Anda di halaman 1dari 65

BIOKIMIA KARBOHIDRAT,

LIPID, PROTEIN
Prodi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
TUJUAN UMUM PRAKTIKUM

 mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan


metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
TUJUAN KHUSUS PRAKTIKUM

 Memahami cara pemeriksaan biokimia karbohidrat, lipid


dan protein
 Dapat menjelaskan kelainan-kelainan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein
PRAKTIKUM KARBOHIDRAT
Dasar teori
KARBOHIDRAT
 Merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen (terdapat di alam).
 Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O,
- misalnya glukosa adalah (CH2O)6.
 Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton
(ketosa).
Pembagian Karbohidrat
1. Monosakarida
 Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.

 Monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul


karbohidrat yang lebih kecil.

 Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa, ribosa.


2. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang dapat dihidrolisis
menjadi 2 molekul monosakarida.

Contoh:
 Sukrosa -> glukosa + fruktosa
 Maltosa -> glukosa + glukosa
 Laktosa -> glukosa + galaktosa
3. Oligosakarida

 Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas 2-8


monosakarida.
4. Polisakarida
 Karbohidrat yang tersususn atas lebih dari 8 monosakarida.
 Merupakan polimer monosakarida dan mempunyai berat molekul tinggi.

 Polisakarida dengan satuan dasar pentosa disebut pentosan


(contoh: gom arab yang merupakan polimer arabinosa).

 Polisakarida dengan satuan dasar heksosa disebut heksosan


(contoh: amilum yang merupakan polimer glukosa). Contoh lain polisakarida
yaitu pati, selulosa.
PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN
PRAKTIKUM
1. REAKSI HIDROLISIS AMILUM
 Siapkan satu tabung reaksi
 Isi tabung reaksi dengan 5 mL larutan amilum 1% dan 1 mL ekstrak pankreas netral.
Gojog!
 Tabung di inkubasi pada suhu 37 ºC.
 Lakukan uji Yod tiap selang waktu 3 menit hingga menunjukkan tes Yod negatif 
amati perubahan warna yang terjadi  lakukan tahap tsb sampai proses hidrolisis
selesai
 Setelah proses hidrolisis selesai, sebagian larutan di ambil dan di masukkan ke dalam
tabung reaksi baru kemudian masukkan sepotong kertas lakmus kedalam tabung
tersebut.
 Larutan Na2CO3 (Natrium karbonat) ditambahkan ke tabung tersebut hingga lakmus
berubah warna dari merah menjadi biru (basa).
 Selanjutnya lakukan uji Benedict dengan menambahkan 1 mL reagen Benedict
 Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida
dan gula pereduksi. Reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna hijau, merah,
orange atau merah bata.
Interpretasi

 Uji yod, dari biru tua menjadi lebih


kekuningan sampai memudar dan tidak
berwarna
 Uji yod negatif: tidak berwarna
 Amilum habis (sudah terhidrolisis)
Interpretasi

 Kertas lakmus: merah menjadi biru


 Kondisi dari larutan tersebut semakin
basa
Interpretasi

 Uji benedict: larutan biru-dipanaskan-


hijau-merah bata
 Ada gula-gula pereduksi
Pertanyaan

a. Apakah yang menandai bahwa semua amilum sudah habis terhidrolisis?

b. Apabila reaksi Benedict positif, kesimpulan apa yang dapat diambil?

Masukkan dalam pembahasan di laporan praktikum


2.REAKSI MOLISCH

 uji kimia yang digunakan untuk menunjukkan adanya


karbohidrat. Semua jenis karbohidrat mulai dari monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida

 Prinsip:
Prinsip percobaan Uji Molish adalah berdasarkan pada reaksi
karbohidrat dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi
metil furfural dengan α-naftol akan membentuk cincin senyawa
kompleks berwarna ungu.
2.REAKSI MOLISCH
 Siapkan 4 tabung reaksi pada rak
 Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III, IV
 Tabung I: 2 mL larutan glukosa
 Tabung II: 2 mL fruktosa
 Tabung III: 2 mL arabinosa
 Tabung IV: 2 mL larutan amilum encer
 Kedalam semua tabung ditambahkan 5 tetes alfa naftol 5%, campur
 Alirkan 2 mL H2SO4 pekat ke dalam tabung melalui dinding tabung
reaksi secara perlahan-lahan
 Adanya cincin ungu pada bidang batas menunjukkan adanya
karbohidrat
Uji Molisch
REAKSI MOLISCH
Interpretasi
 H2SO4: asam sulfat,
 fungsi: Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi
monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam
sulfat menjadi furfural(aldehid grup, produk dehidrasi gula/glukosa) atau
hidroksi metil furfural.

*Interpretasi:
 Tabung I: 2 mL larutan glukosa
 Tabung II: 2 mL fruktosa
 Tabung III: 2 mL arabinosa
 Tabung IV: 2 mL larutan amilum encer
3.REAKSI BENEDICT
 Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan
sampel. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai
menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.

 Siapkan 3 tabung reaksi pada rak


 Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III
 Masukkan 5 mL reagen Benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi
 Tabung I: tambahkan 0,5 mL glukosa
 Tabung II: tambahkan 0,5 mL arabinosa
 Tabung III: tambahkan 0,5 mL sukrosa
 Panaskan ketiga tabung tersebut diatas api kecil hingga mendidih
 Reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna hijau, merah, orange atau merah bata.
 Tabung yang berisi apa yang menunjukkan tes negatif?
Interpretasi:

larutan benedict ditambah:


 Tabung I: tambahkan 0,5 mL glukosa
 Tabung II: tambahkan 0,5 mL arabinosa
 Tabung III: tambahkan 0,5 mL sukrosa
4.REAKSI SELLIWANOFF

 Untuk membedakan antara karbohidrat gugus fungsi aldosa dan


ketosa

 Jika reaksi Selliwanoff positif (perubahan warna dari kuning menjadi


merah) maka menunjukkan adanya gugus ketosa

 Contoh KH gugus aldosa: glukosa, galaktosa, maltosa, laktosa,


amilum

 Contoh KH gugus ketosa: sukrosa, fruktosa


4.REAKSI SELLIWANOFF
 Siapkan 3 tabung reaksi pada rak
 Beri label pada masing-masing tabung dengan nomor I, II, III
 Dimasukkan 3 mL reagen Selliwanoff ke dalam masing-masing tabung
 Tabung I: tambahkan 1 mL larutan fruktosa
 Tabung II: tambahkan 1 mL arabinosa
 Tabung III: tambahkan 1 mL glukosa
 Panaskan diatas api kecil hingga mendidih selama 30 detik
 Reaksi positif jika terjadi warna merah
INTERPRETASI REAKSI SELLIWANOFF

 Tabung I: tambahkan 1 mL larutan fruktosa -> positif warna merah


 Tabung II: tambahkan 1 mL arabinosa -> negatif
 Tabung III: tambahkan 1 mL glukosa -> negatif
PRAKTIKUM LIPID
Dasar teori
LIPID
 Senyawa biomolekul organik yang tidak larut dalam air.

 Dapat diekstrak dari sel dan jaringan menggunakan pelarut tertentu.


- misalnya khloroform, eter, benzena dan heksana.

 Menyerupai lemak dan penting karena merupakan simpanan tenaga yang besar.

 sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E, dan K dan juga mengandung asam-asam


lemak esensial.
Klasifikasi lipid menurut Bloor
1. Lipid sederhana:
adalah ester antara asam lemak dengan alkohol.

a. Lemak adalah ester antara asam lemak dengan gliserol.


Minyak adalah lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair.
b. Lilin (malam, wax) adalah ester antara asam lemak dengan alkohol monohidris
dengan B.M tinggi (rantai C panjang) selain gliserol.
Lipid majemuk
 Lipid majemuk : ester asam lemak yang mengandung gugus lain yang terikat pada
alkoholnya.

a. Fosfolipid yaitu suatu ester asam lemak dengan gliserol dan juga mengandung
asam fosfat, basa nitrogen atau zat lainnya.

b. Serebrosid (glikolipid) yaitu senyawa yang terdiri dari asam lemak dengan
karbohidrat, mengandung basa nitrogen tetapi tidak mengandung asam fosfat.

c. Senyawa lipid lainnya misalnya sulfolipid dan amino lipid.

d. Lipo protein juga dimasukkan dalam katagori ini.


Derivat Lipid

Adalah zat-zat diatas bila dihidrolisis


 Misalnya asam lemak, alkohol, gliserol, steroid, lemak,aldehid.
 benda-benda keton
 vitamin A, D, E, K.
 Gliserida (asil gliserol), kolesterol dan kolesteril ester karena tidak bermuatan
disebut lipid netral.
Asam lemak

 Berasal dari hidrolisis lemak.


 Yang berasal dari alam biasanya mengandung atom C genap dan biasanya
rantainya lurus.
 Rantai ini bisa jenuh atau tidak jenuh.
Asam lemak jenuh (CnH2n + 1 COOH)
a. Asam asetat (CH3COOH) didapat dari fermentasi karbohidrat oleh ragi anggur.

b. Asam profionat (C2H5COOH) didapat dari fermentasi karbohidrat oleh ragi anggur.

c. Asam butirat (C3H7COOH) terdapat pada beberapa lemak, misalnya mentega.

d. Asam laurat (C11H23COOH) terdapat pada spermaseti, minyak palem, dan minyak
kelapa.

e. Asam mirisat (C13H27COOH) terdapat pada minyak palem, dan minyak kelapa.
Asam lemak jenuh

f. Asam palmitat (C15H31COOH) banyak terdapat pada minyak hewan dan


tumbuh-tumbuhan.

g. Asam stearat (C17H35COOH) banyak terdapat pada lemak hewan dan tumbuh-
tumbuhan.

h. Asam arkhidat (C19H39COOH) banyak terdapat pada kacang tanah.

i. Asam lignoserat banyak terdapat pada serebrosid dan minyak ikan.


Asam lemak tidak jenuh

a. Yang mengandung satu ikatan rangkap, misalnya asam oleat yang terdapat
hampir pada setiap lemak.

b. Yang mempunyai ikatan rangkap lebih dari satu.


1. Dua ikatan rangkap : asam linoleat, terdapat pada minyak biji kapas.
2. Tiga ikatan rangkap : banyak terdapat bersama asam linoleat pada minyak
biji kapas.
3. Empat ikatan rangkap : asam arakhidonat, terdapat pada minyak kacang.

c. Lain-lain asam lemak misalnya terdapat dalam minyak ikan yang mengandung 22
atom C dengan 6 ikatan rangkap
1.Kelarutan lemak, proses reaksi penyabunan dan
terjadinya emulsi

Taruhlah 5 tabung reaksi


 tabung 1 : 2 mL khloroform
 tabung 2 : 2 mL eter
 tabung 3 : 2 mL air
 tabung 4 : 2 mL larutan Na2CO3 1%
 tabung 5 : 2 mL larutan empedu encer
 Kemudian dimasing-masing tabung ditambahkan 3 tetes minyak
kelapa. Tutuplah mulut tabung dengan ibu jari dan gojoglah,
kemudian biarkan di rak selama 5 menit. Apa yang terjadi pada
masing-masing tabung ?
Hasil:
Interpretasi
 tabung 1 : 2 mL khloroform -> lemak larut
 tabung 2 : 2 mL eter ->lemak larut
 tabung 3 : 2 mL air ->terjadi reaksi penyabunan
 tabung 4 : 2 mL larutan Na2CO3 1% ->terjadi reaksi
penyabunan
 tabung 5 : 2 mL larutan empedu encer -> terjadi
proses emulsi karena larutan empedu
 PEMBAHASAN!!!
2. Reaksi Salkowski

 Ke dalam tabung reaksi masukkan 2 mL larutan


kholesterol dalam khloroform.
 Tambahkan 2 mL asam sulfat pekat, campurlah hati-
hati.
 Lapisan asam sulfat menjadi kuning dengan flourensi
hijau atau ungu.
Interpretasi

 Terdapat lapisan larutan kuning dengan flurosensi kehijauan


3.Pembentukan Akrolein

 Siapkan 2 tabung reaksi kering,


 tabung kesatu diisi dengan 3 tetes gliserol
 tabung kedua dengan 3 tetes minyak (salah satu minyak).
 Masing-masing tabung ditambah kristal KHSO4 setebal 1
cm.
 Panaskan dengan hati-hati.
Interpretasi

 Bau menyengat, terbentuk akrolein pada gliserol


 Tulis rumus akrolein dan apa guna KHSO4 di sini?
(pembahasan PR)
PRAKTIKUM PROTEIN
Dasar teori
Protein:
 Makromolekul yang terdiri dari banyak asam amino (>100)
 Bergabung bersama membentuk rantai panjang, banyak seperti manik-manik yg
teratur di sebuah tali (ikatan peptida)

Berdasar elemen penyusunnya


 Protein sederhana : bila dihidrolisis sempurna akan menghasilkan asam amino saja.
Contoh : albumin, globulin, glutelin, prolamin, histon dan protamin
 Protein terkonjugasi : mengandung gugus non-protein (gugus prostetis). Contoh :
nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, kromoprotein

Berdasar kelarutannya
 albumin : larut dalam air dan larutan garam
 globulin : larut dalam larutan garam
 protamin : larut dalam etanol 70-80%
 histon : larut dalam larutan garam
Asam amino

 Asam amino esensiil : asam amino yang diperlukan tetapi tidak dapat
disintesis oleh tubuh (valin, leusin, isoleusin, lisin, treonin, fenilalanin,
triptofan dan metionin).

 Asam amino semi esensiil : asam amino yang dapat disintesis tubuh, tapi
tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan anak-anak (arginin dan hisitidin).

 Asam amino proteinogenik : asam amino yang menyusun protein tubuh


manusia (20 macam).
Asam amino

Di dalam tubuh manusia terdapat asam amino yang penting, tetapi tidak ikut
menyusun protein (asam amino non-proteinogenik).
Misalnya :
 Sitrulin yang berperan dalam siklus urea.
 GABA (gamma-amino butyric acid) berperan sebagai neurotransmitter
 Homosistein berperan dalam metabolisme asam folat
 Karnitin sebagai transporter lipid dalam sel
1. Reaksi pengendapan

Dasar teori:
b. Pengendapan dengan ion positif logam berat: Cu++ ; Fe+3 ; Pb++
 Dasar reaksi ini adalah.
 Pengendapan akan terjadi bila protein berada pada daerah alkalis terhadap
titik iso elektris.
 Dalam keadaan ini protein bermuatan negatif.
 Dengan penambahan ion positif, pH larutan menuju titik iso elektris (muatan
netral) menyebabkan protein mengendap.
 Endapan dapat larut lagi dengan penambahan alkali encer.
1. Reaksi pengendapan

Pengendapan dengan ion logam berat


 Masukkan kedalam tabung reaksi 2 mL larutan protein
encer dan 1 atau 2 tetes larutan ZnSO4 (Zinc sulfate) encer.
 Terjadi endapan putih.
 Ambil sebagian dari endapan tersebut.
 Tambah larutan ZnSO4 berlebihan.
 Endapan akan larut.
 Ulangi percobaan ini dengan larutan Pb asetat.
interpretasi

 Terdapat endapan putih


 Terjadi penetralan muatan
2. Reaksi warna
2a. Reaksi biuret

Dasar teori:

 Reaksi biuret adalah reaksi umum untuk menunjukan adanya ikatan peptida
dan protein.
 Reaksi ini disebut demikian karena positif terhadap senyawa biuret
(kondensasi 2 mol urea yang dipanaskan).
 Reaksi positif dengan terjadinya warna ungu karena adanya senyawa
kompleks yang terjadi antara Cu++ dengan N dari molekul ikatan peptida dan
O dari H2O.
2a. Reaksi biuret
 Masukkan kedalam tabung reaksi 3 ml larutan protein
dan 1 ml NaOH 40%.
 Kemudian tambahkan 1 tetes CuSO4 1%.
 Terjadi warna merah muda atau ungu. (rx biuret +)
2b. Reaksi Millon-Nasse
dasar teori
 Reaksi Millon-Nasse positif karena adanya pengikatan Hg dengan gugus
hidroksifenil.

 Jadi reaksi ini dipakai untuk menunjukkan adanya protein yang mengandung
tirosin,

 tetapi tidak spesifik karena fenol juga memberikan reaksi positif.


2b. Reaksi Millon-Nasse
 Masukkan kedalam tabung reaksi 2 ml larutan protein
dan 1 ml reagen merkuri sulfat(HgSO41%dalam H2SO4 10% ).
Panaskan, mungkin terjadi endapan kuning.

 Dinginkan dibawah air leding, tambahkan setetes larutan


NaNO2 1% . Panaskan lagi.

 Terjadinya endapan atau larutan berwarna merah


menunjukkan adanya terosin dalam protein.
2c. Reaksi Hopkins-Cole
dasar teori
 Reaksi Hopkins-Cole positif ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada
bidang batas

 karena terjadinya kondensasi 2 inti endol dari triptofan dengan aldehid.

 Reaksi positif untuk protein yang mengandung triptofan.


2c. Reaksi Hopkins-Cole
 Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan protein
dan 1 tetes larutan formaldehid encer, kemudian
tambahkan 1 tetes reagen merkuri sulfat.

 Campurlah dan tambahkan perlahan-lahan 2 ml asam


sulfat pekat melalui dinding tabung sehingga terjadi
dua lapisan.

 Terjadinya cincin ungu dibidang batas menunjukkan


adanya triptofan dalam protein.
2d. Reaksi Ksanto protein
Dasar teori
 Reaksi Santoprotein positif ditandai dengan terjadinya warna kuning setelah
penambahan HNO3 dan dipanaskan.

 Pada penambahan alkali akan memberikan warna orange.

 Reaksi ini terjadi karena adanya inti benzen (-C6H5).

 Karena itu reaksi positif untuk protein yang mengandung asam amino dengan
inti benzen misalnya tirosin, fenil alanin, dan triptofan
2d. Reaksi Ksanto protein
 Masukkan dalam tabung reaksi 3 ml larutan protein dan 1 ml
HNO3 pekat.
 Panaskan dalam penangas air mendidih. Larutan menjadi
berwarna kuning.
 Dinginkan dibawah air leding.
 Ambil sebagian dari larutan tersebut dan tambahkan
ammonia maka warnanya akan menjadi lebih kuning atau
orange.
 Reaksi ini untuk menunjukkan adanya inti benzen dalam
asam amino.
2e. Uji sulfur
Dasar teori
 Reaksi reduksi sulfur positif ditandai dengan terjadinya warna hitam dari PbS
setelah protein ditambah alkali, garam Pb dan dipanaskan.
 Alkali digunakan untuk melepas S dari senyawa organik menjadi senyawa
anorganik.
 Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung unsur S, misalnya sistein
dan metionim.
2e. Uji sulfur
 Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml serum dan 1 ml
larutan NaOH 40%.
 Masaklah selama 1 menit  untuk mengubah S organik
menjadi senyawa S anorganik (Na2S).
 Tambahkan 1 tetes larutan Pb asetat akan terjadi
endapan coklat atau hitam dari PbS.
Interpretasi

 Terdapat endapan warna coklat


 Reaksi ini untuk menunjukkan adanya S (sistein) dalam
protein.
Laporan praktikum

1. Dasar teori
2. Alat dan bahan
3. Cara kerja
4. Pembahasan:
 - Interpretasi percobaan?
 - Kebutuhan normal karbohidrat, lemak, dan protein pada orang dewasa?
 - Proses metabolisme?
 - Gangguan metabolisme?
5. Kesimpulan
6. Referensi
Metabolisme karbohidrat

1. Menjelaskan proses glycolysis


2. Mendeskripsikan jalur molekul piruvat melalui siklus krebs
3. Menjelaskan transpor elektron melalui rantai transpor elektron
4. Mendeskripsikan proses produksi APT melalui proses fosforilasi oksidatif
5. Menyimpulkan proses gluconeogenesis
Metabolisme lipid

 Jelaskan proses oksidasi asam lemak


 Jelaskan proses kolesterogenesis
 jelaskan proses transport lipid dan peran hepar dalam metabolisme lipid
 Jelaskan proses ketogenesis
 Jelaskan proses lipogenesis
 Jelaskan proses metabolisme asilgliserol.
Metabolisme protein

 Jelaskan asam amino, protein, struktur protein.

 Jelaskan mekanisme sintesis protein.

 Jelaskan metabolisme protein.


kelainan-kelainan metabolisme:

1. karbohidrat

 Galactose and fructose disorders


 Glycogen storage disorders
 Congenital disorders of glycosylation
2. lipid

 Disorders Of Lipid Metabolism


 Lipoprotein disorders
 Fatty acid oxidation defects
3. protein

 Mitochondrial Disorders
 Lysosomal Storage Disorders
 Peroxisomal Disorders
 Purine And Pyrimidine Disorders
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai