Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Pemeliharaan

Induk dan Pedet Yang


Baru Lahir
Kelompok 6
Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen
Pedet Sapi Potong Indukan Sapi Potong
Pedet merupakan ternak replacement
stock. Pemberian suplemen di pedet
prasapih pada awal laktasi diharapkan
akan dapat mengendalikan penyebab
Produktivitas sapi potong dipengaruhi oleh
terjadinya penurunan kemampuan induk
genetik, pakan yang dikonsumsi dan
dalam mencukupi kebutuhan nutrien untuk
manajemen. Indukan sapi potong adalah
pedetnya. Pedet harus mendapatkan
sapi betina bukan bibit yang memiliki
perhatian khusus dari para peternak,
organ reproduksi normal, sehat, dan dapat
mengingat tingkat kematian dan daya
digunakan sebagai induk untuk
tahan tubuhnya terhadap penyakit
perkembangbiakan.
01
Pembahasan
Manajemen
Pemeliharaan Induk
Sapi Potong
.Manajemen pemeliharaan indukan
sapi potong memiliki beberapa
sistem,diantaranya yaitu pemeliharaan
secara Intensif, pemeliharaan secara
Semi Intensif dan sistem
Pastura/Ekstensif
Pemeliharaan Induk
A.Pemeliharaan Induk/Calon Induk Sapi Potong(Sistem
Pastura/Ekstensif)
1) induk dan calon induk ditempatkan pada satu
B.Pemeliharaan Induk Sapi Potong (Sistem
paddock;
2) diberikan pakan dan vitamin/mineral tambahan; Intensif/Semi Intensif)
3) perkawinan dilakukan dengan cara kawin alam 1) ditempatkan dalam kandang tersendiri
dengan cara memasukan pejantan yang telah diberi berdasarkan kelompok umur dan rumpun
penanda perkawinan dengan perbandingan pejantan 2) pemberian pakan sesuai dengan standar
dan betina 1:15-20; 3) dikawinkan pada birahi ke dua dengan umur
4) pejantan ditempatkan di dalam paddock kelompok
dan berat badan yang memenuhi syarat untuk
betina selama 3 bulan dan identitas pejantan dicatat;
5) pengawasan dan pemeriksaan kebuntingan dikawinkan sesuai rumpunnya
dilakukan untuk memisahkan ternak yang menunjukan 4) perkawinan dianjurkan dengan cara
kebuntingan dan mengeluarkannya pada paddock inseminasi buatan (IB) atau dapat pula
terpisah; dilakukan kawin alam, serta pencatatan kode
6) induk yang tidak bunting setelah 2 kali masa semen dan pejantan yang digunakan harus
pemeriksaan kebuntingan dipisahkan untuk
dilakukan
mendapatkan penanganan gangguan reproduksi;
7) induk yang tidak bunting setelah 3 kali masa 5) apabila perkawinan IB dua kali gagal,
pemeriksaan kebuntingan dilakukan pengafkiran untuk dianjurkan kawin alam.
dijadikan ternak potong.
Pemeliharaan Induk Bunting B.Pemeliharaan Induk Bunting (Sistem
Intensif/Semi Intensif)
A. Pemeliharaan Induk Bunting (Sistem
Pastura/Ekstensif) 1) sapi yang sedang bunting harus dipisahkan
1) sapi bunting ditempatkan pada paddock terpisah, dari sapi lainnya;
diberi pakan dan vitamin/mineral tambahan 2) untuk memudahkan pemeliharaan dan
2) pengawasan dilakukan untuk penanganan sapi perawatan, induk bunting dikelompokkan dalam
dengan memperlihatkan tanda-tanda akan melahirkan tiga fase yakni:
3) penanganan kelahiran
a) bunting muda (1-5 bulan) diberikan pakan
a. apabila terlihat gejala kesulitan beranak, segera yang memenuhi kebutuhan nutrisi;
minta bantuan kepada petugas tenaga medis; b) bunting tua (>5-8 bulan) kuantitas dan
kualitas pakan sesuai kebutuhan dan
b. dilakukan pencatatan induk: kondisi, jenis partus, penambahan energi di dalam pakan;
tanggal melahirkan, dan status kelahiran c) menjelang beranak (>8 bulan) kuantitas dan
kualitas pakan sesuai kebutuhan campuran
c. dilakukan pencatatan anak: tanggal lahir, berat lahir,
tinggi pundak (gumba), panjang badan, lingkar dada dari 2-3 kg konsentrat dengan 4-6 kg dedak
dan silsilah. padi/ jagung (1 kg kulit kopi dan hijauan segar
atau jerami padi kering), induk dimasukkan ke
dalam kandang melahirkan yang kering dan
terang serta exercise harus dilakukan.
Manajemen
Pemeliharaan Pedet
Baru Lahir
Perawatan/Pemeliharaan Pedet Pada Saat Kelahiran
1) Bersihkan lendir dari mulut, lubang hidung dan bagian lainnya,
agar pedet dapat bernafas dengan baik;
2) Tali pusar dipotong 10 cm dari pangkal talinya dan diberi
antiseptik;
3) Dilakukan pemantauan kondisi pedet apabila lebih kurang tiga
puluh menit sesudah lahir pedet belum dapat berjalan dan menyusu,
maka harus dibantu;
4) Apabila induk tidak dapat menyusui maka pedet diberi susu dari
induk yang lain atau susu pengganti;
5) Pedet diberi air susu (kolostrum) dalam minggu pertama;
6) Tempat pedet berbaring harus diberi alas yang bersih dan
hangat;
7) Dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi pundak
(gumba), lingkar dada, panjang badan, setelah pedet mampu berdiri
sendiri (dalam waktu 24 jam setelah lahir) dan pemberian identitas;
8) Pedet dibiarkan bersama induk sampai pedet disapih kira-kira
sampai umur 205 hari.
Manajemen Pemberian
Kolostrum, Susu, dan
Pakan Awal
A. Manajemen Pemberian Kolostrum 1-4 Hari Pasca Kelahiran

• Segera bersihkan ambing dan puting induk pasca beranak dengan menggunakan air
hangat.
• Diusahakan pedet segera dapat menyusu pada induknya atau induk dan pedet jangan
dipisah terlebih duhulu, agar pedet dapat langsung menyusu pada induknya. Selain itu
dengan menyusu, akan merangsang sekresi oksitosin yang menggertak pergerakan
uterus, sehingga kotoran yang ada dalam uterus induk setelah melahirkan dapat
dibersihkan.
• Bila pedet tidak dapat menyusu pada induknya, sebaiknya dilakukan pemerahan susu
kolostrum dari induk sebanyak mungkin; selanjutnya dapat diberikan pada pedetnya.
• Pemberian kembali susu kolostrum selama 24 jam dengan interval pemberian antara dua
sampai tiga kali sehari dengan jumlah sekitar 1 liter per pemberian yang diambil dari
susu kolestrum induknya; yang warna susunya putih kekuningan.
• Kapasitas normal pedet yang baru lahir adalah 1 liter, dengan demikian kolostrum tidak
dapat diberikan secara sekaligus, perlu dilakukan beberapa kali dalam sehari.
• Untuk hari-hari berikutnya, selama tiga hari berikutnya, berikan kolostrum 4 – 6 liter/hari
dalam tiga kali pemberian (1.5 – 2 liter /pemberian).
• Kualitas kolostrum menentukan konsumsi antibodi pedet dalam darahnya, bila kurang
memadai peluang hidup 30 % dan bila baik dapat menjadi 95 %.
B.  Manajemen Pemberian Susu 1 – 12 Minggu

• Pemberian susu pasca kolostrum dapat dimulai sejak pedet berumur tiga sampai dengan
empat hari.
• Pemberiannya perlu dibatasi berkisar 8 – 10 % bobot badan pedet; sebagai contoh pada
pedet yang memiliki bobot badan 50 kg, dapat diberikan air susu dengen jumlah
pemberian 4 – 5 liter/ekor/hari.
• Pemberian susu diberikan secara bertahap, dengen interval pemberian dua hingga tiga kali
per hari.
• Jumlah air susu yang diberikan akan terus meningkat sampai umur pedet berumur 28
minggu; dengan disesuaikan bobot badan sapinya. Selanjutnya secara beransur interval
pemberian susu dikurangi, yaitu mulai dua kali, sejali hingga dilakukan penyapihan
pedet.
• Hindarkan pemberian susu secara berlebihan dan berganti-ganti waktu secara mendadak.
Over feeding akan memperlambat penyapihan dan akan mengurangi konsumsi bahan
kering dan akan mengakibatkan diare.
• Menghindari pemberian air susu yang mengandung darah dari induk, karena pedet bisa
terkena infeksi; yang bisa menyebabkan menaikkan suhu tubuh pedet
Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula

Pemberian pakan dapat dimulai sejak pedet dua hingga tiga, yaitu fase
pengenalan. Pedet dilatih memakan konsentrat dengan menempelkan
konsentrat pada mulut pedet. Pengenalan dan pemberian konsentrat perlu
dilakukan sedini mungkin karena pada umur 2,5-3 bulan rumen dan
reticulum pedet sudah sudah berkembang yang volumenya mencapai 70%.
Sebaliknya volume abomasum dan omasum menyusut kecil mencapai 30%
dari seluruh lambung . Setelah pedet bekembang menjadi dewasa volume
rumen menjadi 80%, reticulum 5%, omasum 8% dan abomasum 7%.
(AAK, 1995).
D. Manajemen Pemberian Pakan Hijauan

• Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk


diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut
sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil
dalam memasok zat makanan.
• Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur dua hingga tiga
minggu. Berikan rumput yang berkualitas baik dan bertekstur halus.
• Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum
bisa memanfaatkan asam yang banyak terdapat dalam silase.
• Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Sistem Penyapihan
Pedet

Waktu penyapihan biasanya didasarkan


pada umur, bobot badan, pertambahan
bobot badan dan banyaknya konsumsi
pakan. Berdasarkan beberapa parameter
tersebut di atas, maka dikenal beberpa pola
penyapihan pada sapi pedet
A. Penyapihan Umur 8-12 Minggu (2-3 bulan)
1.   Penyapihan Bebas 3. Penyapihan Pedet Model Grati (Penyapihan
Penyapihan bebas dilakukan dengan cara Standar)
menyapih pedet pada umur antara 2-3 bulan
pasca beranak dengan interval waktu
menysu ke induknya secara bebas selama 24 Penyapihan pedet Model Grati merupakan
jam tanpa dibatasi. penghentian pemberian air susu induk yang
2.   Penyapihan Terbatas distandarisasikan pada umur 205 hari (sekitar
7 bulan). Pada saat pedet berumur 205 hari,
Pedet setelah dilahirkan akan dikumpulkan dengan
produksi susu induk sapi sudah sangat terbatas
induknya selama 24 jam hingga umur pedet
sehingga pada kisaran waktu tersebut pedet
mencapai 12 minggu (84 hari); selanjutnya
disapih oleh induknya secara alami.
dilakukan pembatasan menyusu pedet hingga umur
24 minggu (168 hari) dengan interval menyusu
terhadap induknya sebanyak 3 – 4 kali sehari.
Setelah 168 hari dilakukan penyapian pedet pada
umur lebih dari 168 hari. Pedet yang digunakan
berasal dari induk PO yang baru beranak (maksimal
10 hari post partus).

Anda mungkin juga menyukai