Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK


PROTEIN DAN ASAM AMINO

KELAS :I

KELOMPOK :7

TANGGAL : 27 MARET 2023

NAMA KELOMPOK :
AGUS MAWIJAYA (2022 212 116)
DINDA ERTANTO (2022 212 117)
EKO APRIANTO (2022 212 120)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS


PANCASILA JAKARTA
2023
I. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat memahami metode
identifikasi protein.

II. Teori Dasar


Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan
hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah beberapa
unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam
amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan
sifat biologis suatu protein. (Girinda, 1986).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki
oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan ada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. (Winarnno, 1984).
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit pembangunan
protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang sama, dari 20 asam amino
mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas.
Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping yang khusus yang memberikan
sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 unit pembangunan ini dapat dianggap sebagai
abjad struktur protein. (Lehninger, 1982).

Sifat-Sifat Fisikokimia Protein

⮚ Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonnya.
⮚ Berat molekul protein sangat besar.
⮚ Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua protein
tidak larut dalam pelarut lemak.
⮚ Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut
salting out.
⮚ Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal
⮚ Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa. (Winarno, 1984)

Struktur Protein
Struktur protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida) dan dua
macam ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah struktur primer
protein yang berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh ikatan alfa-peptida. Bukti utama
untuk ikatan peptida sebagai ikatan struktur primer dituliskan sebagai berikut:
a. Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida sebagai
produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
b. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptide
c. Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan menggabungkan asam-
asam amino dengan ikatan peptida.
d. Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
e. Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk warna merah
lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
f. Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan
identifikasi ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno, 1984)
Protein memiliki beragam struktur, mulai dari primer sampai kuartener seperti berikut:

1. Struktur Primer Protein 
Protein yang dibentuk dengan asama amino tergabung dalam ikatan polipeptida.  Setiap
asam amino terhubung dengan asam amino lainnya dalam ikatan peptida yang terbentuk karena
adanya  reaksi kondensasi gugus karboksil pada setiap masing-masing asam amino.
Struktur Asam amino primer
Pada ujung dari rangkaian polipeptida yang terbentuk mempunyai sifat kimia yang berbeda: satu
ujung mempunyai gugus amino bebas (N atau amino, NH2-) disisi satunya, sedangkan
mempunyai gugus karboksil bebas (ujung C atau karboksil, COOH-) pada ujung satunya. Oleh
karena itu, arah polipeptida dan dituliskan baik N→C (kiri ke kanan) maupun C →N (kanan ke
kiri).

2. Struktur Sekunder Protein
Pada struktur sekunder, rangkaian polipeptida memiliki konformasi yang berbeda. Bersifat
reguler dan memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua tipe umum struktur protein
sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Keduanya terbentuk karena ikatan hidrogen yang terjadi
antara asam amino yang berbeda pada polipeptida. (Wibowo, luqman, 2009)

3. Struktur Tersier
Struktur polipeptida yang terjadi dari lipatan komponen struktur sekunder polipeptida yang
membentuk konfigurasi tiga dimensi. Bermacam-macam gaya ikatan hidrogen antar asam amino
yang terjadi pada rangkaian polipeptida inilah maka disebur struktur tersier. Disertai gaya
hidrofobik rangkaian ini menempatkannya (asam amino gugus non-polar) dibagian dalam
protein dengan tujuan melindunginya dari air. Selain ikatan hidrogen, terdapat juga ikatan
kovalen yang disebut juga sebagai jembatan disulfide antara asam amino sistein di berbagai
macam posisi pada rangkaian polipeptida.

4. Struktur Kuartener Protein
Asosiasi yang terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida, dimana masing-masing
terlipat menjadi struktur tersier, menjadi protein multisubunit. Tidak semua protein membentuk
struktur kuaternair. Antara rangkian polipeptida yang berbeda struktur protein terikat dengan
jembatan disulfide. Sedangkan pada protein yang terdiri dari asosiasi subunit yang lebih lemah
akan dihubungkan dengan ikatan hidrogen dan efek hidrofobik. Protein ini dapat kembali pada
komponen polipeptidanya, atau berubah komposisi subunitnya tergantung pada kebutuhan
fungsinya. Singkatnya, struktur kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak
bersama-sama membentuk struktur protein.

Fungsi Protein
a. Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau di bantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi
karbondioksida yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya
terhadap perubahab-perubahan kimia dalam system biologis.

b. Alat Pengangkut dan Penyimpanan


Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh
protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan
mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.

c. Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran.

d. Penunjang Mekanik
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut

e. Pertahanan Tubuh atau Imunisasi


Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti
virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.

f. Media Perambatan Impuls Saraf


Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata

g. Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-
bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. (Lehninger, 1982)

III. Alat dan Bahan


❖ Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Batang pengaduk
- Stopwatch
❖ Bahan
- Natrium HIdroksida 2,5 N
- Larutan protein
- Larutan tembaga sulfat (CuSO4) 0,01 M
- Merkuri (II) klorida atau HgCl2 0,2 M
_ sulfosalisilat
- Timbal asetat 0,2 M
- Larutan (NH4)2SO4
- Natrium hidroksida 0,1 M
- Asam asetat 1 M

IV. Prosedur Kerja


A. Uji biuret
1. Ditambahkan 2 mL larutan protein ditempatkan di dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan NaOH 1% sebanyak 2 ml, aduk.
3. Ditambahkan 1-2 tetes CuSO4, dicampur dengan baik
4. Bila belum terbentuk warna merah jambu atau lembayung tambahkan lagi CuSO 4
(Maksimum 10 tetes)

B. Reaksi Xanthoprotein
1. Dipipet kedalam tabung reaksi 2 mL sampel protein 2%
2. Ditambahkan 2 mL HNO3 2 M.
3. Perhatikan terbentuknya warna endapan putih yang terbentuk, di Panaskan
kemudian didinginkan didengan air mengalir.
4. Ditambahkan 1-2 tetes alkali pekat, diamati perubahan yang terjadi

C. Reaksi Hopkins-Cole
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%.
2. Ditambahkan asam sulfat pekat melalui dinding tabung

D. Reaksi Ninhidrit
1. Dipipet kedalam tabung reaksi sampel larutan protein 2%
2. Ditambahkan larutan ninhidrat 0,1 % sebanyak 3-5 tetes
3. Dididihkan diatas penangas air selama selama 10 menit.

E. Pengendapan protein oleh logam berat


1. Disiapkan 4 tabung reaksi
2. Tabung I dan II dimasukkan 2 mL putih telur
3. Pada tabung III dan IV dimasukkan 2 ml susu.
4. Pada tabung I dan II ditambahkan beberapa tetes HgCl2
5. Pada tabung II dan IV ditambahkan beberapa Pb- Asetat 1%

F. Pengendapan protein oleh berbagai pereaksi kimia


1. Disiapkan 3 campuran pada 3 tabung reaksi
2. Dimasukkan masing-masing sampel 2 mL albumin 2%
• Tabung reaksi 1 diteteskan pikrat jenih beberapa tetes
• Tabung reaksi 2 ditetekan trikloroasetat beberapa tetes
• Tabung reaksi 3 diteteskan sulfosalisilat beberapa tetes

V. Data Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
A. Identifikasi Protein dan Asam Amino

Metode Uji
Hasil Hasil
N yang Kesimpulan
pengamatan pengamat
o. Instruksi digunakan
an
(gambar)
1 Tentukan apakah Reaksi Biuret Terbentuk Positif
larutan A warna termasuk
termasuk lembayung protein
kelompok
biomolekul
protein

2 Tentukan apakah Rekasi Terbentuk Positif


larutan B Xanthoprotei warna kuning, suatu
termasuk suatu n ada endapan asam
asam amino amino
dengan inti dengan
benzen inti
benzen

3 Tentukan apakah Reaksi Tidak Negatif


larutan E Hopkins-Cole terbentuk bukan asam
termasuk asam cincin ungu amino
amino triptofan triptofan

4 Tentukan apakah Reaksi Terbentuk Positif


larutan D Ninhidrin warna biru termasuk
termasuk asam keunguan asam amino
amino alfa alfa
B. Pengendapan Protein oleh Logam Berat

Sampel : Larutan putih telur

Pengamatan

Sampel HgCl2
Pb Asetat

1-2 tetes Berlebih 1-2 tetes Berlebih

Larutan putih - tidak terbentuk - terbentuk - tidak terbentuk - terbentuk


telur endapan endapan endapan endapan
-lebih cair -lebih kental -lebih cair -lebih kental
-endapan tidak -endapan tidak
larut kembali larut kembali

Hasil pengamatan
(gambar)

C. Pengendapan Protein oleh Berbagai Pereaksi Kimia


Pengamatan

Sampel
Asam Sulfosalisilat Trikloroasetat Asam Pikrat

1-2 tetes Berlebih 1-2 tetes Berlebih 1-2 tetes Berlebih

Larutan - tidak - terbentuk - tidak - terbentuk - tidak - terbentuk


putih telur terbentuk endapan terbentuk endapan terbentuk endapan
endapan -lebih kental endapan -lebih kental endapan -lebih kental
-lebih cair -endapan -lebih -endapan -lebih cair -endapan
tidak larut cair tidak larut tidak larut
kembali kembali kembali

Hasil
pengamatan
(gambar)
VI. Pembahasan

Kisi-kisi pembahasan/diskusi :
1. Apa definisi protein
Jawab :
Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang
tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino
yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh
ikatan peptide

2. Apa saja sifat-sifat protein?


Jawab :
Protein globular larut dalam air, sedangkan protein serabut tidak bisa larut
dalam air. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam
atau basa. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter.

3. Apakah sifat protein disebabkan karena karakteristik struktur protein?


Jawab :
Protein (polimer) adalah makromolekul yang terdiri dari subunit asam amino
(monomer). Asam amino ini terikat secara kovalen satu sama lain untuk
membentuk rantai linier panjang yang disebut polipeptida. Melipat menjadi
bentuk tiga dimensi tertentu.

4. Jelaskan struktur protein


Jawab :
Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul
protein. Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang
merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam L-α-amino (urutan ini
juga disebut sebagai residu).
5. Apa yang dimaksud dengan denaturasi protein? Apa saja penyebab denaturasi
protein
Jawab :
Proses pemecahan protein dimana dalam hal ini terjadi perubahan kimia, fisik
dan biologi daripada protein yang dengan sendirinya dapat merubah sifat
protein alaminya. Biasanya protein yang terdenaturasi tidak dapat
dikembalikan lagi kepada bentuk semula (irreversible). Terjadinya denaturasi
protein dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemanasan,
pengadukan, asam atau basa dan garam.

6. Mengapa protein dapat mengendap pada penambahan logam berat, jelaskan


penyebabnya
Jawab :
Protein dapat diendapkan oleh ion-ion logam berat. Pengendapan ini terjadi
karena ion-ion logam berat membentuk garam proteinat yang tidak larut
dalam air. Pengendapan ini terjadi karena adanya reaksi penetralan muatan
antara ion logam berat dengan anion dari protein.

7. Mengapa protein dapat menggumpal/mengendap dengan panas, jelaskan


penyebabnya?
Jawab :
Apabila protein dipanaskan atau ditambah alkohol, maka protein akan
menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi
molekul-molekul protein, selain itu penggumpalan juga dapat terjadi karena
enzim-enzim proteolitik .
8. Mengapa protein dapat mengendap dengan pemanasan?
Jawab :
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan
mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur
alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan
peptide

9. Memisahkan protein dari campurannya dengan biomolekul lain dapat


digunakan teknik Salting out, Apa saja pereaksi yang dapat digunakan untuk
Salting out?
Jawab :
Amonium Sulfat

10. Asam amino penyusun protein dapat diidentifikasi dari reaksi warna. Reaksi
warna identifikasi yang didasarkan pada adanya asam amino alfa adalah
reaksi apa? Reaksi warna untuk menentukan adanya gugus benzene asam
amino? reaksi warna untuk menentukan adanya triptofan? Reaksi warna
untuk menentukan ikatan peptide?
Jawab :

a. Reaksi warna identifikasi yang didasarkan pada adanya asam amino alfa
adalah reaksi ninhydrin

b. Reaksi warna untuk menentukan adanya gugus benzene asam amino


adalah reaksi xanthoprotein

c. Reaksi warna untuk menentukan adanya triptofan adalah rekasi Hopkins-


Cole

d. Reaksi warna untuk menentukan ikatan peptide adalah reaksi biuret


11. Apa yang dimaksud asam amino alfa? Tunjukkan dengan gambar? Apakah
ada asam amino yang bukan asam amino alfa?
Jawab :
Asam amino alfa adalah asam amino yang gugus amina (NH 2) terikat pada
atom C alfa, atom C alfa adalah atom C setelah gugus karboksil (-COOH)

Asam α − amino merupakan asam amino yang terdiri dari gugus amino,
gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu yang semuanya terikat pada
atom karbon α . Atom karbon α adalah atom karbon yang letaknya
bersebelahan dengan gugus karboksil (-COOH).

12. Apa saja asam amino yang mempunyai gugus benzene? Gambarkan?
Jawab :
Asam amino yang mempunyai cincin benzena yaitu asam amino tirosin,
triptofan, dan fenilalanin.
13. Apa reaksi umum untuk menentukan adanya protein? Tuliskan reaksi
kimianya.
Jawab :
Adanya protein dalam suatu sampel dapat diketahui secara kualitatif dengan
menggunakan uji biuret dan ninhidrin sebagai berikut. Uji ini menggunakan
reagen biuret yang mengandung NaOH dan CuSO4 encer.

14. Apakah pentingnya mengenal biomolekul protein dalam ilmu farmasi?


Jawab :
Karena protein merupakan biomakromolekul penyusun tubuh manusia yang
mana berhubungan dengan farmakoterapi suatu obat, juga ada beberapa obat -
obatan yang berasal dari protein seperti insulin, albumin

15. Beri nama logam berat yang digunakan untuk mengendapkan protein.
Jawab :
Pb-Asetat, HgCl2

16. Beri nama reagen alkaloidal yang digunakan untuk mengendapkan protein.
Jawab :
Asam trikoloroasetat, asam sulfosalisilat, Asam Pikrat

17. Apa aplikasi klinis presipitasi protein oleh alkaloidal Reagen?


Esbach

18. Apa aplikasi klinis presipitasi protein oleh logam berat? Penanggulangan
Keracuan logam berat penanganan pertama dapat diatas dengan minum susu
murni
19. Apa itu denaturasi? Sebutkan beberapa agen denaturasi?
Jawab :
Denaturasi adalah perubahan konformasi (struktur) alamiah menjadi suatu
konformasi yang tidak menentu. Aden denaturasi antara lain : suhu
(pemanasan), pH, logam berat, sinar X, sinar UV, dan penambahan zat kimia.

20. Apa perbedaan antara denaturasi dan koagulasi?


Jawab :
Koagulasi adalah penurunan daya larut molekul – molekul protein sedangkan
denaturasi ada pengendapan yang terjadi akibat rusaknya protein atau
perubahan konformasi ilmiah

21. Apa aplikasi klinis uji koagulasi panas?

22. Apa itu pH isoelektrik? Berapa pH isoelektrik kasein?


Jawab :
Titik isoelektrik adalah saat pH asam amino berada pada bentuk amfoter
(zwitter ion), dan pada saat titik isoelektris ini kelarut. an protein menurun
dan mencapai angka terendah, protein akan mengendap dan menggumpal. H
4,6, kasein

23. Yang merupakan reaksi warna umum untuk semua protein?


Jawab :
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-
CO-NH-) dan protein yang menghasilkan warna merah muda atau
lembayung.

24. Apa prinsip tes Bauret?


Jawab :
Prinsip reaksi Biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam alkali dengan
senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan pepetida seperti protein yang
memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk
mem- bentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat diidentifikasi.

25. Apa kegunaan klinis praktis dari tes Biuret?


Jawab :
Sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui kandungan protein dalam sampel

26. Apa tes umum untuk semua asam amino? Apa penerapannya?
Jawab :
Uji biuret, Uji biuret akan menunjukkan hasil negatif pada asam amino bebas
karena tidak memiliki ikatan peptida.

27. Apakah gelatin memiliki nilai gizi tinggi? Mengapa?


Jawab :
Gelatin memiliki nilai nilai gizi tinggi karena gelatin memiliki kandungan
protein yang tinggi

28. Asam amino mana yang memberikan tes Hopkins – Cole positif?
Jawab :
Uji hopkins cole atau tes hopkins cole merupakan uji kimia yang digunakan
untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan

29. Beri nama asam amino dengan cincin indole. Beri nama tes untuk
mengidentifikasi amino asam?
Jawab :
asam amino dengan cincin indole adalah triptofan, menggunakan tes Hopkins
– Cole
30. Mengapa metionin tidak menjawab tes belerang?
Jawab :
Karena prinsip deteksi sulfur dalam larutan dengan degradasi gugus S-H atau
S-S dalam asam amino dalam kondisi basa kuat. Asam amino seperti sistein
dan sistin melepaskan belerang di hadapan kondisi basa yang kuat pada suhu
tinggi. Belerang kemudian bergabung dengan alkali (NaOH) untuk
membentuk Na2. Na2S yang terbentuk bereaksi dengan timbal asetat untuk
membentuk timbal sulfida, yang menghasilkan residu hitam. sedangkan
metionin tidak memiliki gugus S-H atau S-S

31. Reaksi warna mana yang tidak dijawab oleh (a) kasein, (b) gelatin dan
mengapa?

32. Protein mana yang tidak diendapkan bahkan oleh saturasi penuh dan
mengapa?

33. Mengapa albumin telur menjawab tes Molish?


Jawab :
Tes molish digunakan untuk menunjukan ada karbohidrat pada suatu senywa.
Albumin memiliki kandungan protein serta terkadung asam nuklet dan
glikoprotein yang mengandung karbohidrat. ini lah mengapa albumin telur
memberikan hasil positif pada tes molish

34. Akankah asam fosfotungstik mengendapkan albumin, globulin dan kasein


dari Solusi? Mengapa?
Jawab :
Karena reaksi antara Cu+ dengan ikatan peptida dan reduksi asam fostungstat
oleh tirosin dan triptofan
35. Mengapa hanya lapisan atas larutan protein yang dipanaskan dalam koagulasi
panas ujian?
Jawab :
Protein mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektrik
yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama. Pada
saat inilah protein mengalami koagulasi. Penambahan asam ke dalam larutan
menyebabkan ion-ion H+ dari asam akan terikat pada gugus-gugus yang
bermuatan negatif sehingga terjadi perubahan pengutuban dari molekul
protein. Perubahan pengutuban tersebut menyebabkan perubahan konformasi
dari protein atau rusaknya struktur tersier atau kuarterner protein sehingga
protein mengalami koagulasi.

Pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi Protein dan asam amino
dengan menggunakan berbagai uji dan pereaksi. Adapun uji yang dilakukan
antara lain

1. Reaksi Biuret

Pada percobaan uji biuret digunakan Larutan albumin pada identifikaasi


proteint. uji ini dapat mendeteksi kehadiran ikatan peptide yang diperoleh
hasil reaksi berupa warna ungu pada larutan albumin yang menunjukan
adanya protein. Dari hasil pengamatan terbntuk warna merah lembayung
hal ini terjadi karena ion Cu2+ dari pereaksi biuret yang berasal dari
penambahan CuSO4 dalam suasana basa yang akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk
senyawa kompleks bewarna ungu seperti yang dihasilkan. Reaksi ini
positif karena terbentuk terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih asam
amino esensial yang bereaksi
2. Reaksi Xantoprotein

Dari hasil pengamatan didapatkan hasil positif ini ditandai dengan


terbentuknya warna endapan kuning. pada uji reaksi xantoprotein
ditambahkan larutan HNO3 agar terjadi nitrasi pada inti benzena yang
terdapat dalam molekul protein sehingga ini lah yang menyebabkan terjadi
endapan putih yang berubah menjadi warna kuning jika dipanaskan.
fungsi di tambahkan NaOH untuk mempertegas warna kuning jingga
setelah pemanasan.

3. Uji Hopkins-Cole

Uji ini menggunakan pereaksi yang mengandung asam glioksilat. Gugus


indol pada asam amino triptofan mudah melakukan kondensasi dengan
aldehid jika ada penambahan asam kuat. Hasil kondensasi ini membentuk
furfural yang ditunjukkan terbentuknya cincin ungu pada larutan. namun
pada hasil pengamatan yang kami lakukan didapatkan hasil negatif
ditandai dengan tidak terbentuknya cincin ungu ini. Kami juga
membanding data dari kelompok lain yang menggunakan sampel triptofan
juga mendapatkan hasil negatif, ini bisa disebabkan encernya sampel
triptofan sehingga harus dipekat terlebih dahulu.

4. Reaksi Ninhidrin

Dari hasil pengamatan uji Ninhidrin menunjukkan hasil positif pada


larutan pepton. Hasil positif ditunjukkan timbulnya perubahan warna
larutan menjadi kuning atau ungu. Oleh karena itu terbukti larutan uji
tersebut merupakan larutan yang berisi senyawa protein. Uji ninhidrin
merupakan uji umum untuk identifikasi seluruh asam amino,karena
larutan ninhidrin bereaksi dengan gugus utama asam amino. Senyawa
ninhidrin akan bereaksi dengan gugus karboksil dan gugus amino
bebasmenghasilkan CO2, NH3, dan aldehida dengan jumlah atom C
kurang satu dari jumlah semula. Reaksinya adalah sebagai
berikut:R.CH(NH2)COOH R.CHO + NH3+ CO2
5. Pengendapan dengan logam berat
Dari hasil pengamatan dengan penambahan HgCl menghasil kan endapan
putih yang lebih banyak dibandingkan dengan penambahan Pb asetatat
yang endapan putih nya lebih sedikit ini. ini dikarenakan apabila protein
yang direaksikan dengan logam HgCl2 akan terjadi ikatan yang lebih kuat
dan itu menyebabkan terjadi reaksi sehingga logam berat mempengaruhi
protein. logam berat HgCl2 mempunyai tetapan disosiasi yang lebih besar
dari pada pb asetat karena merupakan logam transisi pada sistem periodik.

6. Pengendapan protein oleh berbagai pereaksi

dari hasil pengamatan didapatkan hasil positif ini ditandai dengan


terbentuknya endapan dari masing-masing pereaksi (pikrat, asam
sulfosalisilat, trikloroasetat. Ini terjadi disebabkan oleh pereaksi alkaloid
yang mengendapkan protein yang berikatan dengan gugus amin yang
bermuatan positif
VII. Kesimpulan
1. berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
dapat diendapkan dengan pereaksi logam berat dan alkaloid.
2. protein memiliki ikatan peptida, asam amino tirosin, asam amino
triprofan
3. pepton termasuk asam amino alfa
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J dan Fessenden, J. S..1982. Kimia Organik Edisi Ketiga jilid


II.Jakarta: Erlangga

Girindra, A. 1986. Biokimia I.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lehninger, Albert L..1982.Dasar-dasar Biokimia Jilid 1.Penerjemah: Maggy


Thenawijaya.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry

Ridwan, S..1990. Kimia Organik edisi I.Jakarta: Binarupa Aksara

Routh, J.I..1969.ESSENTIAL of GENERAL ORGANIC and BIOCHEMISTRY.


Philadelphia: W.B.Sounders Company

Wibowo, Luqman.2009. Deskripsi dan macam-macam tingkatan struktur


protein.Bandung

Winarno, F.G..1984.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


XIII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai