OLEH :
KELOMPOK 1
FARAMITHA (G032222001)
MUHAMMAD IQBAL (G032222002)
UMMUL FADILLAH (G032222003)
serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam. Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. yang
mereka (Poedjiadi, 2006). Pada senyawa yang termasuk karbohidat terdapat gugus
tersebut adalah karbon “hidrat” ddan memiliki nisbah 1:2:1 untuk C, H, dan O.
Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2:1 seperti pada molekul air
fungsi yaitu gugus –OH, gugus aldehid, atau gugus keton. Struktur karbohidrat
selain mempunyai hubungan daerah sifat kimia yang ditentukan dengan sifat
3. Untuk mengetahui perubahan kimia karbohidrat bisa terjadi pada bahan pangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karbohidrat
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karohidrat
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein
(Fessenden, 1990).
Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh
dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan
bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk
bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak
akan dijumpai.
Reaksi fotosintese
Sinar matahari
6 CO2 + 6 H2O C6 H12 O6 + 6 O2
Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap
utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang
terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian.
energi sebagai bahan bakar untuk tubuh, terutama jika tubuh dalam keadaan lapar.
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
2.2.1.1 Monosakarida
bentuk yang lebih sederhana. Tata nama monosakarida tergantung dari gugus
Glukosa. Disebut juga sebagai “dekstrosa atau gula anggur”, banyak terdapat
dalam buah-buahan, jagung manis, sirup jagung, dan madu (Lean, 2013).
Gambar 1. Monosakarida (Lean, 2013)
6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai
atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama,
yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya
terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-
atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan
dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan.
Glukosa dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan
penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa,
maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme,
glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam
jenis gula sederhana lainnya. Jadi fruktosa melimpah pada madu dengan
kandungan 35% dan dalam jus buah-buahan manis. Fruktosa umum digunakan
alam, tetapi harus dihidrolisis terlebih dahulu dari disakarida laktosa (gula dalam
susu).
2.2.1.2 Disakarida
Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakrosa, maltosa,
laktosa, dan trehaltosa. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang
terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling
mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). Ikatan
glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan
membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat
yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan.
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara
komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam
bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah
yang banyak digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada
setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau
bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati. Laktosa
(gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu
laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam
saluran pencernaan. Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa
dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis.
Ada empat jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.
dibuat dari glukosa. Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan
khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat
kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih
manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan
wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua
jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan. Inositol merupakan
alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan
2.2.1.3 Oligosakarida
yakni: Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas
unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat
beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat
di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak
ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau
polisakarida nonpati.
jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain dengan
karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa.
dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa dalam hal ini
lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih
karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam
hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan
selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk
keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat
digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh (Siregar dan
Sari, 2014).
golongan serat yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat
yang tidak larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang
larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal.
2.3 Perubahan Karbohidrat Pada Bahan Pangan
adanya perubahan baik secara fisik maupun kimia pada bahan pangan yang telah
pangan perlu dilakukan agar didapat bahan pangan yang aman serta memiliki nilai
gizi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal dan dapat diterima secara sensori
yang diinginkan yaitu aman, bergizi dan dapat diterima dengan baik secara
sensori. Untuk itulah pentingnya pengetahuan akan perubahan yang terjadi pada
bahan pangan.
Reaksi ini dapat terjadi bila jaringan tanaman terpotong, terkupas dan
jaringan tanaman. Hal ini menyebabkan enzim dapat kontak dengan substrat yang
biasanya merupakan asam amino tirosin dan komponen fenolik seperti katekin,
asam kafeat, dan asam klorogena sehingga substrat fenolik pada tanaman akan
dihidroksilasi menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin (dopa) dan dioksidasi menjadi
bertanggung jawab pada warna dan flavor yang terbentuk. Dampak yang
seperti kismis, buah prem dan buah ara. Dampak merugikannya adalah
mengurangi kualitas produk bahan pangan segar sehingga dapat menurunkan nilai
ekonomisnya. Sebagai contoh, ketika memotong buah apel atau pisang. Selang
beberapa saat, bagian yang dipotong tersebut akan berubah warna menjadi coklat.
