Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RIENALDHY HIMAWAN

NIM : 15542310091

PRODI : PETERNAKAN

MATA KULIAH : ILMU HIJAUAN PAKAN TERNAK

1. Silase
Silase merupakan metode untuk pengawetan hijauan pakan ternak yang telah
digunakan secara luas melalui proses fermentasi secara alamaiah (Weinberg et al.,
2004; Chen and Weinberg, 2009). Silase berkualitas baik akan dihasilkan ketika
fermentasi didominasi oleh bakteri yang menghasilkan asam laktat, sedangkan aktivitas
bakteri clostridia rendah (Santoso et al., 2009). Prinsip pembuatan silase adalah
mempertahankan kondisi kedap udara dalam silo semaksimal mungkin. Kondisi kedap
udara dapat diupayakan dengan cara pemadatan bahan silase semaksimal mungkin dan
penambahan sumber karbohidrat fermentabel. Pembuatan silase dengan metode
pemadatan konvensional, pemadatan dan divacum, serta pemadatan dan penghampaan
dengan menggunakan gas CO2 tidak menunjukkan perbedaan terhadap kualitas silase,
tetapi penggunaan additif molases lebih baik dibanding penggunaan additif bakteri
asam laktat. Sedangkan pH pada hari ke 21 belum mencapai 4,2 dan cenderung yang
menggunakan bakteri asam laktat lebih tinggi dibanding molasses (Hidayat dan
Indrasanti, 2011). Penambahan katul maupun onggok sebanyak 20 % dari bobot batang
rumput gajah menghasilkan silase batang rumput gajah terbaik ditinjau dari kandungan
protein kasar dan serat kasarnya (Hidayat dan Suwarno, 2010).
Produksi rumput raja yang berlimpah dan bertekstur kasar pada musim hujan
dapat dimanfaatkan untuk musim kemarau melalui awetan hijauan segar (silase). Untuk
mempercepat kondisi hampa udara di dalam silo dapat ditambahkan sumber
karbohidrat fermentabel seperti tetes, katul maupun onggok. Kecepatan tercapainya
kondisi hampa udara dan terbentuknya asam laktat dalam silo sangat menentukan
kandungan gizi silase. Semakin banyak oksigen didalam silo, menyebabkan proses
respirasi semakin lama sehingga kandungan gizi semakin menurun.
Untuk memperoleh silase yang berkualitas dan proses fermentasi, berbagai
bahan additive telah digunakan. Bakteri asam laktat telah digunakan untuk
mempercepat penurunan pH menurunkan dan proteolisis (Kung et al., 2003).
Kombinasi pengkondisian anaerob dan keasaman akan menahan hijauan dari proliferasi
bakteri dan jamur serta meningkatkan palatabilitas yang disebabkan oleh produksi asam
laktat (Weinberg et al., 2003., Filya, 2003), juga meningkatkan kecernaan bahan kering,
bahan organik serta protein (Ando et al., 2006). Hasil kajian Hidayat dan Indrasanti
(2011) membuktikan bahwa penambahan molases dan bakteri asam laktat secara
terpisah pada pembuatan silase rumput gajah pada pengamatan hari ke 4, ke 7, ke 14
dan hari ke 21 masih menunjukkan penurunan pH dan pada pengamatan hari ke 21
belum terbentuk pH 4,2 – 4,5 artinya belum mampu mempercepat kondisi stabil. Tujuan
penelitian ini adalah mengkaji karakteristik dan kualitas silase rumput raja
menggunakan berbagai sumber dan tingkat penambahan karbohidrat fermentabel
sebagai additive pada proses silase yang diamati pada hari ke 14 dan 28.
2. Hay
Perkembangan ternak ruminansia seperti sapi potong, kerbau, kambing dan
domba sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani dan
swasembada daging tahun 2016. Kondisi saat ini lahan yang dapat digunakan sebagai
padang pengembalaan ternak semakin terbatas, hal ini akan berdampak pada
penyediaan hijauan pakan baik kualitas, kuntitas dan kontinutas. Rendahnya tingkat
produktivitas ternak antara lain disebabkan rendahnya kualitas bahan pakan.
Rendahnya nilai nutrisi bahan pakan tersebut ditunjukkan dengan rendahnya nilai
protein, tingginya kandungan serat kasar dan rendahnya nilai biologis bahan makanan
tersebut. Hal ini mengakibatkan tingkat produksi yang dicapai tidak sesuai dengan
potensi genetik yang dimiliki ternak tersebut, di sisi lain penambahan pakan tambahan
berupa konsentrat akan meningkatkan biaya produksi, sehingga kurang ekonomis.
Di sisi lain faktor iklim dan cuaca juga mempengaruhi produktivitas hijauan
pakan, pada musim hujan akan terjadi regrowth dari hijauan pakan sehingga produksi
berlimpah sedangkan pada musim kemarau atau pecaklik dimana persediaan air
semakin menurun maka produksi hijauan pakan juga berkurang.
Kekurangan hijauan pakan pada saat pecaklik dapat di atasi dengan penerapan
teknologi hay dan silase. Untuk daerah tropis aplikasi pembuatan hay sangat baik dan
menguntungkan karena pengeringan hijauan pakan dapat dilakukan secara alami
dengan menggunakan sinar matahari. Untuk mendapatkan bahan pakan yang murah,
mudah didapat, berkualitas serta tersedia secara berkesinambungan. Salah satu
alternatif yakni dengan membuat cubed hay yang berasal dari hijauan pakan yang
tumbuh disekitar pemukiman penduduk.
Hay adalah rumput yang dikeringkan atau dihilangkan kadar airnya hingga
tinggal 15-20%. Tentu saja yang digunakan adalah rumput sawah / lapangan yang
memiliki batang kecil dan mudah kering, yang terbaik saat rumput menjelang berbunga,
dimana kandungan gizi pakan masih tersimpan di dalam batang rumput. Pengeringan
dapat menggunakan alat atau menggunakan tenaga matahari, bila sudah menjadi hay,
pakan ternak ini dapat bertahan hingga 6 bulan hingga 2 tahun.
Hay sebagai hijauan pakan memiliki beberapa bentuk seperti; long hay, cubed
hay, baled hay, shredded hay. Cubed (cubing: kubus) merupakan modifikasi proses
pembentukan wafer di tahun 1950-an, yaitu hay yang masih panjang dichopper dengan
ukuran 1,5 inchi, lalu ditekan melalui die (cetakan) sehingga menghasilkan kubus-
kubus kecil yang berukuran permukaan 1,25 inchi dan panjang 2 -3 inchi. Ukuran
tersebut dipadatkan menjadi 30-32 lb/feet3 atau 13,5-14,4 kg/30 cm3.
Pemberian cubed hay dalam ransum sapi muda akan menurunkan digestible
energy (DE/W0,75) dengan meningkatnya proporsi konsentrat dalam dari 23% sampai
41% (Hironaka et al.1986). Keunggulan dari cubed hay menurut Coleman and
Lawrence (2000) adalah; mengurangi limbah pakan, kontrol konsumsi pakan, konsisten
dalam kandungan nutrisi, mengurangi debu, mudah dalam penanganan, mengurangi
tempat penyimpanan, mengurangi biaya transportasi dan mudah dalam
pengangkutan/transport.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Nur,.2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai
Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable. Fakultas Peternakan Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto

Syarifuddin, Hutman,.2014. APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA


MANDIRI PAKAN TERNAK. Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai