Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng.
Ir. Cuk Tri Noviandi, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Ir. Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM.
Dimas Hand Vidya Paradhipta, S.Pt., M.Sc., Ph.D.
Moh. Sofi’ul Anam, S.Pt., M.Sc.
ETN terutama terdiri dari: karbohidrat mudah larut terutama pati yang
kecernaannya tinggi.
Energi yang dihasilkan sekitar 3,75-4,75 kcal/g.
Karbohidrat mengandung energi rata-rata 4 kcal/g.
Penetapan BK (DM)
Rumput & hijauan lain (kondisi segar)
Preparasi sampel pada hijauan segar bertahap:
1. Pemanasan sampel pada temperatur 55oC, dihasilkan
KU atau DW
2. Pemanasan sub sampel pada temperatur 105oC
dihasilkan BK atau DM
• Konsentrat & hijauan kering (hay) (kondisi kering udara)
Preparasi sampel langsung pada temperatur 105oC
dihasilkan BK atau DM
• Contoh Penetapan BK/DM rumput segar
1. Berat sampel rumput 300 g, dipanaskan 55oC
berat tinggal 60 g, kehilangan berat 240 g, berupa?
➔ berat kering (DW %) (60:300) x 100%= 20%
➔ kadar air I (%) = (100 – 20)% = 80%
2. Sub sampel 2 g DW dipanaskan 105oC
berat tinggal 1,8 g, kehilangan berat 0,2 g, berupa?
Kadar air sub sampel (0,2 : 2) x 100% = 10%
DM dari DW = 100 – 10% = 90%
Penetapan DM rumput segar
Metode I
Kadar air II = 0,10 x 20% = 2%
Kadar air total = 80% (KA I) + 2% (KA II) = 82%
DM rumput segar (%) = (100 - 82 )% = 18%
Metode II
DW = 20%
Kadar air 2 (dari sub sampel 105oC) = 10%
➔ DM 2 = (100 - 10)% = 90%
DM rumput segar = 20% x 90/100 =18%
Contoh menghitung fraksi:
PK1/DM1 = PK2/DM2 = PK3/DM3
PK1 = Protein kasar /PK (% segar)
PK2 = PK (% Kering udara/KU)
PK3? = PK (% Dry matter/DM)
DM1 = DM kondisi segar,
air masih banyak sekali
DM2 = DM kondisi KU
masih ada air tetapi sedikit
DM3 = DM bebas air
PK2 (rumput kering udara) = 9%
PK2 = 9% ; DM2 = 90% ; DM3 = 100%
PK2/DM2= PK3/100
9/90 = PK3/100 ➔ PK3 = 900/90 = 10%
• PK1? (rumpur segar)
PK1/18 = 9/90 ➔ PK1 = 162/90 = 1,8%
PK1/18 = 10/100 ➔ PK1 = 180/100 = 1,8%
❑ PK1 (1,8%) < PK2 (9%) < PK3 (10%)
Penulisan Dalam Tabel
Bahan pakan BK PK SK EE
Dedak kasar 100 10 20 5
80 8 16 4
Rumput gajah 100 8 30 3
15 1,2 4,5 0,45
Tabel. Komposisi kimia bahan pakan (%BK)
Bahan pakan BK PK SK EE
Dedak kasar 80 10 20 5
Rumput gajah 15 8 30 3
Bahan pakan dikenal dalam tiga kondisi
Ekstrak ether Lemak, minyak, lilin, asam organik, pigmen, sterol, vitamin A, D, E,
dan K.
Serat kasar Selulosa, hemiselulosa, lignin
Ekstrak tanpa N Selulosa, hemiselulosa, lignin, pati, gula fruktan, pektin, asam
organik, resin, tanin, pigmen, vitamin yang larut dalam air
Skematik Hasil Analisis Proksimat
(Weende)
Bahan Pakan
h. Klas 8 : Additive
Bahan tambahan
Contoh : hormon, pewarna, pengharum ➔
obat-obatan, antibiotik
II. Secara Konvensional
Secara konvensional bahan pakan diklasifikasi
menjadi lima:
1. Carbonaceous concentrates (protein rendah,
energi tinggi).
Contoh: bebijian, ubi-ubian, dan
hasil ikutan industri pertanian
2. Proteinaceous concentrates (protein tinggi)
Contoh: asal tumbuhan, hasil ikutan industri
pertanian, hewan, dan ikan
3. Carbonaceous roughages (kandungan protein
rendah, kandungan energi rendah)
Contoh: jerami (straw), corn stover, corn stalk
4. Proteinaceous roughages (kandungan protein tinggi,
energi sedang)
Contoh: daun leguminosa, daun ketela pohon
5. Additive materials
Contoh: 1. Nutrien : Vitamin, mineral
2. Non nutrien : Antibiotik, hormon
Bahan Pakan Konsentrat
Karastreristik umum
1. Carbonaceous concentrate (pakan berenergi tinggi)
Secara umum:
berenergi tinggi (kandungan TDN atau NE nya)
berserat rendah ( < 18%)
Kualitas protein bervariasi, < 20%
mineralnya?, P cukup, tetapi Ca rendah
vitamin D rendah, vitamin E cukup
vitamin B1, niacin tinggi
riboflavin, B12 & Pantotanic acid rendah
2. Proteinaceous concentrates
Kualitas proteinnya
bervariasi: ditentukan oleh jumlah dan ratio asam amino,
sangat berpengaruh pada non ruminansia yang sangat
membutuhkan AA esensial asal pakan.
NPN oleh ruminansia dapat dimanfaatkan
Protein suplemen
Dapat berasal dari: tanaman (berupa: biji legume dan bungkil),
hewan dan ikan.
Urea (NPN yang lain), pada ruminansia bukan merupakan
sumber protein, tetapi sumber nitrogen (N). NPN dapat
disintesis menjadi protein oleh mikroorganisme rumen.
Roughages feedstuffs (Bahan pakan berserat tinggi)
• Karakteristik umum
- mengandung SK > 18% atau NDF > 35%, sehingga kandungan
energi rendah
- kandungan protein sangat bervariasi tergantung dari jenis
roughages
- diperlukan sebagai pengisi & kerja normal rumen
- kandungan Ca sebagian > kebanyakan konsentrat, misalnya yang
berasal dari leguminosa
- kandungan protein, vitamin B, dan Vitamin yang larut dalam lemak
< kebanyakan konsentrat.
- Palatable (disenangi) oleh ternak ruminansia pada umumnya
- penggunaan sangat terbatas pada babi (non ruminansia)
dan beef finishing rations pada feedlotter
- dibutuhkan untuk ternak perah guna menjaga kadar lemak
susu
- kualitas atau kandungan nutrien pada bahan pakan
ini sangat variatif, tergantung jenis, spesies, umur panen,
dan cara penyimpanan
3. Carbonaceous roughages
Tinggi kandungan SK; Rendah kandungan pati, Ca, P,
vitamin, TDN, dan protein, sehingga rendah kualiatasnya.
Yang termasuk bahan pakan ini adalah:
- Corn and sorghum silages
- Sorghum pasture
- Corn stover, corn stalk (kandungan nutrien rendah)
- Straw (jerami)
- Fodder (tanaman jagung beserta jagung muda)
Kandungan TDN fodder > stover > stalk > stubble
4. Proteinaceous roughages
Pada umumnya berupa legume (Leguminous forages)
Karakteristik
- memproduksi pakan palatable yang banyak /ha
- kand. protein > forages lain ➔ protein berkualitas tinggi
- kandungan Ca tinggi, P relatif tinggi
- kandungan vitamin A (provit A) tinggi
- vitamin D dapat diperkaya dengan penjemuran
- menaikkan kesuburan tanah
- penanaman dapat dikombinasikan dengan rumput
5. Additive materials
1. Nutrien : Vitamin, mineral
2. Non nutrien : Antibiotik, hormon
Telaah klasifikasi bahan pakan
• Internasional
Serat kasar dan/atau dinding sel sebagai pembatas kualitas,
protein sbg penentu kualitas
Tidak memperhatikan BP sbg sumber nutrien
• Konvensional
Macam bahan pakan sebagai pokok sumber nutrien
• Degradasi dalam rumen
Kecepatan degradasi fraksi kimia dalam rumen, berguna bagi
ternak ruminansia mensinkronkan ketersediaan C dan N yang
akan digunakan mikrobia rumen untuk sintesis protein tubuhnya
• BERDASARKAN KECEPATAN DEGRADASI DALAM RUMEN
• Berdasarkan kecepatan degradasinya di dalam rumen, bahan
pakan konsentrat dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
• a) Konsentrat sumber energi terdegradasi lambat;
• b) Konsentrat sumber energi terdegradasi cepat;
• c) Konsentrat sumber protein terdegradasi lambat; dan
• d) Konsentrat sumber protein terdegradasi cepat.
• a. Konsentrat sumber energi terdegradasi lambat
• Bahan pakan sumber energi terdegrasi lambat meliputi
bahan pakan konsentrat yang lambat terdegradasi dalam
rumen. Akibatnya, kerangka karbon untuk sintesis protein
mikrobia juga lambat tersedia. Contoh : jagung.
• b. Konsentrat sumber energi terdegradasi cepat
• Bahan pakan sumber energi terdegrasi cepat meliputi bahan
pakan konsentrat yang cepat terdegrasi dalam rumen.
Akibatnya, kerangka karbon untuk sintesis protein mikrobia
akan cepat tersedia. Contoh: tetes (molasses), tepung
gaplek, dan pepatian (pati ketela pohon).
• c. Konsentrat sumber protein terdegradasi lambat
• Bahan pakan sumber protein terdegrasi lambat meliputi
bahan pakan konsentrat yang lambat terdegrasi dalam
rumen Akibatnya, amonia untuk sintesis protein mikrobia
juga lambat tersedia.
• Keadaan ini menguntungkan karena mensinkronkan dengan
tersedianya kerangka karbon untuk sintesis protein mikrobia.
Contoh: bungkil kedelai terpoteksi formaldehid, tepung
daun, atau sumber protein lain misalnya yang terikat tanin.
• d. Konsentrat sumber protein terdegradasi cepat
• Bahan pakan sumber protein terdegrasi cepat meliputi
bahan pakan konsentrat yang cepat terdegrasi dalam rumen
Akibatnya, amonia untuk sintesis protein mikrobia juga cepat
tersedia.
• Contoh: bungkil kedelai dan non protein nitrogen (urea,
biuret). Hidrolisis urea dalam rumen sangat cepat dengan
adanya enzim urease yang diasiklkan oleh miroorganisme
rumen. Kecepatan degradasi urea ini jangan dipercepat
dengaan memberikan bahan pakan yang mengandung
urease, misalnya kedelai mentah.
• Pembagian bahan pakan konsentrat berdasarkan kecepatan
dengradasi dalam rumen bertujuan untuk mensinkronkan
keberadaan unsur penyusun protein mikrobia rumen.
• Kombinasi paling baik (ideal) pada penyusunan ransum
(konsentrat) untuk ruminansia adalah menggunakan bahan
pakan konsentrat sumber protein terdegradasi lambat dan
sumber energi terdegradasi cepat, atau paling tidak kombinasi
antara sumber protein terdegradasi cepat dengan energi
terdegradasi cepat.
• Kombinasi paling jelek adalah sumber protein terdegradasi cepat
berupa NPN dengan konsentrat sumber energi terdegradasi
lambat.