Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

PENGENALAN LAPANGAN PESKEKOLAHAN I


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PLP I)

Dosen Pengampu:
Eny S. Rosyidatun, MA.

Disusun Oleh:
Andi Mahmuddin (11150161000008)
Nurul Rihsa Novtianti (11150161000043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
dan Taufik sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PLP (Pengenalan
Lapangan Persekolahan) yang pertama ini dengan tepat waktu. Laporan PLP ini
berisikan segala aspek yang telah kami amati, diantaranya yakni kultur sekolah,
visi dan misi, struktur organisasi dan tata kerja sekolah, kokurikuler dan
ekstrakulikuler, dan sarana dan prasarana laboratorium biologi.
Tidak sedikit kendala yang kami hadapi dalam penyususnan laporan ini.
Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan laporan ini berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua warga SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan khususnya para guru dan Ibu Eny S. Rosyidatun, MA selaku dosen
pembimbing kami.
Laporan ini disusun untuk memenuhi mata kuliah PLP 1 dan juga sebagai
bahan evaluasi bagi pihak sekolah. Kami menyadari banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami perlukan.

Tangerang Selatan, Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................3
C. Manfaat..................................................................................................................3
BAB II ISI..........................................................................................................................4
A. Deskripsi Sekolah...................................................................................................4
1. Identitas SMAN 10 Kota Tangerang Selatan......................................................4
2. Sejarah SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.......................................................5
B. Pegamatan Visi dan Misi Sekolah.........................................................................6
1. Visi.....................................................................................................................6
2. Misi....................................................................................................................6
3. Motto..................................................................................................................7
4. Slogan................................................................................................................7
C. Pengamatan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)....................................12
D. Pengamatan Budaya Sekolah................................................................................14
E. Pengamatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler......................................................20
F. Pengamatan Laboratorium Biologi.......................................................................22
BAB III PENUTUP..........................................................................................................25
A. Kesimpulan..........................................................................................................25
B. Saran....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................28

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto
Lampiran 2. Lembar Wawancara
Lampiran 3. Lembar Tabel Pengamatan

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan pendidikan adalah banyak cakupannya dan sangat berkaitan
dengan perkembangan manusia muda, mulai dari perkembangan jasmaniah
dan rohaniah, antara lain: perkembangan fisik, pikiran, perasaan, kemauan,
kesehatan, keterampilan, sosial, hati nurani, kasih sayang. Pendidikan
adalah kegiatan membudayakan manusia muda atau membuat orang muda
ini hidup berbudaya sesuai standar yang diterima oleh masyarakat.
Pengertian Pendidikan meurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No.20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.1
Tujuan pendidikan yaitu membina intelektualitas, mengembangkan
keterampilan, atau membina manusia secara utuh yang didalamnya
membina tanggung jawab dengan Sang Pencipta, dan juga membina
tanggung jawab kepada masyarakat. Sehingga terbina suasana dan
hubungan yang harmonis di antara masyarakat yang berbudaya.2 Selaras
dengan pernyataan tersebut maka sekolah tidak hanya menjadi lembaga
pendidikan formal yang terfokus dalam memberikan pendidikan akademik
saja, tetapi juga turut membina kepribadian, mengembangkan kemandirian
dan keterampilan serta kreativitas peserta didik dalam bidang non akademik.
Salah satunya yakni kegiatan ekstrakurikuler.
Setiap sekolah pastinya memiliki sebuah budaya. Budaya sekolah
sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen, roda organisasi, hingga fasilitas
sekolah yang mendukung. Semuanya harus dikombinasikan sehingga

1
Amos Neolaka, Metode Penelitian dan Statistik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),
h. 21-22.
2
Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 214.

1
menjadi semacam sistem yang berlaku dan dijalankan oleh sekolah. Budaya
sekolah tidak hanya berpengaruh terhadap semua tindakan civitas
akademika sekolah, tetapi juga mempengaruhi jiwa dan semangat para guru
dan siswanya. Budaya sekolah adalah konteks di belakang layar sebuah
sekolah yang menunjukkan nilai, norma, tradisi, bahkan ritual yang telah
dibangun dalam waktu yang lama oleh semua komunitas sekolah. Dalam
konsep sekolah efektif, budaya sekolah dimaknai sebagai sebagai suasana
sekolah. Budaya sekolah ini menjadi roh bagi terciptanya iklim sekolah
yang kondusif.3
Budaya adalah nilai-nilai hidup yang sudah direalisasikan, bukan
semata nilai-nilai hidup yang dipampang di tembok, atau baru menjadi
slogan pidato atau baru dijadikan moto profil sekolah. Budaya adalah apa
yang kita lakukan, sedangkan nilai-nilai adalah apa yang kita pahami dan
yakini. Secara teori, budaya di suatu lembaga itu lahir dari nilai-nilai dan
perilaku yang dianut oleh kelompok pendiri atau orang-orang senior
dilembaga itu, yang kemudian berhasil ditransfer secara alamiah dan ilmiah
kepada yang lain sehingga membentuk perilaku kolektif. Dalam praktiknya,
budaya ini kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu budaya kuat dan
budaya lemah. Disebut budaya kuat apabila nilai-nilai, pedoman hidup, atau
aturan suatu lembaga itu benar-benar direalisasikan dalam kehidupan nyata,
bukan sebuah rumusan atau tulisan. Sebaliknya, disebut budaya lemah
apabila nilai-nilai, pedoman, aturan, atau prosedur itu tidak dijalankan
secara kolektif atau hanya dijalankan separuhnya.4
Jabatan dapat diartikan sebagai pekerjaan atau tugas dalam
pemerintahan atau dalam organisasi. Ada beberapa konsep yang terkait
dengan kata jabatan, yang biasa muncul dalam dunia pendidikan, antara lain
jabatan fungsional, jabatan akademik, jabatan struktural, dan jabatan
profesional.
Jabatan fungsional, adalah jabatan yang ditinjau dari fungsinya di
satuan organisasi,. Misalnya dokter, guru/dosen, wartawan, apoteker, dan
lain-lain. Jabatan akademik, adalah jabatan yang ditinjau dari kompetensi
3
Ahmad Baedowi, Potret Pendidikan Kita, (Jakarta: Alfabeta, 2015), h. 145
4
Latuconsina, Pendidikan Kreatif, (Jakarta: Gramedia, 2014), h. 139-140.

2
akademik atau keilmuan yang dimiliki, misalnya asisten dosen, dosen,
lector, guru besar. Jabatan struktural, adalah jabatan yang terkait dengan
struktur atau susunan dalam organisasi atau lembaga, misalnya rektor,
pembantu rektor, wakil rektor, dekan, pembantu, wakil dekan, ketua
jurusan, ketua program, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan lain-lain.
Jabatan profesi adalah jabatan yang ditinjau dari profesinya.5

B. TUJUAN
1. Memahami budaya sekolah di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
2. Memahami visi dan misi di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan.
3. Memahami struktur organisasi dan tata kerja di SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan.
4. Memahami kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler di SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan.
5. Memahami sarana dan prasarana laboratorium biologi di SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan.

C. MANFAAT
1. Memberikan gambaran sejak dini mengenai lingkungan persekolahan.
2. Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP).

5
Sihomin. Excellent Teacher, (Semarang: Dahara Prize, 2013), h. 3.

3
BAB II
ISI

A. DESKRIPSI SEKOLAH

1. Identitas SMAN 10 Kota Tangerang Selatan


Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Kota Tagerang Selatan
NSPN : 20613553
Status : Negeri
Bentuk : Sekolah Menengah Atas
Pendidikan
Akreditasi : A
Kepala Sekolah : Drs. Ahmad Nana Mahmur Mulyana M.Pd
Kurikulum : Kurikulum 2013
Jurusan : IPA dan IPS
Rombongan : Kelas X (3 IPA dan 4 IPS)
Belajar Kelas XI (3 IPA dan 5 IPS)
Kelas XII (3 IPA dan 4 IPS)
Status : Pemerintah Daerah
Kepemilikan
SK Pendirian : 421/Kep.134-Huk/2006
Tanggal SK : 2006-04-26
Pendirian
SK Izin : 421/Kep.134-Huk/2006
Operasional
Tanggal SK Izin : 2006-04-26
Operasional
Alamat : Jl. Raya Tegal Rotan, Bintaro Sektor 9, Ciputat,
KotaTangerang Selatan, Provinsi Banten (15423)
No Telepon : (021) 7486 2431
Alamat E-mail : sman10.kotatangsel@gmail.com
info@sman10kotatangsel.sch.id
admin@sman10kotatangsel.sch.id
Situs Web : www.sman10kotatangsel.sch.id

Gambar 2.1 Logo SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

2. Sejarah SMAN 10 Kota Tangerang Selatan


SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan pada awalnya bernama SMA
Negeri 5 Ciputat. Pendirian sekolah ini merupakan manifestasi dari keinginan
masyarakat Ciputat yang makin tinggi tingkat kesadarannya untuk
menyekolahkan anak pada jenjang pendidikan menengah yang bermutu dan
terjangkau untuk kalangan menengah kebawah di wilayah Ciputat.
Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Memperbanyak pendirian sekolah Negeri diantaranya SMA Negeri 5
Ciputat. Pada Tanggal 27 Juni 2006 Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang
mengeluarkan Keputusan Nomor: 421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang
pendirian sekolah negeri baru di kecamatan Ciputat yang kemudian diberi nama
SMA Negeri 5 Ciputat. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tanggal 27
Juni 2006 sebagai hari lahirnya SMA Negeri 5 Ciputat.
Sebagai sekolah baru, tentu saja SMA Negeri 5 Ciputat belum memiliki
gedung sendiri. Untuk sementara waktu kegiatan belaja mengajar dilaksanakan di
SMP PGRI 5 Ciputat yang terletak di Jalan Cendrawasih KM. 4 Desa Sawah
Lama Ciputat, Tangerng 15413. Bersaman dengan hal tersebut, dibangun pula
gedung sekolah di Jalan Tegal Rotan, Bintaro Sektor 9, Kampung Sawah Baru,
Kecamatan Ciputat, 15413. Pada tahun pertamanya kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang menugaskan Drs. Agus Hendrawan, M.Pd sebagai Kepala
Sekolah SMA Negeri 5 Ciputat dengan dasar Keputusan Nomor: 281.2/Kep.209-
Huk/2006.
Sehubungan dengan adanya pemekaran wilayah pada tahun 2008/2009,
maka keberadaan SMA Negeri 5 Ciputat masuk kedalam wilayah Kota Tangerang
Selatan. Pada tanggal 25 Mei 2009, Pejabat Walikota Tangerang Selatan
mengeluarkan Perwal Nomor 10 Tahun 2009 yang berisi tentang perubahan
naman-nama sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan.
Sejak saat itu SMA Negeri 5 Ciputat berganti nama menjadi SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan.6

B. PEGAMATAN VISI DAN MISI SEKOLAH


1. Visi:
Terwujudnya peserta didik yang berwawasan tekhnologi, berakhlak
mulia, cerdas, berkarakter, dan berbudaya lingkungan.
2. Misi:
1) Meningkatkan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2) Meningkatkan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
3) Menerapkan kedisiplinan dalam menegakkan peraturan dan tata tertib.
4) Menumbuh kembangkan kepekaan sosial dan solidaritas.
5) Menumbuh kembangkan budaya gemar membaca, belajar dan meneliti.
6) Menumbuh kembangkan budaya demokrasi dalam setiap aspek kehidupan
sekolah.
7) Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk belajar
dan bekerja.
8) Menyelenggarakan program pembelajaran berbasis ICT dan Enterpreneur.
9) Menyelenggarakan program pembelajaran pengembangan bahasa inggris
dan bahasa jepang.

6
Panitia Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Buku Panduan Masa Orientasi Peserta Didik Baru
(MOP) Tahun Pelajaran 2013/2014, (Kota Tangerang Selatan: SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 2013), h.
7-8.
10) Menyelenggarakan program bimbingan belajar dan pemantapan materi
pembelajaran.
11) Menyelenggarakan program pengembangan bimbingan penyuluhan dan
pelayanan siswa.
12) Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat.
13) Menjalin hubungan yang baik antara warga sekolah, stakeholder, dan
masyarakat dengan semangat kekeluargaan.
14) Memanfaatkan ligkungan sebagai media pembelajaran.
15) Mengembangkan seni budaya bangsa khususnya budaya local
16) Melakukan penghematan sumber daya alam.

3. Motto
“Jadi orang penting itu baik, tetapi jauh lebih penting menjadi orang baik”
“Disiplin adalah jiwaku dan semangat adalah tekadku”

4. Slogan
“Berdo’a, berbuat, berkarya, berhasil, Alhamdulillah”
“Together we can”

Visi misi sekolah merupakan tujuan jauh yang harus dicapai oleh sekolah/
madrasah dalam kurun waktu tertentu. Dengan ditetapkannya tujuan jauh tersebut,
maka seluruh komponen lembaga akan diarahkan ke arah tujuan tersebut. 7 Visi
sekolah yaitu tujuan sekolah jangka panjang, lima atau sepuluh tahun ke depan.
Untuk mewujudkan visinya, sekolah menysuun misi yang berisi sejumlah
program dan kegiatan jangka pendek dan menengah. Visi disusun sesuai
kemampuan sekolah, kemajuan IPTEK, dan tuntutan masyarakat. Secara bertahap
visi sekolah harus mengalami kemajuan dan peningkatan sebagai bukti bahwa
sekolah bergerak maju bukan stagnan apalagi mundur.8
Kepala sekolah dengan kemampuan dalam kepemimpinannya harus
menyamakan visi setiap komponen tersebut. Jika seluruh komponen sekolah
sudah memiliki kesamaan visi, maka lembaga mulai memasuki tahap berkembang
7
Muhaimin, manajemen pendidikan (Aplikasinya dalam penyusunan rencana
pengembangan sekolah/ madrasah), (Jakarta : Prenada media, 2015).
8
Musfah, Jejen, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta : Prenada
Media, 2015).
sampai pada akhirnya seluruh komponen menuju arah yang sama. Hal ini dapat
mendorong organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan karena
dengan mengarahnya komponen sekolah maka sekolah tersebut akan memiliki
orientasi yang jelas dalam proses pengembangannya.
Visi dan misi sekolah harus dipahami dengan baik oleh setiap warga
sekolah. Pimpinan harus menjelaskan kepada warga sekolah visi dan misi sekolah
dan bagaimana cara mencapainya. Pimpinan mengeaskan bahwa ia sendiri tidak
akan mampu mewujudkan visi sekolah, melainkan memerlukan kerja sama
seluruh unit yang ada di sekolah.
Jika sekolah mampu membuat program dan melaksanakannya menuju
suatu tujuan yang dikembangkan dari visi sekolah maka visi sekolah akan dapat
dicapai. Pencapaian tersebut akan mendorong sekolah untuk mengembangkan
rencana jangka panjang berikutnya. Demikian seterusnya sehingga sekolah
tersebut mampu melaksanankan pengembangan secara terus-menerus.
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki visi-misi sekolah yang
dipampang di dekat mading sekolah. Terwujudnya visi-misi di sekolah ini diawasi
langsung oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kurikulum dan pembina
OSIS. Disekolah ini terdapat 4 wakil kepala sekolah yaitu bidang kurikulum,
bidang kesiswaan, bidang sarana dan prasarana, dan bidang humas. Semua tugas
dan tanggung jawab wakil kepala sekolah tercantum dalam satu file yang
dipegang oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum sekaligus penanggung
jawab di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Dimana tugas dan tanggung jawab
yang tercantum, mengarah kepada visi dan misi sekolah.
Hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau
menjelaskan misi yang dilakukan sekolah untuk mencapai visi. Misi yang pertama
yaitu meningkatkan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Kegiatan yang mendukung tercapainya misi tersebut selain pembelajaran
pendidikan agama adalah kegiatan mengaji yang dilakukan sebelum pembelajaran
dimulai dan kegiatan tausiyah serta membaca Al-Qur’an bagi yang beragama
islam dan membaca al-kitab bagi yang beragama nasrani yang dilaksanakan dua
minggu sekali setiap hari Jum’at. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama di
lapangan sekolah bersama dengan para dewan guru dan staff sekolah lainnya.
Misi yang kedua yaitu meningkatkan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, dan Santun). Cara yang dilakukan sekolah untuk mewujudkan misi ini
adalah budaya 5S ini sudah mulai diperkenalkan ke siswa semenjak MPLS (Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah), jadi semenjak awal memang budaya ini telah
diterapkan. Terbukti dengan sikap-sikap siswa yang ramah dan terdapat pula
papan-papan poster yang mengingatkan siswa tentang budaya 5S ini.
Misi yang ketiga yaitu menerapkan kedisiplinan dalam menegakkan
peraturan dan tata tertib. Papan tata tertib di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
tidak tersedia dan tidak terpampang di lingkungan sekolah hanya berbentuk kertas
yang ditempel di mading sekolah. Penerapan yang terlihat hanya ketika siswa
datang terlambat ke sekolah. Sesuai dengan tata tertib sekolah yaitu kegiatan
belajar mengajar dimulai pukul 06.50 WIB, dan jika ada siswa yang terlambat
tidak diperkenankan masuk ke sekolah. Misi yang keempat yaitu menumbuh-
kembangkan kepekaan sosial dan solidaritas. Penerapan visi dan misi keempat ini
diwujudkan dengan adanya kegiatan bakti sosial yang dinaungi oleh OSIS. OSIS
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan belum lama ini melakukan kegiatan bakti
sosial di daerah Banten yang menjadi korban bencana alam tsunami.
Misi yang kelima yaitu menumbuh kembangkan budaya gemar membaca,
belajar dan meneliti. Menumbuh kembangkan budaya membaca diwadahi dengan
adanya kelompok siswa yang aktif di perpustakaan, yang memiliki tugas
merapihkan buku-buku yang ada di perpustakaan dan menghidupkan
perpustakaan, dimana kegiatan tersebut sangat membantu pengelola perpustakaan
karena di sekolah ini tidak ada pustakawan. Belum ada kegiatan yang melibatkan
seluruh siswa-siswi dalam penerapan misi ini. Misi yang keenam yaitu menumbuh
kembangkan budaya demokrasi dalam setiap aspek kehidupan sekolah. Penerapan
misi ini dilakukan ketika pemilihan ketua OSIS karena pemilihan dilakukan
secara demokrasi, dimana seluruh siswa wajib memberikan pilihannya dalam
menentukan ketua OSIS dan terdapat pula kegiatan debat antar kadidat calon
ketua OSIS yang disaksikan oleh seluruh siswa dan guru. Misi yang ketujuh yaitu
menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk belajar dan
bekerja. Hal ini diwujudkan dengan penerapan tata tertib yang ada dan harus
dipatuhi oleh seluruh warga sekolah.
Misi yang kedelapan yaitu menyelenggarakan program pembelajaran
berbasis Information and Communication Technology (ICT) dan Enterpreneur. Di
sekolah ini penerapan tersebut dapat di lihat dengan adanya penggunaan proyektor
dan LCD yang tersedia di setiap kelas. Penerapan ini dapat membantu guru dalam
proses mengajar, dimana dapat memudahkan guru dalam proses penyampaian
suatu informasi kepada siswa. Guru dapat memberikan suatu gambaran seperti
adanya tampilan slide yang diisi oleh informasi, gambar, video, dan lain-lain. Hal
ini dapat memberikan nuansa berbeda dalam belajar dan diharapkan dapar
meningkatkan minat siswa untuk belajar. Sekolah sudah menyediakan alat
tersebut disetiap kelas sehingga menciptakan rasa nyaman dalam proses belajar
mengajar. Karena masih banyak sekolah lain yang tidak menyediakannya di
semua kelas, sehingga siswa harus mengambilnya terlebih dahulu di kantor Tata
Usaha guna belajar mengajar di kelas. Untuk enterpreneur sendiri terdapat mata
pelajaran kewirausahaan dimana dalam pelajaran tersebut siswa diajarkan untuk
membuat berbagai macam produk, pengemasan produk dan pemasarannya yang
nantinya produk tersebut dapat memiliki nilai jual. OSIS di sekolah ini sendiri
memiliki program kerja yaitu menghidupkan koperasi, dimana koperasi tersebut
akan menjadi wadah bagi siswa-siswi yang memiliki dagangan dan akan dikelola
oleh OSIS dan pihak sekolah.
Misi yang kesembilan yaitu menyelenggarakan program pembelajaran
pengembangan bahasa inggris dan bahasa jepang. Di SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan sendiri program pengembangan bahasa inggris dilakukan dengan
terdapatnya ekstrakulikuler English Club yang menjadi wadah bagi siswa-siswi
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggirsnya. Selain itu, setiap hari
Senin saat dilaksanakannya upacara bendera, terdapat pidato yang disampaikan
oleh siswa/siswi yang menjadi petugas upacara. Pembacaan pidato dilakukan
setelah penyampaian amanat oleh pembina upacara. Menurut wakasek bidang
kesiswaan sendiri, hal tersebut dilakukan untuk mengasah percaya diri siswa
ketika berbicara didepan umum dan mengembangkan kemampuan berbahasa
Inggrisnya. Pengembangan bahasa Jepang sendiri dilakukan dengan mata
pelajaran mulok yang berupa bahasa jepang yang diterapkan di kelas X-XII agar
semua siswa-siswi di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki kemampuan
bahasa asing selain bahasa inggris yaitu bahasa jepang.
Misi yang kesepuluh dan kesebelas saling berhubungan yaitu
menyelenggarakan program bimbingan belajar dan pemantapan materi
pembelajaran dan menyelenggarakan program pengembangan bimbingan
penyuluhan dan pelayanan siswa. Untuk mewujudkan misi ini terdapat guru
Bimbingan Konseling dan Bimbingan Penyuluhan yang siap untuk melayani
konsultasi peserta didik setiap saat. Selain itu Guru BP dan BK juga memiliki 1
jam pelajaran untuk memberikan bimbingan konseling atau penyuluhan kedalam
kelas. Untuk mewujudkan misi memantapkan materi pembelajaran yaitu
dilaksanakannya program pendalaman materi bagi kelas XII.
Misi ke dua belas yaitu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk mewujudkan misi ini terbukti dengan disediakannya wastafel di setiap
koridor kelas. Selain itu, terdapat peraturan untuk tidak menggunakan plastik
sebagai kemasan makanan di kantin. Untuk menguatkan misi ini didukung dengan
poster-poster ujaran untuk melakukan hidup bersih dan sehat yang terpampang di
korodor kelas dan kantin.
Misi ketigabelas yaitu Menjalin hubungan yang baik antara warga sekolah,
stakeholder, dan masyarakat dengan semangat kekeluargaan. Untuk menguatkan
misi ini kepala sekolah dan guru-guru berupaya untuk membangun semangat
kerjasama kepada peserta didik guna menjalin hubungan kekeluargaan antar
warga sekolah.
Misi keempatbelas adalah memanfaatkan lingkungan sebagai media
pembelajaran. Misi ini didukung dengan sekolah yang mengikuti program
Adiwiyata dari kementrian lingkungan hidup. Hal tersebut terbukti dengan
lingkungan sekolah yang asri dan nyaman untuk dijadikan tempat belajar. Selama
observasi dilakukan terlihat guru biologi sering membawa peserta didiknya untuk
belajar di lingkungan. begitu pula guru seni budaya menjadikan lingkungan
sekolah untuk belajar seni.
Misi yang kelimabelas yaitu mengembangkan seni budaya bangsa
khususnya budaya lokal. Untuk merealisasikan misi ini sekolah mengadakan
ekstrakurikuler rampak bedung sebagai kesenian khas kota Tangerang Selatan.
Selain itu, untuk melestarikan budaya daerah, setiap upacara ada sesi pidato
peserta didik, selain berpidato dengan bahasa asing, terkadang dengan
menggunakan bahasa Jawa, Sunda, Padang dan lain sebagainya.
Misi yang terakhir yaitu melakukan penghematan sumber daya alam.
Usaha untuk merealisasikan misi ini terus digalakan oleh guru kepada peserta
didiknya. Namun, kesadaran peserta didik belum terlalu tinggi untuk mewujudkan
misi tersebut.

C. PENGAMATAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA


(SOTK)
Menurut terminologi organisasi, struktur merupakan identitas yang
membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Struktur organisasi
adalah cerminan bagaimana organiasi memperlakukan diri dan kelompok-
kelompok kepentingan terhadap organisasinya. Begitupun perlu ditegaskan bahwa
struktur organisasi dibentuk agar organisasi efektif bergerak dalam mencapai
tujuan organisasi.
Struktur organisasi dibentuk agar hirarki dan pembagian tugas antara satu
level atau jenjang dalam organisasi memiliki kejelasan dalam bertugas,
wewenang, tanggung jawab dan kekuasaan setiap personil yang dimiliki dan juga
merupakan suatu sarana pembagian tugas yang mampu menumbuhkan sinergi
dalam penyelenggaraan pedidikan.
Penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Atas merupakan bentuk
penyelenggaraan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan,
sehingga mampu menjadi manusia yang sebaik mungkin. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, dibutuhkan penyelenggaraan pendidikan yang handal terlihat dari
struktur organisasi yang dimiliki oleh suatu sekolah.9
Berdasarkan hasil observasi, tampak bahwa SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan telah memiliki struktur organisasi yang baik yang merangkum unsur-
unsur pengelola, baik dari anggota internal organisasi maupun badan yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SMAN
10 Kota Tangerang Selatan yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan,
pendukung, pengontrol, dan mediator dalam berbagai kegiatan sekolah. Struktur
organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dinilai dapat mendukung program
yang telah ditetapkan.
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari struktur organisasi SMA, organisasi tata usaha dan organisasi humas. Dimana
struktur organisasi ini di ketuai oleh kepala sekolah. Struktur organisasi SMA
merangkum unsur-unsur pengelola yang terdiri dari anggota internal dan eksternal
sekolah. Unsur pengelola dari anggota internal sekolah memiliki tugas-tugas
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang direalisasikan dalam bidang tugas
dan wewenang empat wakil kepala sekolah yaitu bidang kurikulum, sarana
prasarana, kesiswaan dan humas. Disamping itu, dalam pembagian tugas kepala
sekolah juga dibantu oleh tiga koordinator, diantaranya koordinator disiplin siswa,
koordinator bimbingan penyuluhan, dan koordinator guru mata pelajaran
(MGMP). Dalam operasionalnya kepala sekolah dibantu oleh pembina OSIS, wali
kelas, guru piket, tenaga pendidik secara umum, kepala perpustakaan, kepala
laboratorium, dan pembina ekstrakulikuler. Sedangkan dalam bidang administrasi,
pembagian tugas terdiri dari bidang kepegawaian, administrasi kesiswaan,
dapodik dan administrasi umum, dan bendahara sekolah.
Struktur organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan belum dimuat dalam
sebuah bagan, dimana tidak terdapat bagan struktur organisasi yang dimuat dalam
sebuah papan pemberitahuan dan hanya terdapat dalam sebuah dokumen yang
9
Muniarti dan Nasir, Implementasi Manajemen Stratejik. (Bandung : Citapustaka Media
Perintis, 2009), h. 96-97.
sifatnya tidak dapat dilihat oleh semua orang. Hanya terdapat bagan pada struktur
organisasi dengan kepala sekolah yang lalu, yang dibingkai dan diletakan di
ruangan wakil kepala sekolah.

D. PENGAMATAN BUDAYA SEKOLAH


Budaya atau kultur sekolah adalah tradisi yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi ini mewarnai
kualitas kehidupan sebuah sekolah, termasuk kualitas lingkungan, kualitas
interaksi, dan kualitas akademik. Terbentuknya budaya sekolah yang baik dapat
membawa perubahan ke arah yang lebih baik, terutama dalam mengubah perilaku
peserta didik. Faktor-faktor pembiasaan budaya sekolah melibatkan nilai moral,
sikap dan perilaku siswa, komponen yang ada di sekolah, dan aturan serta tata
tertib sekolah.
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan memiliki banyak bentuk kultur
sekolah yang khas. Beberapa kultur sekolah tersebut ada yang tersurat maupun
tersirat. Kultur sekolah yang tersurat termaktub dalam visi dan misi sekolah
sedangkan kultur sekolah yang tersirat muncul dari kebiasaan dan pembiasaan
yang dilakukan oleh guru-guru kepada peserta didiknya. Adapun kultur sekolah
yang ada di sekolah ini dapat dikategorikan menjadi kultur kedisiplinan dan
keteladanan, kultur keagamaan, kultur kebangsaan, dan kultur kesehatan dan
kebersihan lingkungan.
Kultur kedisiplinan dan keteladanan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
cukup beragam, diantaranya;
1) Budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
Budaya 5 S mulai diperkenalkan kepada peserta didik pada saat MPLS
(Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Implementasi budaya 5 S tercermin
dari pembiasaan oleh guru-guru di sekolah tersebut. Setiap pagi terdapat
petugas keamaan dan beberapa guru piket yang berjajar di depan gerbang
menyambut peserta didik dengan senyuman dan bersalaman. Hal tersebut
sebagai contoh bagi peserta didik untuk melakukan 5 S. Selain itu, Atmosfer 5
S sangat kental di sekolah ini. Seluruh warga sekolah mulai dari Kepala
Sekolah hingga petugas kebersihan dimanapun berada mulai dari ruang kelas
hingga kantin menerapkan budaya 5S.
2) Kedisiplinan dalam hal berpakaian
Kedisiplinan berpakaian sudah cukup tinggi di sekolah ini, semua warga
sekolah termasuk kepala sekolah, guru, peserta didik, petugas keamanan,
petugas tata usaha, hingga petugas kebersihan memakai busana yang rapih dan
sopan. Kedisiplinan dalam berpakaian juga diberlakukan bagi tamu yang
datang kesekolah, petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk tidak segan
untuk menegur tamu yang berkunjung ke sekolah jika berpakaian kurang sopan
tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Busana yang dikenakan tidak bolah
ketat dan menonjolkan beberapa bagian tubuh, tidak memakai baju lengan
pendek sebahu, tidak boleh memakai celana atau rok pendek selutut. Untuk
menjaga agar kedisiplinan dalam berpakaian selalu terjaga, setiap minggu
diberlakukan razia pakaian dan atribut sekolah yang dilaksanakan oleh Guru
BK (Bimbingan Konseling) dibantu oleh wakil kepala sekolah bidang
kesiswaaan. Setiap peserta didik yang melanggar peraturan dalam berbusana
akan mendapatkan poin dan sanksi. Terdapat sarana pendukung kultur
kedisiplinan dalam berpakaian yaitu berupa kaca besar yang dipasang
dibeberapa sudut koridor sekolah.
3) Kedisiplinan dalam hal ketepatan waktu.
Gerbang sekolah ditutup pada jam 06.50 WIB. Setiap peserta didik yang
telat akan diberikan sanksi sesuai dengan jam keterlambatannya. Adapun
sanksinya dapat berupa membersihkan Mushalla sekolah, menyiram tanaman
di lingkugan sekolah, membersihkan toilet sekolah, dan dipulangkan apabila
jam keterlambatannya sangat lama.
Jam masuk di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan adalah jam 06.50, di jam
tersebut diisi dengan kegiatan tadarus bersama di masing-masing kelas.
Kemudian ketua kelas atau petugas piket menyiapkan segala keperluan KBM
(kegiatan belajar mengajar) seperti menyalakan dan menyiapkan proyektor.
Jam pertama dimulai pukul 07.00 WIB. Bagi peserta didik yang terlambat tidak
diperbolehkan untuk masuk kelas pada jam pertama dan diwajibkan untuk
menjalankan sanksi yang diberikan oleh guru piket.
Kultur kesehatan dan kebersihan lingkungan di SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan tercermin pada beberpa hal berikut;
1) Peraturan untuk mengurangi kemasan makanan berbahan plastik.
Setiap makanan yang dijual di kantin dikemas menggunakan piring dan
mangkuk yang terbuat dari porselin, kaca, atau plastik dan alat makan yang
dapat dipakai berkali-kali bukan dari stairofoam. Adapun terdapat beberapa
peserta didik yang membawa sendiri alat makannya dari rumah. Namun, tidak
dapat dipungkiri terdapat beberapa makanan atau minuman yang masih
menggunakan kemasan plastik seperti makanan ringan dan botol air mineral.
Menurut Ibu Sri Lestari selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana, peraturan ini sudah sangat membantu mengurangi sampah plastik
di sekolah.
2) Peraturan untuk tidak membawa makanan keluar area kantin
Tidak diperbolehkan bagi peserta didik untuk membawa makanan keluar
dari area kantin. Ibu Sri Lestari menuturkan bahwa setiap peserta didik yang
membawa makanan atau sampah bekas kemasan makanan keluar dari daerah
kantin akan diberikan sanksi berupa denda yang nominalnya mulai dari Rp.
500; hingga Rp. 5.000;. Terdapat petugas yang berjaga di sekitar kawasan
kantin untuk mengawasi peserta didik yang melanggar peraturan kebersihan
setiap jam istirahat. Bagi siswa yang membawa bekal makanan dari rumah
juga tidak diperkenankan makan di dalam ruangan kelas.
3) Tidak disediakan tempat sampah di koridor lantai 2
Kebijakan ini berkesinambungan dengan peraturan untuk tidak membawa
makanan keluar area kantin. Menurut keterangan Ibu Ulfiati Rahmah selaku
guru Biologi yang menaungi urusan lingkungan memaparkan bahwa, oleh
karena tidak diperkenankannya membawa makanan keluar area kantin maka
tempat sampah besar hanya disediakan di area kantin dan beberapa daerah
koridor lantai 1. Hal tersebut bertujuan agar kebersihan sekitar kelas tetap
terjaga. Meski begitu setiap kelas dilengkapi dengan tempat sampah kecil
yang berguna untuk menampung sampah kering seperti kertas dan sampah
lainnya selain sampah kemasan makanan.
4) Program Jum’at Bersih.
Program ini dilaksanakan 1 kali dalam satu bulan secara rutin. Program
ini dijalankan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah
hingga peserta didik. Adapun yang dibersihkan mulai dari ruang kelas hingga
seluruh lingkungan sekolah. Meskipun ada program Jum’at bersih tidak lantas
kegiatan bersih-bersih hanya dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Setiap
harinya dilaksanakan piket ruang kelas harian. Selain itu, setiap memulai jam
pelajaran guru selalu mengecek kebersihan kelas, pelajaran akan dimulai jika
kelas sudah bersih. Untuk memupuk semangat menjaga kebersihan dipasang
beberapa poster yang berisi ujaran pentingnya menjaga kebersihan.
Upaya untuk menjaga kebersihan sekolah juga tercermin dari pemberian
contoh keteladanan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi
sebagian besar guru akan mengambil sampah yang mereka temui ketika
berjalan menuju kelas. Hal tersebut diikuti oleh peserta didik.
5) Program Adiwiyata
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan mengikuti program Adiwiyata.
Program tersebut merupakan upaya sekolah untuk mewujudkan sekolah
berwawasan lingkungan. Terdapat laskar lingkungan hidup yang
beranggotakan peserta didik yang mengurusi bidang lingkungan di sekolah
ini. Meskipun begitu, setiap peserta didik dan warga sekolah diwajibkan
untuk turut menjaga lingkungan sekolah seperti tidak membuang sampah
sembarangan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat
dari asri dan bersihnya lingkungan sekolah tersebut.
6) Program Jum’at sehat
Program ini dilaksanakan satu bulan sekali di hari Jum’at. Adapun program
ini diisi dengan kegiatan senam bersama seluruh warga sekolah dengan tujuan
untuk menjaga kebugaran warga sekolah.
Kultur keagamaan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan tercermin dalam
program-program keagamaan yang dicanangkan, diataranya;
1) Program Jum’at ibadah.
Program ini dijalankan 3 kali dalam 1 bulan. Adapun kegiatan dari
program tersebut diawali dengan membaca surah yasin, dzikir, dan ditutup
dengan do’a bersama di lapangan bagi yang beragama muslim dan kajian
rohani bagi yang non muslim yang bertempat di laboratorium komputer.
Adapun yang memimpin pembacaan surah yasin, dzikir, dan do’a bersama
adalah peserta didik dari ekstrakurikuler rohis dan didampingi oleh guru-
guru.
2) Program Tadarus Al-Qur’an
Program ini dilakukan setiap 5 menit sebelum memulai jam pelajaran
pertama. Adapun kegiatannya yaitu membaca surah-surah pendek yang
terdapat dalam Al-Qur’an Juzz 30.
3) Program pemotongan hewan kurban
Program ini dijalankan sebagai bentuk memperingati hari raya Idul Adha
sekaligus untuk menanamkan motivasi peserta didik untuk ikut berkurban.
Program ini biasanya dijalankan satu atau dua hari setelah hari raya Idul
Adha. Hewan kurban yang dipotong berasal dari iuran peserta didik dan guru-
guru serta staf sekolah. Adapun susunan acaranya dengan do’a bersama,
ceramah keagamaan, pemotongan hewan kurban, dan pembagian daging
hewan kurban kepada warga sekitar yang membutuhkan.
4) Program Maulid Nabi
Program ini merupakan program rutin dari OSIS dan MPK sekolah yang
dijalankan setiap tahunnya.
5) Pesantren kilat
Program ini merupakan program tahunan yang selalu diadakan setiap
bulan Ramahdan. Program tersebut diisi dengan berbagai kegiatan islami
seperti ceramah keagamaan, lomba-lomba keagamaan, motivasi islami dan
ditutup dengan buka puasa bersama.
Kultur keagamaan juga ditunjukan dari kegiatan pembiasaan dan pemberian
contoh keteladanan oleh guru-guru kepada peserta didik. Adapun bentuk
pemberian keteladanan tersebut adalah: 1) Sholat Duha bersama, guru-guru rutin
mengerjakan sholat duha bersama di mushalla sekolah setiap pagi sebelum jam
pelajaran dimulai. Kegiatan ini diikuti oleh sebagian besar peserta didik yang
beragama muslim. 2) Dzikir bersama. Setelah sholat dzuhur dan sholat Ashar
berjamaah selalu diakhiri dengan dzikir bersama dan yang memimpin dzikir
adalah guru dan sesekali peserta didik.
Setiap hari Jum’at terdapat petugas amal Jum’at yang berasal dari Rohis
berkeliling kelas untuk meminta amal Jum’at. Sistem pengelolaan amat Jum’at
dikelola sendiri oleh peserta didik yang tergabung dalam Rohis bersama guru
pembinanya.Adapun semangat keagaman tercermin pula dari diri peserta didik
yang menyumbang dengan sukarela untuk pembangunan perluasan mushalla
sekolah yang saat ini tidak dapat menampung keseluruhan peserta didik untuk
sholat berjamaah, sehingga sholat berjamaah dijalankan menjadi beberapa sesi,
untuk sholat Jum’at pun memakai tempat diluar mushalla. Selain itu, kesadaran
untuk menjalankan syariat agama juga tercermin dari peserta didik perempuan di
SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ini yaitu sebagian besar peserta didik
perempuan memakai kerudung. Setiap kultur keagamaan baik yang masuk dalam
program sekolah maupun yang tidak, semata-mata dikembangkan untuk
meningkatkan keimanan warga sekolah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
sebagai sarana bagi peserta didik untuk beribadah sesuai keyakinannya.
Kultur kebangsaan di sekolah ini diwujudkan dengan dilaksanakannya
upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin. Selain itu, SMAN 10 Kota
Tangerang Selatan merupakan sekolah pelopor yang menyanyikan lagu Indonesia
Raya sebanyak 3 stanza pada saat upacara bendera di wilayah Propinsi Banten.
Pada saat upacara bendera dinyanyikan pula lagu-lagu wajib Nasional untuk
memupuk rasa kebangsaan seluruh warga sekolah. Peserta didik menuturkan
sesekali ketika memasuki waktu pulang sekolah diputarkan lagu-lagu wajib
Nasional seperti padamu negeri dan bangun pemudi pemuda. Karakter
kebangsaan juga dicanangkan dalam beberapa program OSIS seperti kegiatan
memperingati Hari Kartini yang diisi dengan lomba-lomba kebudayaan dan seni
daerah, kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan RI yang diisi dengan upacara
bersama dan lomba-lomba khas “tujuhbelasan”.
Karakter demokrasi juga sangat menonjol di sekolah ini, tradisi pemilihan
ketua OSIS diawali dengan debat kandidat calon ketua OSIS dilapangan sekolah
yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan umum dengan surat suara yang
diikuti seluruh warga sekolah, setelah itu diakhiri dengan kegiatan perhitungan
surat suarat suara bersama-sama. Untuk menanamkan karakter kepemimpinan
terdapat program LDK (latihan dasar kepemimpinan) yang wajib diikuti oleh
peserta didik kelas X.

E. PENGAMATAN KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER


Kegiatan kokurikuler di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dilaksanakan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Adapun kegiatan
kokurikuler yang dijalankan di sekolah tersebut adalah Filedtrip untuk kelas X ke
tempat tempat yang relevan dengan mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran
eksak dan mata pelajaran sosial. Goes to campus dikhususkan untuk kelas XI diisi
dengan kegiatan safari ke kampus-kampus diwilayah pulau Jawa.
Peserta didik di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan diwajibkan untuk
mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Selain itu, terdapat 22 jenis ekstrakurikuler
pilihan di sekolah tersebut, diantaranya: basket putra, basket putri, mading,
marawis, paskibra, pencak silat, PMR, rohis, English club, saman, volly ball,
futsal putri, futsal putra, badminton, KIR, paduan suara, hand ball, tari tradisional,
karate, atletik, catur, taekwondo, sinematografi, dan band. Peserta didik
diperbolehkan untuk mengikuti lebih dari satu ekstrakurikuler pilihan di luar
ekstrakurikuler wajib.
Pembina ekstrakurikuler di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
berasal dari guru-guru di sekolah tersebut dan sebagian berasal dari luar sekolah.
Tidak ada anggaran khusus yang dianggarkan oleh sekolah maupun dinas
pendidikan untuk pengembangan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, setiap peserta
didik anggota ekstrkurikuler pilihan diwajibkan untuk membayar uang kas yang
jumlahnya bervariasi untuk mengembangkan ekstrakurikuler tersebut.
Sarana dan prasarana untuk sebagian besar ekstrakurikuler pilihan sudah
cukup mendukung. Namun, untuk ekstrakurikuler yang masih dirintis seperti
sinematografi dan band belum memadai, seperti belum tersedianya alat-alat
ataupun studio pendukung.
Jadwal pertemuan dan latihan ekstrakurikuler wajib (pramuka)
dilaksanakan setiap hari rabu di jam pelajaran ke-8 sampai jam pelajaran ke-9.
Jadwal pertemuan dan latihan ekstrakurikuler pilihan bervariasi dari hari senin
hingga hari jum’at setelah pulang sekolah dan hari sabtu. Tempat pelaksanaan
pertemuan bertempat di sekolah dan ada beberapa ekstrakurikuler pilihan di luar
sekolah, seperti ekstakurikuler badminton dikarenakan tidak adanya lapangan
badminton.
Hasil wawancara menunjukan sebagian besar peserta didik mengaku puas
telah tergabung dalam ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Selain dapat
mengembangkan minat dan bakatnya, peserta didik juga dapat mengikuti lomba-
lomba yang relevan dengan ekstrakurikuler yang mereka ikuti sebagai sarana
untuk mengembangkan jiwa kompetisi dan melatih kepercayaan diri dan
kekompakan kelompok. Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan telah mengharumkan nama sekolah tersebut baik di kancah regional
maupun Nasional. Sekolah tersebut beberapa kali mendapatkan gelar juara umum
dibidang olahraga pada acara O2SN dan FLS2N diwilayah Kota Tangerang
Selatan.
Terdapat beberpa peserta didik yang direkrut oleh Kemenpora untuk
mengikuti program Atlet. Peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut
dikarantina di kemenpora dan untuk kegiatan akademiknya dilaksanakan di
kemenpora pula.
F. PENGAMATAN LABORATORIUM BIOLOGI
Laboratorium ialah tempat siswa dan guru melakukan percobaan dan
penyelidikan.10 Pengenalan lapangan persekolahan (PLP) oleh mahasiswa
Pendidikan Biologi, juga melakukan observasi mengenai laboratorium biologi
yang ada di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan. Observasi dilakukan berdasarkan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007
tentang standar sarana dan prasarana, untuk Sekolah Dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah (SMA/MA),
pada pasal 1 disebutkan bahwa standar sarana dan prasarana untuk Sekolah Dasar
atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah
(SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.
Berdasarkan peraturan tersebut aspek yang diamati antara lain; perabot,
peralatan Pendidikan seperti: alat peraga, alat dan bahan percobaan, media
pendidikan, bahan habis pakai (kebutuhan pertahun), dan peralatan lain yang
dapat menunjang kegiatan praktikum di laboratorium. Ruang laboratorium IPA
khususnya biologi di sekolah ini tidak tersedia. Alasannya karena satu dan lain
hal, diantaranya ketersediaan ruangan untuk laboratorium yang tidak ada karena
digunakan untuk ruang kelas dan ruangan lainnya. Menurut wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana sebenarnya ketersediaan laboratorium sempat ada
pada tahun 2013-2015 namun ruangan tersebut sekarang digunakan untuk ruang
administrasi (TU), BK dan ruangan untuk Wakasek karena menurutnya ruangan
tersebut lebih penting oleh karena itu, digunakanlah laboratorium untuk ruangan-
ruangan tersebut. Di ruang administrasi (TU) sendiri banyak terdapat meja-meja
yang terbuat dari batu bata yang memang seharusnya dipergunakan untuk wastafel
pada laboratorium IPA. Pada tahun 2017 sendiri sebenarnya terdapat ruang kelas
yang akan dijadikan labortorium IPA tetapi karena PPDB membutuhkan satu

10
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta : UIN Press, 2009), h. 163.
ruang kelas tambahan, maka ruang tersebut dijadikan ruang kelas oleh pihak
sekolah.
Penyediaan alat-alat laboratorium IPA di SMAN 10 Kota Tangerang
Selatan tetap ada walaupun tidak tersedianya laboratorium di sekolah tersebut.
Penyimpanan alat-alat laboratorium IPA disimpan tersebar dibeberapa ruang,
diantaranya di gudang, di ruang kelas XI IPS 5, dan di perpustakaan. Kondisi alat-
alat tersebut baik dan ada beberapa yang berbedu dan rusak karena sudah lama
tidak digunakan dan tidak dilakukan perawatan. Terdapat dua lemari
penyimpanan yang terbuat dari kayu untuk menyimpan alat-alat gelas seperti labu
ukur, gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, dan tabung reaksi. Lemari untuk
menyimpan bahan-bahan kimia masih disatukan dengan lemari alat. Lemari
tersebut tidak mudah berkarat tetutup dan dapat dikunci. Di ruang yang terpisah
terdapat pula lemari penyimpanan untuk mikroskop dan microcam.
Sarana lain berupa peralatan pendidikan seperti alat peraga, sudah baik
tersedia dalam bentuk torso manusia dan preparat. Untuk alat peraga lainnya
seperti model RNA, alat pencernaan dan lain-lain tidak dapat diobservasi karena
disimpan di gudang sekolah. Bahan-bahan laboratorium juga hanya terdapat
sedikit karena penyimpanannya di ruang kelas.
Kegiatan praktikum tetap berjalan walaupun tidak tersedianya ruang
laboratorium. Cara mensiasati kegiatan praktikum yang tidak dilakukan di
laboratorium adalah di ruang kelas. Ketika pembelajaran menuntut kegiatan
praktikum maka praktikum dapat dilakukan di kelas, dan alat dan bahan yang
dibutuhkan dibawa ke ruangan kelas. Jika tidak terdapat alat dan bahan yang
dibutuhkan dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana dan mudah
didapatkan. Pengelolaan administrasi dan inventarisasi sendiri tetap dilakukan,
dengan cara penyediaan buku peminjaman ketika alat dan bahan laboratorium
tersebut digunakan untuk pembelajaran di dalam kelas.
Keterbatasan sarana dan prasarana mengenai laboratorium IPA khusunya
biologi sendiri sedikit menjadi kendala, karena pengenalan mengenai bagaimana
keberadaan laboratorium seharusnya dilakukan di sekolah tetapi dalam proses
pembelajaran sendiri tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi guru dalam
mensiasatinya dan tetap menjalankan proses praktikum walaupun hanya di ruang
kelas. Penyimpan alat-alat dan bahan-bahan biologi sendiri perlu dikelompokkan
menurut cara yang logis sehingga mudah ditemukan dan tidak membahayakan
pemakai dan tidak menimbulkan kerusakan pada alat dan bahan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 bulan di SMAN 10
Kota Tangerang Selatan dan laporan yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan
bahwa; 1) SMAN 10 Kota Tangerang Selatan memiliki Visi dan Misi yang
digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan tujuan sekolah, 2) SMAN 10
Kota Tangerang Selatan telah memiliki struktur organisasi yang baik yang
merangkum unsur-unsur pengelola, baik dari anggota internal organisasi maupun
badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan yang berfungsi sebagai pemberi
pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator dalam berbagai kegiatan
sekolah. Struktur organisasi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan dinilai dapat
mendukung program yang telah ditetapkan. 3) SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
memiliki kultur yang beragam yang dapat dikategorikan menjadi kultur
kedisiplinan dan keteladanan, kultur keagamaan, kultur kebangsaan, dan kultur
kesehatan dan kebersihan lingkungan., 4) SMAN 10 Kota Tangerang Selatan
menyelenggarakan Filedtrip dan Goes To Campus sebagai bentuk kegiatan
kokurikuler. Adapun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dibagi menjadi 2
kategori yaitu ekskul wajib (Pramuka) dan Ekskul pilihan yang sangat beragam
yang berjumlah 22 jenis ekskul, 5) SMAN 10 Kota Tangerang Selatan belum
memiliki ruang Laboratorium IPA. Namun, untuk alat dan bahan tersedia dengan
lengkap.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa yang tengah menjalani kegiatan PLP 1 sebagiknya
sebelum melakukan observasi telah dibekali dengan pedoman observasi dan
wawancara yang sudah matang, sehingga ketika melakukan observasi akan
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Amir. Jusuf. Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani, 1995.

Baedowi. Ahmad, Potret Pendidikan Kita, Jakarta: Alfabeta, 2015.

Jejen.Musfah, Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik, Jakarta :


Prenada Media, 2015.

Latuconsina, Pendidikan Kreatif, Jakarta: Gramedia, 2014.

Muhaimin, manajemen pendidikan (Aplikasinya dalam penyusunan rencana


pengembangan sekolah/ madrasah), Jakarta : Prenada media, 2015.

Muniarti dan Nasir, Implementasi Manajemen Stratejik. Bandung : Citapustaka


Media Perintis, 2019.

Neloka. Amos, Metode Penelitian dan Statistik, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2017.

Panitia Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Buku Panduan Masa Orientasi
Peserta Didik Baru (MOP) Tahun Pelajaran 2013/2014, Kota
Tangerang Selatan: SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, 2013.

Sihomin. Excellent Teacher, Semarang: Dahara Prize, 2013.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains.Jakarta : UIN Press, 2009.


LAMPIRAN
LAMPIRAN DOKUMENTASI FOTO

Gambar 1. Foto Pembukana PLP

Gambar 2. Upacara Bendera


Gambar 3. Halaman depan SMAN 1O Kota Tangerang Selatan

Gambar 4. Lapangan SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

Gambar 5. Ruang Piket Utama


Gambar 6. Koridor Lantai 1

Gambar 7. Koridor Lantai 2

Gambar 8. Papan Visi-Misi, Motto dan Slogan Sekolah


Gambar 9. Tata Tertib

Gambar 10. Program Jum’at Ibadah


Gambar 11. Perpustakaan

Gambar 12. tempat sampah organik dan non organik

Gambar 13 . Laboratorium Bahasa


Gambar 14. Poster-poster

Gambar 15 . Poster Kata-Kata Mutiara


Gambar 16. Halaman Depan Sekolah

Gambar17 . Laboratorium Komputer

Gambar 18 . Program Jum’at Bersih

Gambar 19 . Alat dan bahan Praktikum


Gambar 20. Kegiatan Ekstrakurikuler
LAMPIRAN WAWANCARA
SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM BIOLOGI

Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019


Narasumber : Ibu Sri Lestari, S. Pd.
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 10
Kota Tangerang Selatan.

M : “Apakah terdapat laboratorium IPA di SMAN 10 Kota Tangerang


Selatan, bu?”
N : “Tidak terdapat laboratorium IPA”
M : “Mengapa tidak ada laboratorium IPA? Apa saja kendala yang
menyebabkan laboratorium IPA tidak ada?”
N : “Karena tidak tersedianya ruangan untuk laboratorium IPA. Pada tahun
2013-2015 telah terdapat laboratorium IPA di ruangan yang sekarang
digunakan untuk ruang administrasi (TU), tetapi karena memang
kebutuhan untuk ruangan administrasi, BK dan ruangan untuk Wakasek
lebih penting dan membutuhkan ruangan yang banyak oleh karena itu,
digunakan sebagai ruangan-ruangan tersebut. Bisa dilihat di ruang
administrasi banyak terdapat meja-meja yang terbuat dari batu bata yang
memang seharusnya dipergunakan untuk laboratorium IPA. Sebenarnya
pada tahun 2018 untuk di ruang kelas yang terdapat disamping ruang
Wakasek (IPS 2) akan dijadikan labortorium IPA tetapi karena PPDB
membutuhkan satu ruang kelas tambahan, maka ruang tersebut dijadikan
ruang kelas”.
M : “Apakah tersedia alat dan bahan untuk melakukan proses praktikum?”
N : “Untuk alat dan bahan di sekolah ini tersedia untuk menunjang proses
praktikum IPA, tetapi memang penyimpanannya tersebar ada yang
terdapat di loker guru, gudang sekolah, ruang kelas IPS 5, dan di
perpustakaan. Dimana yang terdapat space kosong dimanfaatkan untuk
menyimpan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium”.
M : “Bagaimana cara mensiasati tetap dilakukannya praktikum walaupun
tidak tersedianya laboratorium untuk menunjang proses belajar mengajar,
bu?”
N : “Cara mensiasati kegiatan praktikum yang tidak dilakukan di
laboratorium adalah di ruang kelas. Ketika pembelajaran menuntut
kegiatan praktikum maka praktikum dapat dilakukan di kelas, dan alat dan
bahan yang dibutuhkan dibawa ke ruangan kelas. Jika tidak terdapat alat
dan bahan yang dibutuhkan dapat menggunakan alat dan bahan yang
sederhana dan mudah didapatkan”.
M : “Darimana alat-alat laboratorium tersebut diperoleh, bu?”
N : “Alat-alat tersebut didapatkan dari sumbangan pemerintah dan beberapa
ada yang dibeli sendiri oleh pihak sekolah”.
M : “Bagaimana mengenai administrasi untuk peminjaman alat-alat
laboratorium? Seperti buku peminjaman, inventarisasi alat, dan lain-lain.
N : “Secara umum sudah dilakukan inventarisasi alat-alat laboratorium dan
pencacatan untuk peminjaman juga diberlakukan di sekolah ini jika guru
IPA ingin melakukan praktikum di kelas maka guru yang bersangkutan
wajib menulis dibuku peminjaman”.

Narasumber
Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana

Sri Lestari, S.Pd.


LAMPIRAN WAWANCARA
VISI DAN MISI SEKOLAH (SISWA)

Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019


Narasumber : Aby Prayoga
Jabatan : Ketua OSIS SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Periode 2018-
2019.

M : “Apakah anda telah memahami visi dan misi dari sekolah ini? Bagaimana
cara anda sendiri sebagai ketua OSIS membantu mewujudkan visi dan misi
sekolah?”
N : “Sejauh yang saya pahami mengenai visi dan misi sekolah, salah satu
misi yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Salah satu cara yang dilakukan untuk mewujudkannya yaitu,
pertama untuk program OSIS sendiri, ketika sholat zuhur terdapat absen
yang harus dipertanggung jawabkan oleh diri sendiri dan dibawah
pemantauan oleh OSIS. Untuk mewujudkan budaya 5S (Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun) sudah diterapkan sejak MPLS Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah agar berlanjut hingga seterusnya untuk menjadikan
pribadi yang santun baik ketika di sekolah maupun diluar sekolah.
Selanjutnya, mengenai kedisiplinan untuk anggota OSIS sendiri harus
mencontohkan perilaku yang baik dan disiplin sesuai dengan aturan
sekolah. Untuk demokrasi sendiri, diwujudkan dengan pemilihan ketua
OSIS yang dilakukan dengan cara semua siswa mempunyai hak suara
dalam menentukan ketua OSIS lewat pemilihan langsung, dan sebelumnya
juga terdapat debat antar kadidat calon ketua OSIS”.

M : “Berapa jumlah seksi bidang dalam struktur OSIS dan MPK? Tolong
jelaskan tugas dari masing-masing seksi bidang!”.
N : “Untuk OSIS sendiri terdapat seksi bidang bela negara, ketaqwaan,
olahraga, kewirausahaan, IT dan humas, serta apresiasi seni. Untuk seksi
bidang bela negara memiliki tugas pokok, yaitu membantu proses
pelaksanaan dan berjalannya upacara bendera setiap hari senin, mengatur
mekanisme pembagian tugas dalam upacara dan melatih petugas upacara.
Untuk bidang olahraga tugas pokoknya melaksanakan class meting,
mengadakan senam disetiap hari Jumat pada minggu ketiga yang
dinamakan Jumat sehat. Untuk bidang apresiasi seni tugasnya menjadi
pengonsep acara pada setiap kegiatan yang diadakan oleh OSIS, dan untuk
tugas pokok IT dan humas yaitu mendokumentasikan setiap acara yang
diadakan di SMAN 10 Kota Tangerang Selatan ini. Bidang kewirausahaan,
memiliki program yaitu pengadaan warung OSIS yang mewadahi siswa-
siswi untuk berjualan, dan untuk keuntungannya bisa dibagi antara siswa
yang menjual dan OSIS. Untuk program OSIS yang mendukung
terlaksananya visi dan misi sekolah salah satunya, sekitar bulan Agustus
nanti kami akan memperingati hari Teknologi Nasional berbarengan
dengan 17 Agustus”.
M : “Bagaimana penilaian anda terhadap kinerja OSIS untuk periode ini?”
N : “Untuk kekeluargaan dan solidaritas sudah sangat baik, tetapi kurang
menunjukkan potensi terbaik yang ada dalam diri masing-masing setiap
anggota OSIS karena sebagai anggota OSIS sendiri tidak hanya harus
memiliki kemampuan akademik tetapi non-akademik pun harus ada.”

Narasumber
Ketua OSIS Periode 2018-2019

Aby Pryoga
LAMPIRAN WAWANCARA
VISI - MISI, KULTUR SEKOLAH, DAN EKSTRAKURIKULER

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Januari 2019


Narasumber : 12 Orang Peserta Didik

N INDIKATOR HASIL
O

1. Visi dan misi sekolah Hasil observasi menunjukan bahwa terdapat


pamflet yang berisi visi dan misi sekolah yang
ditempatkan di tempat yang sangat strategis di
dekat papan informasi utama dengan ukuran 2 x 2
m. Berdasarkan hasil wawancara, semua
narasumber yang diwawancarai hanya mengetahui
garis-garis besar visi dan misi sekolah. Mereka
tidak hafal akan hal tersebut.

2. Cara untuk Terdapat beberapa jawaban yang dikemukakan


berpartisipasi dalam narasumber sebagai berikut:
mewujudkan visi dan
1. Mentaati peraturan sekolah
misi sekolah
2. Menjalankan janji siswa
3. Melaksanakan tugas dari guru dengan baik
4. Ikut serta dalam menjaga lingkungan sekolah
3. Bentuk kultur sekolah Terdapat beberapa bentuk kultur sekolah, sebagai
yang ada di sekolah berikut:

1. Tadarus sebelum pelajaran dimulai


2. Program jum’at ibadah, membaca yasin
bersama di lapangan bagi yang muslim dan
kajian rohani bagi yang non muslim
3. Program jum’at bersih.
4. Program jum’at sehat.
5. Program laskar lingkungan hidup.
6. Program pidato multi bahasa pada saat upacara
bendera.
7. Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebanayak 3
stanza pada saat upacara bendera sebagai
bentuk rasa cinta tanah air dan menghargai para
pahlawan.
8. Menyajikan lagu padamu negeri setiap selesai
jam pelajaran usai.
9. Pembiasaan kedisiplinan, seperti tidak ada
bentuk toleransi apapun bagi keterlambatan.
4 Bentuk sanksi bagi Bentuk sanksi berupa point dari 2 sampai 100
siswa yang melanggar sesuai dengan ketentuan buku pedoman tata tertib
peraturan. sekolah. Adapun jika bermain hp atau tidak
memperhatikan guru saat mata pelajaran
berlagsung diberi sanksi berupa membuat tulisan
“saya berjanji tidak ...............” sebanyak beberapa
lembar dan lain sebagainya.

5 Program adiwiyata Adapun beberapa kegiatan yang mendukung


program adiwiyata disekolah yaitu:

1. Program jumat bersih


2. Program membawa tanaman
3. Program untuk tidak memakai kemasan dari
plastik
4. Pemberian sanksi bagi yang melanggar
ketentuan adiwiyata berupa uang sejumlah Rp.
500 sampai Rp. 5000 tergantung jenis
pelanggaran.
7 Ekstrakurikuler Setiap peserta didik diwajibkan untuk mengikuti
ekskul pramuka dan satu ekskul pilihan. Jika tidak
mengikuti ekskul wajib peserta didik diberikan
sanksi berupa pengurangan nilai pada ekskul
tersebut. Terdapat beberapa jenis ekstrakurikuler,
diantaranya:

1. Basket putra
2. Basket putri
3. Mading
4. Marawis
5. Paskibra
6. Pencak silat
7. PMR
8. Rohis
9. English Club
10. Saman Volly
11. Futsal Putri
12. Futsal Putra
13. Badminton
14. Pramuka (wajib)
15. KIR
16. Paduan suara
17. Hand Ball
18. Karate
19. Atletik
20. Catur
21. Taekwondo
22. Sinematografi
23. Band
Ekskul yang paling menonjol yaitu ekskul
badminton yang telah menjuarai kejuaraan
Nasional. Sarana prasarana ekskul yang kurang
mendukung terkadang menghambat kegiatan
ekskul. Dana untuk kegiatan ekskul tidak ada
sehingga menggunakan dana iuran anggota ekskul.
Kegiatan ekskul sangat memberi manfaat berupa
melatih kepercayaan diri, melatih berani tampil,
dan dapat meningkatkan minat dan bakat.
LAMPIRAN WAWANCARA
EKSTRAKURIKULER DAN ORGANISASI SISWA

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Januari 2019


Narasumber : Drs. Undang
Jabatan : Pembina OSIS dan MPK

M :”Bagaimana kewajiban siswa untuk mengikuti ekskul”


N : “Setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti 1 ekskul wajib dan 1 keskul pilihan,
adapun sanksi untuk siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekskul yang ditetapkan
oleh sekolah berupa tugas tambahan seperti membuat karya berupa makalah atau
kliping”
M : “ Siapa yang membina kegiatan ekskul?’
N : “Pembina ekskul merupakan guru-guru di SMA N 10 Kota Tangerang Selatan
sesuai dengan bidang keahliannya ditambah pembina dari luar sekolah”
M : “bagaimana sistem anggaran ekskul di sekolah ini?’
N : “Tidak ada anggaran khusus bagi kegiatan ekstrakurikuler”
M : “Bagaimana sistem pemilihan OSIS dan MPK di sekolah ini”
N : “Pemilihan ketua OSIS dilakukan melalui pemilihan umum. Anggota MPK
merupakan wakil dari setiap kelas”
M : “Apa tugas OSIS dan MPK?’
N : “OSIS dan MPK saling bekerjasama di setiap program. Tugas pokok OSIS
sesuai dengan ADART yang dibagi menjadi beberapa seksi bidang, dan setiap
seksi bidang memiliki programnya masing-masing. Tugas MPK sebagai
pengawas OSIS dibagi menjadi beberapa Komisi dengan tugas yang berbeda-
beda.”
Narasumber
Pembina OSIS dan MPK

Drs. Undang
LEMBAR PENGAMATAN
LABORATORIUM BIOLOGI SEKOLAH

Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I,
pada Topik Pengamatan Laboratorium Biologi Sekolah.
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Laboratorium Biologi di sekolah tempat
PLP.
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika
Ya termasuk Baik atau Kurang).
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah keterangan untuk
mendeskrip-sikannya lebih baik.

Tanggal Pengamatan : 25 Januari 2019


Nama Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan

Aspek Keterlaksanaan
No Rasio Deskripsi
Pengamatan Ya Tidak
1. Kursi - - √ -
2. Meja Kerja - - √ -
3. Meja demonstrasi - - √ -
4. Meja Persiapan - - √ -
5. Lemari alat 1 √ - Ukuran memadai untuk
buah/kelas menampung alat-alat gelas.
Tertutup dan dapat dikunci.
6. Lemari bahan 1 √ - Ukuran memadai untuk
buah/kelas menampung semua bahan.
Tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
7. Bak cuci - - √ -
8. Model kerangka 1 √ - Tinggi minimum 150 cm.
manusia buah/perpus
9. Model tubuh - - √ -
manusia
10. Preparat mitosis - - √ -
11. Preparat meiosis - - √ -
12. Preparat anatomi Berupa irisan melintang
tumbuhan akar, batang, daun, dikotil,
dan monokotil.
13. Preparat anatomi Berupa irisan otot rangka,
hewan otot jantung, otot polos,
tulang keras, tulang rawan,
ginjal, testis, ovarium,
hepar, dan syaraf.
14. Gambar - - √ -
kromosom
15. Gambar DNA - - √ -
16. Gambar RNA - - √ -
17. Gambar - - √ -
pewarisan Mendel
18. Gambar contoh- - - √ -
contoh tumbuhan
dari berbagai
divisi
19. Gambar contoh- - - √ -
contoh hewan
dari berbagai
filum
20. Gambar/model - - √ -
sistem pencernaan
manusia
21. Gambar/model - - √ -
sistem pernapasan
manusia
22. Gambar/model - - √ -
sistem peredaran
darah manusia
23. Gambar/model - - √ -
sistem
pengeluaran
manusia
24. Gambar/model - - √ -
sistem reproduksi
manusia
25. Gambar/model - - √ -
sistem syaraf
manusia
26. Gambar sistem - - √ -
pencernaan
burung, reptil,
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
27. Gambar sistem - - √ -
pernapasan
burung, reptil,
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
28. Gambar sistem - - √ -
peredaran darah
burung, reptil,
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
29. Gambar sistem - - √ -
pengeluaran
burung, reptil,
ampibi, ikan, dan
cacing tanah
30. Gambar sistem - - √ -
reproduksi
burung, reptil,
ampibi, ikan, dan
cacing tanah.
31. Gambar sistem - - √ -
syaraf burung,
reptil, ampibi,
ikan, dan cacing
tanah.
32. Gambar pohon - - √ -
evolusi

33. Mikroskop 26 buah √ - Lensa obyektif 10 x, 40 x,


monokuler dan 100 x. Lensa okuler 5 x
dan 10 x. Kondensor berupa
cermin datar dan cermin
cekung, diafragma iris,
konstruksi logam kuat dan
kekar, meja horizontal,
pengatur fokus kasar dan
halus, tersimpan dalam peti
kayu yang dilengkapi silica
gel dan petunjuk
pemakaiannya.
34. Mikroskop stereo 5 buah √ - Perbesaran 20 x. Jarak kerja
binokuler dapat distel antara okuler
dan bidang pandang, alas
stabil dari logam cor, ada
pengatur fokus dan skrup
penjepit, ada tutup penahan
debu.
35. Perangkat Satu set √ - Kualitas baik.
pemeliharan
mikroskop (kertas
pembersih lensa,
sikat halus, kunci
Allen, alat
semprot, obeng
halus, lup tukang
arloji, tang untuk
melipat)
36. Gelas 3 pak √ -
37. Gelas penutup 3 pak √ -
38. Gelas arloji 20 buah √ - Diameter 80 mm.
Bahan kaca.
39. Cawan Petri 20 buah √ - Bahan kaca, ada penutup.
Diameter 100 mm.
40. Gelas Beaker 30 buah √ - Borosilikat, rendah,
berbibir. Volume: 50 ml,
100 ml, 250 ml, 600 ml, dan
1000 ml.
41. Corong 10 buah √ - Masing-masing Borosilikat,
datar. Diameter: 75 mm dan
100 mm.
42. Pipet ukur Kaca, 5 buah √ - Volume 10 ml.
lurus, skala
permanen.
43. Tabung reaksi 60 buah √ - Kaca borosilikat, bibir lipat.
Tinggi 100 mm. Diameter
12 mm.
44. Sikat tabung 10 buah √ - Kepala berbulu keras,
reaksi pegangan kawat. Diameter
22-26 mm.
45. Penjepit tabung 10 buah √ - Kayu dengan pegas untuk
reaksi tabung reaksi. Diameter 10-
25 mm.
46. Erlenmeyer 10 buah √ - Kaca borosilikat, bibir
luang. Volume: 50 ml, 100
ml, 250 ml, 600 ml, dan
1000 ml.

47. Kotak preparat - - √ -

48. Lumpang dan alu 10 buah - √ Porselen, permukaan rata


dan licin. Diameter 80 mm.

49. Gelas ukur 10 buah √ - Masing-masing Kaca


borosilikat. Volume: 100
ml dan 10 ml.
50. Stop watch - - √ -
51. Kaki tiga 6 buah √ - Besi, panjang batang sekitar
12 cm. Diameter cincin
sekitar 62 cm.
52. Perangkat batang 6 buah √ - Baja tahan karat, dasar statif
statif (panjang bahan ABS, balok
dan pendek) penunjang logam, kaki
standar. Diameter 10 mm.

53. Klem universal 6 buah √ - Aluminium dan baja anti


karat, bagian dalam
pemegang dilapisi karet.
Panjang sekitar 12 cm.
54. Bosshead 6 buah √ - Aluminium, arah lubang
(penjepit) penggenggam vertikal dan
horizontal. Panjang sekitar
80 mm.
55. Pembakar spiritus 15 buah √ - Kaca, dengan sumbu dan
tutup. Volume 100 ml.
56. Kasa - - √ Ukuran 140 mm x 140 mm.
2.2.25 Aquarium 1 buah/lab
Plastik transparan,
dilengkapi alas dan penutup.
Ukuran 30 cm x 20 cm x 20
cm.
57. Neraca 2 buah √ - Kapasitas 311 gram,
piringan tunggal, 4 lengan
dengan beban yang dapat
digeser, ada skrup penyetel
keseimbangan. Ketelitian
10 mg, Baja anti karat,
tanpa asbes. Neraca digital
58. Sumbat karet 50 buah √ - Diameter: 8 mm, 9 mm, 10
mm, 11 mm, 13 mm, 15
mm, 17 mm, 19 mm, 21
mm, dan 23 mm. 2.2.28
Sumbat karet 2 lubang
Masing-masing 10 buah/lab
Diameter 15 mm, 17 mm,
19 mm, 21 mm, dan 23 mm.
59. Termometer 10 buah √ - Batas ukur 0-50 °C dan -
10-110 °C. 2.2.30
Potometer ari kaca.
60. Respirometer Kualitas baik.
61. Perangkat bedah hewan Scalpel, gunting
lurus 115 mm, gunting
bengkok 115 mm, jarum
pentul, pinset 125 mm,
loupe bertangkai dengan
diameter 58 mm.
62. Termometer suhu - - √ -
tanah
63. Higrometer putar - - √ -
64. Kuadrat - - √ -
65. Manual 10 buah √ - Kualitas baik
percobaan
66. Papan tulis - - √ -
67. Asam sulfat Larutan pekat 95 – 98%.
68. HCL - √ - 36%.
69. Acetokarmin. - - √ -
70. Eosin Padat (kristal).
71. Etanol 95%.
72. Glukosa - - √ -

73. Indikator 2 pak √ - pH 1 – 11


universal
74. Iodium 1 liter √ - Cairan.
75. KOH Padat (kristal).
76. MnSO4 Padat (serbuk).
77. NaOH 1 kg √ - Padat (kristal).
78. Vaseline Pasta
79. Kertas saring 3 pak √ - Kualitas sekolah no 1.
Diameter 90 mm. 5
80. Soket listrik - - √ -
81. Alat pemadam - - √ -
kebakaran
82. Peralatan P3K - - √ -.
83. Tempat sampah - - √ -
84. Jam dinding - - √ -

KEMENTERIAN AGAMA FORM (FR) No. Dokumen : FITK-FR-LABF-214


UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 16 Januari 2019

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

OBSERVASI SEKOLAH/MADRASAH*
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I

LEMBAR PENGAMATAN (Untuk Mahasiswa)


Kultur Sekolah

Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP
I, pada Topik Kultur Sekolah.
2. Lembar ini untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembiasaan yang
terjadi di sekolah tempat PLP, yang dapat membangun sikap (karakter) baik
warga sekolah.
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak
(Jika Ya termasuk Baik atau Kurang).
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk
mendeskripsikannya lebih baik.

Tanggal Pengamatan : 10 Januari 2019

Nama Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan

Keterlaksanaan
No. Aspek Pengamatan Ya Deskripsi
Tdk
Bk Kr
1 Kegiatan 5S (Senyum, Sapa, √ Kegiatan 5S (senyum, sapa,
Salam, Sopan, dan Santun) salam, sopan, dan santun) ini
sudah cukup baik diterapkan
disekolah. Dan kegiatan tersebut
juga termaktub ke dalalm visi
dan misi sekolah yang juga
terpampang besar di selasar
sekolah.

2 Pengkondisian awal belajar √ Pengkondisian awal belajar


cukup baik, sebab ada kegiatan
baca surat-surat pendek sebelum
masuk ke pelajaran jam pertama.

3 Upacara bendera √ Kegiatan upacara di sekolah ini


cukup baik, hampir setiap
minggu pada hari senin
dilakukannya kegiatan tersebut.

4 Penggunaan seragam sekolah √ Terkait penggunaan seragam


disekolah di sini sudah terdapat
aturan jelas terkait seragam
sekolah setiap harinya. Senin
(putih-putih), selasa (putih-abu),
rabu (pramuka), kamis (batik
sekolah), jumat (baju muslim
sekolah).

5 Anjuran menjaga kebersihan √ Terkait anjuran menjaga


kebersihan, di sekolah ini setiap
gurunya diminta untuk selalu
menghimbau untuk menjaga
kebersihan baik di kelas maupun
di luar kelas.

6 Anjuran menjaga ketenangan √ Berkenaan dengan menjaga


ketenangan, di sekolah ini setiap
sudutnya dijaga oleh piket
(bertugas mengawasi
pembelajaran selama
berlangsung)

7 Anjuran memanfaatkan waktu √ Untuk kegiatan anjuran


memanfaatkan waktu ini hanya
dilakukan secara verbal oleh
beberapa guru seperti
memanfaatkan waktu untuk
membaca buku atau pergi ke
perpustakaan, dsbnya. Dan untuk
tulisan tulisan di dinding
berkenaan dengan hal itu masih
belum ada.

8 Tercipta suasana yang tenang dan √ Terkait tercipta maupun mencipta


nyaman untuk belajar suasana yang tenang dan nyaman
untuk belajar hal ini cukup baik
yang terjadi di sekolah ini.
Bagaimana hal tersebut sangat
pegang peranan dalam sebuah
proses pembelajaran.

9 Suasana di sekolah menyenangkan √ Suasana di sekolah ini cukup


menyenangkan dengan senyum
dan ramah-tamah dari para
siswanya serta seluruh
pendukung sekolah ini.

Keterangan

Bk : Baik, Kr : Kurang
Kelompok: SMAN 10 Tangerang Selatan Nama Mahasiswa

1. Andi Mahmuddin

2. Nurul Rihsa Novtianti


KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-LABF-214

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 16 Januari 2019


FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : ½

OBSERVASI SEKOLAH/MADRASAH*
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I

LEMBAR PENGAMATAN (Untuk Mahasiswa)

Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)

Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan


PLP I, pada Topik SOTK
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan SOTK di sekolah tempat PLP
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak
(Jika Ya termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah keterangan untuk
mendeskrip-sikannya lebih baik

Tanggal Pengamatan : 11 Januari 2019

Nama Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan

Keterlaksanaan
Struktur Organisasi dan
No. Ya Keterangan
Tata Kerja Tdk
Bk Kr
1 Ada bagan struktur √ Tidak ada bagan struktur
organisasi sekolah organisasi di sekolah ini
mungkin dikarenakan status
kepala sekolah di sekolah ini
yang merangkap 2 sekolahan
lainnya.

2 Ada deskripsi tugas untuk √ Tidak ada deskripsi tugas untuk


masing-masing komponen masing-masing komponen
organisasi organisasi.

Keterangan

Bk : Baik

Kr : Kurang

Uraian/Deskripsi SOTK Sekolah/Madrasah:

SMAN 10 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang cukup aktif dalam


kegiatan-kegiatan keorganiasiannya, hal ini dibuktikan dengan pembangunan citra
diri atau keeksistensian sekolah tersebut untuk di sekitaran wilayah tangerang
selatan dengan mengadakan berbagai macam perlombaan. Mulai dari seni,
olahraga, akademik, dsb.

Kelompok: SMAN 10 Tangerang Selatan Nama Mahasiswa

1. Andi Mahmuddin

2. Nurul Rihsa Novtianti


KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-LABF-214

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 16 Januari 2019


FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/3

OBSERVASI SEKOLAH/MADRASAH*
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) I

LEMBAR PENGAMATAN (Untuk Mahasiswa)

KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER

Petunjuk:

1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan


PLP I, pada Topik Kokurikuler dan Ekstrakurikuler.
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Kegiatan Kokurikuler
dan Ekstrakurikuler di sekolah tempat PLP.
3. Mohon memberi tanda centang (√) pada kolom di bawah Ya atau Tidak
(Jika Ya termasuk Baik atau Kurang).
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah keterangan untuk
mendeskrip-sikannya lebih baik.
Keterlaksanaan

No Aspek Pengamatan Ya Deskripsi


Tdk
Baik Kr

1. Ada kegiatan kokurikuler dan √ Di sekolah ini terdapat


ekstrakurikuler banyak kegiatan
ekstrakurikuler dan
kokurikuler. Kalau dari
ekstrakurikuler sendiri
ada bulu tangkis, tenis
meja, basket, karate,
silat, catur, paskibra,
karya ilmiah remaja,
rohis, tari, mading, dsb.
Kalau untuk kokurikuler
yakni ada organisasi
siswa intra sekolah dan
majelis perwakilas kelas.

2. Ada jadwal pelaksanaan √ Jika untuk jadwal secara


kokurikuler dan tertulis dan terpajang
ekstrakurikuler mengenai kegiatan
keduanya tidak ada,
tetapi untuk jadwal
keduanya sudah ada dan
sudah ditetapkan serta
disepakati setiap pihak di
sekolah. Dan setiap
murid di sini sudah hafal
rangkaian acara
keduanya setiap
pekannya.

3. Ada pembinaan kokurikuler √ Setiap ekstrakurikuler


dan ekstrakurikuler dan kokurikuler di
sekolah ini ada
pembinanya dan juga ada
pelatihnya.

4. Setiap guru menjadi pembina √ Pembina kokurikuler dan


kokurikuler dan ekstrakurikuler di
ekstrakurikuler sekolah ini adalah guru,
dan untuk pelatih bisa
dari alumni maupun dari
orang luar yang memang
ahli dibidangnya. Tapi
tidak semua guru
menjadi pembina
diantara keduanya.

5. Setiap siswa wajib mengikuti √ Secara aturan yang


kokurikuler dan berlaku di sekolah
ekstrakurikuler memang seyogyanya
setiap siswa memilih
salah satu kegiatan di
antara keduanya tersebut
sebagai bentuk
pengembangan diri.
Namun secara praksisnya
masih belum semuanya
melakukan hal tersebut.

Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang

Uraian/Deskripsi Ekstrakulikuler dan Kokulikuler Sekolah/Madrasah:

Secara keseluruhan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler di SMAN 10


Tangsel sudah cukup baik, terlebih banyak kegiatan-kegiatan yang diadakan
sekolah ini yang tidak hanya melibatkan siswanya sendiri, tetapi bahkan menjadi
wadah pengembangan diri bagi siswa-siswa dari sekolah lain. Hal ini sebagai
bentuk eksistensi dan juga keberhasilan siswa dan seluruh pihak sekolah, dalam
mengembangan dirinya ketika mengemas sebuah acara, yang juga bertujuan untuk
mengharumkan dan mengangkat nama sekolahnya.

Kelompok: SMAN 10 Tangerang Selatan Nama Mahasiswa

1. Andi Mahmuddin
2. Nurul Rihsa Novtianti
KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-LABF-214

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 16 Januari 2019


FORM (FR)
FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

OBSERVASI SEKOLAH/MADRASAH*

LEMBAR PENGAMATAN
VISI MISI SEKOLAH
Petunjuk:
1. Lembar ini untuk mencatat hasil kerja kelompok setelah melaksanakan PLP I,
pada Topik Visi dan Misi Sekolah
2. Lembar ini untuk mendeskripsikan Visi dan Misi Sekolah di sekolah tempat
PLP
3. Mohon memberi tanda centang (✓) pada kolom di bawah Ya atau Tidak (Jika
Ya termasuk Baik atau Kurang)
4. Masing-masing kegiatan yang ada dapat ditambah uraian untuk
mendeskripsikannya lebih baik
Tanggal Pengamatan : 14-24 Januari 2019
Nama Sekolah : SMAN 11 Kota Tangerang Selatan

No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Deskripsi

Ya Tdk

Bk Kr

1. Ada visi dan misi sekolah √ Ada visi misi sekolah yang
tertulis dan terpampang.

2. Ada pemaparan visi dan √ Papan visi misi sekolah


misi sekolah di beberapa terpajang didepan ruang tata
tempat usaha dekat mading sekolah.

Keterangan: Tdk=tidak ; Bk=baik ; Kr=kurang


Uraian/Deskripsi:
1. Visi dan Misi SMAN 10 Kota Tangerang Selatan diantaranya:
Visi:

Terwujudnya peserta didik yang berwawasan tekhnologi, berakhlak mulia,


cerdas, berkarakter, dan berbudaya lingkungan.

Misi:

1. Meningkatkan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.


2. Meningkatkan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun).
3. Menerapkan kedisiplinan dalam menegakkan peraturan dan tata tertib.
4. Menumbuh kembangkan kepekaan sosial dan solidaritas.
5. Menumbuh kembangkan budaya gemar membaca, belajar dan meneliti.
6. Menumbuh kembangkan budaya demokrasi dalam setiap aspek kehidupan
sekolah.
7. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk belajar
dan bekerja.
8. Menyelenggarakan program pembelajaran berbasis ICT dan Enterpreneur.
9. Menyelenggarakan program pembelajaran pengembangan bahasa inggris
dan bahasa jepang.
2. Papan visi dan misi terpajang di depan ruang tata usaha dan lokasinya cukup
strategis karena dapat dilihat oleh semua siswa. Ukurannya pun cukup besar.

Nama Mahasiswa :

1. Andi Mahmuddin
2. Nurul Rihsa Novtianti

Anda mungkin juga menyukai