Asisten
ADHAN
Nim : H3113000000
BAB I
PENDAHULUAN
Asam amino yang merupakan suatu senyawa yang mempunyai dua gugus
fungsi yaitu gugus amino dan dan gugus karboksil. Pada asam amino, gugus amino
terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan gugus karboksil (C-α) atau dapat
dikatakan juga bahwa gugus amino dan gugus karboksil dalam asam amino terikat
pembentuk struktur sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah
polimer dari asam-asam amina yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh
Hal yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan (organisme)
ragam makhluk hidup yang terhingga banyaknya. Penamaan asam amino dapat
dituliskan dengan nama biasa (umum), cara penamaan ini dapat pula digunakan
singkatan terutama jika asam amino dalam bentuk peptida dengan jumlah yang
banyak. Disamping itu, penamaan asam amina dapat juga menggunakan nama
Pembuatan peptida dan protein dari asam amino sederhana dalam laboratorium
melibatkan strategi dan teknik yang canggih. Berdasarkan uraian diatas maka
dilakukanlah percobaan asam amino dan peptida, yakni untuk mengetahui sifat-sifat
Adapun maksud dari percobaan ini adalah mengenal beberapa sifat asam
1.2.2Tujuan Percobaan
Prinsip pada percobaan ini adalah menentukan sifat dari asam amino dan
protein dengan mereaksikan beberapa asam amino (Glisin, Sistin, Sistein, Alanin,
Tirosin, Triptolisin, Gelatin) dan protein dengan pereaksi Millon, Ninhidrin, dan
biuret.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah senyawa yang mempunyai rumus umum +H3NCH – (R)
COO-, bersifat ion dan hidrofil. Asam-asam amino saling berbeda gugus R-nya. Ada
sekitar 20 asam amino penting yang merupakan pembentuk protein dan disebut asam
amino hidrosilat seperti, Alanin, Arigin, Sistein, Glutamin, Asam Glutamat, Glisin,
Histidin, leusin, Lisisn, Metionin, Prolin, Serin, Treonin, Triptofan, Tirosin, dan
Beberapa asam amino yang bukan merupakan satuan pembentuk protein, baik
yang terdapat dalam keadaan bebas atau yang terikat pada sel jaringan, mempunyai
peranan penting dalam proses metabolisme. Ada 2 struktur asam amino, yaitu
struktur yang tidak bermuatan dan struktur ion pada pH fisiologis. Gugus karboksil
bersifat sebagai donor proton, gugus amino bersifat sebagai akseptor proton; dan
gugus R yang dikenal sebagai rantai samping atau rantai cabang mempunyai sifat
yang khas. Dengan pengecualian glisin (karena R = H), struktur kimia semua asam
amino penyusun protein mengandung atom karbon asimetris sehingga bersifat aktif
optis. Oleh karena itu, asam amino dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi
Gugus karboksil (COOH) adalah karakteristik dari seluruh asam organik dan
melekat pada atom karbon-a, keseluruhan asam amino dikenal sebagai asam
amino. R adalah sebutan umum bagi berbagai gugus samping yang membedakan
kedua puluh asam amino yang ditemukan di alam (Fried dan Handemenos, 2013).
Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu asam amino esensial dan asam
mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik nonpolar (Sitompul,
2004).
Asam amino ini dikenal dengan asam amino esensial. Kebutuhan untuk asam
amino tertentu berbeda berdasarkan spesies, umur, dan jenis makanan. Misalnya,
histidin sangat dibutuhkan oleh anak kecil dan semua anjing, tetapi tak dibutuhkan
oleh orang dewasa. Sedangkan sistein adalah contoh dari asam amino yang harus
ada. Kebutuhan dari sistein tergantung pada banyaknya jumlah meteonin maka
sistein menjadi asam amino esensial. Akan tetapi, apabila jumlah meteonin banyak,
kelebihannya akan diubah menjadi sistein. Tirosin menjadi esensial apabila tak ada
fenilalanin karena tirosin dapat dibiosintesis dari fenilalanin. Apabila tirosin tidak
ada dalam makanan, maka harus diberikan fenilalanin yang cukup untuk memenuhi
Asam-asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh dari zat makanan
tertentu ini disebut asam-asam amino nonesensial (nonessensial amino acid). Perlu
diingat bahwa asam-asam amino esensial tidak berarti lebih penting daripada asam-
asam amino nonesensial. Kedua jenis asam amino ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
dewasa. Arginin dapat disintesis dalam tubuh, tetapi kurang cepat untuk
sebagian besar asam amino nonesensial. Dua asam amino esensial, yaitu fenilalanin
2.2 Protein
Protein ialah polimer yang terdiri dari asam amino. Protein memainkan peran
penting dalam hampir semua proses biologis. Enzim, yaitu kalatis biokimia, hampir
(Chang,2006).
Protein salah satu komponen yang sangat berguna bagi tubuh manusia.
Protein tersusun atas beberapa asam amino. Asam amino yang menyusun protein
biasanya merupakan asam amino yang mempunyai cirri khas. Protein hewani
kualitasnya lebih baik bila dibandingkan protein nabati, karena protein hewani
memiliki asam amino yang lebih lengkap dan susunannya mendekati nilai protein
yang diperlukan oleh tubuh manusia. Sekitar 300 jenis asam amino berada di alam,
namun hanya 20 jenis yang merupakan unit monomer untk membangun tulang
primer adalah sebutan untuk urutan asam amino khas dari rantai polipeptida yang
distabilkan oleh suatu pola teratur dari ikatan-ikatan hidrogen antara gugus CO dan
gugus NH dari tulang punggung, misalnya alfa-heliks. Istilah struktur teriser berlaku
pada struktur 3D yang distabilkan oleh gaya dispersi, ikatan hidrogen dan gaya
antarmolekul lainnya. Struktur tersier berbeda dari struktur sekunder karena asam
amino yang mengambil bagian dalam interaksi ini mungkin jaraknya berjauhan
dalam rantai polipeptida. Molekul protein dapat terdiri atas lebih dari satu rantai
struktur sekunder dan tersier, kita juga harus mempertimbangkan interaksi di antara
contoh molekul hemoglobin terdiri atas 4 rantai polipeptida terpisah atau subunit.
Subunit-subunit ini diikat oleh gaya van der waals dan gaya ionik (Chang, 2005).
penting dalam analisis pemisahan. Asam amino sendiri tidak berwarna dan tidak
dapat dideteksi secara visual pada kromatografi atau cara analisis lainnya. Dengan
(Fessenden, 2010).
Reaksi ini digunakan untuk protein dimana protein ini yang mengandung
asam amino dengan radikal hidroksi fenil sebagai suatu penyusunnya. Jika larutan
protein yang mengandung asam amino ini ditambahkan pereaksi Millon (larutan
merkuri nitrit dan merkuri nitrat dalam campuran asam nitrit dan asam nitrat),
terbentuk gumpalan berupa gumpalan yang berwarna putih dan akan segera berubah
menjadi berwarna merah hal ini terjadi karena pada proses pendidihan
(Suryaningrum, 2010).
2.3.2 Reaksi Ninhidrin
asam amino. Dalam suasana asam yang lebih jelasnya pada Ph 4 - 8 yang
menghasilkan senyawa berwarna ungu. Ninhidrin ini zat yang bereaksinya adalah
protein dengan triketohydrindene hidrat. Semua asam amino, atau peptida yang
Reaksi warna yang penting dari asam amino adalah reaksi ninhidrin karena
intensitas warna yang terbentuk pada reaksi ninhidrin ini sebanding dengan
konsentrasi asam aminonya sehingga reaksi ini dapat dipakai untuk analisis
kuantitatif. Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis
asam amino. Ninhidrin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi
gugus aina dalam molekul asam amino. Ninhidrin yang telah bereaksi akan
biru keunguan yang disebabkan oleh molekul nonhidrin dan hidrindantin yang
kuantitatif protein, yang didasarkan pada dihasilkannya warna ungu jika biuret,
peptida, protein, ataupun senyawa terkait diolah dengan tembaga sulfat dalam suatu
larutan basa. Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein karena
asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida
METODELOGI PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini ialah glisin, sistein, sistin,
meteonin, alanin, tirosin, triptopan, arginin, gelatin, protein, pereaksi Millon, larutan
Ninhidrin 0,1 %, NaOH 2 N, CuSO4 0,01 N, aquadest, label, dan tissue roll.
Alat yang digunakan pada percobaan ini ialah, tabung reaksi, rak tabung,
pipet tetes, kaki tiga, kasa, lampu spiritus, penjepit tabung, dan sikat tabung.
Disiapkan 9 tabung reaksi yang bersih dan kering, diisikan pada tabung yang
berbeda, glisin, sistein, sistin, alanin, tirosin, triptofan, arginin, gelatin, dan protein
Disiapkan 9 tabung reaksi yang bersih dan kering, diisikan pada tabung yang
berbeda, glisin, sistein, sistin, alanin, tirosin, triptofan, arginin, gelatin, dan protein
larutan ninhdrin 0,1 %, dikocok dan dipanaskan sampai mendidih. Lalu diamati dan
Disiapkan 9 tabung reaksi yang bersih dan kering, diisikan pada tabung yang
berbeda, glisin, sistein, sistin, alanin, tirosin, triptofan, arginin, gelatin, dan protein
NaOH 2N, dikocok dan ditambahkan CuSO4, dikocok dan diamati perubahan yang
terjadi, ditambahkan kembali CuSO4, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
Perubahan yang
Perubahan yang Pereaksi berlebih
terjadi setelah
Larutan Contoh terjadi setelah setelah
ditambahkan
dipanaskan dipanaskan
Millon
L-Glisin Bening Bening Bening
L-Sistin Bening Bening Bening
L-Sistein Putih keruh Putih keruh Putih keruh
L-Alanin Bening Bening Bening
L-Tirosin Merah muda Merah pekat Merah pekat
L-Triptolisin Kuning bening Kuning bening Kuning bening
Gelatin Putih keruh Merah muda Merah muda
Protein Putih keruh Merah muda Merah muda
Arganin Bening Bening Bening
a. H CH CO2H + Hg(NO3)2
NH2
Glisin
SH NH2
Sistein
CH3 CH CO2H + Hg(NO3)2
d.
NH2
Alanin
OOC
H2 2+ -H2O
e. 2
NH CH C OH + Hg2 + HNO3
NO2
tirosin
COOH
H2
+H N
3 C C OH + HgO
H
COO
H2 -H2O
C CH + Hg22+ + HNO3
f.
NH2
N
H COOH
triptofan H2
C CH + HgO
+
H3N
N
H
O NH2
Pada percobaan ini dilakukan pengujian asam amino dengan pereaksi Millon,
untuk mengetahui asam amino yang mengandung gugus fenol. Pereaksi Millon
mengandung merkuri dan ion merkuri dalam asam nitrit dan asam nitrat.
Berdasarkan percobaan glisin, alanin, dan arginin berwarna bening saat ditambahkan
peraksi Millon, dan tidak terjadi perubahan warna setelah dipanaskan, yang
menandakan asam amino tersebut tidak memiliki gugus fenol. Sistein, gelatin, sistin
dan protein menghasilkan warna keruh dan terbentuk endapan putih, baik saat
sebelum dan setelah dipanaskan, yang menandakan bahwa pada keempat asam amino
Hal tersebut diatas berbeda dengan tirosin yang berwarna merah bata dan
mengendap saat dipanaskan, hal ini menandakan bahwa tirosin memiliki gugus fenol.
Perubahan warna terjadi akibat gugus fenol pada tirosin ternitrasi membentuk garam
merkuri dengan pereaksi Millon yang akan membentuk kompleks yang berwarna
merah. Pada triptofan saat ditambahkan pereaksi Millon warna larutan berubah
menjadi keruh, saat dipanaskan terbentuk endapan kuning, hal ini menandakan
a. H CH CO2H + O
OH
NH2 O
Glisin O
O + H-CHO + NH + CO
3 2
OH
O
O
b. HOOC CH2CH S S CH2CH COOH + O
OH
NH2 NH2
Sistin O
O
d. CH3 CH CO2H + O
OH
NH2 O
Alanin
e. HO CH2 H CO2H + O
OH
NH2
Tirosin O
CH2 CH CO2H + O
f.
OH
N
H Triptofan NH2 O
O
COH + NH3 + CO2
O +
OH N
H
O
O
g. NH CH2 CH2 CH2 CH CO2H + O
OH
H2N CH NH2 NH2 O
Arginin
O H2
O NH CH2 CH2 C COH + NH3 + CO2
+
OH H2N CH NH2
O
O NH2 O
O
h. H2NCCH2CH2 CHCO2H + OH
gelatin O
i. O
O O O
H N CH C NH CH2 C OH + OH
H R O
Protein
O O
N + R CH + CO2 + H2O + H+
O O
Pada percobaan ini dilakukan pengujian beberapa asam amino dan protein
dengan larutan Ninhidrin yang berfungsi untuk mengidentifikasi asam amino bebas
yang terdapat pada asam amino ataupun protein melalui perubahan warna yang
terjadi setelah itu dilakukan pemanasan yang berfungsi untuk koagulasi protein
sehingga tidak dapat larut dalam air dan terbentuknya endapan.Asam amino bebas
adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat.Asam amino dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan konsentrasi asam amino tersebut.Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4.
menandakan pada sistein dan tirosin tidak terdapat asam amino bebas.
Pada glisin, sistein, alanin, gelatin, protein dan arginin saat direaksikan
d. NH2
Alanin
N NH2
f. Triptofan
O NH2
gelatin C2H5
H H
H2N C N C COOH
H
O
Cu + Na2SO4 + H2O
C2H5 O
H
HOOC C N CH
H
NH2
i.
O O C O
H N CH C NH CH2C OH + NaOH H N CH C NH CH2 C ONa + H2O
H R H R
Protein
R R O
H2N HC CH N CH C OH
O H
C O
H N CH C NH CH2C ONa + CuSO4 Cu
H H
O R H O
OH C HC NH CH CH NH2
R
Uji biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel
protein. Penambahan NaOH pada glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan,
arginin, gelatin, dan protein tidak terjadi perubahan warna yakni tetap bening. Pada
penambahan CuSO4 pada glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan, arginin,
gelatin, dan protein masih belum terjadi perubahan warna yakni tetap bening. Pada
penambahan NaOH, ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi biuret (CuSO4) akan
bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari rantai asam amino yang menyusun protein
glisin, sistin, sistein, alanin, tirosin, triptofan, arginin, dan protein berubah warna
menjadi biru muda, sedangkan gelatin berubah menjadi warna ungu. Kompleks
berwarna menandakan adanya ikatan peptida pada asam amino dengan nilai yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa:
1. Tirosin memiliki gugus fenol yang dibuktikan dengan berubahnya warna menjadi
2. Glisin, triptofan, arginin, dan gelatin mengandung asam amino bebas yang
3. Gelatin dan protein memiliki ikatan peptida, yang ditandai dengan perubahan
5.2 Saran
lengkap lagi alat-alat dan bahannya, agar praktikum tersebut dapat berjalan dengan
Fried, G.H., Hademenos, G.J., 2013, Schaums: Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi 2,
Erlangga, Jakarta.
Rediatning, W., Kartini, N., 1987, Analisis Asam Amino Dengan Kromatografi
Cairan Kinerja Tinggi Secara Derivatisasi Prakolom Dan Pascakolom,
Proceding ITB, 20(1), 41 – 59.
Sitompul, S., 2004, Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai,
Buletin Teknik Pertanian, 9(1), 33 – 37.
Suryaningrum, T.D., 2010, Profil Sensori Dan Nilai Gizi Beberapa Jenis Ikan Patin
dan Hibrid Nasutus, Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan, 5(2), 153 – 164.