Anda di halaman 1dari 15

CARA BETERNAK KAMBING YANG BAIK DAN BENAR

Ternak kambing produksi optimal


BAHAN
Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan
ALAT
Tempat pakan/minum
PEDOMAN TEKNIS
Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan
etawa
(PE)
Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan
calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype
baik.
Calon induk
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan
reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan
kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.
Calon pejantan
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri
tetap),
keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.
Pakan
Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan
pakan
tambahan (konsentrat).
Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak,
tepung
ikan ditambah mineral dan vitamin.
Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun
nangka, dsb.
Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau
10 15 % berat badan (dasar bahan segar)
Pemberian pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan
baru
melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.

Kandang
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m
untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m,
sedang
anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat
1
1/2 2 X tinggi ternak.
Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan
dari
parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan
dimandikan.
TERNAK KAMBING
PENDAHULUAN
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha
sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik
daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional
telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi
semi
intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 150 gram
per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing,
yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.

BIBIT
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk
pedaging,
atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah
untuk
produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat,
tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
Ciri untuk calon induk:
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh
besar,
tapi tidak terlalu gemuk.
Jinak dan sorot matanya ramah.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah
rata.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
Ciri untuk calon pejantan :
Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi,
dada
lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
Kaki lurus dan kuat.
Dari keturunan kembar.
Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.

MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan

yang
diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna,
tidak
beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua
macam
makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal
dari
kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan
kambing,
berikan juga air minum 1,5 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium
secukupnya.
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang
sering
dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak
0,5 1
kg/ekor/hari.

TATA LAKSANA

Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak
5
meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya
dikawinkan
pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 60 kg.
Lama birahi 24 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 21 hari.
Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering
dikibaskan,
sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.

Ratio jantan dan betina = 1 : 10


Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
Masa bunting 144 156 hari (. 5 bulan).
Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat 2 bulan.
Pengendalian Penyakit
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang
baik,
makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies),
kembung
perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
Pasca Panen
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi
ternak,
baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual
pada
saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 1,5 tahun), dan
diusahakan
agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga
daging eceran.

CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING


Pengeluaran
Bibit
Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,Total Rp. 1.450.000,Kandang Rp. 500.000,Makanan Rp. 200.000,Obat-obatan Rp. 100.000,Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,Pemasukan
Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor, jumlah kambing yang bisa
dijual setelah 1 tahun = 12 ekor. Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12
ekor
tersebut akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka setelah 2 tahun akan
dihasilkan pertambahan berat : 7 x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang
dapat
dijual (7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan daging =
232,75
kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan 70 karung x Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,Keuntungan

Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp. 4.197.500,Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000 == Rp. 2.250.000


Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp. 2.250.000 == Rp.
1.947.500,atau Rp. 81.145,- per bulan.

USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN


1. PILIHAN TEKNOLOGI USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Usaha ternak kambing penggemukan di Indonesia biasanya dilakukan petani ternak
kambing dengan cara sederhana. Pada umumnya petani ternak kambing dalam
melakukan usaha penggemukan dengan cara membeli cempe usia pasca sapih
yang berkelamin jantan yang beratnya 9-10 kg. Kemudian dipelihara dan
dibesarkan selama 7 sampai 10 bulan dan dijual sesudah mencapai berat badan 2030 kg.
Praktik-praktik usaha ternak kambing penggemukan di Indonesia memang belum
merupakan usaha yang teratur. Para petani ternak kambing dalam melakukan
penggemukan caranya masih bervariasi. Misalnya kambing sejak pukul 9.00 pagi
sampai pukul 16.00 sore dibiarkan merumput di lapangan penggembalaan dan sore
hari sepulang dari merumput diberi makanan penguat berupa campuran bekatul
dan ubi kayu yang diparut, dibuat bubur atau direndam air mendidih. Cara lainnya
adalah kambing dikandangkan terus-menerus, diberi hijauan pakan sebanyakbanyaknya dan diberi makanan penguat yang berkualitas.
Pada dasarnya usaha ternak kambing penggemukan dapat dilakukan dengan tiga
pilihan teknologi. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan petani ternak kambing di
daerahnya dan persediaan bahan makanan yang ada, serta musim. Ketiga pilihan
teknologi usaha ternak kambing penggemukan tersebut adalah:
a. Pasture fattening
Pasture fattening merupakan cara ternak kambing penggemukan yang dilakukan
dengan jalan menggembalakan di padang penggembalaan yang luas. Rumput
padang penggembalaan harus memiliki kualitas yang baik dan biasanya merupakan
rumput campuran dengan leguminosa (kacang-kacangan). Meskipun kambing yang
digemukkan tidak diberi makanan penguat, zat-zat makanan yang diperoleh
kambing sudah cukup terpenuhi. Usaha ternak kambing penggemukan dengan cara
ini hanya dapat diakukan di daerah-daerah yang mempunyai padang
penggembalaan yang luas dengan kualitas rumput yang baik.
Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing jantan yang sudah
berusia 5-6 bulan, karena pada usia tersebut fungsi rumennya sudah cukup
sempurna. Lama penggemukan biasanya sekitar 6-9 bulan.
b. Dry lot fattening
Dry lot fattening merupakan cara ternak kambing penggemukan yang dilakukan

dengan jalan pemberian makanan dengan mempergunakan makanan penguat dari


biji-bijian seperti jagung, kacang-kacangan dll. usaha ternak kambing dengan cara
ini dalam prakteknya di Indonesia sangat sulit diterapkan, sebab biaya makanan
penggemukan relatif mahal. Tetapi keuntungan yang diperoleh adalah kambing
yang digemukkan dengan makanan biji-bijian akan memiliki nilai karkas yang baik
dan berkualitas tinggi. Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing
usia pasca sapih usia 3 bulan; lamanya penggemukan sekitar 3-5 bulan.
c. Kombinasi Dry lot fattening dan Pasture fattening
Kombinasi dry lot dan pasture fattening merupakan cara ternak kambing
penggemukan yang dilakukan untuk peternakan kambing di lingkungan panas dan
lembab, seperti Indonesia. Selain sangat cocok diterapkan di Indonesia, cara ini
relatif lebih murah daripada cara dry lot fattening yang memerlukan biaya makanan
yang tinggi.
Kambing yang digemukkan dengan cara ini adalah kambing jantan berusia 5-6
bulan. Lama penggemukan biasanya sekitar 6-9 bulan.
2. KASTRASI DALAM USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Kambing jantan yang akan digemukkan sebaiknya dilakukan kastrasi lebih dahulu,
sehingga memungkinkan diperoleh nilai karkas daging yang kualitasnya baik dan
pertambahan berat kambing lebih optimal.
a. Kastrasi tertutup
Kastrasi tertutup adalah kastrasi yang dilakukan dengan cara mengikat saluran
yang menuju testes, sehingga sel-sel jantan mati karena tidak memperoleh zat-zat
makanan. Hal ini dapat pula dilakukan dengan jalan memberikan zat kimia yang
dapat mematikan sel-sel jantan atau betina dengan jalan injeksi.
Pelaksanaan kastrasi tertutup:
Dengan menggunakan obat-obatan atau preparat hormon tertentu yang biasanya
berbentuk tablet kecil. Dengan alat khusus, preparat hormon ini dimasukkan di
bawah kulit kambing yang dikastrasi. Cara ini umumnya kurang disenangi, karena
biayanya terlalu mahal, sehingga kurang ekonomis.
Dengan dijepit atau diikat dengan gelang karet (elastrator). Tujuannya adalah agar
pembuluh darah dan saluran sperma menjadi tertutup. Dengan cara ini testes
menjadi tidak aktif dan lama-kelamaan akan mati karena adanya penyumbatan
pembuluh darah dan testes tidak memperoleh suplai darah lagi.
Cara kerja alat ini, antara lain:
Testes secara perlahan-lahan diputuskan oleh kekuatan penjepit suatu cincin karet.
Cincin karet yang digunakan untuk kastrasi dapat dibeli di toko yang menjual
peralatan peternakan.
Alat untuk memasang cincin karet dinamakan tang penguak atau elastrator, yaitu
untuk menguak cincin karet yang lubangnya kecil untuk dapat melewati buah zakar
(testes) dengan menempatkan cincin pada pangkalnya.
Cara pemasangan:
Bersihkan dahulu pangkal scrontum dengan alkohol atau diolesi dengan jodium
tinctur.

Pasang elastrator pada tang penguak, dan kuaklah elastrator itu.


Kemudian masukkan gelang karet yang telah dikuakkan tadi sampai pada pangkal
scrontum.
Setelah sampai pada pangkal scrontum cincin karet ini dilepaskan agar menjepit
secara perlahan-lahan pada pangkal scrontum sampai putus sendiri.
Scrontum yang terjepit akan terikat erat oleh gelang karet dan mengering lepas
dalam waktu 2-3 minggu.
Cara ini adalah cara yang paling mudah dipraktikkan oleh petani-ternak, selain
aman dan sangat populer diterapkan untuk kastrasi kambing usia cempe. Kambing
yang dikastrasi dengan gelang karet tidak akan mengalami gangguan. Ia tetap
segar, nafsu makan baik dan tidak merasa adanya gelang karet yang dipasang pada
scrontumnya.
Menggunakan tang Burdizo dengan cara sebagai berikut:
Tarik kedua testes sampai pangkalnya kelihatan agak panjang; beri alkohol atau
jodium tinctur.
Temukan kedua saluran dari kedua testes dan jepit satu demi satu. Penjepitan
sekaligus adakalanya dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Penjepitan dilakukan kuat-kuat sampai tang berbunyi "krek", kemudian penjepit itu
didiamkan beberapa menit hingga scrontum terasa agak dingin, warnanya kebirubiruan. Setelah itu penjepit dilepaskan.
Kadang-kadang penjepit ini tidak tepat atau tidak sempuma, sehingga hasil kastrasi
kurang memuaskan. Jika terjadi hal tersebut, maka perlu diulang.
Kastrasi dengan tang burdizo lebih sempurna hasilnya jika dilakukan pada kambing
yang telah dewasa. Setelah kastrasi dilakukan dengan baik, maka testes makin
lama makin mengecil dan hilang di dalam kantong testes. Dengan cara demikian
sifat kejantanan menjadi hilang. Tetapi jika testes makin besar, bahkan bertambah
besar, berarti kastrasi itu gagal.
b. Kastrasi terbuka
Kastrasi terbuka adalah kastrasi yang dilakukan dengan pembedahan untuk
mengeluarkan testes yang kemudian dipotong.
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan kastrasi terbuka adalah pisau, scapel
atau silet, spiritus atau alkohol, kapas, pinset, gunting, jarum, benang, ember, air
sabun, alat suntik.
Selain peralatan, juga diperlukan obat-obatan saat melakukan kastrasi terbua,
diantaranya adalah obat antibiotika, tepung sulfanilamide, yodium atau obat merah,
Pelaksanaan kastrasi
Dalam pelaksanaan kastrasi harus dibantu oleh seorang rekan untuk memegangi
kedua kaki belakang dan depan yang kuat dalam posisi menghadap ke atas.
Kantong buah pelir dicuci bersih, bagian yang akan diiris diolesi alkohol. Jika
memungkinkan dapat dilakukan pembiusan lokal agar kambing tenang dan tidak
merasa sakit.
Pengirisan dilakukan dengan mengiris scrontum, tepat pada tempat testes berada.
Pengirisan sebaiknya dilakukan satu per satu, yang sebelah kiri atau sebelah kanan
dahulu. Irisan jangan terlalu panjang, tetapi sekedar cukup untuk mengeluarkan
testes saja.

Setelah scrontum terbuka, testes dikeluarkan, pembuluh darah dan saluran sperma
yang menuju ke testes diikat dengan benang agar tidak terjadi perdarahan yang
berlebihan. Kemudian dilakukan pemotongan tepat di bawah bagian yang diikat
dengan benang untuk memisahkan testes dari scrontum.
Selanjutnya dilakukan penjahitan pada scrontum yang diiris tadi yang sebelumnya
diolesi obat antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kemudian dilakukan untuk mengeluarkan testes yang sebelah lagi, dengan urutan
pekerjaan seperti pengeluaran testes yang pertama.
Setelah operasi pada kedua belah scrontum itu selesai, luka bekas jahitan diolesi
dengan vaselin untuk menghindari agar tidak ada kerumunan lalat.
Operasi ini merupakan cara kastrasi paling efektif, karena kedua testes kambing
yang dikastrasi langsung diambil. Dengan cara demikian tidak ada kemungkinan
kambing akan memproduksi sperma. Untuk melakukan kastrasi cara ini
memerlukan keahlian khusus. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati dapat
menyebabkan infeksi yang mengakibatkan kematian kambing yang dikastrasi.
3. KONSENTRAT TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Konsentrat atau makanan pada usaha ternak kambing penggemukan sangat
mendukung untuk mempercepat pertambahan berat badan, selain pemberian
makanan yang berupa hijauan pakan.
Untuk kambing dewasa yang digemukkan, rata-rata membutuhkan hijauan pakan
10 kg dan makanan penguat 0,5-1,0 kg. Makanan penguat diberikan dalam bentuk
bubur atau diaduk dengan air panas dan diberikan pada pagi atau sore hari.
Untuk kambing yang digemukkan secara semi intensif atau digembalakan,
sebaiknya makanan penguat diberikan sekali dalam jumlah 0,50 kg/ekor per hari.
Sedangkan untuk kambing yang digemukkan intensif atau dikandangkan, hijauan
pakan yang diberikan tidak terbatas dan makanan penguat diberikan adalah 1
kg/ekor per hari. Pemberian dilakukan 2 kali dengan jatah 0,5 kg pada pagi dan sore
hari.
4. EKSTRAK HIPOFISA UNTUK USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Kelenjar hipofisa merupakan suatu kelenjar endokrin yang sangat penting untuk
setiap fungsi tubuh, terutama sebagai cumber hormon yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ternak.
Kelenjar hipofisa mengatur hampir seluruh mekanisme biologis yang terdapat
dalam tubuh dan mekanisme yang dapat menyelamatkan keturunan spesies
makhluk hidup. Karena fungsinya yang sangat vital bagi tubuh, maka kelenjar
hipofisa ini terletak sangat terlindung.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa yang utama dan paling bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan adalah Somatotropic hormone (STH). Hormon ini
sangat esensial dalam setiap fungsi tubuh, karena dapat merangsang sel-sel
tertentu untuk berfungsi.
Pada ternak sapi, STH merupakan hormon hipofisa yang paling kompleks karena
mempunyai 396 asam amino di dalam struktur rantai cabangnya. STH pada semua

spesies mamalia terdiri atas polipeptida dengan berat molekul 21.500 dan memiliki
konsentrasi 5-15 mg per kelenjar.
Hormon tersebut, dapat digunakan pada ternak melalui penyuntikan dalam bentuk
ekstrak hipofisa. Ekstrak hipofisa sapi telah banyak digunakan pada ternak
percobaan dan telah memberikan hasil yang positif.
Penggunaan ekstrak hipofisa sapi untuk memacu pertumbuhan ternak memiliki
hasil yang lebih baik daripada penggunaan hormon sintetis. Selain harganya relatif
murah, penggunaan ekstrak hipofisa sapi jarang menimbulkan dampak negatif. Hal
ini disebabkan oleh sifat biologis hormon hipofisa yang berbeda dengan hormon
hipofisa sintetis. Ekstrak hipofisa sapi sangat potensial, apalagi di Indonesia cukup
banyak Rumah Potong Hewan (RPH).
a. Proses pembuatan Ekstrak Hipofisa
Untuk membuat ekstrak hipofisa sapi diperlukan alat-alat pembantu, seperti:
tabung reaksi, pinset, gelas ukur, skalpel, centrifuge, beaker glass, spuit 1 ml, 3 ml,
dan 5m1, juga termos es, alkohol, serta kapas. Sedangkan bahan yang diperlukan
adalah: hipofisa sapi yang segar dan aquadest yang steril.
Sistematik pembuatan ekstrak hipofisa, antara lain:
Hipofisa segar yang baru diperoleh dari sapi dewasa secepatnya dimasukkan dalam
termos yang berisis es.
Kelenjar hipofisa sapi segera dihancurkan dan dilarutkan dengan 10 ml aquadest
steril.
Larutan kelenjar hipofisa sapi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm
selama 10 menit sehingga berbentuk endapan putih.
Cairan bening di atas endapan putih adalah supermetan atau ekstrak hipofisa yang
dimaksud.
b. Penyuntikan ekstrak hipofisa
Untuk kambing jantan yang digemukkan, penyuntikan ekstrak hipofisa diberikan
dengan dosis 3 ml/ekor. Adapun keuntungan yang diperoleh:
Meningkatkan rataan pertambahan berah badan.
Konsumsi makanan dan efisiensi penggunaan makanan.
Ekstrak hipofisa untuk tujuan penggemukan kambing sangat besar manfaatnya.
Ekstrak hipofisa sapi mengandung hormon pertumbuhan yang berperan dalam
memacu metabolisme protein, lemak, karbohidrat dan proses pertumbuhan tulang
yang membutuhkan suplai bahan makanan yang lebih tinggi.
Hormon pertumbuhan (STH) juga dapat meningkatkan laju sintesis protein dalam
tubuh ternak serta menurunkan kecepatan penggunaan karbohidrat untuk energi.
Peningkatan kecepatan sintesis protein ini akan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan makanan.

Teknik Budidaya Domba / Kambing

Peternakan kambing dan domba Potong di Indonesia sebagian besar masih


berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal
ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat
setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli
masyarakat. Kebutuhan daging selama ini belum mencukupi permintaan,
400.000 ton/tahun, sehingga masih mengandalkan impor daging. PT. Natural
Nusantara dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya
menbantu budidaya kambing dan domba potong dengan sasaran
peningkatan kualitas dan kuantitas daging.
Jenis-jenis kambing dan domba potong
1. Kambing kacang

Cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan
tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung
meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau
belang hitam-putih.
2. Kambing Peranakan Etawa (PE)
Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu,
tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama
setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas
melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke
bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat,
memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak
(jantan), di bagian bawah ekor (betina)
3. Domba Ekor Gemuk

Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke
ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna
putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan

4. Domba Ekor Tipis

Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna
putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).
Penggemukan
Penggemukan kambing/Domba adalah pemeliharaan kambing/domba
dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan barata badannya melalui
pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan)
Pemilihan bibit
Bibit bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :

Umur antara 8 bulan 1 tahun


Ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis
punggung dan pinggang lurus

Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi

Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta

Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih

Tata Laksana Pemeliharaan


A. Perkandangan
Pada umumnya tipe kandang pada ternak Kado adalah berbentuk panggung,
konstruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat
kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat menghindari
kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar
penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 2 m. Bak pakan dapat
ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan domba
berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya
karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. Untuk Domba, dasar
bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba
merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu
yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air
kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kado tidak
terpelosok/terjepit.
Ukuran Kandang :

Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),


Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor

Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor

Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2 anak

Dasar kolong kandang digali sedalam 20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50


cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak
penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk
kandang. Jagalah selalu kebersihan kandang.
B. Pakan
Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput,
legum(daun lamtoro dan turi, dll) atau aneka hijauan (daun singkong (protein
cukup tinggi), daun nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka
hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu 2-3
jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun yang ada dalam
hijauan tersebut.
Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat /konsentrat.
Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon
(dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan
sumbangan yang cukup lumayan untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan
setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40%
ampas tahu dan 20% ketela pohon.
Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan,
karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang
berbeda dengan hijauan. Jumlah pemberian konsentrat sekitar 1
kg/ekor/hari.

Contoh Pola Pemberian Pakan


Paka
n

Waktu

Hijauan

Konsentrat

Pagi

(Pukul
08.00)

Rumput,
Legume

Bekatul, ampas tahu, ampas


singkong

Sore

(Pukul
15.00)

Rumput,
Legume

Bekatul, ampas tahu, ampas


singkong

Catatan: Pemberian konsentrat disarankan diberikan saat kambing atau


domba sudah banyak mengkonsumsi hijauan, tetapi belum terlihat kenyang.
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan
pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada
hijauan dan konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi
ternak. Sehingga tujuan atau target dari budidaya ternak yaitu memiliki
ternak dengan pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai
pakan pelengkap maka PT. Natural Nusantara mengeluarkan suplemen

khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK. Produk ini
menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan
fisiologis tubuh Kambing/Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang
dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK mengandung berbagai nutrisi yang
dibutuhkan ternak, yaitu :

Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin


dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan
organ tubuh.
Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis
tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh
kambing/domba dari serangan penyakit.
Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai
penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk
memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.

Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau


komboran pakan konsentrat. Ketiga produk NASA tersebut masing-masing
satu botol dicampurkan menjadi satu larutan dahulu sebagai larutan induk.
Dosis pemakaian : 10 cc atau 1 tutup botol campuran ketiga produk NASA
tersebut diberikan perekor/hari.
Keunggulan dan Manfaat dari Penggunaan produk NASA pada penggemukan
kambing domba adalah :

Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau


sintetik
Merupakan pakan tambahan yang berperan sebagai sumber protein,
mineral dan vitamin.
Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Meningkatkan nafsu makan

Mempercepat adaptasi kambing/domba terhadap pakan, pada saat


pertama kali masuk kandang.

Mengurangi kestresan pada kambing/domba, baik pada saat masuk


kandang pertama kali, setelah kambing-domba divaksinasi atau saat
kambing-domba dalam proses pengobatan

Mempercepat pertumbuhan kambing/domba

Mengurangi bau kotoran

Meningkatkan kesehatan kambing/domba

Meningkatkan kualitas daging kambing/domba dengan warna lebih


merah, padat dan rendah lemak.

C.Tata laksana Reproduksi


Tata laksana reproduksi meliputi :
- Dengan pengelolaan yang baik kambing/domba dapat melahirkan 7 bulan
sekali.
- Perkawinan kembali setelah melahirkan 1bulan kemudian.
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 4 bulan.
- Umur dewasa kelamin 8 10 bulan
- Siklus birahi 17 21 hari
- Lama birahi 24 40 jam, bila birahi pagi maka sore atau esok harinya harus
dikawinkan
- Masa kebuntingan : 5 bulan.
D. Pengendalian Penyakit
Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Kado adalah
melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa
langkah pencegahan adalah sebagai berikut :

Lahan yang digunakan untuk memelihara Kado harus bebas dari


penyakit menular.
Kandang Kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila
digunakan kandang bekas kado yang telah terserang penyakit,
kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan
beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas kado sehat cukup
dicuci dengan air biasa.

Kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan ke kandang karantina


dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa
penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun
karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan
konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Kado dapat
juga dimandikan larutan Asuntol berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.

Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan
air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan
perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan
menghisap darak ternak.

Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk


mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kado adalah: 1) Penyakit


parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut,
Busuk Kuku); 3) Penyakit Virus (Orf); 4) Penyakit lain (Keracunan sianida,
Kembung Perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit
adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan
lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada
ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui
jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai