Anda di halaman 1dari 6

Praktikum Biokimia 20221

Fakultas Farmasi

MODUL V
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

TUJUAN
Mahasiswa mampu membedakan jenis karbohidrat dan protein berdasarkan hasil análisis
kualitatif

DASAR TEORI
Karbohidrat didistribusikan secara luas pada tumbuhan dan hewan dengan struktur
dan metabolisme yang memiliki peran penting. Pada tanaman, glukosa disintesis dari
karbon dioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau digunakan
untuk mensintesis selulosa dari kerangka tumbuhan. Hewan dapat mensintesis karbohidrat
dari lipid gliserol dan asam amino (Mayes and Bender, 2000).
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton, atau zat yang menghasilkan
senyawa tersebut pada proses hidrolisisnya. Secara umum, karbohidrat memiliki rumus
empiris (CH2O)n; beberapa juga mengandung nitrogen, fosfor, atau belerang (Nelson and
Cox, 2005).
Ada tiga klasifikasi karbohidrat berdasarkan ukuran molekulnya, yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (kata "sakarida" berasal dari bahasa Yunani
sakcharon, yang berarti "gula").
(1) Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yang lebih sederhana. Monosakarida dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa,
pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbonnya. Berdasarkan
gugus yang dimilikinya, monosakarida dapat diklasifikasikan sebagai aldosa atau ketosa.
(2) Disakarida adalah produk kondensasi dari dua unit monosakarida. Contohnya adalah
maltosa dan sukrosa.
(3) Oligosakarida adalah produk kondensasi dari dua sampai sepuluh monosakarida;
maltotriose adalah contohnya.
(4) Polisakarida adalah produk kondensasi dari sepuluh atau lebih unit monosakarida;
contohnya adalah pati dan dekstrin, dengan struktur polimer linier atau bercabang.
Polisakarida kadang-kadang diklasifikasikan sebagai hexosans atau pentosans, tergantung
pada identitas monosakarida penyusunnya (Mayes and Bender, 2000).

Gambar 1. Contoh triosa (a), heksosa (b) dan pentose (c)

Page 15 of 20
Praktikum Biokimia 20221
Fakultas Farmasi

Gambar 2. Reaksi pembentukan disakarida (maltosa)

Gambar 3. Struktur amilosa (a), amilopektin (b) dan pati (c)

Protein adalah makromolekul biologis yang paling melimpah, terdapat di semua


bagian sel. Protein juga terdapat dalam berbagai variasi; bahkan ribuan jenis, mulai dari
ukuran peptida yang relatif kecil hingga polimer besar dengan berat molekul dalam jutaan
yang dapat ditemukan dalam satu sel. Selain itu, protein menunjukkan keragaman yang
sangat besar dari fungsi biologis. Protein merupakan instrumen molekuler yang
menggambarkan informasi genetic yang diekspresikan.

Gambar 4. Beberapa fungsi protein : cahaya yang dihasilkan oleh fireflies (a); eritrosit
dalam sel darah merah (b); keratin pada vertebrata

Page 16 of 20
Praktikum Biokimia 20221
Fakultas Farmasi

Subunit monomer yang relatif sederhana merupakan kunci struktur ribuan protein
yang berbeda. Semua protein dapat ditemukan pada bentuk kehidupan yang paling
sederhana (bakteri) sampai dengan yang paling kompleks. Protein dibangun dari 20 amino
yang terikat secara kovalen dalam urutan linier yang khas. Masing-masing asam amino ini
memiliki rantai samping sifat kimia yang khas. Yang paling luar biasa adalah bahwa sel
dapat memproduksi protein yang memiliki sifat dan aktivitas yang sangat berbeda dengan
menggabungkan 20 asam amino yang sama dalam banyak kombinasi dan urutan yang
berbeda. Organisme yang berbeda dapat membuat produk yang bervariasi sebagai enzim,
hormon, antibodi, pengangkut, serat otot, protein lensa mata, bulu, jaring laba-laba, cula
badak, protein susu, antibiotik, racun jamur, dan berbagai zat lainnya dengan aktivitas
biologis yang berbeda. Di antara produk protein ini, enzim adalah yang paling bervariasi
dan terspesialisasi. Hampir semua reaksi seluler dikatalisis oleh enzim.
Protein adalah polimer dari asam amino yang berikatan secara kovalen. Protein dapat
dipecah (dihidrolisis) menjadi asam amino penyusunnya dengan berbagai metode.
Asparagin pertama kali ditemukan pada asparagus, dan glutamat pada gluten gandum.
Tirosin pertama kali diisolasi dari keju (namanya berasal dari tyros Yunani, "keju");
sedangkan glisin (glikos Yunani,"manis") dinamakan demikian karena rasanya yang manis
(Mayes and Bender, 2000).
Polipeptida terjadi secara biologis dalam ukuran dari kecil hingga sangat besar,
terdiri dari dua atau tiga hingga ribuan residu asam amino terkait. Dua molekul asam
amino dapat berikatan secara kovalen melalui amida tersubstitusi yang disebut ikatan
peptida (Gbr. 3–13). Pembentukan ikatan peptida adalah contoh reaksi kondensasi. Tiga
asam amino dapat digabungkan dengan dua ikatan peptide untuk membentuk tripeptide.
Demikian pula, asam amino bisa berikatan untuk membentuk tetrapeptida, pentapeptida,
dan seterusnya yang disebut oligopeptida. Ketika lebih banyak lagi asam amino yang
digabungkan, produknya disebut polipeptida.

Gambar 5. Reaksi kondensasi pembentukan ikatan peptide

Protein memiliki ribuan residu asam amino. Meskipun istilah "protein" dan
"polipeptida" kadang-kadang digunakan secara bergantian, molekul yang dirujuk sebagai
polipeptida umumnya memiliki sifat bobot molekuler di bawah 10.000 sedangkan protein
memiliki berat molekul yang lebih tinggi (Nelson and Cox, 2005).

Page 17 of 20
Praktikum Biokimia 20221
Fakultas Farmasi

ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
1. Tabung reaksi dan rak tabung 1. Sampel karbohidrat
2. Penjepit tabung 2. Sampel protein
3. Pipet tetes 3. Akuades
4. Beker glass 100 mL 4. Larutan benedict
5. Gelas ukur 10 mL 5. Kristal natrium nitroprusid,
6. Pipet ukur 5 mL 6. asam asetat glasial, ammonia 28%
7. Propipet 7. I-KI, HCl 1%, NaOH 1%
8. Tabung reaksi, rak tabung 8. Asam asetat 6%
9. Labu takar 10 mL, 100 mL 9. TCA 5%
10. Bunsen 10.CuSO4 1%

CARA KERJA
1. Pemeriksaan Karbohidrat (Percobaan Benedict).
Dasar percobaan :
Bentuk aldehid dari glukosa dalam suasana alkalik berubah menjadi bentuk enol
(ikatan rangkap) yang reaktif terhadap ion kupri yang direduksi menjadi ion kupro dan
berwarna kuning-merah dengan pemanasan.
Reagen :
Larutan Benedict :
 Natrium sitrat 173 g
 Natrium karbonat anhidrat 100 g
 Kupri sulfat kristal 17,3 g

Cara kerja :
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2,5 mL reagen Benedict, ditambahkan 5 tetes
sampel, dipanaskan dengan nyala api pada 1/3 bagian atas dari cairan hingga mendidih
selama 1 – 2 menit, atau dapat juga campuran tersebut dimasukkan ke dalam penangas
air mendidih selama 5 menit kemudian didinginkan pada suhu kamar.
Hasil pemeriksaan ditentukan berdasarkan tabel berikut ini :
- Negatif Biru, warna reagen Benedict tetap
+ Positif 1 Hijau kekuning-kuningan, kadar < 0,5%
++ Positif 2 Kuning kehijau-hijauan, kadar 0,5 – 1,0%
+++ Positif 3 Kuning jingga, kadar 1,0 – 2,0%
++++ Positif 4 Merah bata, kadar > 2,0%

2. Pemeriksaan Karbohidrat (Reaksi Orientasi Lange)


Dasar percobaan :
Aseton dan asam asetoasetat dalam suasana asam bereaksi dengan Na-nitroprusid
membentuk senyawa berwarna ungu.
Reagen :
 Kristal natrium nitroprusid
 Asam asetat glasial
 Amonia 28%

Page 18 of 20
Praktikum Biokimia 20221
Fakultas Farmasi

Cara kerja :
Natrium nitroprusid (seujung sendok) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dilarutkan
dengan 10 tetes akuades hingga membentuk larutan warna merah muda. Kemudian
ditambahkan 2 mL sampel dan 10 tetes asam asetat glasial. Dengan hati-hati dialirkan
ammonia 28% melalui dinding tabung reaksi hingga membentuk 2 lapisan. Lingkaran
ungu di perbatasan kedua lapisan menunjukkan adanya keton, asam diasetat atau
kedua-duanya.

3. Pemeriksaan Karbohidrat (Uji Iodium)


Dasar percobaan :
Karbohidrat akan memberikan reaksi spesifik dengan larutan iodin tergantung pada
jenisnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodin akan
berwarna merah violet, glikogen dan dekstrin dengan iodin akan berwarna merah
coklat
Reagen :
 I-KI
 HCl 1%
 NaOH 1%
Cara kerja :
Disiapkan 3 tabung reaksi sebagai berikut :
Tabung I : 3 mL sampel + 3 tetes I-KI
Tabung II : 3 mL sampel + 0,5 mL HCl 1% + 3 tetes I-KI
Tabung III : 3 mL sampel + 0,5 mL NaOH 1% + 3 tetes I-KI
Kemudian diamati perubahan warna larutan pada ketiga tabung reaksi tersebut.

4. Pemeriksaan Protein (Percobaan Rebus dengan Asam Asetat 6%)


Dasar percobaan :
Protein mengalami presipitasi dan deproteinisasi pada saat pH larutan berada pada
titik isoelektrik (± 5,6) disertai pemanasan.
Reagen :
Larutan asam asetat 6%
Cara kerja :
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 mL sampel kemudian diasamkan dengan 5 tetes
larutan asam asetat 6%. Tabung reaksi dipanaskan di atas api Bunsen pada 1/3 bagian
atas larutan dalam posisi miring hingga mendidih selama 1-2 menit. Kekeruhan yang
terjadi dimungkinkan adanya protein atau fosfat atau karbonat. Ditambahkan 5 tetes
asam asetat 6% kemudian dipanaskan lagi. Bila kekeruhan tetap terjadi menunjukkan
adanya protein.

5. Pemeriksaan Protein (Percobaan Exton)


Dasar percobaan :
Protein presipitan seperti asam trichloroacetate akan mengendapkan protein.
Reagen :
TCA 5%
Cara kerja :
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2,5 mL sampel dan 2,5 mL reagen TCA 5%. Diaduk
ad homogen. Jika tidak ada kekeruhan berarti tidak ada protein (reaksi negatif); jika
timbul kekeruhan atau pengendapan, tabung reaksi dipanaskan tetapi tidak sampai

Page 19 of 20
Praktikum Biokimia 20221
Fakultas Farmasi

mendidih. Jika kekeruhan tetap ada atau malah meningkat menunjukkan bahwa di
dalam sampel ada protein (reaksi positif).

6. Pemeriksaan Protein (Metode Biuret)


Dasar percobaan :
Protein dan senyawa dengan ikatan peptida lainnya dalam suasana alkalis dan ion kupri
akan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
Reagen :
Reagen biuret :
 CuSO4 1%
 NaOH 1%
Cara kerja :
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 2 mL sampel dan 2 mL NaOH 1%. Diaduk ad
homogen. Kemudian ditambahkan 5 tetes CuSO4 1%. Jika larutan berwarna ungu
menunjukkan adanya protein atau ikatan peptida.

REFERENSI
Lehninger A. L, 1982, Dasar-Dasar Biokimia, Jilid I, Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Maggy
Thenawidjaja, Penerbit Erlangga, Jakarta

Mayes P A., and Bender D., 2000, Harper’s Illustrated Biochemistry, 25th Edition, Mc Graw
Hill, New York

Nelson D.M and Cox M.M., 2005, Lehninger Principles of Biochemistry, 4 th edition, W.H
Freeman and Company, New York

Sudarmadji S, Haryono B and Suhardi, 1996, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
Penerbit Liberty, Yogyakarta



Page 20 of 20

Anda mungkin juga menyukai