan • Harga ternak ruminansia dapat di estimasikan sesuai dengan satuaan ternak. • 1 ST berharga Rp. 10.000.000 satu induk sapi dewasa dan harga satu betina muda (12thn) = ½ ST dapat di estimasikan ½ x 10.000.000 = Rp.5.000.000 • Satu kambing dewasa = 0,14 ST 0,14x Rp 10.000.000 = 1.400.000 • Mengetahui harga sapi kemudian mengestimasikan harga domba / kambing di daerah yang sama disebut ESTIMASI SILANG • ESTIMASI SILANG tidak berlaku antara sapi dan babi karena lingkungan teknis dan pasar berbeda. • Estimasi harga ini penting didalam menyusun arus kas untuk menghitung keuntungan, setelah akhir tahun masa proyeksi produksi masih ada sisa ternak yang disebut “STOCK ON HAND” perlu di estimasikan harga nya menjadi “VALUE ON HAND”atau NILAI SISA KOMPONEN TERNAK. Biaya pengobatan • Estimasi biaya pengobatan berhubungan dengan besar kecilnya dosis obat • Ternak dewasa dosisnya lebih besar dari pada ternak muda atau anak • Satu jenis pengobatan pada ternak dewasa (1ST) bernilai Rp 40.000 sedangkan ternak muda (½ST) dapat diestimasikan = ½xRp 40.000 = Rp20.000, • Dengan mengetahui pengobatan perternak dewasa serta proyeksi kelahiran ternak dapat di perkirakan biaya pengobatan setiap tahun • Untuk mengetahui harga obat yang lengkap menghubungi dinas peternakan Tenaga kerja • Sistem pemeliharaan ternak intensif di pulau Jawa dibutuhkan 0,7 jam/hari/2ekor sapi dewasa • Sistem extensif di Sulawesi Selatan dibutuhkan 0,3jam /hari/2ekor sapi dewasa • 1 HK (Hari Kerja) = 8 jam kerja perhari • Pada pemeliharaan intensif ternak lebih banyak berada dikandang • Pada pemelharaan extensif ternak lebih banyak di gembalakan Biaya Breeding • Biaya breeding diperhitungkan dari jumlah ST induk • Bila ada program IB maka digunakan ukuran Service/ Conception (S/C) setempat ,S/C berapa di IB sampai bunting • Pada umumnya S/C = 2 biaya breeding setiap ST induk = 2 x 25.000 = 50.000 (bila setiap suntik Rp 25.000) Menghitung Potensi Daerah • Para pemimpin bank, pengusaha dan instansi pemerintah, sering di hadapkan dengan suatu pertanyaan , apakah di desa, kecamatan, kabupaten, provinsi masih terdapat potensi pengembangan ternak? melalui penanaman modal • Diperlukan 2 analisa yaitu Analisa Pemasaran & Analisa Teknis Produksi. • Bila pemasaran tidak menjadi masalah -> maka potensi produksi banyak tergantung dari daya dukung makanan ternak->makanan ternak harus terdapat berlebihan • Data utama yang di butuhkan adalah Populasi Ternak dalam golongan umur dan Jumlah Luas Tanaman pangan + Luas Padang Rumput • Populasi ternak dan makanan ternak dikonversikan kedalam satuan ternak populasi (STt) dan satuan ternak makanan (STm) dan Rasio STm/STt harus lebih dari 1 atau STm/STt > 1 • Contoh : daya dukung hasil pertanian dan rumput di seluruh Propinsi Jawa Tengah, serta karesidenannyadisertai satu kabupaten yang rasio makanan berimbang dengan ternak. • Terlihat dari tabel rasio yang ada di Jawa Tengah masih dapat di kembangkan ternak ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing dan domba. • Terlihat ada 1 kabupaten yang berada pada standar seimbang antara populasi ternak dan makanan ternak yaitu STm/STt = 1 pada tahun 1978 • Pada umumnya populasi ternak dan luas tanaman padang berl-ubah-ubah setiap tahunnya • Populasi berubah karena adanya kelahiran, kelebihan pemotongan, penjualan kedaerah lain dan pemasukan dari daerah lain • Luas l tanaman berubah karena perluasan areal atau pengurangan areal dikarenakan akibat kekeringan. • Faktor perubahan perlu diperhitungkan didalam menentukan rasio populasi ternak dan makanan di daerah yang sebagian besar makanan ternak berasal dari sisa hasil pertaniaan KOEFISIEN TEKNIS (KT) • Sistem pengukuran memerlukan patokan2 tertentu untuk menghitung suatu besaran yang bersifat linier, luas bidang, besaran volume, jumlah berat di perlukan angka Standar yang memasuki kaidah kaidah yang sudah di tentukan, yang di pilih disebut KT (Koefisien Teknis) • KT dapat berbentuk persentase, ukuran linier(m, cm), ukuran berat (kg, ton), ukuran volume (cc, liter), ukuran luas (m²,ha), ukuran waktu (jam, hari, minggu, bulan, tahun), • Nilai KT adalah rasio sumber daya (FeedMilk Rasio, GainFeed Rasio) di dalam menghitung produksi sangat diperlukan. Fungsi KT 1. Angka yang digunakan untuk memproyeksikan populasi dan produksi (in put dan out put) 2. Merupakan suatu asumsi berdasarkan pertimbangan faktor lingkungan dan teknologi disuatu lokasi Pengelompokan Semua Jenis Koefisiensi Teknis Dalam Bidang Peternakan 1. KT yang berhubungan dengan masukan , misal nya ST dari Tingkat Penggunaan Sumber Daya untuk masukan 2. KT yang berhubungan dengan Reproduksi, misal Angka kelahiran, S/C pada kawin suntik 3. KT yang berhubungan dengan produksi, misal PBBH , Produksi susu rata2 perhari perekor. 4. KT yang berhubungan dengan rasio sumber daya, misal sex rasio, feed -gain ratio, bull cow ratio 5. KT yang berhubungan dengan Sifat Teknis Non Biologis, misal: umur mesin, pemakaian bahan bakar, depresiasi tahunan bangunan Net Calf Crop Sapi • Yaitu angka kelahiran sapi setelah dikurangi persentase kematian, bila 100% artinya setiap induk sapi akan melahirkan 1 anak setiap tahun • Bila tidak ada kelahiran, tidak ada pejantan atau IB, makanan kurang, ada penyakit, ada betina atau jantan yang majir net calf crop = 0% • Net calf crop = 100% sangat optimistik sedangkan net calf crop = 0% sangat pesimistik • Untuk perhitungan proyeksi kelahiran bersih dalam merencanakan dalam arus kas tunai suatu usaha peternakan, maka KT dibagi 6 gugus nilai yaitu: nilai sangat optimistik, optimistik tinggi, optimistik, pesimistik tinggi, pesimistik rendah dan sangat pesimistik • Sebagai pedoman penggunaan KT perlu mengetahui kondisi lingkungan (bibit, makanan, perkawinan dan penyakit) yang dinilai dalam 3 keadaan yaitu baik, sedang dan kurang • Keadaan baik di gunakan nilai Optimistik sampai dengan Optimistik tinggi • Keadaan sedang digunakan nilai pesimistik tinggi s/d optimistik • Keadaan kurnang di gunakan nilai pesimistik rendah s/d pesimistik • Nilai sangat optimistik digunakan pada penerapan teknologi tinggi pada usaha yang sudah maju. • Di samping KT untuk calf crop, terdapat juga jenis KT sex rasio, umur awal, umur pasar. KT usaha ternak bibit • Untuk menyusun proyeksi kelahiran, penjualan dan sisa ternak diakhir proyeksi ternak bibit, di perlukan KT sbb 1. Umur awal induk dan jantan, untuk menentukan pada tahun berapa di afkir 2. Umur pasar betina bibit dan jantan muda/ bibit untuk menentukan penjualan setiap tahun 3. Sex rasio adalah jumlah anak jantan berbanding dengan jumlah anak betina -> untuk menentukan jumlah jantan dan betina pada setiap kelahiran yang direncanakan, pada umumnya secara alamiah peluang jantan dan betina adalah sama. 4. Net calf crop yang di tentukan berdasarkan kondisi lingkungan pada lokasi yang direncanakan. • Net kid crop untuk domba • Net lamb crop untuk kambing Syarat Ternak Bibit • Meliputi : 1. Umur, tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, dan berat badan 2. Untuk usaha ternak bibit murni dan unggul, diperlukan sejarah keturunan atau pedigree 3. Umur awal bibit sangat penting ditinjau dari segi pembiayaan 4. Bila pelihara ternak dibawah umur, harus dipelihara dulu -> memperlambat penjualan hasil pertama 5. Bila umur bibit telah tua-> tidak baik, sudah mengurangi jumlah anak secara keseluruh 6. Produksi ternak ditentukan oleh : ternak bibitnya, perkawinan yang tepat, makanan yang berkualitas, dan penjagaan kesehatan yang baik 7. Bila ke 4 faktor diatas sudah terpenuhi masih ada faktor penghambat lainya yaitu lamanya masa bunting dan lamanya kering kandang. 8. Sebelum induk di afkir, dapat menghasilkan anak untuk sapi 8 ekor, kerbau 6 ekor, kambing dan domba 15 ekor. • 50 % kelahiran domba dan kambing kembar , angka- angka ini merupakan potensi penghasilan anak yang sangat optimistik • Kenyataan ada kematian pada anak, jadi angka kelahiran bersih sesudah dikurangi kematian itu lah yang perlu di gunakan dan disebut Koefisiensi Teknis (KT) • Umur bibit sapi perah yang terbaik 1,5 -2 thn • Ternak betina digunakan untuk bibit dan penghasil susu • Ternak jantan disamping untuk bibit,sebagai pejantan juga dapat digunakan untuk penggemukan • Bangsa sapi FH jantan memperlihatkan PBBH (pertambahan berat badan harian) yang cukup baik dan potensi sapi FH jantan setelah ada IB baik untuk penggemukan • KT khusus untuk sapi perah adalah yang menyangkut produksi susu yaitu 1. Produksi susu rata2 perhari 2. Masa laktasi 3. Penggunaan hasil susu untuk pembesaran anak sapi dan perkiraan susu yang rusak 4. Umur induk