Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI PENGENALAN KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH:

Andre Perwira - 21334771

LABORATORIUM KIMIA
DASAR PROGRAM STUDI
FARMASI FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI


NASIONAL JAKARTA

2022
I. REAKSI KARBOHIDRAT
II. TEORI
II.1. Karbohidrat

Istilah karbohidrat berasal dari glukosa sebagai karbohidrat pertama yang berhasil diperoleh secara
murni. Glukosa dengan rumus molekul C6H12O6 atau (CH2O)6 disangka sebagai senyawa hidrat dari
karbon. Tetapi kemudian istilah ini diketahui merupakan istilah yang salah karena karbohidrat
merupakan suatu polihidroksi dari aldehid dan keton atau turunannya. Glukosa mempunya nama lain
dekstrosa. Karbohidrat diperoleh dari tanaman melalui proses fotosintesis. Dengan bantuan sinar
matahari maka CO2 dan H2O akan diubah menjadi glukosa dan O2. Karbohidrat ini menjadi sumber
energi apabila dikonsumsi melalui proses metabolisme dalam tubuh.

Klasifikasi karbohidrat disusun berdasarkan ukuran molekul penyusunnya dan gugus yang
dikandungnya. Berdasarkan ukuran molekulnya karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu gula sederhana
dan karbohidrat kompleks. Yang disebut dengan gula sederhana adalah kelompok monosakarida.
Karbohidrat kompleks tersusun dari dua atau lebih gula sederhana.

Monosakarida ; karbohidrat yang tersederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Contohnya glukosa, fruktosa, galaktosa. Glukosa disebut juga gula darah
(karena dijumpai dalam darah), gula anggur (dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena
memutar bidang polarisasi). Glukosa yang merupakan monosakarida penyusun sukrosa, laktosa, maltosa
dan pati dapat diubah oleh mamalia menjadi glukosa yang menjadi sumber energi bagi organisme atau
disimpan sebagai sebagai glikogen yang meruapakan cadangan energi. Karbohidratyang berlebih dapat
diubah menjadi lemak, steroid (seperti kolesterol) dan secara terbatas dapat diubah menjadi protein.
Fruktosa disebut juga levulosa karena dapat memutar bidang polarisasi ke kiri. Fruktosa terdapat dalam
buah-buahan dan madu. Galaktosa merupakan monosakarida penyusun laktosa, suatu gula susu, yang
terikat bersama dengan glukosa.

Oligosakarida ; karbohidrat terdiri dua sampai delapan satuan monosakarida. karbohidrat yang
terdiri dari dua molekul monosakarida disebut dengan disakarida. Contohnya sukrosa, laktosa, maltosa.
Disakarida adalah monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik dari karbon 1 satu
monosakarida ke gugus OH dari monosakarida lainnya. Ikatan ini merupakan ikatan α dan β, yaitu 1,4’-α
atau 1,4’β. Sukrosa merupakan gula pasir yang merupakan disakarida yang tersusun dari glukosa dan
fruktosa. Laktosa disebut juga gula susu yang komposisi kimianya terdiri dari dua monosakarida glukosa
dan galaktosa. Maltosa banyak digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk. Maltosa merupakan
disakarida yang terdiri dari glukosa yang diperoleh dari hidrolisis dari pati. Enzim α-glukosidase
merupakan enzim yang bertindak sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis maltosa menjadi glukosa.

Polisakarida ; karbohidrat yang tersusun lebih dari delapan satuan monosakarida. Polisakarida
adalah senyawa yang tersusun dari banyak molekul monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan
glikosida. Selulosa dan kitin merupakan contoh polisakarida yang berfungsi sebagai bahan bangunan.
Selulosa menjadi komponen dalam dahan dan kayu dari tanaman, sedangkan kitin menjadi komponen
dalam struktur kerangka luar serangga. Pati merupakan contoh polisakarida yang menjadi sumber
nutrisi. Heparin merupakan contoh polisakarida yang mempunyai fungsi spesifik yaitu mencegah
koagulasi darah.
III. Alat dan Bahan

• Alat
– Tabung reaksi

– Rak tabung reaksi

– Batang Pengaduk

– Pembakar Bunsen

– Labu Erlenmeyer

– Gelas piala

– Pipet volume 2 ml

– Pipet tetes

• Bahan

– Larutan sampel 4%

– Pereaksi Molish

– Pereaksi Benedict (Fehling)

– Asam Sulfat pekat

IV. Prosedur Kerja

4.1 Uji Molisch

a) Sediakan beberapa tabung reaksi kering dan bersih,


b) Isi sebuah tabung dengan 1 mL glukosa 1% + 5 tetes pereaksi Molisch.
c) Tambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyak 3 mL H2SO4 pekat (posisi tabung
dimiringkan).
d) Perhatikan warna yang terbentuk pada batas kedua cairan.
e) Cincin Warna ungu kemerah-merahan yang terjadi menandakan reaksi positif.

4.2 Uji Benedict

a) Sediakan tabung reaksi, bersih dan kering.


b) Isi dengan 3 mL larutan Benedict + 3 - 5 tetes glukosa 1%.
c) Campur baik-baik dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit atau dipanaskan
langsung di atas api bunsen sampai mendidih.
d) Dinginkan dan amati warna yang terjadi dari mulai hijau, hijau kuning, kuning merah hingga
merah bata. Perubahan warna ini memberikan cara semi kuantitatif adanya sejumlah gula yang
mereduksi.
e) Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan sampel yang tersedia.
f) Bila percobaan di atas positif, lakukan pengenceran contoh 10 kali. Bila dengan contoh yang
diencerkan masih juga positif, lakukan pengenceran conto 100 kali dan seterusnya sampai
diperoleh hasil percobaan yang negatif.
g) Bandingkan tabung (a) terhadap (b), catat hasilnya dan terangkan proses kimia yang terjadi

4.3 Uji Pembentukan Osazon


a) Masukkan ke dalam empat tabung uji masing-masing 10 ml larutan-larutan gula.

b) Ke dalam tiap-tiap tabung uji tambahkan 5 ml larutan fenilhidrazin dan aduk campuran dengan
baik.

c) Sumbat masing-masing tabung uji dengan segumpal kapas dan rendam di dalam beker yang
berisi air mendidih.

d) Catat saat perendaman dan saat masing-masing asazon mulai mengendap. Biarkan masing-
masing tabung uji di dalam air mendidih selama 30 menit.

e) Dinginkan tabung uji sampai suhu kamar. Bila asazon telah terbentuk, saring menggunakan
corong penyaring Hirsch keringkan dan tentukan titik leburnya. Catat hasil yang diperoleh.

f) Ambil sedikit hablur asazon yang diperoleh dari tiap larutan gula, periksa bentuk hablur dengan
mikroskop.

4.4. Uji Hidrolisis sukrosa

a) Masukkan 10 ml larutan sukrosa 4% dalam labu Erlenmeyer

b) tambahkan 10 ml larutan asam klorida 10% dan tempatkan tabung uji di dalam air mendidih
selama 30 menit.

c) Dinginkan larutan, netralkan dengan larutan 10% natrium hidroksida (dengan lakmus)

d) Lakukan uji Benedict terhadap larutan diatas.

e) Bandingkan hasil ini dengan hasil pengujian Benedict terhadap sukrosa yang diperoleh pada
percobaan 2 di atas.
V. Hasil dan Reaksi

5.1 uji Molisch

Uji Molisch merupakan uji yang digunakan untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida,
disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi
molish.

Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi
heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan
senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish.

Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh


H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga membentuk
senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat pekat yang masuk
melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan pada permukaan asam tadi
terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat menjadi tiga bagian yaitu bagian
paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah asam, bagian tengah berwarna ungu
yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah sampel yang diduga mengandung karbohidrat.

Hasil seluruh sampel yang berwarna ungu menunjukkan bahwa sampel tersebut mengandung
karbohidrat

Reaksi :
5.2 Uji Benedict

Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna
hijau, merah, atau orange. Prinsip : Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah
bata.

Hasil Sampel Larutan 1 berwarna biru, larutan 2 hijau ke biruan, larutan 3 oranye ke merahan, larutan 4
merah dari hasil tersebut larutan 1 bukan larutan gula pereduksi, larutan 2,3,4 merupakan larutan gula
pereduksi

Hasil reaksi
5.3 Uji Pembentukan Osazon

Uji pembentukan osazon merupakan uji karbohidrat yang bertujuan untuk membedakan
bermacam macam karbohidrat dari bentuk struktur kristalnya. Secara umum, semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan
dengan fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida akan larut dalam air mendidih dan akan terbentuk kembali bila
didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat
pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon dari monosakarida tidak larut dalam air
mendidih.

Hasil uji osazon


Sampel Foto

Glukosa 1%

Fruktosa 1%

Sukrosa1%

Laktosa 1%

Maltosa 1%

Pati 1%
Gambar Kristal osazon dari: glukosa (a), fruktosa (b), suktosa (c), laktosa (d), dan maltosa
(e) (Bintang 2010)

Hasil yang diperoleh adalah Kristal yang terbentuk dari hasil gula pereduksi( laktosa,glukosa dan
fruktosa )sample glukosa memiliki titik didih pada suhu 146OC dan memiliki bentuk kristal yang tidak
berwarna atau putih. Pada sample fruktosa didapatkan titik didih 103 OCdan memiliki bentuk kristal
yang padat dan berwarna putih. Pada sample laktosa didapatkan titik didih 202 OC dan memiliki bentuk
kristal yang putih dan hablur. Pada sample sukrosa didapatkan titik didih 186 OC dan tidak terbentuk
osazon

5.4. Uji Hidrolisis sukrosa

Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan
kimia dari substansinya [3], sedangkan hidrolisis sukrosa (raw sugar) merupakan proses pemecahan
molekul disakarida (sukrosa) menjadi monosakarida (fruktosa dan glukosa). Hidrolisis asam adalah
hidrolisis dengan menggunakan asam yang dapat mengubah polisakarida menjadi monosakarida. Asam
akan bersifat sebagai katalisator yang dapat membantu dalam proses pemecahan karbohidrat menjadi
gula. Hidrolisis dengan asam bertujuan untuk memecah ikatan lignin, selulosa, dan hemiselulosa agar
selulosa dan hemiselulosa mudah didegradasi menjadi glukosa [4]. Randemen glukosa yang tinggi dapat
dihasilkan dari hidrolisis asam bila dicapai kondisi yang optimum

Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+
menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif
ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna
hijau, merah, atau orange. Prinsip : Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah
bata.

Hasil Sampel Larutan 1 berwarna biru, larutan 2 hijau ke biruan, larutan 3 oranye ke merahan, larutan 4
merah dari hasil tersebut larutan 1 bukan larutan gula pereduksi, larutan 2,3,4 merupakan larutan gula
pereduksi

VI. Kesimpulan

Uji Molisch merupakan uji yang digunakan untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida,
disakarida, dan polisakarida pada uji ini Hasil seluruh sampel yang berwarna ungu menunjukkan bahwa
sampel tersebut mengandung karbohidrat

Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltose. Hasil Sampel Larutan 1 berwarna biru, larutan
2 hijau ke biruan, larutan 3 oranye ke merahan, larutan 4 merah dari hasil tersebut larutan 1 bukan
larutan gula pereduksi, larutan 2,3,4 merupakan larutan gula pereduksi

Uji pembentukan osazon merupakan uji karbohidrat yang bertujuan untuk membedakan
bermacam macam karbohidrat dari bentuk struktur kristalnya. Secara umum, semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan
dengan fenilhidrazin berlebih

Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan
kimia dari substansinya [3], sedangkan hidrolisis sukrosa (raw sugar) merupakan proses pemecahan
molekul disakarida (sukrosa) menjadi monosakarida (fruktosa dan glukosa

IV. Daftar Pustaka :


1. Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
2. Mareta, Refalia. 2021. Modul Praktikum Biokimia. Lampung : PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG
3. Margareta, Rahmat Saepul, 2014. KARBOHIDRAT II (Uji Seliwanoff, Uji Osazon, Uji Iod).
Bogor : Institut Pertanian Bogor
4. Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID): Erlangga
5. Permata, Yade M, Pardede, Tuty Roida, Masfria, Muchlisyam. 2019. PENUNTUN
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF D3 Analis Farmasi Dan Makanan. Medan :
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Sahirman. 2019. Mata Pelajaran Kimia Hidrokarbon. Jakarta : Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan.
7. Hadanu, Ruslin. 2019. Kimia Organik. Makasar : Leisyah
8. Rayana, M., Chairul, C., Hafidawati, H., 2014, Variasi Pengadukan dan Waktu pada
Pembuatan Bioetanol dari Pati Sorgum dengan Proses Sakarifikasi dan Fermentasi
Serentak (SSF), Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Riau, Vol. 1, No. 1,
1–8.
9. Gafiera, I. N., Swetachattra, F. P., Hardjono, H., 2019, Pengaruh Penambahan Nutrisi
Urea dalam Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang Kepok dengan Proses Fermentasi,
Jurnal Distilat, Vol. 5, No. 9, 195–199
10. Monika, Anis. 2021, Uji Hidrolisis Pati dengan Asam, Unsyiah

1. Sukrosa termasuk gula apa? Mono, Di, Poli sakarida ?


Jawab : Sukrosa adalah jenis gula disakarida yang terbentuk dari fruktosa
dan glukosa. Contoh sukrosa yang paling sering digunakan adalah gula pasir
2. Apa gula penyusunnya ?
Jawab : sukrosa termasuk ke dalam jenis disakarida. Itu artinya sukrosa terbuat dari
gabungan dua monosakarida. Dua monosakarida pembentuk sukrosa ini
adalah glukosa dan fruktosa yang menyatu. Bisa dibilang sukrosa adalah gabungan
fruktosa dan glukosa.
3. Dengan uji benedict bagaimana perkiraan hasilnya ?
Jawab : Hasil uji benedict pada sukrosa menujukkan hasil negative, karena sukrosa
bukan dari golongan gula perduksi namun sukrosa berasal dari golongan disakarida
Pendahuluan Protein
1. Jelaskan perbedaan sifat kasein dan hasil hidrolisisnya terhadap uji biuret dan asam
nitrit, serta tuliskan reaksinya.
Pada uji biuret kasein didaptkan hasil positif karena merupakan asam asmino yang
memiliki ikatan peptide.
Pada uji asam nitrit didapatkan hasil negatif karena adanya endapan yang terbentuk
karena tidak memilki gugus amina bebas.

Anda mungkin juga menyukai