Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN
“KARBOHIDRAT”
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Biokimia Tanaman

Disusun oleh:
Nama : Muhammad Fahran Farezi
NIM : 4442200052
Kelas : 2C

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-
persamaan dai sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-
unsur karbon(C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai
rumus kimia (CH2O)n. Rumus umum ini memberikan kesan zat karbon yang
diikat dengan air (dihidrasi), sehingga diberi nama karbohidrat. Persamaan lain
ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun kelompok karbohidrat ini
berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil utama
energi dalam makanan maupun didalam tubuh. Karbohidrat yang terasa manis,
biasa disebut gula. Molekul dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau
monosa. Dua monosa yang saling terikat membentuk disakarida atau diosa, dan
tiga monosakarida yang saling terikat diberi nama trisakarida atau triosa. Ikatan
dari lebih tiga monosakarida disebut polisakarida atau poliosa.Polisakarida yang
mengandung jumLah monosakarida yang tidak begitu banyak disebut
oligosakarida (Sediaoetama, 2004).
Pada zaman sekarang ini untuk mengetahui suatu makanan atau minuman
mengandung karbohidrat atau juga dapat mengetahui jenis karbohidrat pada suatu
makanan ada berbagai uji coba yang pernah dilakuakan. contoh uji cobanya yaitu
uji molish dan juga uji barfoed.

1.2 Tujuan
Praktikum “KARBOHIDRAT” ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi karbohidrat dan juga jenis-jenisnya melalui reagen uji.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat atau disebut juga sakarida didefinisikan sebagai polihidroksi
aldehida atau polihidroksi keton. Golongan senyawa karbohidrat dapat dibagi
menjadi 3 subgolongan atas dasar jumlah satuan dasar yang menyusun. Satuan
Dasar yang dimaksud ialah polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton tunggal.
Kedua jenis satuan penyusun ini mengandung gugus karboksil. Jika gugus
karboksil itu terdapat pada ujung bangun molekul linier, maka satuan itu
dinamakan aldosa. Jika gugus itu terdapat pada urutan kedua rantai atom C, maka
dinamakan ketosa (Pradipta, 2018).
Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen
yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”,
sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan
“hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks
(Girinda, 1986).

2.2 Jenis-Jenis Karbohidrat


Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-
sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi
empat klas pokok:
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-
senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang
mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon
disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksi
aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.

2
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus keton
dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila
tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama-sama
gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan
dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa
mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, 2005).

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal tanggal 7 April 2021,
Pukul 16.00-17.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi, rak tabung
reaksi, pipet tetes, pipet ukur, bulp, erlenmeyer, gelas ukur, pipet mikro,
timbangan analitik, hot plate, dan gelas beaker. Bahan yang digunakan yaitu
pereaksi molish, pereaksi barfoed, HCl 0,5 N, Fosfomolibdat, susu, santan, air
gula, aluminium foil, tisu, label, alat tulis, dan aquades.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Cara Kerja Uji Molish
1. 5 ml larutan sampel (susu, santan, air gula) yang akan diperiksa dimasukkan
ke dalam tabung reaksi.
2. 3 tetes pereaksi molish ditambahkan ke dalam larutan yang akan diuji, lalu
campur hingga merata.
3. Perlahan lahan 3 ml asam klorida ditambahkan ke dalam larutan melalui
dinding tabun.
4. Kemudian larutan diamati, jika larutan berwarna violet kemerah merahan
maka menunjukkan reaksi positif, sedangkan jika larutan berwarna hijau maka
menunjukkan reaksi negatif.

3.3.2 Cara Kerja Uji Barfoed


1. 1 ml (20 tetes) pereaksi barfoed dan sampel dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Tabung tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian
didinginkan.

4
3. 1 ml fosfomolibdat dimasukkan kedalam larutan lalu dikocok perlahan.
4. Perubahan yang terjadi diamati. Jika larutan berwarna biru pekat, maka
menunjukkan reaksi negatif, jika larutan berwarna biru maka menunjukkan
reaksi positif.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Molish
No. Larutan Warna +/- Keterangan
1 Air Gula Merah Bata + Mengandung Karbohidrat
2 Santan Merah Bata + Mengandung Karbohidrat
3 Susu Merah Bata + Mengandung Karbohidrat
Tabel 2. Hasil Uji Barfoed
No. Larutan Warna +/- Keterangan
1 Air Gula Biru Pekat - Monosakarida
2 Santan Biru Pudar + Monosakarida
3 Susu Biru Pekat - Monosakarida

4.2 Pembahasan
Sebelum melakukan uji molish, untuk mendapatkan HCl 0,5 N 3 ml
diperlukan untuk mengencerkan HCl 1N. Sebelum melakukan pengenceran kita
harus melakukan perhitungan menggunakan rumus N1 x V1 = N2 x V2, sehingga
1 N x V1 = 0,5 N x 3 ml, dan didapatkanlah V1 sebesar 1,5 ml. Jadi, untuk
mendapatkan HCl 0,5 N 3 ml diperlukan untuk mengencerkan HCl 1 N 1,5 ml.
Menurut Suseno (2018) menyatakan bahwa Uji Molisch adalah uji yang
didasari oleh reaksi karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural
atau hidroksi metal furfural yang berwarna ungu. Menurut Muhaimin (2018)
Metode fenol-asam sulfat adalah contoh metode kolorimetrik yang banyak
digunakan untuk menentukan konsentrasi total karbohidrat yang ada dalam
makanan. Penentuan karbohidrat dengan metode ini sering disebut uji Molisch
yang bergantung pada dehidrasi sakarida terhidrolisis menjadi turunan furfural
dalam reaksi dengan asam sulfat pekat.
Reaksi molisch berlaku untuk segala jenis karbohidrat baik dalam bentuk
bebas maupun terikat. Dasarnya adalah pembentukan furfural atau turunan-
turunan dari karbohidrat yang disebabkan daya dehidrasi asam pekat terhadap

6
karbohidrat. Dengan alpha naftol, maka furfural akan membentuk senyawa yang
berwarna ungu. Reaksi ini tidak spesifik terhadap karbohidrat, akan tetapi hasil
reaksi yang negative menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat (Nocianitri, dkk, 2015).
Berdasarkan Tabel 1. hasil uji molish pada larutan air gula, susu, dan santan
pada praktikum kali ini, hasil uji coba pada ketiganya memiliki warna yang sama
yaitu warna merah bata, mengandung karbohidrat dan hasil reaksinya positif.
Menurut Nocianitri, dkk (2015) menyatakan bahwa hasil reaksi yang negative
menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Maka
dari itu, karena ketiga hasil uji coba molish ini baik itu air gula, santan, dan susu
memberikan hasil positif, maka ketiganya mengandung karbohidrat.
Pada uji Barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong monosakarida.
Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam
sampel. Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mendasari uji
Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan
merah bata karena terbentuk hasil Cu2O (Mudrawan, 2016).
Uji barfoed bertujuan untuk membedaan monosakarida dengan disakarida.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi dalam suasana asam. Pereaksi terdiri
dari larutan cupri asetat yang ditambah dengan asam laktat. Disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila dididihkan terlalu lama hingga terjadi hidrolisis.
Warna biru tua menunjukkan adanya monosakarida atau adanya disakarida dalam
jumlah yang sangat berlebihan dalam larutan yang diperiksa (Nocianitri, dkk,
2015).
Berdasarkan Tabel 2. hasil uji barfoed pada larutan air gula, santan, dan susu
menunjukan bahwa karbohidrat yang dikandung ketifanya adalah monosakarida.
pada larutan air gula dan susu memberikan hasil reaksi negative dengan warna
biru pekat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nocianitri, dkk (2015) yang
menyatakan bahwa warna biru tua atau biru pekat menunjukkan adanya
monosakarida dalam jumlah yang sangat berlebihan dalam larutan yang diperiksa.
Sedangkan pada larutan santan memberikan hasil reaksi positif dengan warna biru

7
pudar. Menurut Nocianitri, dkk (2015) menyatakan bahwa disakarida juga akan
memberikan hasil positif bila dididihkan terlalu lama hingga terjadi hidrolisis.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa baik itu monosakarida
ataupun disakarida akan memberikan hasil yang positif apabila waktu
pemanasannya lebih lama. Untuk uji barfoed pada santan meskipun hasil
reaksinya positif bukan berarti santan tersebut tidak mengandung monosakarida.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Karbohidrat merupakan senyawa yang tersusun atas unsur Karbon, Hidrogen,
dan Oksigen. Karbohidrat ada beberapa jenis yaitu monosakarida, oligosakarida,
polisakarida, dan glikosida. Untuk mengetahui suatu makanan atau minuman
mengandung karbohidrat dan jenis karbohidrat tersebut dilakukan uji coba yaitu
uji coba molish dan uji coba barfoed.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah berhati-hatilah saat memegang alat
praktikum terutama yang berbahan kaca agar tidak terjatuh dan pecah. dan saran
lainnya yaitu telitilah dalam melakukan penakaran pada larutan yang diambil
sehingga tidak mengalami pada hasil akhirnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessende. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Girindra, Aisjah. 1986. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia.
Mudrawan, Final. 2016. Identifikasi Senyawa Karbohidrat. Medan: Universitas
Negeri Medan.
Muhaimin. 2018. Pengaruh Suhu Hidrolisis Terhadap Kadar Glukosa yang
Dihasilkan dari Serat Daun Nanas. Al-Kimia. Vol. 6(1): 63-71.
Nocianitri, K, A., dkk. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia Pangan. Denpasar:
Universitas Udayana.
Pradipta, Monica, S, I., dkk. 2018. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Dasar.
Magelang: Universitas Tidar.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat,
Lemak, dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sediaoetama, A.D. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid ke-1.
Jakarta : PT Dian Rakyat.
Suseno, Dedy., Roswiem, Anna, P. 2018. Isolasi Dan Identifikasi Gelatin pada
Sediaan Obat Tablet yang tidak Berbahan Aktif Protein. Jurnal EnviScience.
Vol. 2(2): 85-90.

10
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Hasil Uji Barfoed Hasil Uji Molish Pipet Bulb

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Larutan HCl 1 N Timbangan Analitik Pipet Tetes

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9


Gelas Ukur Tabung Reaksi & Rak Pipet Ukur
Tabung Reaksi

Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12


Gelas Beaker Alumunium Foil Pipet Mikro

Anda mungkin juga menyukai