A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan
D. Materi Pembelajaran
1. Metode ilmiah
2. Hakikat ilmu Kimia
3. Keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium
4. Peran Kimia dalam kehidupan
F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, alat Lab, karton, alam sekitar
G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
IPK :
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dari KD3.1 dari KD 4.1
colaborasi
Membagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa
PPK (mandiri)
1) Siswa diarahkan untuk mengamati produk-produk kimia misalnya sabun, detergen, pasta
gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, asam cuka
dan lain lain disekitar sekolah.
PPK (mandiri)
4) Siswa diarahkan untuk mengamati alat-alat keselamatan kerja pada saat di laboratorium yang
terdapat di LKS
PPK (mandiri,
integritas )
5) Siswa diarahkan untuk mengamati tanda zat kimia berbahaya yang terdapat di LKS
PPK (nasionalis,
mandiri, integritas )
6) Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya: Guru : Berdasarkan
hasil pengamatan kalian di LKS silahkan kalian buat beberapa pertanyaan
PPK ( mandiri,
integritas )
7) Siswa diarahkan untuk membuat hipotesis dari pertanyaan yang telah dibuat
PPK ( mandiri,
integritas )
8) Siswa diarahkan untuk mengumpulkan informasi untuk membuktikan kebenaran dari
hipotesis yang telah dibuat
PPK ( mandiri,
integritas )
9) Siswa membuat kesimpulan dari hasil informasi-informasi yang didapat berdasarkan
pertanyaan dan hipotesis yang telah dibuat
PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )
10) Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan:
PPK ( mandiri )
11) Pertanyaan yang dibuat dengan disertai hipotesis
PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )
12) Kesimpulan yang didapat berdasarkan pertanyaan dan hipotesis yang dibuat
PPK ( mandiri,
integritas, kerjasama )
13) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya (melaksanakan diskusi kelas)
PPK ( mandiri,
integritas )
2) Siswa diarahkan oleh guru untuk mengamati produk-produk kimia seperti sabun, shampo,
detergen, kemudian amati bahan-bahan yang terdapat di kemasannya
PPK ( mandiri,
integritas )
3) Siswa diarahkan untuk menentukan dari bahan-bahan yang terdapat di kemasan yang
merupakan bahan-bahan kimia.
PPK ( mandiri,
integritas )
4) Siswa diberikan tugas oleh guru untuk membuat laporan individu
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap :Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
1) Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri
belum dirumuskan?
2) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3) Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang
peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan
hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam
metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah
hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4) Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah
proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi
karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian
hipotesis itu sendiri.
5) Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan
perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah
diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif
secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan
karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada
hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
5. Keselamatan Kerja Saat Di Laboratorium
Pada saat bekerja di laboratorium yang terdapat bahan-bahan kimia yang mempunyai karakter
dan sifatnya masing-masing dan juga terdapat alat-alat di laboratorium mempunyai harga yang mahal.
Oleh karena itu, ketika akan melaksanakan percobaan atau praktikum di laboratorium kita harus berhati-
hati dan mengetahui tentang tata tertib, alat-alat di laboratorium beserta fungsimya, bahan-bahan kimia
beserta bahayanya, dan alat pelindung diri pada saat melakukan percobaan atau praktikum.
a. Tata Tertib Di Laboratorium
Tata tertib menjadikan suatu keharusan adanya karena laboratorium merupakan tempat yang
berisi alat dan bahan yang mungkin bisa berbahaya jika digunakan. Ketertiban harus dilaksanakan oleh
setiap pengguna lab baik itu guru maupun siswa.
1)Memasuki laboratorium harus seijin dan dibawah pengawasan guru.
2)Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
3) Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium, dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
4)Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.
5)Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan dan atau hal
yang dapat menimbulkan kecelakaan.
6)Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
7)Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
8)Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit, mulut, atau
tubuh kita.
9) Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air yang
banyak.
10) Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau basa.
11) Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
12) Kembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
13) Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah.
14) Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.
15) Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
16) Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
17) Bacalah pengumuman pengumuman yang ada dan taati peraturan.
18) Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan :
a) Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan, ketempat
semestinya.
b) Mengembalikan botol zat ketempatnya.
c) Mematikan kran air,gas dan listrik.
d) Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku.
e) Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing .
c) Pelindungan Tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila Anda
terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya
melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat
memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau
tajam, dan material yang panas atau dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda pakai jika tidak dipilih
bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah
berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung
tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia
yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan
karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi.
Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam,
neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan
bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik
apabila Anda bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan Dietil eter.
d) Perlindungan Pernafasan
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat
pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan
efek kontaminasi tersebut.
Oleh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih
dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis
kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan
filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki
masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus
diganti.
c. Alat-alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium baik itu laboratorium Fisika, Biologi, maupun Kimia mempunyai
kegunaan dan perlakuan yang khusus. Oleh karena itu, sebelum melakukan percobaan kita hendaknya
mengetahui terlebih dahulu fungsi dan perlakuan yang harus dilakukan terhadap alat-alat yang akan
digunakan. Alat-alat yang sering terdapat di laboratorium Kimia adalah sebagai berikut
Alat Kegunaan Keterangan
Untuk mentimpan larutan Terdapat beberapa jenis
Gelas Kimia yang akan digunakan ukuran: 50 mL, 100 mL,
Untuk tempat mereaksikan
200 mL, 500 mL, dan 1000
zat dalam volume yang mL.
banyak
Untuk melarutkan zat padat
ke dalam air dalam proses
pembuatan larutan
Untuk menyimpan larutan Terdapat beberapa jenis
yang akan digunakan. ukuran: 50 mL, 100 mL,
Untuk mereaksikan larutan 200 mL, dan 500 mL.
Untuk melarutkan titrasi
Labu Erlenmeyer
Alat pengukur volme cairan Terdapat beberapa jenis
ukuran: 5 mL, 10 mL, 25
mL, 50 mL, 100 mL, 200
mL, dan 500 mL.
Gelas Ukur
Tabung reaksi digunakan Ukuran kecil, sedang, dan
umtuk tempat mereaksikan besar. Harus ditempatkan
zat dalam jumlah sedikit. pada rak tabung reaksi.
Rak tabung reaksi
digunakan untuk
menempatkan tabung reaksi
Pipet Tetes
Untuk mengukur volume Terdapat beberapa jenis
caiiran dengan teliti ukuran: 10 mL, 25 mL, 50
Untuk membuat larutan
mL, 100 mL, 500 mL, dan
dengan volume tertentu dan 1000 mL. Hanya untuk
ketelitian tinggi mengukur sesuai dengan
Labu Ukur
ukuran yang tertera pada
alat.
Sebagai alat untuk Untuk mematikan api tidak
pemanasan dengan bahan perlu ditiup , tetapi cukup
bakar ditutup dengan penutup
sumbunya.
Pembakar Spirtus
Untuk menimbang zat Zat yang ditimbang harus
diletakkan pada kaca arloji
atau gelas kimia, tidak
boleh diletakkan secara
langsung.
Neraca Analitik
Alat bantu untuk Apabila digunakan sebagai
menuangkan cairan dari alat penyaring harus
wadah yang bermulut kecil disertai dengan kertas
Alat untuk menyaring dan saring
memisahkan endapan dari
cairannya
Corong
Dipasang di atas lamu
spiritus sebagai penyangga
wadah yang berisi cairan
yang dipanaskan
Kaki Tiga
Sebagai alat penyebaran
panas
Kawat Kasa
Alat Kegunaan Keterangan
Biasanya di gunakan untuk
mengambil zat asam pekat.
Tombol A untuk
Ball
mengempeskan, tombol S
Pipet
untuk menghisap larutan, dan
tombol E untuk mengeluarkan
larutan
Biasa digunakan untuk Berdasarkan Ukuranya
meneteskan sejumlah reagen buret dibagi menjadi
cair dalameksperimen yang beberapa macam yaitu :
memerlukan presisi, seperti Buret makro yaitu
pada eksperimen titrasi. Buret buret yang
sangatlah akurat, buret kelas A kapasitasnya 50 ml
memiliki akurasi sampai dengan dan skala terkecilnya
0,05 cm3. dapay dibaca sampai
0.10 ml
Buret semimikro
mempunyai volume 25
ml dengan skala
terkecil dapat dibaca
Burret
sampai 0.050 ml.
Buret makro
mempunyai volume 10
ml. Skala terkecilnya
adalah 0.020 ml
Pipet Ukur
Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume
tertentu sesuai dengan label
yang tertera pada bagian
pada bagian yang
menggembung.
Pipet Volum
d. Simbol-Simbol Bahaya
Penandaan atau pemberian label
terhadap jenisjenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari
suatu bahan kimia. Pengenalan dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan
penyimpanan bahanbahan atau pergudangan. Cara penyimpanan bahan bahan kimia memerlukan
pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang
mempengaruhinya. Tanpa memperhatikan semua faktor tersebut, dapat mengakibatkan ; kebakaran, ledakan,
keracunan, atau kombinasi di antara kemungkinan ketiga akibat tersebut. Label atau simbol bahaya bahan
bahan kimia serta cara penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut :
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Bahaya : oksidator, dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab kesulitan dalam pemadaman api.
Contoh : hydrogen peroksida dan kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.
3. Keracunan
Keracunan merupakan kecelakaan yang sering terjadi dalam laboratorium. Kebanyakan disebabkan
oleh masuknya bahan kimia ke dalam tubuh lewat saluran pernafasan atau lewat kulit, dan sangat jarang
lewat mulut
Keracunan lewat pernafasan
Gas-gas seperti Cl2, HCl, SO2, NH3 dan formaldehida adalah sangat iritan dan dapat segera dirasakan
akibatnya bila kita menghirupnya karena efek lokal terhadap saluran pernafasan. Demikian pula uap
seperti CHCl3, Benzena, Karbon disulfida dapat tercium baunya. Sebaliknya, gas seperti CO, Metil
klorida, Air raksa (Hg) sangat berbahaya karena tak tercium baunya saat kita menghirup gas -gas
tersebut. Pertolongan pertama yang harus segera diberikan adalah segera memindahkan korban
secepat mungkin menuju udara segar. Jika keracunan berat terjadi segera bawa ke dokter
Keracunan lewat kulit
Kulit dapat mengalami kerusakan berupa larutnya lemak oleh pelarut organik (sehingga kulit menjadi
sensitif) atau kerusakan jaringan oleh asam-asam kuat. Disamping itu kontak dengan bahan-bahan
seperti sianida, Nitrobenzen, TEL, Fenol, Arsen triklorida dan Kresol, dapat juga menimbulkan
keracunan sistemik karena adsorbsi ke dalam tubuh melalui permukaan kulit. Pertolongan pertama yang
harus dilakukan adalah menyiram atau mencuci dengan air yang cukup, baik untuk zat yang larut
ataupun tidak larut dalam air. Selanjutnya bawalah ke dokter agar mendapatkan pengobatan yang tepat.
Keracunan lewat mulut (tertelan)
Keracunan jenis ini jarang terjadi di dalam laboratorium kecuali kontaminasi makanan atau minuman dan
kesalahan mengambil bahan. Sebaiknya lebih hati-hati dalam penanganan bahan-bahan beracun, karena cara ini
merupakan upaya praktis dalam mencegah keracunan lewat mulut. Pertolongan pertama yang harus segera
dilakukan adalah bila korban muntah-muntah, beri air minum hangat agar muntah lagi dan sekaligus
mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak muntah maka berilah minum segelas air ditambah 2 sendok
garam dapur agar dapat muntah. Cara ini bertujuan untuk segera mengeluarkan racun secepat mungkin sebelum
terserap oleh usus. Selanjutnya memanggil dokter atau membawa korban ke rumah sakit dan meberikan
keterangan tentang jenis bahan kimia penyebab keracunan.
B. Lembar Observasi
1. Aspek Sikap
a. Lembar Observasi
Aspek yang Dinilai
Nama Aktif
Tertib Kerjasama Teliti Nilai Akhir
Siswa Bertanya
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Keterangan :
2 : Melakukan 1 3 kali
= 4 X 3
= 12
Contoh = (8/12) x 4 = 2
Skala Penilaian
No Sikap yang dinilai Pernyataan
Ya Tidak
Skor
Keterangan :
Skor Pernyataan Ya = 1
Skor Pernyataan Tidak = 0
Skor maksimal : 8
Contoh: (4/8) x 4 = 2
Predikat:
C d. Lembar Peer
= Cukup
Assessment = 1,00 1,99
Tujuan : Untuk mengevaluasi sikap pada saat proses pembelajaran.
Petunjuk Penilaian : Diisi dengan memberikan tanda chek list () pada kolom penilaian
Nama yang Dinila : ..............................................................................................................
Tanggal Menilai : .............................................................................................................
Nama Penilai : ..........................................................................................................
Skala Penilaian
Sikap yang Sering Tidak
No Pernyataan 1 2
dinilai (>2 Pernah
kali
kali)
= 4 X 3
= 12
Contoh = (8/12) x 4 = 2
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini diisi oleh guru untuk menilai keterampilan siswa pada kolom masing-masing
butir keterampilan yang dinilai, guru memberikan angka dengan rentang 1-4 sesuai keterampilan
peserta didik
Tabel 1. Lembaran nilai Keterampilan
Aspek
No Nama Siswa Psikomotor Total Skor Nilai Akhir
1 2
1
2
3
4
Kriteria penilain
Konversi penilaian
3. Penilaian Pengetahuan
Ranah
Indikator Pencapaian Kompetensi Instrumen (soal) Skor
kognitif
Jawaban
1. Manfaat ilmu kimia diantaranya :
Bidang Kedokteran dan Farmasi
Pembuatan bahan kecantikan dan obat-obatan
Fotografi
Pembuatan bahan optik dan film
Seni dan Bangunan
Pembuatan berbagai cat, kertas, kain, logam, semen untuk bahan
lukisan/ukiran/pahatan.
Geologi
Penetapan lokasi dan kandungan bahan mineral di bumi, dan umur benda-benda
purbakala.
Pertanian
Pembuatan pupuk dan pestisida
Pangan
Menentukan komposisi pada makanan, yang bermanfaat bagi manusia.
penggunaan mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh pembuatan kecap,
tempe, dan yoghurt.
2. Fungsi bahan kimia dari sabun adalah untuk menghilangkan noda yang ada di badan atau noda yang ada di
baju. Sedangkan fungsi dari pestisida adalah untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme
pengganggu (hama).
3. Bahaya plastik adalah menurunkan kesuburan tanah, racun dari plastik dapat membunuh hewan-hewan
pengurai seperti cacing. Sedangkan bahaya DDT adalah rusaknya ekosistem karena zat ini tidak larut tapi
larut dalam lemak.
4. Langkah-langkah metode ilmiah :
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis
Merumuskan masalah
5. a. gelas ukur = alat untuk mengukur volume cairan
c. Ball Pipet = digunakan untuk mengambil zat asam pekat
6. Arti simbol
a. Bahan bahaya bagi lingkungan
Dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi.
b. Bahan mudah terbakar
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal
7. Fungsi alat
a. Jas laboratorium fungsinya adalah pelindung badan Anda dari tumpahan bahan kimia dan api
sebelum mengenai kulit pemakainya
b. Masker berfungsi untuk menyaring udara yang masuk agar tidak membahayakan pernafasan.
Pedoman Penskoran: Penilaian Akhir:
C : 50 - 69