Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
2017
SILABUS/MATERI PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan
Definisi Bahan Pakan (BP) dan pembagian BP menurut asalnya
2. Fraksi dalam Pakan
a. Fraksi dalam BP menurut hasil analisis prokimat metode Weende
b. Fraksi dalam BP menurut hasil analisis serat metode Van Soest
3. KLasifikasi Bahan Pakan
a. Klasifikasi BP Secara Internasional.
b. Klasifikasi BP Secara Konvensional
c. Klasifikas BP konsentrat berdasarkan tingkat degradasi pakan dalam rumen
4. Anti Kualitas (anti nutrisi)
Anti kualitas dalam BP dan cara penangannya
5. Penetapan Nutrien Tercerna
a. Penetapan total digestible nutrients (TDN) Bahan Pakan
b. Cara Prediksi kandungan TDN Bahan Pakan
SILABUS/MATERI PEMBELAJARAN

6. Penetapan Energi Tercerna


Penetapan Energi tercerna (ET) dan prediksinya
7. Macam BP Sumber Energi
Kelebihan dan keku-rangannya sebagai BP, batas penggunaan dalam
ransum, dan kandungan nutrienya.
8. Macam BP Sumber Protein
Kelebihan dan keku-rangannya sebagai BP, batas penggunaan dalam ransum, dan
kandungan nutrienya.
9. Macam BP Sumber Vitamin dan Mineral
Kelebihan dan keku-rangannya, dan batas penggunaan dalam ransum.
10. Cara Formulasi Ransum, Vitamin, dan Trace Mineral
a. Dasar Formulasi Ransum
b. Ransum Non Ruminansia
c. Ransum Ruminansia
d. Formulasi Vitamin dan Mikro Mineral
PENDAHULUAN
• Bahan pakan (feed stuff) atau dulu disebut bahan makanan ternak
(feed) adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya, tanpa mengganggu kesehatan pemakannya
dan bermanfaat bagi ternak.
• Pakan (feed) : satu macam atau campuran lebih dari satu macam
bahan pakan yang diberikan kepada seekor ternak.
• Ransum (ration) : sejumlah pakan yang diberikan kepada seekor
ternak untuk masa 24 jam.
• Ransum seimbang (balans ration) : ransum yang diformulasi dibuat
sedemikian rupa sehingga bahan pakan yang digunakan dan nutrien
yang terkandung didalamnya baik jumlahdan proporsi memenuhi
persyaratan sesuai kondisi dan tujuan pemeliharaan ternak.
• Feed ingredient : semua bahan pakan yang digunakan untuk
menyusun ransum
PEMBAGIAN BAHAN PAKAN

Berdasarkan asalnya, bahan pakan dapat dibagi :


A.Berasal dari tanaman
1. Hijauan pakan (forages)
Dikenal dengan hijauan makanan ternak (HMT), berbentuk daun, batang,
ranting, bunga. HMT diberikan segar
a. Rumput
- Rumput lapangan (native grass)
- Rumput budidaya (kultur)
b. Leguminosa
- Pohon : lamtoro, turi, gamal/gliriside
- Merambat : centro, pueraria,calopo
c. Hijauan lain selain a, b : nangka, ketela pohon
2. Jerami (limbah hasil pertanian /roughage)
a. Sebangsa rumput : jerami padi, jagung, pucuk tebu
b. Sebangsa legume : kacang tanah, kacang panjang, kacang kedelai
c. Tanaman lain : daun ketela pohon, rambat, daun kentang
3. Bebijian
a. Berasal dan sebangsa rumput (cerelia) : jagung, sorghum, padi, gandum
b. Berasal dan leguminose : kc kedelai, kc tanah, kacang hijau
4. Umbi
Contoh : Ketela pohon, ketela rambat, kentang
5. Hasil sisa/ samping industri pertanian
a. Bungkil (bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, bungjkil
kacang, bungkil biji kapok
b. Bekatul (dedak halus) hasil pengilingan padi,jagung,sorghum, gandum
c. Onggok, (dari ketela pohon)
d. Tetes (molasess) dari pemrosesan tebu menjadi gula
B. Berasal dari hewan
Tepung daging, tepung daging tulang, tepung darah, susu, telur
C. Berasal dari ikan
Tepung ikan, tepung udang, tepung kepala udang
Berdasarkan kebiasaan bahan pakan dibagi :
1. Bahan pakan konvensional
• Asal tanaman : rumput dll
•Asal industri pertanian : bungkil, bekatul dll
•Asal hewan : tepung daging, tepung tulang
•Asal ikan : tepung ikan dll

2. Bahan pakan inkonvensional


•Industri kimia : urea, diamonium phospat,
biuret, diamonium
•Industri pertanian : bagasse (ampas tebu)
•Hewan : kotoran ternak (feses), isi
rumen
•Hasil fermentasi : single cell protein
Komposisi Kimia Bahan Pakan
Ada 2 sistem analisis kimia yang selalu dikerjakan dengan
tujuan mengetahui macam senyawa yang merupakan
penyusun pakan.
Kedua sistem tersebut adalah :
1. Sistem Analisis Proksimat (Weende)
2. Sistem Analisis Serat Deterjen (Van Soest)
ANALISIS PROKSIMAT
Untuk mengetahui komposisi susunan kimia dan kegunaannya suatu bahan
pakan dilakukan analisis kimia yang disebut : ANALISIS PROKSIMAT.
Dikembangkan oleh Henneberg dan Stokman tahun 1865 di Weende Experiment
Station Jerman.
Dengan cara mengolongkan komponen pada makanan yaitu :

1. Bahan kering (dry matter),


Diperoleh dengan memanaskan bahan pakan suhu 105 oC beberapa jam dalam
oven, semua air menguap, disebut juga kering mutlak, kering oven.
Bahan pakan segar dikeringkan suhu 55 oC disebut kering udara (dry weight)
Bahan pakan konsentrat berada pada kondisi ini disebut kondisi apa adanya
(as feed).
2. Abu atau ash
Abu atau mineral diperoleh dengan jalan membakar sempurna bahan
o
pakan pada suhu 550 C sampai semua bahan organic terbakar.
3. Lemak Kasar (LK) atau Ekstrak ether (EE)
Semua bahan organik yang larut dalam pelarut lemak termasuk lipida dan zat
yang tidak berlemak
4. Serat kasar (SK) atau Crude Fiber
Serat kasar adalah bahan organik yang tahan terhadap hidrolisis asam dan basa
lemah.
5. Protein kasar (PK) atau Crude Protein (CP)
Protein kasar diperoleh dari hasil penetapan N x 6,25 (protein rata-rata
mengandung N 16%). Protein merupakan kumpulan asam amino yang saling
diikatkan dengan ikatan peptida
6. Ekstrak Tanpa Nitrogen (ETN)
Diperoleh dengan menghitung dengan rumus :
100 – (SK + EE + PK + Abu)
ETN terdiri atas karbohidrat yang mudah larut terutama pati yang
kecernaannya tinggi.
Berdasarkan hasil analisis proksimat (Analisa Weende) terbagi dalam 7 komponen :
Zat Organik : Karbohidrat, lemak, protein, vitamin
Zat An Organik: Air, udara, mineral
Nutrien yang terdapat dalam hasil analisis proksimat adalah :
Fraksi Komponen
Air Air dan asam-asam yang menguap serta basa (kalau ada)
Abu Mineral esensial :
- Makro : garam (NaCl), Ca (kalsium), P (fosfor), Mg (magnesium)
K (potasium) dan S (sulfur) ---> 100 ppm dalam tubuh
- Mikro : Cu (copper), Fe (besi), I (yodium), Mn (mangan) Se
(selenium), Zn (seng) Co (cobalt) ---< 100 ppm dalam
tubuh
Mineral non esensial
Protein kasar Protein, asam amino, amine, nitrat, vitamin B, asam nukleat
Ekstrak ether Lemak, minyak, lilin, organik, pigmen, sterol, vitamian ADEK
Serat kasar Selulose, hemiselulose, lignin
Ekstrak tanpa N Selulose, hemiselulose, lignin, pati, gula fruktan, pektin, asam
organik, resin, tanin, pigmen, vitamin yang larut dalam air
SKEMATIS ANALISIS PROKSIMAT

Bahan Pakan

Bahan kering Air

Abu Bahan Organik

Tak mengandung N Mengandung N

Karbohidrat Lemak Protein NPN

Serat Kasar Ekstrak Tanpa Nitrogen


Analisis Serat Deterjen
(Van Soest)
• Bahan pakan asal tanaman yang berupa hijauan dibagi menjadi
2 kelompok yaitu
1) fraksi isi sel dan
2) fraksi dinding sel.
• Fraksi isi sel terdiri dari gula, pati, karbohidrat yang larut,
pektin, nitrogen non protein, protein, lipida, vitamin, mineral
yang larut dalam air. Disebut NDS (neutral detergen soluble)
atau ADS (Acid detergent soluble).
• Fraksi dinding sel terdiri dari selulose, hemiselulose, lignin,
silika dan N dinding sel. Fraksi ini tidak larut dalam detergent
netral sehingga sukar dicerna. Disebut juga NDF (neutral
detergent fiber atau neutral detergent insoluble)
SKEMATIS ANALISIS SERAT VAN SOEST

Bahan Pakan

Dicerna dengan detergent netral

NDS (Neutral detergent soluble)/ ADS NDF (Neutral detergent fiber)


Isi sel Dinding sell
Dicerna dengan detergent asam
ADF ADS
berisi lignoselulose berisi hemiselulose
Dicerna dengan acid detergent lignin
77% H2SO4
Soluble Acid insoluble
berisi selulose lignin

Bagian yang hilang


Lignin Abu
Komponen Fraksi Van
Fraksi kimia
proksimat Soest

Abu Detergent soluble ash

Ekstrak ether Trigliserida, pigmen, dll ISI SEL

Protein kasar Protein, NPN

Sugar, pati, pectin


Hubungan fraksi kimia dengan
komponen dalam analisis
Hemiselulose
proksimat dan analisis serat Van
Ekstrak tanpa
nitrogen (ETN) Soest, dalam bahan kering
OH - Soluble

Lignin DINDING SEL

OH - In Soluble
Serat Kasar ACID
Selulose DETERGE
NT FIBER

Abu Detergent insoluble ash


Klasifikasi Bahan Pakan
(Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia serta penggunaannya)

Kelas 1. Hijauan kering dan Jerami kering


Meliputi semua hijauan sengaja dipanen dikeringkan serta berbagai jerami yang sengaja
dipanen, mengandung serat kasar > 18%, dinding sel > 35%; contoh : hay rumput, hay
hijauan, hay legum, jerami padi kering, jerami jagung kering
Kelas 2. Hijauan segar
Meliputi berbagai hijauan dan tanaman biji-bijian yang khusus dipanen dan diberikan
kepada ternak dalam keadaan segar; contoh : rumput segar, hijauan, jagung segar
Kelas 3. Silase (silage)
Meliputi berbagai hijauan pakan yang telah dipotong-potong dan telah mengalami proses
fermentasi terkontrol, tidak termasuk potongan ikan, butir-butiran padi, jagung, biji-bijian
legum, umbi-umbian; contoh : silase rumput, silase hijauan jagung, silase hijauan legum
Kelas 4. Sumber energi
Meliputi bahan pakan mengandung serat kasar <18%, dinding sel < 35%, protein kasar <
20% dalam bahan kering, contoh : berbagai butiran sebangsa padi, berbagai dedak,
berbagai buah, berbagai umbi, minyak tanaman dan lemak hewan
Klasifikasi Bahan Pakan
(Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia serta penggunaannya)

Kelas 5. Sumber protein


Meliputi semua bahan pakan mengandung serat kasar < 18%, dinding sel < 35%,
protein kasar ≥ 20%, berasal dari tanaman dan hewan; contoh : tepung ikan, tepung
daging, berbagai bijian sebangsa legum, berbagai bungkil
Kelas 6. Mineral
Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan mineralnya, ada sebagai
sumber mineral makro dan mineral mikro, baik mengandung satu macam atau lebih.
Sumber mineral disebut juga konsentrat mineral, contoh : tepung tulang, tepung batu
kapur, garam dapur, dan berbagai sumber mineral lain
Kelas 7. Vitamin
Meliputi berbagai bahan pakan yang tinggi kandungan vitaminnya, termasuk preparat
vitamin, ada mengandung satu macam vitamin atau lebih. Sumber vitamin disebut
konsentrat vitamin, contoh : minyak ikan, tablet vit.B komplek, tablet vit. B1, tablet
vit. C, preparat vitamin
Kelas 8. Aditif pakan
Meliputi bahan pakan yang tidak berfungsi sebagai sumber nutrien atau non nutrien.
Penggunaannya dengan cara ditambahkan dalam pakan dalam jumlah sedikit
denhgan tujuan tertentu, misal untuk memacu pertumbuhan, memacu produksi,
memberi warna, memberi bau, bahn pengisi, contoh : antibiotika, obat-obatan, zat
pewarna, zat pemberi bau, bahan pengisi
Klasifikasi Bahan Pakan Secara Konvensional
1. Carbonaceus concentrates(protein rendah, energi tinggi) ; bebijian, ubi-ubian, hasil ikutan industri
pertanian
2. Proteinaceous concentrates (protein tinggi); asal tumbuhan, hasil ikutan industri pertanian, hewan dan
ikan
3. Proteinaceous roughages (protein tinggi); daun leguminosa
4. Carbonaceous roughages (protein rendah, energi rendah); jerami
5. Additive materials; Nutrien : vitaman, mineral dan Non Nutrien : antibiotik, hormon
Bahan Pakan konsentrat
1. Carbonaceus concentrates (pakan energi tinggi, bebijian dan hasil ikutannya), secara umum :
- berenergi tinggi, kandungan TDN atau net energi
- berserat rendah (< 18%)
- kualitas protein bervariasi ( < 20%)
- mineral P cukup, Ca rendah
- vitamin : vit. D rendah, B1, niacin tinggi, riboflavin, B12 dan pantotanic acid rendah, vit E cukup
2. Proteinaceous concentrates
- Kualitas protein bervariasi, ditentukan jumlah dan rasio asam amino
- Vitamin sangat berpengaruh pada non ruminansia karena sangat membutuhkan AA esensial
- Protein suplemen berasal dari tanaman (giji, legume, bungkil), hewan dan ikan
- Urea sebagai NPN pada ruminansia bukan sumber protein, tetapi sumber nitrogen. NPN dapat disintetis
menjadi protein oleh mikroorganisme rumen
3. Proteinaceous roughages
Pada umunya berupa legume  leguminose forages
Karakteristik :
• Dapat memproduksi pakan yang palatable dalam jumlah banyak per ha
• Kandungan protein > forages lain
• Protein kualitas tinggi
• Kandungan Ca dan P tinggi
• Vit A tinggi, Vit D dapat diperkaya dengan penjemuran
• Menaikkan kesuburan tanah
• Dapat dikombinasikan dengan rumput
4. Carbonaceous roughages
Yang termasuk bahan pakan ini adalah :
 Corn dan sorghum silages
 Sorghum pasture
 Corns cobs, corn stover
 Fodder
 Straw (jerami), tinggi SK, rendag kualitas
Bahan pakan berserat (roughages feedstuffs)
Karakteristik umum :
• Mengandung SK > 18%, energi rendah
• Kandungan protein bervariasi
• Diperlukan untuk pengisi rumen dan kerja normal rumen
• Kandungan Ca > konsentrat umumnya
• Kandungan protein dan vit. B < konsentrat umumnya
• Kandungan vit. Larut dalam lemak < konsentrat umumnya
• Palatable untuk ruminansia
• Penggunaan sangat terbatas pada babi dan beef finishing rations
• Dibutuhkan untuk menjaga lemak susu
• Kualitas atau kandungan nutrien sangat bervariasi tergantung umur panen
dan penyimpanan
5. Additive minerals
a. Nutrien : vitamin, mineral
b. Non nutrien : antibiotik, hormon
Berdasarkan tingkat kecepatan degradasi dalam rumen,
bahan pakan konsentrat dibedakan menjadi menjadi
empat, yaitu :
1. Konsentrat sumber energi terdegradasi lambat
2. Konsentrat sumber energi terdegradasi cepat
3. Konsentrat sumber protein terdegradasi lambat
4. Konsentrat sumber protein terdegradasi cepat
Anti Kualitas
Anti Kualitas atau Anti Nutrien adalah zat didalam bahan pakan yang dapat mengganggu
kesehatan ternak bahkan mematikan.
Anti Kualitas dibagi menjadi :
1. Zat glukosida
2. Zat alkaloid
3. Asam-asam
4. Asam amino
5. Protein
Zat Glukosida
• Peracun berupa glukosida mengandung HCN (asam prusi), disebut glukosida
cyanogenetik
• Contoh : - phaseolunatin, terdapat pada Phaseolus lunatus (koro)
- monocrotalin, pada crotalaria (orok-orok)
- dhurrin, pada sorghum (Cynodon)
- linamarin, pada ketela pohon
• Bila glukosida mengndung HCN dimakan  dalam usus dihidrolisis  ion CN lepas
masuk peredaran darah  masuk jaringan  menghambat pernafasan  sel syaraf
kekurangan Oksigen (kerja cytochromosidase untuk pernafasan terganggu)
Zat Alkaloida
Berupa :
a. Hypericin, pada Brachiaria brizantha, Medicagosativa (alfalfa)
b. Hepatoxin, pada Panicum
c. Solanine, pada kentang
Alkaloid  masuk tubuh ternak  dideposisikan di kulit  kulit meradang (nekrosa). Apabila kena
mata (kelopak) menjadi buta
Solanine pada tunas kentang, menurunkan nafsu makan, mengakibatkan haus, konstipasi, diare,
Solanine rusak bila direbus.
Asam – Asam
1. Asam phytat
- Terdapat pada kedelai mentah, cara menghilangkan dipanaskan 125 oC selama 1 jam
- Asam phytat + mineral  garam phytat yang sukar dicerna
- Pada non ruminansia sering kurang mineral P, Zn, Mn, Cu, karena terikat sebagai garam phytat
- Pada ruminansia ada mikrooerganisme penghasil enzym phytase yang mampu menghidrolisis
asam phytat
2. Asam oxalat
- Merupakan iritan penyebab distress
- Terdapat pada setaria muda, rumput raja muda, jerami padi
- Asam oxalat dengan + mineral  garam calsium oxalat yang sukar larut, ternak kekurang Ca,
dengan garam lain (Naoxalat dan Koxalat) mudah larut
- Kandungan asam oxalat dapat dikurangi dengan jalan dibuat silase
Asam Amino
 Asam amino esensial berupa mimosin (leucaenine/leucaenol) terdapat pada
lamtoro
 Konsentrasi mimosin dalam darah tinggi  mendesak kedudukan molekul
tyrosin  pembelahan sel terhambat (kematian) sel, terjadi kerontokan
bulu/rambut (alopaecia)
 Untuk penyembuhan alopaecia, pakan ditambahkan tyrosin, phenilalanine, ferro
sulfat
 Pada ruminansia karena pengaruh mikroorganisme rumen dapat menetralkan
efek mimosine menjadi tidak beracun.
 Cara mengurangi mimosine degan melayukan lamtoro atau dijemur pada sinar
matahari
Protein
o Biasanya terdapat dalam bahan pakan bentuk enzim. Contoh : urease dalam
kedelai mentah, thiaminase pada ikan mentah
o Enzim urease mempercepat penguraian urea, pemberian urea sebagai sumber
N jangan bersamaan dengan kedelai mentah
o Thiaminase akan merusak thiamine sehingga mengkonsumsi ikan mentah dapat
defisiensi thiamine
o Cara mengurangi anti kualitas berupa protein dengan direbus, protein akan
mengalami koagulasi
Penetapan Nutrien Tercerna
• Ternak perlu makan supaya dapat mencukupi kebutuhan tubuhnya, yaitu untuk :
pemeliharaan tubuh (maintenance) dan produksi
• Jumlah kebutuhan nutrien tergantung : berat badan, produksi dihasilkan, kadar lemak
susu, kondisi sapi.

Kebutuhan Nutrien
Kebutuhan nutrien dikategorikan sebagai berikut :
1. Energi
a. Total digestible nutriens (TDN)
b. Digestible energy (DE)
c. Metabolizable energy (ME)
d. Net energy (NE)
2. Protein
a. Protein kasar (PK)
b. Digestible protein (DP) atau protein tercerna
c. Asam amino (AA)
3. Vitamin
4. Mineral
Energi
 Energi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dan kegiatan
 Satuan energi : kalori.
 Kalori merupakan satuan untuk mengekspresikan energi.
 1 kalori adalah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan panas 1 gram air suhu 14,5
- 15,5 oC
 Satuan kalori : kilo kalori, mega kalori, joule, kjoule, mjoule
 1 kcal = 4.184 kjoule
Penetapan energi
1. Sistem TDN, jumlah energi tercerna, satuan kg atau %
2. Sistem energi, satuan kalori, kilo kalori, mega kaloroi

Penetapan TDN

TDN % : protein tercerna (PT) + serat kasar tercerna (SKT) + ekstrak tanpa nitrogen
tercerna (ETNT) + ekstrak ether (EET) x 2,25

Protein tercerna (PT) = Digestible protein (DP)


Serat kasar tercerna (SKT) = Digestible crude fiber (DCF)
Ekstrak tanpa nitogen tercerna (ETNT) = Digestible nitrogen free extracted
Digestible Ether extract = FE tercerna (EET) atau Lemak kasar tercerna
Perhitungan TDN :
- Komposisi kimia pakan (%)
- Komposisi kimia feses (%)
- Konsumsi pakan (kg)
- Feses yang keluar (kg)
Contoh perhitungan TDN :
Data diperoleh dari seekor sapi :
1. Konsumsi (feed intake) = FI = 6.000 g kering udara
2. Feses yang dikeluarkan = feses excreta (FE) = 6.250 g
3. Hasil analisis proksimat pakan dan feses

Fraksi Pakan Feses


BK 90 40
BO 92 84 Berapa TDN dan Energi
PK 10 10 tercerna ?
SK 2,5 45
ETN 54,8 25
FE 2,2 4

Energi (kcal/kg) 4.300 4.2000


TDN = PT + SKT + ETNT + (EET x 2,25)

Feed intake (BK) : 90% x 6.000 g = 5.400 g


Feses excreted (BK) : 40% x 6.250 g = 2.500 g
Protein intake : 10% x 5.400 g = 540 g
Protein excreted : 10% x 2.500 g = 250 g
Koef. Cerna protein : 540 – 250 x 100% = 53,7 %
540
Protein tercerna : 53,7% x 10% = 5,37%
Dengan perhitungan yang sama;
Serat kasar tercerna : 4,17%
ETN tercerna : 43,23%
EE tercerna : 0,35%
TDN = 5,37 + 4,17 + 43,23 + (0,35 x 2,25)
= 53, 55 %
Bahan Organik Tercerna

Bahan organik terdiri atas : PK, SK, ETN, dan EE, sehingga bahan organik
tercerna (BOT) terdiri atas PKT, SKT, ETNT, EET

BOT = Kecernaan BO x BO pakan


BO intake (BK) : 92% x 5.400 g = 4.968 g
BO excreted (BK) : 84% x 2.500 g = 2.100 g
KBO = kecernaan bahan organik = koefesien BO
= 4968 – 2100 x 100%
4968
= 57,73%
BOT = 57,73% x 92%
= 53,11%
TDN = 53,55% --------> TDN setara dengan BOT
Konversi Energi
TDN konversi ke DE (digestible energi)
DE (mcal/kg) = TDN% x 0,044409
Untuk Sapi/domba
DE (mcal/kg) = TDN% x 0,044409
Untuk kuda
DE (mcal/kg) = 0,03365 x TDN% x 0,172
Untuk babi
DE (mcal/kg) = TDN% x 44,09
Bahan Pakan dan Kandungan Nutrien
Bahan Pakan klas 4
(PK < 18%, SK < 18%, atau dinding sel < 35%)
• Terdiri atas :
a. biji-bijian
b. umbi-umbian
c. akar-akaran

A. Biji-bijian dan hasil ikutan penggilingan


------------------->
Komposisi Kimia (%)
Bahan Pakan Keterangan
BK PK SK EE ABU ETN TDN
Padi, dedak halus 87,1 13,8 6,56 14,1 4,5 68,7 84,2 beras : 50 - 60%
rice bran menir : 1 - 17%
sekam : 20 - 25%
dedak : 10 - 15%
bekatul : 3%
Gandum, dedak 87,1 16,5 6,6 3,6 4,5 68,7 84,2
white pollard
Jagung 85 9 3 5 2 80 nilai pakan tertinggi
zea mays protein jagung : zein
ikutan : dedak dan bekatul
Sorghum 85 11,1 2,3 3,4 2,2 80
Biji kapas 93 20 21 22 4,9 26 1 ton : 200 kg minyak,
gossypium 500 kg bekatul, 300 kg sekam
mengandung gossypol
Biji bunga matahari 91 12 19 13 9 40 untuk unggas
helianthus
Biji karet 70 18 1,9 52 2,6 25 tiap buah berisi 4 biji
hevea brasiliensis tiap pohon 800 buah (1,3 kg)
panen 2 x setahun
mengandung HCN
Umbi / akar

Komposisi Kimia (%)


Bahan Pakan Keterangan
BK PK SK EE ABU ETN TDN
Ketela rambat 40 5 2 1 3 88
Ipomoea batatas
mengandung HCN,
Singkong, cassava 30 2 2 0,5 4 85 linamarin
sisa pembuatan pati :
Manihot utilissima onggok
Kentang 24 12 3 0,6 5 80
solanum tuberosum
Tetes tebu, molasses 78 - 86 3,5 0,38 0,08 10,5 62,2 82 gula 77%
Bahan Pakan Klas 5 (Sumber Protein)
(PK > 20%, SK < 18% atau dinding sel < 35%)
Berdasarkan asalnya dibagi 2 :
1. Protein nabati, berasal dari tanaman :
a. Kacang-kacangan
b. Bungkil (hasil ikutan pabrik minyak tanaman)
2. Protein hewani

Kacang-kacangan
1. Kacang Kedelai (Glycine max)
- tertinggi nilainya, PK, asam amino esensial tinggi
- protein kedelai : glycinine, kandungan lycine dan trypthopan tinggi
- penyimpanan kedelai kadar air harus < 15%
- bila diberikan ke ternak harus dipecah/giling
- Mengandung : - Trypsin inhibitor --> mencegah aktivitas enzim trypsin
- Urease : enzim dapat melepaskan amonia dari urea
2. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
- tertinggi kadar lemak, jarang diberikan, mahal
Bungkil
• Hasil ikutan prosesing biji-bijian, setelah diambiul minyaknya
• PK lebih tinggi dari bahan asalnya
• Kualitas bungkil tergantung prosesing (banyak sedikitnya minyak yang
tertinggal), serta kemurnian asal
Konsentrat protein daun(leaf concentrate protein)
• Diperoleh dengan jalan menggiling daun, mengepres daun sampai keluar
airnya, didiamkan , terjadi penjendalan, keringkan dan giling
• Kandungan PK 40%, dapat disibtusi tepung ikan

Sumber Protein Hewani


• Digunakan sebagai pelengkap pakan monogastrik yang pakan basal bijian
• Menyeimbangkan asam amino (lysin, methione, trypsin) , vitam B12, Ca dan
P
• Untuk monogastrik, untuk ruminansia tidak perlu
• Harga mahal
Komposisi Kimia (%)
Bahan Pakan Keterangan
BK PK SK EE ABU ETN TDN
Kacang kedelai 88 38 8 16 5,8 32 tertinggi nilai, protein glycinine
- trypsin inhibitor, urease
Kacang tanah 92 33 1,8 48 2,6 15 tertinggi kadar lemak, mahal
Bungkil kacang tanah 84,3 40,1 8,3 12,5 6,2 32,9 ikutan pabrik kacang tanah
defisiensi lysine
Bungkil kedelai 84,8 46,7 7 5,2 7,4 33,7 hanya daerah tertentu
Untuk babi dimasak dulu,
lemak lembek > 10%
anti trypsin
mengandung hemoglutinin
Bungkil kelapa 89,2 20,8 17,3 13,9 5,1 43,9 mudah didapat
defisiensi lysine
1000 kelapa -> 180 kg kopra -> 110 kg
minyak -> 55 kg bungkil
kandungan minyak 1 - 22%
untuk sapi 1,5 - 2kg/hari
Bungkil kelapa sawit 89,6 19,7 25,8 10,6 4,8 39,1 dari pabrik kelapa sawit
ada 2: bungkil sawit berikut kernelnya
bungkil inti sawit
Bungkil biji kapok 83,9 32,6 39,2 6,7 8,3 22,2 mengandung cyclopropenoid
1 pohon kapok menghasilkan 500 buah
Biji wijen 93,5 42,4 6,5 13,5 12,8 24,8 protein tinggi, jarang diberikan
baik untuk sapi, daerah tertentu
Sumber Protein Hewani asal Ternak
1. Susu
- diberikan pada pedet belum disapih
- sumber protein, vtamin, mineral, laktosa
2. Tepung hewan
- berasal dari sisa pemotongan ternak di RPH
- terutama untuk unggas dan babi
3. Tepung daging
- bahan baku seperti tepung hewan, sisa daging
- sumber protein dan vit. B12
4. Tepung darah
- bahan baku dari RPH
- sumber protein, Ca dan P rendah, defisiensi isoleusin, arganin, methionin
- volume darah 7% dari berat badan
- pemakaian 2 – 3% dalam ransum
5. Tepung daging tulang
- dari ternak afkir (peternakan besar)
- apabila direbus, PK masih ada, bila dibakar tinggal mineral saja
Sumber Protein Hewani asal Ikan
1. Tepung ikan
- bahan baku dari ikan laut/tawar atau sisa-sinya
- kebanyakan untuk ransum unggas, tidak lebih 10%
- asam amino arginine, glycine, leucine, valine
2. Tepung udang
- berasal dari kepala dan kulit udang
- kepala udang 44% dari seekor udang
- kepala udang mengandung chitin yang tidak enzim pencernaan, namun dapat
dicerna oleh enzym chitinase yang diproduksi mikrobia rumen
Komposisi Kimia (%)
Bahan Pakan
BK PK SK EE ABU ETN TDN
Susu 12,0 29,2 25,0 5,8 40,0
Tepung daging 91,8 87,3 12,3 0,4
Tepung darah 90,0 93,5 1,8 4,7
Tepung ikan 84,6 74,8 0,67 10,2 14,2 0,2
Tepung udang 85,6 54,2 13,3 3,2 29,3
Bahan Pakan Klas 6
(Mineral)
Komponen an organik
Hanya dibutuhkan relatif sedikit dalam pakan, tapi sangat penting
Klasifikasi mineral
• Makro minersl  > 100 ppm dalam tubuh
Garam (NaCl), Ca (kalsium), P (posfor), Mg (magnesium), K (potasium) dan S
(sulfur)
• Mikro mineral (trace elemen)  < 100 ppm dalam tubuh
Cu (copper), Fe (besi), I (yodium), Mn (mangan), Se (selenium), Zn (seng), Co
(cobalt)
Kebutuhan mineral
• Dibutuhkan dalam jumlah tertentu (ada batasan maksimal dan minimal)
• Harus seimbang
Ca >>  P, Mg, Zn; Aluminium >>  P
Makro mineral
1. Garam (NaCl)
• Paling sering digunakan, palatable, meningkatkan konsumsi
• Terutama untuk laktasi dan berkeringat berlebihan
• Ruminansi dan kuda mebutuhkan 0,5 – 1% dalam ransum, atau ad lib
• Sebagai carrier : anti bolating, ethylenediamine dihydroiodine = EDDI
sumber yodium, pencegahan dan pengobatan foot root , phenotiazine
mengontrol cacing perut pada domba
2. Kalsium (Ca) dan Fospor (P)
• Untuk pertumbuhan tulang, laktasi dan produksi telur
• P sangat berperan dalam metabilisme sel; metabolisme karbohidrat dan
energi (ATP/adenosin tri phospate)
• Rasio optimal Ca : P = 2 : 1 sd 2 : 1
• Rasio P terhadap Ca yang tinggi  hyperparathyroidism
• Gejala defesiensi Ca dan P : tertnak mengkonsumsi kayu, abnormalita siklus
estrus, angka kebuntingan rendah, Cl tinggi
Sumber Ca dan P
Sumber % Ca %P % Mg
Calsium carbonat (limestone) 36
Dolomitie limestone (dolomite) 22 10
Oyster shell 35 0,3
Calcium sulphate (gypsum) 29
Boe meal, steamed 29 14 0,6
Dicalcium phosphate 25 - 28 18 - 21
Deflourinated rock phosphate 32 18
Diammonium phosphate 23,5
Phosphoric acid 31,6
Sodium phosphate, monobasic 22,4
Sodium tripolyphosphate 30,5

Dicalcium phospate
• Paling umum digunakan, berasal dari tulang
• Mengandung P 18 – 21% dan Ca 25 – 28%
Mikro mineral (trace mineral)
• Iron oxide  sebagai pewarna
• Fe  solubility rendah
• Cu  umum dalm bentuk sulfat
• Mn  ransum unggas, dalam bentuk oxide atau sulfat
• Co  dibituhkan mikroorganisme rumen
• Iodine  dalam bentuk garam yodium
• Zn  dalam bentuk oxide
Pakan Klas 7
(Vitamin)
Definisi :
• Senyawa organik, diperlukan dalam jumlah kecil, essensial untuk metabolisme
normal, jika tidak ada atau jumlahnya tidak mencukupi bisa megakibatkan
defisiensi, tidak dapat disentas oleh tubuh perlu dieatary esensial (kecuali vit D,
niacin dan C)
Jenis
1. Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
2. Vitamin yang larut dalam air (B kompleks, C)

Vitamin A (Retinol)
Fungsi : komponen pigmen visual (fungsi penglihatan), sintesis glycoprotein dan
mucopolysacararida, proliferasi dan difrensisai sel
Sumber : hijauan rumput, legume, jagung kuning, vit A sintetis (retinol acetat,
propional, palmitat
Defisensi : kebutaan, abnormalitas pertumbuhan tulang, imunitas turun,
pertumbuhan dan reproduksi buruk, kegagalann spermatogenesis dan
pertumbuhan fetus
Vitamin D
- Vitamin D2 (ergokalsiferol)  activated plant sterol
- Vitamin D2 (kolekalsiferol)  activated animal sterol
Sumber : hay, minyak hati ikan, banyak pada hijauan yang sudah mati, berlawanan dengan
vitamin A
Fungsi : regulasi absorbsi mineralisasi tulang
Vitamin E (tokoferol)
• Vitamin E dan Se berfungsi mencegah pemecahan membran sel oleh radikal bebas sebagai
antioksidan
• Defesiensi : distropy otot, necrosis hati (babi dan tikus)
• Dapat meningkatkan kualitas daging
• Memiliki efek immunologi pada unggas, babi
• Kurang responsif pada ruminansia
Vitamin K (phylloquinone)
Fungsi : blood clothing process  mengaktifkan prothrombin menjadi thrombin
Sumber : tumbuhan (K), Bakteri (K2), sintesits (K3)
Dapet disintesa oleh mikroba rujmen dan usus.
Vitaman B
Fungsi : cofaktor enzim dalam proses metabolisme energi
B kompleks  disintesa dalm rumen
DASAR-DASAR PENYUSUNAN RANSUM

Anda mungkin juga menyukai