UJI KARBOHIDRAT
Disusun Oleh :
Mulyana
24032121012
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini. Penyusunan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Biokimia tentang Uji
Karbohidrat. Selain itu tujuan dari penyusunan laporan ini juga untuk menambah wawasan
tentang Uji Karbohidrat.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mega Rohayani, S.Pt, M.S selaku dosen
pengampu mata kuliah Biokimia yang telah membimbing saya agar dapat menyelesaikan laporan
ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya
menerima kritik dan saran agar penyusunan laporan selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu
saya mengucapkan terima kasih.
Mulyana
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Karbohidrat (dalam hal ini pati, gula, atau glikogen) merupakan zat gizi sumber energy
paling pentng bagi makhluk hidup karena molekulnya mnyediakan unsur karbon yang siap
digunakan oleh sel. Secara kimia, karbohidrat dapat didefinisikan sebagai turunan aldehid atau
keton dari alcohol polihidrik (karena mengandung gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai
senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila dihidrolisis (Poedjiadi, 2006). Sifat-sifat
kimia karbohdrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam molekul yaitu gugus
hidroksi, gugus aldehid, dan gugus keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat dapat digunakan
untuk mengidentifikasi dan membedakan senyawa karbohidrat yang satu dengan yang lainnya.
Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi adalah tepung atau amilum atau pati yang ada
dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Kerbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti seluloasa,
pectin, serta lignin (Edahwati, 2010). Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida,
disakarida, dan polisakarida (Fessenden, 1982). Monosakarida adalah karbohidrat yang
sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa ato karbon saja dan tidak dapat
diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbo lain (McGilvery, 1996).
Monosakarida tidak berwarna, bentuk kristalnya larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar. Monosakrida digolongkan menurut jumlah karbon yang ada dan gugus fungsi
karbonilnya yaitu aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Glukosa, galaktosa, dan deoksiribosa
semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa adalah ketosa (Fessenden, 1982).
1.2 Identifikasi Masalah
1.21 Apakah yang dimaksud Karbohidrat?
1.22 Apa sajakah jenis-jenis Karbohidrat?
1.23 Apakah yang dimaksud Uji Karbohidrat dengan Uji Iodine?
1.3 Maksud dan Tujuan
1.31 Mengetahui cara pengujian berbagai jenis karbohidrat pada bahan dengan reagen yang
berbeda
1.32 Mengetahui cara menentukan jenis karbohidrat pada bahan berdasarkan hasil pengujian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat diidentifikasikan sebagai senyawa yang unsur-unsurnya terdiri dari
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), dengan rumus empiris (CH 2O)n. Karbohidrat
memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi ini. Bukan saja sebagai sumber energi
utama bagi makhluk hidup tetapi juga senyawa yang menyimpan energi kimia. Pada
hewan/manusia energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman sebagai pati.
Disamping kedua senyawa tersebut ada pula karbohidrat pembentuk struktur, misalnya
selulosa yang berperan sebagai komponen utama dinding sel tumbuhan dan peptidoglikan
yang terdapat pada diding sel bakteri.
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa makromolekul. Karbohidrat terdapat
dalam kehidupan sehari-hari dan banyak jenisnya seperti monosakarida, disakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Uji kualitatif karbohidrat adalah pengujian karbohidrat
yang didasarkan atas reaksi-reaksi warna yang dihasilkan, sifat mereduksi dari gugus
karbonil dan sifat oksidasi dari gugus hidroksil. Uji kuantitatif karbohidrat digunakan
untuk menentukan kadar dari suatu karbohidrat.
b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan
laktosa. Sukrosa, dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 99 %
sukrosa dibuat dai kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui proses penyulingan
tidak sempurna. Sukrosa juga banyak terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila
dihidrolisis atau dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan
fruktosa.Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati. Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit
glukosa. Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa
dan satu unit galaktosa. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang
Indonesia) tidak tahan tehadap susu sapi, karena kekurangan enzim laktase yang dibentuk
di dalam dinding usu dan diperlukan untuk pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa.
Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang
menyebabkan gejala kembung, kejang perut dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa
lebih banyak terjadi pada orangtua.
4.1 Hasil