Anda di halaman 1dari 8

PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING SEBAGAI

PRODUK UMKM DESA CENGKIR KECAMATAN KEPOH BARU


KABUPATEN BOJONEGORO

Pitaloka Kurniasari1, Akbar Maulana Abdillah1, Choirul Oktavian Setiyadin Nayiron1,


Adinda Tresya Hanum Pramita1, Muhammad Zidan Nashrullah1, Lintang Amita
Krisnandini2, Muhammad Azza Aulia Ibnu Agfa2, Alifinda Khairina Syafi’ie3

1
Program Sarjana, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Indonesia
2
Program Sarjana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Indonesia
3
Program Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Indonesia

ABSTRAKSI

Kebutuhan sabun untuk pencuci piring kini telah menjadi kebutuhan sekunder yang cukup penting disetiap
lapisan masyarakat. Hampir diseluruh lapisan masyarakat mengenal bahan pencuci piring mulai dari bahan
– bahan alami seperti abu gosok, uyah brosok (garam kasar), jeruk nipis dan blimbing wuluh dan kemudian
seiring berubahnya zaman bahan-bahan tersebut mulai tergantikan oleh kehadiran sabun pencuci piring
yang awalnya berbentuk sabun colek (krim) dan akhirnya menjadi sabun cair. Adanya peralihan
penggunaan sabun pencuci piring oleh masyarakat tersebut membuat peluang usaha produk sabun pencuci
piring menjadi terbuka lebar. Maka dari itu, kami kelompok kuliah kerja nyata belajar bersama masyarakat
kelompok ke 45 Universitas Airlangga memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan produk
sabun pencuci piring kepada ibu-ibu PKK Desa Cengkir. Metode yang digunakan dalam dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini adalah diskusi, paparan dan praktik pembuatan sabun pencuci piring.
Hasil dari pelatihan ini adalah produk sabun cuci piring sesuai dengan metode yang diberikan dan
perhitungan harga jual produk.

Kata Kunci : peluang usaha, sabun cuci, desa cengkir

PENDAHULUAN
Perubahan perilaku masyarakat dalam mencuci peralatan rumah tangga dan dapur mereka
begitu signifikan terutama para ibu rumah tangga. Beberapa waktu yang lalu sebelum sabun
pencucui piring hadir dalam bentuk cair, masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga menggunakan
abu gosok, sabun berbentuk krim atau gabungan dari keduanya untuk mencuci peralatan dapur
mereka. Intensitas penggunaan sabun pada kegiatan rumah tangga bisa terbilang cukup tinggi dan
rutin. Hal tersebut terjadi karena fungsi utama dari sabun yang bersifat membersihkan atau
mengangkat kotoran yang menempel pada sebuah permukaan (Haro dkk 2014).

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan
lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida), dan trigliserida dari
asam lemak rantai karbon C16 (Zulkifli dan Estiasih, 2014) melalui reaksi saponifikasi atau
disebut juga reaksi penyabunan pada suhu 80- 100o C (Jongko, 2009). Dalam menghilangkan
kotoran dan minyak, bagian yang bersifat hidrofobik pada sabun akan larut dalam minyak dan
mengepung kotoran minyak, sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang
dibersihkan dan terdispersi dalam air sehingga dapat dicuci (Djatmiko dan Widjaja, 1984).

Sabun tidak termasuk bahan primer (sandang, pangan dan papan). Sabun termasuk bahan
sekunder walaupun intensitas penggunaannya cukup tinggi untuk kegiatan rumah tangga. Hampir
setiap harinya masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga mencuci peralatan dapur. Melihat
peluang usaha yang cukup terbuka lebar, maka pembuatan sabun pencuci piring bisa dijadikan
menjadi salah satu produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah – daerah. Selain
bisa menjadi produk UMKM, pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini bisa untuk menghemat
pengeluaran untuk membeli sabun cuci piring yang sudah ada.

Pada prinsipnya pembuatan sabun cuci piring cair ini sebenarnya tidak rumit dan bahan-
bahan juga mudah untuk didapatkan ditoko bahan kimia yang berada pada setiap daerah. Untuk
pembuatan sabun untuk 400mL haya membutuhkan biaya sekitar Rp 3.000,- hingga Rp 5.000,-
saja dan jika ingin membuat sebanyak 15L sabun cuci piring cair hanya membutuhkan biaya
sebanyak Rp 150.000,- saja. Hal tersebut bisa dibilang cukup menguntungkan untuk pelaku
UMKM daerah. Dari hal tersebut tujuan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat
(KKN BBM) kelompok 45 ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang
pembuatan sabun cuci piring cair dalam rangka pemberdayaan komunitas (dalam hal ini kelompok
ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga/PKK). Selain itu pelatihan ini juga dapat
menciptakan peluang usaha baru yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

METODE

Metode yang digunakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat
Kelompok 45 Universitas Airlangga di Desa Cengkir Kecamatan Kepoh Baru Kabupaten
Bojonegoro ini adalah diskusi, paparan dan praktik pembuatan sabun cuci piring. Diskusi
dilakukan untuk membahas keefektifan sabun tersebut dalam membersihkan peralatan dapurdan
biaya yang dibutuhkan untuk membuat sabun cuci piring tersebut. Metode pelatihan dilakukan
dengan paraktik bersama dan diberi arahan melalui demonstrasi pembuatan sabun cuci piring.
Metode praktik ini dilakukan untuk mempermudah peserta pelatihan dalam memahami proses
pembuatan sabun cuci piring dengan baik dan benar. Alat dan bahan yang digunakan adalah:

Bahan

1. Texapon 2kg
2. Sodium Sulfat 1kg
3. NaCl 1kg
4. Natrium Sitrat 1kg
5. Pengharum Apel (25-30cc)
6. Air 10 liter

Alat

1. Ember besar 2 buah


2. Ember kecil 2 buah
3. Pengaduk kayu
4. Corong
5. Kain serbet untuk penutup ember sabun yang hampir jadi

Tahap pembuatan Sabun cuci piring adalah:

1. Campurkan texapon dengan air dan air secara perlahan kemudian aduk hingga tercampur
dalam ember besar hingga berwarna putih dan menimbulkan sedikit buih.
2. Masukkan sodium sulfat kedalam texapon yang sudah bercampur dengan air secara
perlahan sambil tetap diaduk.
3. Masukkan NaCl, natrium sitrat dan pengahrum apel kedalam campuran tersebut kemudian
aduk hingga bercampur menjadi satu dan tidak ada yang mengendap.
4. Setelah semua bahan tadi tercampur pastikan bahan tersebut mengeluarkan buih, warna
yang berubah menjadi putih cenderung bening kemudian dibagi kedalam wadah besar dan
wadah kecil.
5. Setelah dibagi kedalam wadah-wadah tersebut, selanjutnya bahan yang tadi ditutup dengan
kain dan didiamkan selama semalaman hingga berubah menjadi bening.
6. Setelah bahan dibiarkan semalaman, sabun cuci piring siap untuk digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian dalam bentuk pelatihan langsung pembuatan sabun cuci piring
sebagai produk UMKM di Desa Cengkir Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro telah
dilaksanakan oleh Kelompok 45 Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBM)
Ke-65 Universitas Airlangga. Kegiatan ini dihadiri oleh para pelaku UMKM beserta ibu PKK serta
ibu rumah tangga di Desa Cengkir. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2022 pada
pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB berupa pemaparan materi dan demonstrasi secara langsung.

Pelatihan pembuatan sabun ini bertujuan untuk mengembangkan produk yang dijual oleh
para pelaku UMKM dengan menggunakan produk yang bisa dihasilkan sendiri. Mengingat harga
kebutuhan rumah tangga yang mengalami kenaikan pula, memberikan peluang bagi para ibu PKK
serta ibu rumah tangga di Desa Cengkir untuk menghemat pengeluaran karena produk ini terbilang
cukup murah dibandingkan dengan produk yang dijual di pasaran.

Antusias masyarakat yang mengikuti pelatihan ini ditunjukan dengan kehadiran peserta
dan adanya sesi sharing baik sebelum, sesudah, dan saat acara berlangsung. Sesi sharing ini sendiri
bertujuan untuk megetahui lebih dalam terkait produk yang dibuat, baik dari segi bahan, maupun
produk yang sudah jadi.

Berdasarkan hasil sharing yang sudah dilakukan, kegiatan ini memberikan beberapa
dampak bagi peserta yang mengikuti pelatihan : 1) Memberikan pengetahuan baru terhadap
pembuatan sabun cuci yang digunakan sehari hari. 2) Memberikan motivasi bagi para pelaku
UMKM untuk menghasilkan produk baru. 3) Memberikan pemahaman kepada peserta bahwa
produk produk yang dijual dipasaran merupakan produk yang bisa dihasilkan atau dibuat sendiri.

Gambar 1 Demonstrasi pembuatan sabun cuci piring

Gambar 2 Pelatihan pembuatan sabun oleh peserta


Pelatihan pembuatan sabun cuci piring ini juga didukung oleh kegiatan pelatihan branding UMKM
atau pelatihan mengenai strategi pemasaran produk yang dimiliki oleh UMKM. Pelatihan ini
dilakukan dengan pemaparan materi melalui media online zoom dengan menghadirkan pembicara
yang sudah lama terjun didunia bisnis terutama pada bidang UMKM.

Menurut Kotler (2009), branding merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau
kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau
kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen. Dalam perusahaan, pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok
yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan
mendapatkan laba, kegiatan pemasaran pada perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan
pada konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan. Oleh karena itu, memberikan pelatihan
mengenai strategi pemasaran produk bagi para peserta terutama pelaku UMKM untuk bisa
memberikan atau mengatahui keunggulan produk yang dimiliki oleh para pelaku UMKM.

Pemaparan materi yang disampaikan ini memberikan beberapa hasil, yaitu 1) Memberikan
pengetahuan baru terkait strategi pemasaran. 2) Memberikan pengetahuan mengenai cara
memasarkan produk dengan cara yang menarik melalui platform atau social media (Whatsapp,
Instagram, Youtube, Dll.)

Gambar 3 Pelatihan branding UMKM


Pelaksanaan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dan penyampaian materi terkait strategi
pemasaran (Branding UMKM) oleh kelompok 45 Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama
Masyarakat (KKN – BBM) ke – 65 Universitas Airlangga di Desa Cengkir, Kecamatan Kepohbaru
Kabupaten Bojonegoro berjalan dengan baik. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat
memiliki penambahan wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan produk yang digunakan sehari
hari yaitu sabun cuci piring dan juga bagaimana melakukan pemasaran yang baik untuk para
pelaku UMKM di Desa Cengkir.

PENUTUP

SIMPULAN

Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan pengetahuan baru pembuatan produk dan
juga pemasaran produk pada pelaku UMKM, ibu PKK serta ibu rumah tangga yang dilakukan
dengan melakukan demonstrasi dan juga penyampaian materi oleh pembicara di Desa Cengkir
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro mengenai pentingnya produk yang dihasilkan dan
juga cara memasarkan produk yang dihasilkan agar tidak kalah di pasaran. Pelaksanaan kegiatan
ini menjadikan peningkatan pengembangan dan pengetahuan baru peserta pelatihan ini.

SARAN
Pengabdian masyarakat bertujuan untuk menggali potensi pengembangan dan pengetahuan dalam
menghasilkan produk sangat diperlukan untuk kemajuan hidup masyarakat Desa Cengkir
khususnya Ibu rumah tangga dan juga para pelaku UMKM. Sehingga diharapkan pelatihan ini
memberikan dampak positif bagi para peserta yang mengikuti kegiatan ini dengan melakukan atau
merealisasikan produk serta pembelajaran yang sudah disampaikan.
Daftar Pustaka

Lukitaningsih, Ambar (2013) PERKEMBANGAN KONSEP PEMASARAN: IMPLEMENTASI


DAN IMPLIKASINYA jurnal maksipreneur III (1), 21 - 35

Anda mungkin juga menyukai