Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK


PROTEIN DAN ASAM AMINO

KELAS :I

KELOMPOK :7

TANGGAL : MARET 2023

NAMA KELOMPOK :
AGUS MAWIJAYA (2022 212 116)
DINDA ERTANTO (2022 212 119)
EKO APRIANTO (2022 212 120)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


PANCASILA JAKARTA
2023
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami metode
identifikasi protein.

II. Teori Dasar


Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan
hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa
unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam
amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan
sifat biologis suatu protein. (Girinda, 1986).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki
oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. (Winarnno, 1984).
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit pembangunan
protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang sama, dari 20 asam amino
mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas.
Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping yang khusus yang memberikan
sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 unit pembangunan ini dapat dianggap sebagai
abjad struktur protein. (Lehninger, 1982).

Sifat-Sifat Fisikokimia Protein

 Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonnya.
 Berat molekul protein sangat besar.
 Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein tidak
larut dalam pelarut lemak.
 Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting
out.
 Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal
 Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. (Winarno, 1984)
Struktur Protein

Struktur protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida) dan dua macam
ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah struktur primer protein yang
berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh ikatan alfa-peptida. Bukti utama untuk ikatan peptida
sebagai ikatan struktur primer dituliskan sebagai berikut:
a. Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida sebagai
produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptide
c. Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan menggabungkan asam-asam
amino dengan ikatan peptida.
d. Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
e. Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk warna merah
lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
f. Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan identifikasi
ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno, 1984)
Protein memiliki beragam struktur, mulai dari primer sampai kuartener seperti berikut:
1. Struktur Primer Protein 
Protein yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida.  Setiap asam
amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang terbentuk karena adanya 
reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap masing-masing asam amino.
Struktur Asam amino primer
Pada ujung dari rangkaian polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang berbeda: satu
ujung mempunyai gugus amino bebas (N atau amino, NH2-) disisi satunya, sedangkan mempunyai
gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil, COOH-) pada ujung satunya. Oleh karena itu, arah
polipeptida dan dituliskan baik N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke kiri).

2. Struktur Sekunder Protein
Pada struktur sekunder, rangkaian polipeptida memiliki konformasi yang berbeda. Bersifat
reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua tipe umum struktur protein
sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Keduanya terbentuk karena ikatan hidrogen yang terjadi antara
asam amino yang berbeda pada polipeptida. (Wibowo, luqman, 2009)
3. Struktur Tersier
Struktur polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida yang
membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen antar asam amino
yang terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur tersier. Disertai gaya hidrofobik
rangkaian ini menempatkannya (asam amino gugus non-polar) dibagian dalam protein dengan tujuan
melindunginya dari air. Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan kovalen yang disebut juga
sebagai jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai macam posisi pada rangkaian
polipeptida.

4. Struktur Kuartener Protein
Asosiasi yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing
terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua protein membentuk
struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda struktur protein terikat dengan
jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah akan
dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada komponen
polipeptidanya, atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan fungsinya.
Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-sama
membentuk struktur protein.

Fungsi Protein
a. Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau di bantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik
yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbondioksida
yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahab-
perubahan kimia dalam system biologis.

b. Alat Pengangkut dan Penyimpanan


Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-
protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin
mengangkut oksigen dalam otot.

c. Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein
yang saling bergeseran.
d. Penunjang Mekanik
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk
bulat panjang dan mudah membentuk serabut

e. Pertahanan Tubuh atau Imunisasi


Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal
dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri,
dan sel-sel asing lain.

f. Media Perambatan Impuls Saraf


Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein
yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata

g. Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian
DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. (Lehninger, 1982)

III. Alat dan Bahan


 Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Batang pengaduk
- Stopwatch
 Bahan
- Natrium HIdroksida 2,5 N
- Larutan protein
- Larutan tembaga sulfat (CuSO4) 0,01 M
- Merkuri (II) klorida atau HgCl2 0,2 M
_ sulfosalisilat
- Timbal asetat 0,2 M
- Larutan (NH4)2SO4
- Natrium hidroksida 0,1 M
- Asam asetat 1 M
- NaOH 0,1 M
IV. Prosedur Kerja
A. Uji biuret
1. Ditambahkan 2 mL larutan protein ditempatkan di dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan NaOH 1% sebanyak 2 ml, aduk.
3. Ditambahkan 1-2 tetes CuSO4, dicampur dengan baik
4. Bila belum terbentuk warna merah jambu atau lembayung tambahkan lagi CuSO 4
(Maksimum 10 tetes)

B. Reaksi Xanthoprotein
1. Dipipet kedalam tabung reaksi 2 mL sampel protein 2%
2. Ditambahkan 2 mL HNO3 2 M.
3. Perhatikan terbentuknya warna endapan putih yang terbentuk, di Panaskan
kemudian didinginkan didengan air mengalir.
4. Ditambahkan 1-2 tetes alkali pekat, diamati perubahan yang terjadi

C. Reaksi Hopkins-Cole
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%.
2. Ditambahkan asam sulfat pekat melalui dinding tabung

D. Reaksi Ninhidrit
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%
2. Ditambahkan larutan ninhidrat 0,1 % sebanyak 3-5 tetes
3. Dididihkan diatas penangas air selama selama 10 menit.

E. Pengendapan protein oleh logam berat


1. Disiapkan 4 tabung reaksi
2. Tabung I dan II dimasukkan 2 mL putih telur
3. Pada tabung III dan IV dimasukkan 2 ml susu.
4. Pada tabung I dan II ditambahkan beberapa tetes HgCl2
5. Pada tabung II dan IV ditambahkan beberapa Pb- Asetat 1%
F. Pengendapan protein oleh berbagai pereaksi kimia
1. Disiapkan 3 campuran pada 3 tabung reaksi
2. Dimasukkan masing-masing sampel 2 mL albumin 2%
• Tabung reaksi 1 diteteskan pikrat jenih beberapa tetes
• Tabung reaksi 2 ditetekan trikloroasetat beberapa tetes
• Tabung reaksi 3 diteteskan sulfsalisilat beberapa tetes
V. Data Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan

Metode Uji
Instruksi Pengamatan Hasil
No. yang digunakan Kesimpulan
Hasil pengamatan
(gambar)
VI. Pembahasan

VII. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J dan Fessenden, J. S..1982. Kimia Organik Edisi Ketiga jilid


II.Jakarta: Erlangga

Girindra, A. 1986. Biokimia I.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lehninger, Albert L..1982.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1.Penerjemah: Maggy


Thenawijaya.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry

Ridwan, S..1990. Kimia Organik edisi I.Jakarta: Binarupa Aksara

Routh, J.I..1969.ESSENTIAL of GENERAL ORGANIC and BIOCHEMISTRY.


Philadelphia: W.B.Sounders Company

Wibowo, Luqman.2009. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur


protein.Bandung

Winarno, F.G..1984.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai