Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PANGAN
(Uji Kualitatif Karbohidrat)

Oleh :
Kelompok 6 1B
Anggota : Amelia Nur Oktaviani (10308006)

Muhadzab Asad Zanetti (10308022)

Ratu Amalia Batrisyia (10308024)

Sony Tri Alvito (10308044)

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2023

Waktu : 11.2-15.10 WIB

Dosen Pengampu : M. Gilang Ramadhan, S.TP., M. Food

Innovation

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat merupakan salah satu jenis senyawa organik yang terdiri
dari karbon, hidrogen, dan oksigen dan dapat ditemukan dalam berbagai
jenis makanan. Senyawa ini merupakan sumber energi utama bagi tubuh
dan berperan penting dalam metabolisme tubuh manusia (Fitri & Fitriana,
2020) karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan ukuran
molekulnya, monosakarida senyawa sederhana yang terdiri dari satu
molekul gula. contohnya adalah glukosa dan fruktosa, lalu ada disakarida
senyawa yang terdiri dari dua molekul gula yang diikat bersama. contohnya
adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa, dan polisakarida yaitu senyawa
kompleks yang terdiri dari banyak molekul gula yang diikat bersama dalam
rantai panjang atau cabang. Contohnya adalah amilum (Hidayanto, 2017)
Adapun jenis-jenis karbohidrat yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat terbagi menjadi 2 yaitu ada
karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks
yaitu monosakarida, disakarida dan oligosakarida, dan adapun karbohidrat
sederhana yaitu polisakarida.
Monosakarida adalah jenis karbohidrat sederhana yang memiliki nilai
gizi penting, seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa, juga dikenal
sebagai gula anggur, ditemukan secara luas di alam dalam jumlah kecil di
dalam sayuran, buah-buahan, sirup jagung, serta sari pohon dan biasanya
berpasangan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memiliki peranan yang
sangat penting dalam ilmu gizi. Disakarida terdiri dari tiga jenis yang
memiliki nilai gizi penting, yaitu sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa,
juga dikenal sebagai gula tebu atau gula bit, terdiri dari 99% sukrosa dan
dibuat dari kedua jenis bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan
dan kristalisasi. Oligosakarida terdiri dari polimer dua hingga sepuluh
monosakarida. Sebenarnya, disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi
karena peranannya dalam ilmu gizi sangat penting, maka dibahas secara
terpisah. Jenis karbohidrat kompleks adalah polisakarida, yang penting
dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati.
Pati merupakan karbohidrat utama yang dikonsumsi manusia dan berasal
dari tumbuhan, seperti gandum dan beras. (Nurhamida Sari Siregar, 2014)
Uji kualitatif karbohidrat adalah salah satu metode pengujian untuk
mengidentifikasi keberadaan atau tidaknya karbohidrat dalam suatu sampel.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen, yang merupakan sumber utama energi untuk tubuh manusia, Uji
kualitatif karbohidrat dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan dan
jenis karbohidrat dalam suatu sampel. metode ini biasanya dilakukan secara
sederhana dan cepat dengan menggunakan reagen atau larutan kimia
tertentu untuk menunjukkan hasil positif atau negatif (Desyanti, 2013), uji
kualitatif karbohidrat biasanya dilakukan dengan menggunakan beberapa
reagen, seperti larutan molish yang bertujuan untuk menentukan ada atau
tidaknya karbohidrat di semua jenis gula, lalu ada benedict untuk menguji
kualitatif kandungan karbohidrat dalam gula prediksi, larutan barfued yang
digunakan untuk menentukan keberadaan kandungan karbohidrat dalam
gula monosakarida, selliwanof yang digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya kandungan karbohidrat dalam gula yang tersusun dari keton dan
yang terakhir untuk menguji kualitatif kandungan karbohidrat dalam gula
polisakarida menggunakan larutan lugol, reagen-reagen ini bereaksi dengan
karbohidrat dalam sampel dan menghasilkan perubahan warna atau endapan
yang muncul untuk menunjukkan keberadaan karbohidrat.

1.2 Tujuan
1. Mampu melakukan uji kualitatif (karbohidrat) pada bahan pangan
2. Mampu mengidentifikasi keberadaan atau ketiadaan karbohidrat dalam
suatu sampel
3. Mampu mempelajari metode uji kualitatif karbohidrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merujuk pada senyawa-senyawa Polihidroksi aldehida dan
Polihidroksi keton atau zat-zat yang dapat menghasilkan derivat ini saat
dihidrolisis. Karbohidrat biasanya berupa bahan padat berwarna putih yang sulit
larut dalam pelarut organik namun dapat larut dalam air (kecuali beberapa jenis
sakarida). Sebagian besar karbohidrat yang memiliki berat molekul rendah
memiliki rasa manis, sehingga istilah gula sering digunakan untuk menggambarkan
jenis karbohidrat ini (Wibawa, 2017).
2.2 Analisis Karbohidrat
Analisis kualitatif karbohidrat umumnya dilakukan dengan memperhatikan
perubahan warna yang dipengaruhi oleh hasil degradasi gula dalam asam kuat, serta
sifat reduksi dari gugus karbonil dan oksidasi dari gugus hidroksil yang berdekatan
dengan senyawa organik tertentu. Karbohidrat yang direaksikan dengan asam kuat
seperti sulfat, klorida, dan fosfat akan membentuk produk terurai yang berwarna.
Beberapa tes kualitatif yang umum dilakukan untuk karbohidrat antara lain tes
Molish, tes Seliwanof, tes Antrone, dan tes Fenol (Andarwulan et al., 2011).
2.2.1 Uji Molish
Tes kimia sensitif Uji Molisch ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan
karbohidrat dengan cara mengalami dehidrasi menggunakan asam sulfat atau asam
klorida sehingga menghasilkan aldehida. Aldehida tersebut akan bereaksi dengan
dua molekul fenol, biasanya α-naftol, meskipun fenol lainnya seperti resorsinol atau
timol juga dapat digunakan, dan menghasilkan senyawa berwarna merah atau ungu.
Gula reduksi akan dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan dan membentuk asam
karboksilat serta endapan tembaga (I) oksida yang berwarna kemerahan dalam
waktu tiga menit. Reaksi yang sama juga terjadi pada disakarida, namun dengan
kecepatan yang lebih lambat. Tes ini dapat digunakan untuk semua jenis
karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida dan akan
memberikan hasil positif jika terbentuk cincin merah ungu akibat kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan α-naftol dalam pereaksi Molisch
(Desyanti, 2013).
2.2.2 Uji Barford
Tujuan dari Uji Barfoed adalah untuk mengidentifikasi monosakarida dalam
sampel. Jika endapan berwarna oranye-merah terbentuk, itu menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Dalam suasana asam, ion Cu2+ dari reagen Barfoed
akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida, dan
ini akan menghasilkan Cu2O berwarna merah bata. Uji Barfoed didasarkan pada
prinsip ini. Pada uji ini, kondisi eksperimen seperti pH dan waktu pemanasan
dikendalikan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Karbohidrat
direduksi dalam suasana asam pada analisis ini. Jika disakarida didihkan dalam
waktu yang cukup lama, hingga terjadi hidrolisis dan perubahan warna, maka hasil
positif juga dapat diperoleh (Desyanti, 2013).
2.2.3 Uji Benedict
Uji Benedict merupakan suatu tes kimia yang digunakan untuk mendeteksi
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton
bebas). Jenis gula pereduksi meliputi monosakarida dan beberapa disakarida seperti
laktosa, glukosa, dan maltosa. Tes Benedict didasarkan pada oksidasi Cu2+ menjadi
Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis. Biasanya
ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3 (Desyanti, 2013). Ketika tes ini dilakukan, akan dihasilkan
endapan berwarna merah bata yang menunjukkan adanya kandungan gula
pereduksi pada sampel. Warna endapan dapat berubah menjadi hijau, kuning, atau
merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksi. Semakin merah bata
warnanya, semakin tinggi konsentrasi gula reduksinya (Kusbandari, 2015).
2.2.4 Uji Seliwanof
Tujuan dari uji Seliwanoff adalah untuk mendeteksi keberadaan ketosa (jenis
karbohidrat yang mengandung gugus keton). Ketika reagen seliwanoff bereaksi
dengan HCl yang dipanaskan, terjadi perubahan menjadi asam levulinat dan 4-
hidroksilmetilfurfural. Jika suatu karbohidrat yang mengandung gugus keton
dipanaskan, maka larutannya akan berubah menjadi warna merah. Sukrosa, yang
merupakan jenis disakarida yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa,
akan memberikan hasil positif pada uji Seliwanoff. Glukosa dan jenis karbohidrat
lainnya dalam jumlah yang signifikan juga dapat menunjukkan warna yang sama
(Desyanti, 2013).
2.2.5 Uji Lugol
Uji Lugol adalah sebuah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan amilum atau pati dalam suatu larutan atau sampel. Larutan Lugol terdiri
dari air murni, iodin, dan kalium iodida. Ketika larutan Lugol ditambahkan ke
dalam suatu sampel yang mengandung amilum, maka amilum akan bereaksi dengan
iodin dan menghasilkan kompleks biru keunguan yang mudah dikenali secara
visual. Jika sampel tidak mengandung amilum, tidak akan terjadi perubahan warna
pada sampel (Trimanto. et al., 2018)
BAB III
METODOLOGI

3,1 Alat Dan Bahan


3.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Neraca analitik
- Termometer
- Pipet tetes
- Panci
- Labu ukur 100 ml
- Labu ukur 200 ml
- Gelas ukur
- Gelas piala
- Pipet volume
- Heater
- Labu ukur1 L
3.1.2 Bahan
- Larutan glukosa
- Larutan fruktosa
- Amilum
- Laktosa
- Sukrosa
- Maltosa 1%
- Resorsinol
- HCL
- Alfanatrol
- Larutan asam pekat
- Alkohol 95%
- CO – asetat
- Asam asetat glanol
- NA sitrat
- NA2CO3
- COSO4
3.2 Prosedur Praktikum
A. Uji Molish
10 gr Alfanatrol, 100 ml alkohol ( Larutan Molish )

Pencampuran larutan 2 ml karbohidrat dan 2 tetes


larutan molish

Pemiringan dinding tabung reaksi lalu teteskan 5 ml


asam sulfat hingga timbul cincin diantara kedua larutan

B. Uji Barfoed

13,3 g CO – Asetat 1,9 ml asam asetat glacial, 200 ml air


( larutan Barfoed )

Uji Barfoed

2 ml karbohidrat + 3 ml larutan barfoed

Pemanasan tabung dalam penangas air selama 15 menit

Pengamatan hasil yang memberikan endapan


C. Uji Benedict

175 g NA Sitrat 100 g NA2 CO3, 800 ml air matang

17,3 g COSO4, 100 ml air

Pencampuran 1 ml larutan karbohidrat dan 5 ml larutan


benedict. Homogenkan

Perendaman selama tabung dalam air mendidih,


diamkan selama 5 menit

Pengamatan pada tabung mana yang memberikan


endapan merah bata

D. Uji Selliwanof

Pencampuran 1 ml larbohidrat + 2 ml larutan seliwanof

Penempatan dalam penganas air hingga timbul warna


merah

Pengamatan pada hasil yang berwarna merah


E. Uji Lugol

Penghalusan bahan makanan yang akan di uji,


tambahkan air dan masukan kedalam tabung reaksi

Pelarutan gula dalam air dan tuang larutan dalam tabung


reaksi

Penambahan larutan lugol pada sampel bahan

Pengamatan pada perubahan warna yang terjadi


BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Hasil Percobaan


 Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitatif Karbohidrat
Karbohidrat Molisch Benedict Barfoed Selliwanof Lugol
Glukosa + + + - -
Laktosa + + - - -
Maltosa + + - - -
Fruktosa + + + + -
Sukrosa + - - + -
Amilum + - - - +
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan
 Amelia Nur Oktaviani
Praktikum Kimia Pangan kali ini mengenai analisis kualitatif
karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang tersusun atas unsur
karbon dan air, secara kimia karbohidrat adalah senyawa
polihidroksialdehih atau polihidroksi keton, atau senyawa yang dihidrolisi
dari keduanya. Jenis karbohidrat yang digunakan yaitu karbohidrat
monosakarida dan disakarida, contohnya seperti glukosa, galaktosa,
fruktosa, sukrosa, maltosa, amilum dan laktosa. Monosakarida biasanya
disebut dengan gula sederhana karena hanya terbentuk dari satu gugus gula
penyusun dan tidak dapat dihidralisi menjadi senyawa yang lebihh
sederhana lagi karena molekulnya terdiri dari hanya beberapa atom saja.
Monosakrida yang digunakan pada praktikum ini yaitu hanya glukosa dan
fruktosa saja. Menurut Mudrwan (2016) Monosakarida adalah senyawa
yang tidak berwarna yang larut dalam air, berbentuk Kristal dan memiliki
rasa manis. Jenis monosakarida yang penting adalah glukosa atau gula yang
mempunyai enam atom karbon, dengan rumus kimia yaitu C Glukosa adaah
monosakarida yang paling umum dan senyawa organik yang paling banyak
terdapat di alam. Sedangkan Disakarida adalah Karbohidrat yang disusun
oleh dua gugus gula yang berikatan dengan ikatan glikosida, jenis disakarida
yang digunakan pada praktikum ini yaitu laktosa yang tersusun atas glukosa
dan galaktosa, sukrosa yang tersusun atas glukosa dan fruktosa, dan maltose
yang tersusun oleh glukosa dan glukosa.
Analisis karbohidrat biasanya berdasarkan pada reaksi-reaksi
perubahan warna yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil dari
penguraian gula dalam asam kuat dengan berbagai senyawa organic yang
memiliki sifat dapat mereduksi dari gugus karbonil dan dapat mengoksidasi
dari gugus hidroksil yang berdekatan. Analisi karobohidrat biasanya
dilakukan dengan beberaja jenis pengujian karbohidrat, diantaranya uji
molisch, uji benedict, uji barfoed, uji seliwanoff, dan uji lugol. Pengujian
dengan uji benedict, barfoed, dan seliwanoff dilakukan dengan
menggunakan pemanasan dengan waktu yang telah ditentukan.
Uji molisch adalah pengujian kualitatif karbohidrat yang bertujuan
untuk mengetahui adanya karbohidrat yang umumnya dilakukan untuk
semua jenis karbohidrat yang akan memebrikan hasil yang positif baik itu
karbohidrat jenis monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Prinsip reaksi
uji molisch adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dapat nyatakan positif apabila terjadi perubahan warna menjadi warna
ungu. Hasil dari pengujian molisch yang telah dilaksanakan menunjukan
hasil positif seluruhnya dari semua jenis karhohidrat. Hal ini sesuai dengan
yang di nyatakan oleh Desyanti (2013) bahwa Uji positif jika timbul cincin
merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil
furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molisch.
Uji benedict merupakan pengujian karbohidrat yang bertujuan untuk
mengetahui kandungan gula/karbohidrat pereduksi. Gula pereduksi (yang
memiliki gugus aldehid ataun keton bebas) meliputi semua jenis gula
sederhana dan beberapa disakarida, misalnya laktosa dan maltose. Uji
benedict dapat dikatakan positif apabila terjadi perubahan warna menjadi
warna merah bata atau pun tersisa endapan berwana berah bata tersebut.
Hasil praktikum yang dilakukan menunjukan bahwa yang bernilai positif
terdapat pada semua jenis monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa, serta
beberapa disakarida yaitu laktosa dan maltose.
Uji barfoed biasanya diperuntukan untuk monosakarida dan
disakarida yang akan menghasilkan hasil positif apabila didihkan dalam
waktu yang cukup lama. Hasil praktikum menunjukan nilai positif hanya
pada karbohidrat jenis monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa, hal ini
terjadi karena waktu pemanasan disakarida yang kurang lama sehingga
mengasilkan nilai yang negative. Uji barfoed dapat dikatakan positif apabila
menghasilkan endapan merah bata.
Uji seliwanoff bertujuan untuk mengetahui adanya ketosa
(karbohidrat yang mengandung gugus keton). Hasil positif hanya
didapatkan oleh fruktosa dan sukrosa karena mengandung gugus keton yang
dapat menghasilkan warna merah ceri pada larutanya. Sedangkan jenis
karbohidrat lainya tidak terjadi perubahan warna. Dan yang terakhir
pengujian yang dilakukan yaitu pengujian lugol. Uji lugol terdapat hasil
positif hanya pada amilum. Uji ini dapat dinyatakan positif apabila terjadi
perubahan warna ataupun terdapat endapat berwarna biru kehitaman.

 Muhadzab Asad Zanetti


Pada pengujian molisch semua sampel gula terindikasi positif yang
menandakan bahwa untuk uji molish bisa dilakukan terhadap semua jenis
gula sesuai apa yang dikatakan (Fatimah et al., 2019) bahwa uji molish
bertujuan untuk menentukan keberadaan suatu gula pereduksi senyawa
senyawa penerima elektron dalam sampel dengan menggunakan metode
menghomogenkan sampel dan larutan H2SO4 dan ditandai dengan adanya
endapan berupa cincin ungu pada sampel
Pada uji benedict hanya sukrosa dan amilum yang tidak terindikasikan
positif dikarenakan kedua gula tersebut tidak termasuk gula prediksi,
dimana uji benedict ini bertujuan untuk mengamati adanya suatu gula
prediksi dalam suatu sampel karbohidrat dengan menggunakan metode
pencampuran sampel dan larutan benedict, glukosa, laktosa, maltosa dan
fruktosa termasuk dalam gula prediksi sehingga pada pengujian benedict
keempat sampel tersebut terindikasikan positif atau bisa disebut ada dalam
sampel tersebut bersamaan dengan munculnya endapan berwarna merah
bata (Monika, 2021)
Di uji barfoed hanya gula fruktosa dan glukosa saja yang terdeteksi
positif dan empat sampel gula lainnya memiliki hasil negatif, itu disebabkan
karena fruktosa dan glukosa termasuk dalam gula monosakarida, yang
hanya bisa dibuktikan keberadaanya dengan uji barfoed, uji barfoed ini
dapat dilakukan dengan mencampurkan larutan sampel dan larutan benedict
hingga menimbulkan endapan berwarna merah bata (Guanabara et al., n.d.)
Di pengujian selliwanof, glukosa, laktosa dan amilum memiliki hasil
negatif, berbeda dengan fruktosa dan sukrosa dimana kedua sampel gula
tersebut memiliki hasil positif yang disebabkan pada pengujian selliwanof
hanya akan bereaksi pada gula yang tersusun dari keton, uji seliwanoff
dilakukan dengan menambahkan reagen selliwanof ke dalam sampel
karbohidrat, kemudian, sampel dipanaskan dan diamati perubahan
warnanya. Jika sampel mengandung karbohidrat keton, maka warna larutan
akan berubah menjadi merah (Permatasari et al., 2020)
Untuk pengujian yang terakhir yakni uji lugol, hasil positif hanya
didapat pada sampel amilum, yang dimana amilum merupakan satu satunya
gula polisakarida yang digunakan dalam praktikum kali ini, dengan
didapatnya hasil positif pada sampel amilum diyakini bahwa uji lugol adalah
salah satu uji kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
gula polisakarida dalam sebuah sampel, uji Lugol dilakukan dengan
menambahkan larutan lugol ke dalam sampel yang akan diuji, ketika larutan
ini ditambahkan ke dalam sampel yang mengandung gula polisakarida,
maka akan terjadi reaksi yang menghasilkan endapan berwarna hitam
kebiruan (Sutamihardja et al., 2018)

 Ratu Amalia Batrisyia


Pada praktikum pada kali ini kita melakukan praktek mengenai
tentang uji kualitatif karbohidrat dan. Uji kualitatif karbohidrat
yaitu pengujian karbohidrat yang didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang
dihasilkan, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugus
hidroksil. Uji kualitatif karbohidrat yang digunakan adalah uji Moliah, uji
Barfoed, uji Benedict uji Seliwanoff, dan uji Lugol. Dan berikut beberapa
pengujian yang digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat.
- Uji Molish
Pada uji molish ini di dasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam
sulfat untuk membentuk cincin yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai
dengan munculnya cincin ungu di antara lapisan asam dan sampel tersebut,
kemduian pada kelima sampel karbohidrat yaitu sukrosa, laktosa, fruktosa,
maltosa, galaktosa dan amilum terlihat pada setiap kelompok menunjukkan
reaksi yang positif dengan munculnya cincin ungu.
- Uji Barfoed
Pada uji barfoed ini untuk mengetahui karbohidrat jenis monosakarida,
menggunakan 1,9 ml asam asetat glacial ke dalam 200 ml air air kemudian
jadilah larutan barfoed, setelah itu 2ml karbohidrat di tambahkan 3 ml
larutan barfoed kemudian di tempatkan dalam air mendidih selama 15 menit
dan endapan warna merah orange menunjukan adanya reaksi positif. Dan
hasil pengamatan menu jukan bahwa keliam sampel tersebut yaitu sukrosa,
laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa mengalami perubahan earna pada
larutan tersebut.
- Uji Benedict
Pada uji benedict kali ini adalah untuk mengetahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Dan gula tersebut termasuk kedalam jenis yaitu
monosakarida dan ada juga yang disakarida. Dan untuk mrngetahui adanya
monosakarida dan disakarida sampel karbohidrat yaitu ada sukrosa, laktosa,
fruktosa, maltosa, amilum dan galaktosa. Pencampuran 1ml ada 2 sampel
pada setiap kelompok tetapi kelompok saya memekai sampel karbohidrat
glukosa dan laktosa, kemudian perendaman semua tabung dalam air
mendidih dan diamkan selama 5 menit, selama proses larutan di didihkan
akan berubah warna menjadi biru. Dari hasil pengamatan dari kelima
sampel yang digunakan perkelompok tersebut yaitu mengalami perubahan
menjadi endapan merah bata, akan tetapi pada sampel kelompok 1,3, dan 5
tidak mengalami perubahan dan reaksi nya terbilang negatif alasannya
karena pada laktosa, fruktosa dan maltose pada pengamatan nya tidak
mengalami perubahan warna.
- Uji Seliwanof
Untuk pengujian ini agar kita mengetahui adanya kandungan gugus ke
ketosa pada sampel tersebut, pada ketosa dibedakan yaitu ada aldose fungsi
keton/aldehida gula tersebut. Pada pengjian seliwanof ini dengan 250 mg
resorsinol, 250 ml acl dan 250 ml air dan kemudia pencampuran 1 ml
karbohidrat + 2 ml larutan seliwanof, dan asam seliwanof ini menghidrolisis
polisakarida dan oligosakarida yang menjadi gula sederhana. Dari hasil
pengamatan menunjukan maltosa, laktosa, glukosa pada pengujian tersebut
tidak terjadi reaksi perubahan warna merah bata akan tetapi pada sampel
fryktosa sukrosa pada kelompok 4,2,5, dan 1 mengalami perubahan warna
pada sampel tersebut.
- Uji Lugol
Pada pengujian kali ini dilakukan dengan bahan makanan yang akan di uji
dan di tambahkan air dan masukan ke dalam tabung reaksi, kemudian
pelarutan gula dalam air dan tabung larutan dalam tabung reaksi dan
pemnambahan larutan lugol pada sampel bahan dan kemudian mengamati
pada perubahan yang terjadi, pada sampel amilum dia mengalami reaksi
perubahan yaitu pada kelompok 5 dan 3.

 Sony Tri Alvito


Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau
zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa
tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen
karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton ( C
= O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada
umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut
dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa sakarida ).
Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang
tergolong karbohidrat.(Wibawa, 2017) Klasifikasi karbohidrat ada 3 yaitu:
Monosakarida,Oligosakarida,Polisakarida.

1) Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi gula yang lebih sederhana. Berdasarkan gugus fungsinya,
monosakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu aldosa dengan gugus
fungsi aldehida dan ketosa dengan gugus fungsi keton. Menurut jumlah
atom karbonnya, monosakarida terdiri dari triosa, tetrosa, pentosa dan
heksosa.(Ramadhani et al., 2019)
2) Oligosakarida
Oligosakarida adalah kondensasi dari dua hingga sepuluh monosakarida.
Oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida, dan tetrasakarida.
Disakarida adalah hasil kondensasi dua unit monosakarida. Contohnya
adalah laktosa, maltosa, dan sukrosa. Trisakarida adalah kondensasi dari
tiga unit monosakarida dan tetrasakarida terdiri dari empat unit
monosakarida.(Ramadhani et al., 2019)

3) Polisakarida
Polisakarida adalah hasil kondensasi lebih dari dua puluh unit
monosakarida. Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang terdiri dari
unit monosakarida yang sama, sedangkan heteropolisakarida terdiri dari unit
monosakarida yang berbeda.(Ramadhani et al., 2019)
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Uji kualitatif karbohidrat bertujuan untuk mengidentifikasi
keberadaan karbohidrat atau gula dalam suatu sampel
2. Terdapat 5 pengujian yang dilakukan untuk mengidentifikasi
keberadaaan suatu karbohidrat yakni uji molisch dengan tujuan
untuk menguji keberadaan semua jenis gula, uji benedict untuk
menguji keberadaan gula pereduksi, uji barfoed untuk gula jenis
monosakarida, lalu uji selliwanof untuk menentukan keberadaan
gula yang tersusun dari keton dan uji lugol yang bertujuan
mengidentifikasi keberadaan gula jenis polisakarida
3. Akan ada perubahan warna dan endapan yang muncul apabila
sampel tersebut terindikasi positif

6.2 Saran
Diharapkan untuk lebih berhati hati dan mematuhi keselamatan dan
kesehatan kerja saat pelaksanaan praktikum karena pada praktikum kali ini
terdapat bahan yang berbahaya, maka diharapkan untuk lebih menguasai
prosedur kerja agar pada saat praktikum berjalan dengan lancar dan hasil
yang didapat bisa tepat dan akurat
DAFTAR PUSTAKA
Desyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif
Karbohidrat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik
Kesehatan Denpasar Jurusan Analis Kesehatan, 2(2), 1–23.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/51928255/207749486-Analisa-
Kualitatif-Dan-Kuantitatif-Karbohidrat-pdf-
libre.pdf?1487997674=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DAnalisa_Kualitatif_Dan_Kuantitatif_K
arbo.pdf&Expires=1671615157&Signature=S
Fatimah, S., Surur, M. A., A’tourrohman, M., Rohmah, A., & Khumaera, F.
(2019). Praktikum Fisiologi Hewan (2019). Fisiologi Hewan, 12(6), 1–8.
Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020). Analisis Senyawa Kimia pada
Karbohidrat. Sainteks, 17(1), 45.
https://doi.org/10.30595/sainteks.v17i1.8536
Guanabara, E., Ltda, K., Guanabara, E., & Ltda, K. (n.d.). No 主観的健康感を中
心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析
Title. 1305365.
Hidayanto, A. P. (2017). Modul Praktikum Biokimia Universitas Esa Unggul.
Jurnal GuDoddy Y. (2016). Biokimia Universitas Esa Unggul. Jurnal
Gunadharma, 2–40.Nadharma, 2–40.
Monika, A. (2021). Uji Hidrolisis Pati dengan Asam Hydrolysis Test of Starch
with Acid. ResearchGate, November, 0–6.
Nurhamida Sari Siregar. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2),
38–44.
Permatasari, D. G., Muslihah, Z. V., Handriyanti, R. P., Saputri, D. K. D., &
Trisiana, A. (2020). ANALISIS ES KRIM HERBAL MELALUI SIFAT
KIMIA (KADAR AIR, KADAR PROTEIN TERLARUT dan KADAR
GULA TOTAL) dan SIFAT FISIK (UJI ORGANOLEPTIK). Jurnal Ilmu
Dan Teknologi Kesehatan, 11(1), 36–45.
https://doi.org/10.33666/jitk.v11i1.273
Ramadhani, A. Y., Saputro, A. A., Wahyuni, L., Pahlevi, M. A., & Aprianto, M.
(2019). Karbohidrat 1. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Sutamihardja, R., Yuliani, N., Laelasari, H., & Susanty, D. (2018). HIDROLISIS
ASAM PADA TEPUNG PATI UBI JALAR PUTIH (Ipomoea batatas L.)
DALAM PEMBUATAN GULA CAIR. Jurnal Sains Natural, 6(2), 77.
https://doi.org/10.31938/jsn.v6i2.163
Trimanto., Dwiyanti, D., & Indriyani, S. (2018). Morfologi, Anatomi dan Uji
Histokimia Rimpang Curcuma aeruginosa Valeton dan Zipj. Jurnal Ilmu-
Ilmu Hayati : LIPI, 17(2), 123–133.
Wibawa, A. A. P. P. (2017). Biokimia Karbohidrat. Universitas Udayana, 1–51.

Desyanti, N. L. M. (2013). Metode analisis kualitatif dan kuantitatif karbohidrat.

Mudrawan, F. (2016). Identifikasi senyawa karbohidrat. Jurusan Kimia Fakultas


Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Medan, 1–19.
Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Dian
Rakyat. Jakarta.

Desyanti, N. L. M. (2013). Metode analisis kualitatif dan kuantitatif karbohidrat.

Wibawa, A. A. P. P. (2017). Biokimia Karbohidrat. Universitas Udayana, 1–51.


Lembar Kontribusi

Amelia Nur Oktaviani BAB II, BAB V

Muhadzab Asad Zanetti BAB I, BAB II, BAB IV, BAB V,

BAB IV

Ratu Amalia Batrisyia BAB I, BAB II, BAB III, BAB V

Sony Tri Alvito BAB IV, BABV

Anda mungkin juga menyukai