Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISIS KARBOHIDRAT
Oleh :
SITI AISYAH RIDA BR GINTING (P01031120070)
SONYA FRISCILLIA VANESIA PANJAITAN (P01031120071)
YOPPI CANDRA MENDROFA (P01031120078)
YULI ANGGRIANI (P01031120079)
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dan penggolongan
karbohidrat, mengetahui metode analisis karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif, serta
mengetahui aplikasi metode analisis karbohidrat dalam sampel makanan atau bahan pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh – tumbuhan dan
biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan keringdalam bahan makanan ternak.
Karbohidrat atau arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanyas ebagai penghasil energi,
dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di Negara berkembang, karbohidrat di konsumsi
sekitar 70 – 80 % dari total kalori, bahkan di negara miskin bisa mencapai 90 %. Sedangkan
pada negara maju,karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40 – 60 %. Karbohidrat banyak
ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji –
bijian yang tersebar di alam.Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting
pada mahluk hidup dalam membentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin dan lignin (Sumadjo,
2009).
Dalam reaksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk
garam karena adanya basa, sehingga pereaksi Fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga
yang bermuatan +2 akan berubah menjadi tembaga yang bermuatan +1 ( Sumadjo, 2006).
2.4 Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung
(Leucaena leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae
Analisis karbohidrat pada biji, koji, dan moromi pada kecap lamtoro dengan cara sebagai
berikut (Rahayu dkk, 2005):
Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode Nelson
Samogyi secara spektrofotometri (Sudarmadji dkk, 1984). Sampel (5 mL) ditambah 143,75 mg
enzim amilase kemudian digojok dan didiamkan selama 6 jam. Sampel (1 mL) yang ditambah
amilase dan sampel (1 mL) tanpa amilase masing-masing ditambah akuades sampai volume akhir
10 mL , kemudian diambil 1 mL ditambah dengan 9 mL akuades dan digojog dengan vorteks.
Larutan sampel (1 mL) ditambahkan 1 mL larutan Nelson (campuran larutan Nelson A dan
Nelson B; 25:1 v/v), kemudian dipanaskan dengan water bath pada suhu 100°C selama 20 menit.
Larutan sampel didinginkan sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditambahkan 1 mL larutan
arsenomolybdat. Larutan sampel digojog, kemudian ditambahkan akuades 7 mL dan digojog lagi.
Larutan sampel diukur penyerapan (absorbansi) cahaya tampak (visible) pada panjang gelombang
540 nm. Nilai absorbansi sampel – nilai absorbansi blanko kemudian dikonversi ke mg/mL gula
reduksi berdasarkan persamaan regresi senyawa standar (glukosa) gula reduksi tanpa enzim
amilase. Kadar pati = (Kadar gula reduksi setelah diberi enzim amilase–kadar gula reduksi tanpa
enzim amilase) X 0,9.
Hasil dari analisis tersebut yakni Kadar karbohidrat yang diukur dalam penelitian ini
adalah karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati. Pati dapat dihidrolisis oleh enzim,
misalnya enzim α-amilase . A. oryzae kaya akan enzim α-amilase. Pada proses fermentasi kapang
(koji), enzim ini bekerja aktif, sehingga kadar pati berkurang dari 274,36 mg/g pada biji menjadi
260,92 mg/g pada koji (Gambar 1). Penurunan kadar pati ini diikuti peningkatan kadar gula
reduksi dari 78,38 mg/g pada biji menjadi 119,08 mg/g pada koji. Hal ini karena hidrolisis pati
oleh enzim α- amilase A. oryzae menjadi gula reduksi. Enzim α-amilase A.oryzae merombak pati
dalam biji menjadi glukosa dan maltosa dalam koji. Pemecahan amilosa akan menghasilkan
glukosa dan maltosa, sedang pemecahan amilopektin akan menghasilkan glukosa, maltosa, dan
limit dekstrin.
Aktivitas enzim α-amilase A. oryzae masih berlangsung selama fermentasi moromi. Hal
ini mengakibatkan kadar pati berkurang sehingga moromi menjadi 179,50 mg/g, sebaliknya gula
reduksi bertambah menjadi 164,29 mg/g. Penurunan kadar pati dan peningkatan kadar gula
reduksi ditunjukkan pada Gambar 5.
BAB III
KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas kehidupan manusia selain protein
dan lemak, dan terdiri dari gugus aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa). Karbohidrat
dapat dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa karbohidrat secara kualitatif terdiri dari
uji molisch, uji benedict, uji saliwanof, uji fehling, uji asam pikrat, uji bial, uji barfoed, uji tollen
dan uji tauber. Sedangkan analisa karbohidrat secara kuantitatif terdiri dari Metode Lane-Eynon,
Metode Shaffer-Somogyi, Metode Anthrone, Metode Munson Walker, Metode Nelson –
Somogyi, dan Metode Luff Schoorl. Contoh aplikasi analisis karbohidrat yaitu Analisis
Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena
leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae dengan metode Nelson Samogyi secara
spektrofotometri.
DAFTAR PUSTAKA