KELAS :I
KELOMPOK :7
NAMA KELOMPOK :
AGUS MAWIJAYA (2022 212 116)
DINDA ERTANTO (2022 212 117)
EKO APRIANTO (2022 212 120)
⮚ Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonnya.
⮚ Berat molekul protein sangat besar.
⮚ Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein
tidak larut dalam pelarut lemak.
⮚ Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut
salting out.
⮚ Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal
⮚ Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. (Winarno, 1984)
Struktur Protein
Struktur protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida) dan dua
macam ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah struktur primer
protein yang berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh ikatan alfa-peptida. Bukti utama
untuk ikatan peptida sebagai ikatan struktur primer dituliskan sebagai berikut:
a. Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida sebagai
produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptide
c. Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan menggabungkan asam-
asam amino dengan ikatan peptida.
d. Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
e. Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk warna merah
lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
f. Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan
identifikasi ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno, 1984)
Protein memiliki beragam struktur, mulai dari primer sampai kuartener seperti berikut:
1. Struktur Primer Protein
Protein yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida. Setiap
asam amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang terbentuk karena
adanya reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap masing-masing asam amino.
Struktur Asam amino primer
Pada ujung dari rangkaian polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang berbeda: satu
ujung mempunyai gugus amino bebas (N atau amino, NH2-) disisi satunya, sedangkan
mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil, COOH-) pada ujung satunya. Oleh
karena itu, arah polipeptida dan dituliskan baik N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke
kiri).
2. Struktur Sekunder Protein
Pada struktur sekunder, rangkaian polipeptida memiliki konformasi yang berbeda. Bersifat
reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua tipe umum struktur protein
sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Keduanya terbentuk karena ikatan hidrogen yang terjadi
antara asam amino yang berbeda pada polipeptida. (Wibowo, luqman, 2009)
3. Struktur Tersier
Struktur polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida yang
membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen antar asam amino
yang terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur tersier. Disertai gaya
hidrofobik rangkaian ini menempatkannya (asam amino gugus non-polar) dibagian dalam
protein dengan tujuan melindunginya dari air. Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan
kovalen yang disebut juga sebagai jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai
macam posisi pada rangkaian polipeptida.
4. Struktur Kuartener Protein
Asosiasi yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing
terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua protein membentuk
struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda struktur protein terikat dengan
jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah
akan dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada
komponen polipeptidanya, atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan
fungsinya. Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak
bersama-sama membentuk struktur protein.
Fungsi Protein
a. Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau di bantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi
karbondioksida yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya
terhadap perubahab-perubahan kimia dalam system biologis.
c. Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran.
d. Penunjang Mekanik
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut
g. Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-
bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. (Lehninger, 1982)
B. Reaksi Xanthoprotein
1. Dipipet kedalam tabung reaksi 2 mL sampel protein 2%
2. Ditambahkan 2 mL HNO3 2 M.
3. Perhatikan terbentuknya warna endapan putih yang terbentuk, di Panaskan
kemudian didinginkan didengan air mengalir.
4. Ditambahkan 1-2 tetes alkali pekat, diamati perubahan yang terjadi
C. Reaksi Hopkins-Cole
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%.
2. Ditambahkan asam sulfat pekat melalui dinding tabung
D. Reaksi Ninhidrit
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%
2. Ditambahkan larutan ninhidrat 0,1 % sebanyak 3-5 tetes
3. Dididihkan diatas penangas air selama selama 10 menit.
V. Data Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Protein dan Asam Amino
Metode Uji
Hasil Hasil
N yang Kesimpulan
pengamatan pengamat
o. Instruksi digunakan
an
(gambar)
1 Tentukan apakah Reaksi Biuret Terbentuk Positif
larutan A warna termasuk
termasuk lembayung protein
kelompok
biomolekul
protein
Pengamatan
Sampel HgCl2
Pb Asetat
Hasil pengamatan
(gambar)
Sampel
Asam Sulfosalisilat Trikloroasetat Asam Pikrat
Hasil
pengamatan
(gambar)
VI. Pembahasan
Kisi-kisi pembahasan/diskusi :
1. Apa definisi protein
Jawab :
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang
tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino
yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh
ikatan peptide
10. Asam amino penyusun protein dapat diidentifikasi dari reaksi warna. Reaksi
warna identifikasi yang didasarkan pada adanya asam amino alfa adalah
reaksi apa? Reaksi warna untuk menentukan adanya gugus benzene asam
amino? reaksi warna untuk menentukan adanya triptofan? Reaksi warna
untuk menentukan ikatan peptide?
Jawab :
a. Reaksi warna identifikasi yang didasarkan pada adanya asam amino alfa
adalah reaksi ninhydrin
Asam α − amino merupakan asam amino yang terdiri dari gugus amino,
gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu yang semuanya terikat pada
atom karbon α . Atom karbon α adalah atom karbon yang letaknya
bersebelahan dengan gugus karboksil (-COOH).
12. Apa saja asam amino yang mempunyai gugus benzene? Gambarkan?
Jawab :
Asam amino yang mempunyai cincin benzena yaitu asam amino tirosin,
triptofan, dan fenilalanin.
13. Apa reaksi umum untuk menentukan adanya protein? Tuliskan reaksi
kimianya.
Jawab :
Adanya protein dalam suatu sampel dapat diketahui secara kualitatif dengan
menggunakan uji biuret dan ninhidrin sebagai berikut. Uji ini menggunakan
reagen biuret yang mengandung NaOH dan CuSO4 encer.
15. Beri nama logam berat yang digunakan untuk mengendapkan protein.
Jawab :
Pb-Asetat, HgCl2
16. Beri nama reagen alkaloidal yang digunakan untuk mengendapkan protein.
Jawab :
Asam trikoloroasetat, asam sulfosalisilat, Asam Pikrat
18. Apa aplikasi klinis presipitasi protein oleh logam berat? Penanggulangan
Keracuan logam berat penanganan pertama dapat diatas dengan minum susu
murni
19. Apa itu denaturasi? Sebutkan beberapa agen denaturasi?
Jawab :
Denaturasi adalah perubahan konformasi (struktur) alamiah menjadi suatu
konformasi yang tidak menentu. Aden denaturasi antara lain : suhu
(pemanasan), pH, logam berat, sinar X, sinar UV, dan penambahan zat kimia.
26. Apa tes umum untuk semua asam amino? Apa penerapannya?
Jawab :
Uji biuret, Uji biuret akan menunjukkan hasil negatif pada asam amino bebas
karena tidak memiliki ikatan peptida.
28. Asam amino mana yang memberikan tes Hopkins – Cole positif?
Jawab :
Uji hopkins cole atau tes hopkins cole merupakan uji kimia yang digunakan
untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan
29. Beri nama asam amino dengan cincin indole. Beri nama tes untuk
mengidentifikasi amino asam?
Jawab :
asam amino dengan cincin indole adalah triptofan, menggunakan tes Hopkins
– Cole
30. Mengapa metionin tidak menjawab tes belerang?
Jawab :
Karena prinsip deteksi sulfur dalam larutan dengan degradasi gugus S-H atau
S-S dalam asam amino dalam kondisi basa kuat. Asam amino seperti sistein
dan sistin melepaskan belerang di hadapan kondisi basa yang kuat pada suhu
tinggi. Belerang kemudian bergabung dengan alkali (NaOH) untuk
membentuk Na2. Na2S yang terbentuk bereaksi dengan timbal asetat untuk
membentuk timbal sulfida, yang menghasilkan residu hitam. sedangkan
metionin tidak memiliki gugus S-H atau S-S
31. Reaksi warna mana yang tidak dijawab oleh (a) kasein, (b) gelatin dan
mengapa?
32. Protein mana yang tidak diendapkan bahkan oleh saturasi penuh dan
mengapa?
Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi Protein dan asam amino
dengan menggunakan berbagai uji dan pereaksi. Adapun uji yang dilakukan
antara lain
1. Reaksi Biuret
3. Uji Hopkins-Cole
4. Reaksi Ninhidrin