Kandang
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m
untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m,
sedang
anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat
1
1/2 2 X tinggi ternak.
Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan
dari
parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan
dimandikan.
TERNAK KAMBING
PENDAHULUAN
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha
sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik
daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional
telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi
semi
intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 150 gram
per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing,
yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.
BIBIT
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk
pedaging,
atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah
untuk
produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat,
tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
Ciri untuk calon induk:
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh
besar,
tapi tidak terlalu gemuk.
Jinak dan sorot matanya ramah.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah
rata.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
Ciri untuk calon pejantan :
Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi,
dada
lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
Kaki lurus dan kuat.
Dari keturunan kembar.
Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan
yang
diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna,
tidak
beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua
macam
makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal
dari
kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan
kambing,
berikan juga air minum 1,5 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium
secukupnya.
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang
sering
dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak
0,5 1
kg/ekor/hari.
TATA LAKSANA
Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak
5
meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya
dikawinkan
pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 60 kg.
Lama birahi 24 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 21 hari.
Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering
dikibaskan,
sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.
Setelah scrontum terbuka, testes dikeluarkan, pembuluh darah dan saluran sperma
yang menuju ke testes diikat dengan benang agar tidak terjadi perdarahan yang
berlebihan. Kemudian dilakukan pemotongan tepat di bawah bagian yang diikat
dengan benang untuk memisahkan testes dari scrontum.
Selanjutnya dilakukan penjahitan pada scrontum yang diiris tadi yang sebelumnya
diolesi obat antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kemudian dilakukan untuk mengeluarkan testes yang sebelah lagi, dengan urutan
pekerjaan seperti pengeluaran testes yang pertama.
Setelah operasi pada kedua belah scrontum itu selesai, luka bekas jahitan diolesi
dengan vaselin untuk menghindari agar tidak ada kerumunan lalat.
Operasi ini merupakan cara kastrasi paling efektif, karena kedua testes kambing
yang dikastrasi langsung diambil. Dengan cara demikian tidak ada kemungkinan
kambing akan memproduksi sperma. Untuk melakukan kastrasi cara ini
memerlukan keahlian khusus. Jika tidak dilakukan dengan hati-hati dapat
menyebabkan infeksi yang mengakibatkan kematian kambing yang dikastrasi.
3. KONSENTRAT TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Konsentrat atau makanan pada usaha ternak kambing penggemukan sangat
mendukung untuk mempercepat pertambahan berat badan, selain pemberian
makanan yang berupa hijauan pakan.
Untuk kambing dewasa yang digemukkan, rata-rata membutuhkan hijauan pakan
10 kg dan makanan penguat 0,5-1,0 kg. Makanan penguat diberikan dalam bentuk
bubur atau diaduk dengan air panas dan diberikan pada pagi atau sore hari.
Untuk kambing yang digemukkan secara semi intensif atau digembalakan,
sebaiknya makanan penguat diberikan sekali dalam jumlah 0,50 kg/ekor per hari.
Sedangkan untuk kambing yang digemukkan intensif atau dikandangkan, hijauan
pakan yang diberikan tidak terbatas dan makanan penguat diberikan adalah 1
kg/ekor per hari. Pemberian dilakukan 2 kali dengan jatah 0,5 kg pada pagi dan sore
hari.
4. EKSTRAK HIPOFISA UNTUK USAHA TERNAK KAMBING PENGGEMUKAN
Kelenjar hipofisa merupakan suatu kelenjar endokrin yang sangat penting untuk
setiap fungsi tubuh, terutama sebagai cumber hormon yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ternak.
Kelenjar hipofisa mengatur hampir seluruh mekanisme biologis yang terdapat
dalam tubuh dan mekanisme yang dapat menyelamatkan keturunan spesies
makhluk hidup. Karena fungsinya yang sangat vital bagi tubuh, maka kelenjar
hipofisa ini terletak sangat terlindung.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa yang utama dan paling bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan adalah Somatotropic hormone (STH). Hormon ini
sangat esensial dalam setiap fungsi tubuh, karena dapat merangsang sel-sel
tertentu untuk berfungsi.
Pada ternak sapi, STH merupakan hormon hipofisa yang paling kompleks karena
mempunyai 396 asam amino di dalam struktur rantai cabangnya. STH pada semua
spesies mamalia terdiri atas polipeptida dengan berat molekul 21.500 dan memiliki
konsentrasi 5-15 mg per kelenjar.
Hormon tersebut, dapat digunakan pada ternak melalui penyuntikan dalam bentuk
ekstrak hipofisa. Ekstrak hipofisa sapi telah banyak digunakan pada ternak
percobaan dan telah memberikan hasil yang positif.
Penggunaan ekstrak hipofisa sapi untuk memacu pertumbuhan ternak memiliki
hasil yang lebih baik daripada penggunaan hormon sintetis. Selain harganya relatif
murah, penggunaan ekstrak hipofisa sapi jarang menimbulkan dampak negatif. Hal
ini disebabkan oleh sifat biologis hormon hipofisa yang berbeda dengan hormon
hipofisa sintetis. Ekstrak hipofisa sapi sangat potensial, apalagi di Indonesia cukup
banyak Rumah Potong Hewan (RPH).
a. Proses pembuatan Ekstrak Hipofisa
Untuk membuat ekstrak hipofisa sapi diperlukan alat-alat pembantu, seperti:
tabung reaksi, pinset, gelas ukur, skalpel, centrifuge, beaker glass, spuit 1 ml, 3 ml,
dan 5m1, juga termos es, alkohol, serta kapas. Sedangkan bahan yang diperlukan
adalah: hipofisa sapi yang segar dan aquadest yang steril.
Sistematik pembuatan ekstrak hipofisa, antara lain:
Hipofisa segar yang baru diperoleh dari sapi dewasa secepatnya dimasukkan dalam
termos yang berisis es.
Kelenjar hipofisa sapi segera dihancurkan dan dilarutkan dengan 10 ml aquadest
steril.
Larutan kelenjar hipofisa sapi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm
selama 10 menit sehingga berbentuk endapan putih.
Cairan bening di atas endapan putih adalah supermetan atau ekstrak hipofisa yang
dimaksud.
b. Penyuntikan ekstrak hipofisa
Untuk kambing jantan yang digemukkan, penyuntikan ekstrak hipofisa diberikan
dengan dosis 3 ml/ekor. Adapun keuntungan yang diperoleh:
Meningkatkan rataan pertambahan berah badan.
Konsumsi makanan dan efisiensi penggunaan makanan.
Ekstrak hipofisa untuk tujuan penggemukan kambing sangat besar manfaatnya.
Ekstrak hipofisa sapi mengandung hormon pertumbuhan yang berperan dalam
memacu metabolisme protein, lemak, karbohidrat dan proses pertumbuhan tulang
yang membutuhkan suplai bahan makanan yang lebih tinggi.
Hormon pertumbuhan (STH) juga dapat meningkatkan laju sintesis protein dalam
tubuh ternak serta menurunkan kecepatan penggunaan karbohidrat untuk energi.
Peningkatan kecepatan sintesis protein ini akan mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan makanan.
Cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan
tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung
meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau
belang hitam-putih.
2. Kambing Peranakan Etawa (PE)
Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu,
tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama
setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas
melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke
bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat,
memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak
(jantan), di bagian bawah ekor (betina)
3. Domba Ekor Gemuk
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke
ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna
putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna
putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).
Penggemukan
Penggemukan kambing/Domba adalah pemeliharaan kambing/domba
dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan barata badannya melalui
pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan)
Pemilihan bibit
Bibit bakalan yang baik untuk pengggemukan adalah sebagai berikut :
Waktu
Hijauan
Konsentrat
Pagi
(Pukul
08.00)
Rumput,
Legume
Sore
(Pukul
15.00)
Rumput,
Legume
khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK. Produk ini
menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan
fisiologis tubuh Kambing/Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang
dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK mengandung berbagai nutrisi yang
dibutuhkan ternak, yaitu :
Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan
air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan
perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan
menghisap darak ternak.