Wiley-Blackwell (2012).
a. Karamelisasi
Bila larutan sukrosa (gula) diuapkan kandungan airnya, maka konsetrasi
dan titik didihnya akan meningkat. Apabila kandungan air telah teruapkan semua,
maka yang tersisa adalah cairan sukrosa yang telah lebur. Titik lebur sukrosa
maka akan terjadi karamelisasi sukrosa. Gula karamel sering digunakan sebagai
bahan pemberi cita rasa makanan. Bila soda ditambahkan ke dalam gula yang
b. Reaksi Maillard
Reaksi Maillard adalah reaksi antara karbohidrat, khususnya gula
pereduksi dengan gugus amina primer. Gugus amina primer biasanya terdapat
pada bahan awal, yaitu sebagai asam amino. Reaksi tersebut menghasilkan warna
coklat, yang sering dikehendaki atau kadang malah menjadi pertanda penurunan
mutu. Warna coklat pada pemanggangan daging, sate dan roti adalah warna yang
penyimpanan susu evaporasi. Semakin tinggi pH dan suhu, maka warna coklat
1. Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus
2.3.2 Gelatinisasi
Gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pati pada waktu
mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk
semula karena terjadinya perubahan struktur granula pada suhu tertentu (Winarno,
2002).
Proses gelatinasi terjadi apabila granula pati dipanaskan di dalam air, maka
energi panas akan menyebabkan ikatan hidrogen terputus, dan air masuk ke dalam
granula pati. Air yang masuk selanjutnya membentuk ikatan hidrogen dengan
batas tertentu sebelum akhirnya granula pati tersebut pecah. Pecahnya granula
Karena jumlah gugus hidroksil dalam molekul pati sangat besar, maka
disebabkan air yang dulunya berada di luar granula dan bebas bergerak sebelum
suspensi dipanaskan, kini sudah berada dalam butir-butir pati dan tidak dapat
bergerak bebas lagi. Suhu gelatinisasi pati merupakan sifat khas untuk masing-
‘’irreversible‘’ granula pati dalam air panas dan diakhiri pada waktu telah
sangat penting, contohnya dalam pembuatan saus tomat, butter, yoghurt, selai,
2.3.4 Retrogradasi
matriks pati yang telah mengalami gelatinisasi akibat pengaruh suhu. Retrogradasi
berhubungan dengan rantai cabang pada rantai pati. Dimana, pati yang kandungan
amilopektin yang tinggi seperti jagung, ketan tidak mengalami retrogradasi pada
antara gugus OH pada pati tergelatinisasi selama pendinginan. Air yang berada
pada gel akan keluar dari struktur dan pati menjadi tidak larut. Hal ini berdampak
pada produk yang dibuat, dimana terjadi kekerasan pada tekstur roti bagian dalam
2.3.5 Esterifikasi
diatur. Sifat larutan patinya menjadi lebih tahan terhadap panas. Kemampuan
hidrolisis rendah, stabil dalam pH rendah, swelling dapat dihambat dalam air
2.3.6 Hidrolisis
pemanasan pada suhu tertentu dan tekanan tinggi akan menyebabkan beberapa
bagian pati terhidrolisis menjadi rantai sedang (dektrin), dan rantai tunggal
pemanis dari tepung tapioka. selain dengan menggunakan beberapa enzim seperti
enzim amilase, yang banyak digunakan pada industri HFS (High fructose syrup).
2.3.7 Isomerisasi
digunakan dalam imobilisasi enzim (enzim diambil dari mikroba dan dijerap
3.1 Kesimpulan
karbohidrat kompleks yang terdiri dari polisakarida (pati, dekstrin, glikogen dan
3. Adapun perubahan kimia karbohidrat yang terjadi pada bahan pangan antara
lain pencoklatan yang meliputi pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis
(karamelisasi, reaksi Maillard, karena vitamin C), gelatinisasi, retrogradasi,
esterifikasi, hidrolisis dan isomerisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lean, M. 2013. Ilmu Pangan, Gizi dan Kesehatan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Siregar dan Sari N. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13(2): 38-44.
Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama