KONFIDENSIAL
THERMODINAMIKA TEKNIK
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
KONFIDENSIAL
2
a. Ruang lingkup. Bahan ajar ini disusun dengan ruang lingkup tentang
konsep thermodinamika, energi, hukum thermodinamika I dan II, Psikrometrik,
serta siklus-siklus thermodinamika.
b. Tata Urut. Tata urut bahan ajar thermodinamika disusun sebagai berikut:
1) Pendahuluan.
2) Konsep dan Definisi Dalam Thermodinamika.
3) Energi Dan Hukum Thermodinamika I.
4) Evaluasi Sifat-Sifat Thermodinamika.
5) Sifat-Sifat Thermodinamika Udara Pada Diagram Psikrometrik.
6) Analisa Volume Atur Hukum II Thermodinamika Dan Reversibilitas.
7) Proses-Proses Gas Ideal Pada Sistem Tertutup.
8) Siklus Daya Gas.
9) Siklus Oto.
10) Siklus Diesel.
11) Siklus Dual.
12) Siklus Carnnot.
13) Siklus Brayton.
14) Siklus Referigerasi.
15) Evaluasi.
16) Penutup.
4. Referensi.
a. Harahap Filina, Phd : Thermodinamika Teknik, Erlangga, Jakarta 1983.
b. Moran, Michael j, 2000,”Fundamental of Engineering Thermadynamics”,
4th Edition, Mc Graw-Hill, Inc.
c. ASHRAE Handbook of Fundamentals, Society of Heating , Refrigerating,
and Air Conditioning Engineers, Atlanta, 1985.
d. Bejan, A., Advanced Engineering Thermodynamics, Wiley, New York,
1988
e. Borman, G.L. and Ragland, K.W., Combustion Engineering, International
Ed., McGraw Hill, Singapore, 1998
3
5. Pengertian.
a. Ilmu Thermodinamika adalah ilmu yang mempelajar hubungan antara
kalor dan kerja yang dihasilkan oleh suatu sistem.
b. Energi adalah kemampuan untuk melakukan suatu usaha.
c. Sistem adalah suatu batasan yang digunakan untuk menunjukkan suatu
benda dalam suatu permukaan tertutup.
d. Panas (kalor) adalah energi yang dipindahkan melewati batas sistem pada
temperatur tertentu ke sistem lain.
e. Siklus adalah suatu keadaan yang mencapai kesetimbangan tertentu
dalam suatu proses.
f. Psikrometrik adalah suatu tabel yang menggambarkan tentang perilaku
udara karena pengaruh tekanan, temperatur dan volume.
4
BAB II
Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat
kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan
bakar atau sumber energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau
perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan
ilmu thermodinamika sejak abad ke XVII yang dipelopori dengan penemuan mesin
uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine,
Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke XIX. Pengembangan ilmu
thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis
didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi
atau yang disebut dengan pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku
kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan
perkembangan ilmu thermodinamika modern atau disebut dengan thermodinamika
statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan
teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah
yang sangat besar.
Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun
kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan.
Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-
20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Contoh bentuk energi makroskopik adalah energi kinetik (KE) dan energi
potensial (PE). Keberadaan energi mikroskopik ditentukan oleh struktur
internal dari zat pembawa energi sendiri dan tidak tergantung kepada
lingkungannnya, yaitu struktur dan gerakan molekul zat tersebut.
Energi makroskopik berhubungan dengan gerakan masa pembawa
energi, dan pengaruh luar seperti gaya gravitasi, pengaruh energi listrik,
sifat magnit, dan tegangan pemukaan fluida.
Dalam bahasan thermodinamika efek dari jenis energi makroskopik lain
yaitu energi magnetik, dan tegangan permukaan fluida dapat daibaikan,
sehingga energi total E dari masa pembawa energi tersebut adalah :
m .V2
E = U + KE + PE = U + + m.g.z
2
V2
e = U + ke + pe = U + +g.z
2
9
b. Sifat dan Keadaan. Sifat dan keadaan dari suatu sistem yang
mempengaruhi proses thermodinamik sebagai berikut :
1) Sifat (properties). Sifat (properties) sistem merupakan karakteristik
sistem yang dapat diukur langsung atau tidak langsung.
2) Sifat-sifat dasar sistem. Sifat-sifat dasar suatu sistem dalam
thermodinamik antara lain tekanan, temperatur, volume jenis, dan
kerapatan, entalpi dan entropi (lebih kompleks).
3) Keadaan suatu sistem. Keadaan suatu sistem pada suatu fase
gambaran dari sistem tersebut pada saat tertentu yang ditunjukkan sifat
makroskopis dari sistem tersebut.
a. Sistem Tertutup. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis
tetap dan tidak ada masa yang keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem,
tetapi volumenya bisa berubah. Sesuatu yang bisa keluar ataupun masuk
sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja.
Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana
masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas
masuk kedalam masa udara didalam balon tersebut.
11
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem,
seperti tekanan (P), temperatur (T), volume (V), masa (m), viskositas, konduksi
panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang disefinisikan dari property
yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain.
Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi
keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan
awal dan akhir disebut lintasan proses. Tergantung dari jenis prosesnya, maka
keadaan 2 dapat dicapai dari keadaan 1 melalui berbagai lintasan yang berbeda.
Proses thermodinamika biasanya digambarkan dalam sistem koordinat 2 dua
property , yaitu P-V diagram atau T-S diagram.
Proses yang berjalan pada satu jenis property tetap, disebut proses iso- diikuti
nama propertynya, misalnya proses isobaris (tekanan konstan), proses isochoris
(volume konstan), proses isothermis (temperatur konstan) dan lain-lain. Suatu
sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian
beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya.
14
Proses termodinamika berlangsung dalam rantai tertutup pada diagram P-V, di mana
axis Y menunjukkan tekanan (pressure, P) dan axis X menunjukkan volume (V).
Area di dalam siklus adalah kerja (work, W) yang dirumuskan dengan:
18
W = ∫ P. dV
W = Q = Qin - Qout
Persamaan kedua membuat proses siklik mirip proses isotermal, meski energi
dalam berubah selama proses siklik, ketika proses siklik selesai energi sistem adalah
sama dengan energi ketika proses dimulai.
Jika proses siklik bekerja searah jarum jam, maka ini menunjukkan mesin kalor, dan
W akan positif. Jika bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka
menunjukkan pompa kalor, dan W akan negatif.
b. Siklus Otto (Siklus udara volume konstan). Pada siklus otto atau
siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada volume konstan,
sedangkan siklus otto tersebut ada yang berlangsung dengan 4 (empat)
langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja
terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun
langkah dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik puncak (TMA = titik mati
atas) ke posisi bawah (TMB = titik mati bawah) dalam silinder.
19
a. Zat Murni. Zat murni adalah zat yang mempunyai komposisi kimia yang
tetap pada semua bagiannya. Contoh zat murni misalnya, air, nitrogin, helium,
CO2 , udara, dan lain -lain. Persyaratan sebagai zat murni tidak perlu hanya
satu jenis saja, tetapi dapat berupa campuran zat asal campurannya homogin
pada seluruh bagiannya. Udara merupakan campuran dari beberapa jenis zat
tetapi masih bersifat zat murni, tetapi campuran antara minyak dengan air
bukan merupakan zat murni karena tidak dapat bercampur secara homogen.
Zat murni dapat terwujud dalam fasa padat, fasa cair, atau fasa gas. Fasa
padat mempunyai struktur molekul dengan jarak antar molekul paling kecil dan
gaya ikat antar molekul paling besar , fasa cair mempunyai gaya ikat yang lebih
kecil, dan fasa gas gaya ikat antar molekul paling kecil. Posisi molekul pada
fasa padat relatif tetap, pada fasa cair molekul bergerak secara oscilasi, dan
pada fasa gas molekul-molekul bergerak bebas tidak beraturan dan saling
bertabrakan satu sama lainnya.
Dari sifat tersebut diatas dapat digambarkan diagram perubahan fasa dari suatu
zat murni secara lengkap, yaitu pada semua lingkup keadaan untuk zat murni
tersebut. Contoh diagram perubahan fasa lengkap tersebut diperlihatkan pada
Gambar 2.2 (a) dengan koordinat T-v dan Gambar 2.2 (b) untuk koordinat P-v.
Garis fasa berbentuk lengkungan tajam pada bagian atasnya, garis disebelah
kiri adalah garis liquid jenuh dan garis disebelah kanan adalah garis uap jenuh.
Titik puncaknya merupakan titik kritis, dimana diatas titik tersebut kondisi fasa
kondisi liquid dan gas bersamaan.
Keadaan titik kritis untuk zat murni air terjadi pada tekanan P cr = 22,09
MPa, dan temperatur Tcr = 374,14OC. Daerah diantara garis liquid jenuh
dengan garis uap jenuh adalah daerah terjadinya campuran antara fasa cair
dan fasa gas.
Garis putus-putus pada gambar diatas (a) menunjukkan lintasan proses
penguapan zat murni pada tekanan konstan P 1 dan P2 (dengan P2 > P1), dan
terlihat bahwa lintasan proses penguapan pada tekanan P 2 terjadi pada
temperatur lebih tinggi daripada lintasan pada temperatur P1. Garis a-b
menunjukkan pemanasan pada fasa liquid sampai mencapai titik cair jenuh di
b.
26
Sedang pada garis b-c terjadi proses penguapan yang terjadi pada
temperatur konstan dan tekanan konstan, dengan fasa diantara titik b dan titik c
adalah kondisi campuran antara liquid dan gas. Pada titik b adalah 100% liquid,
sedang pada titik d adalah 100% fasa gas.
Selanjutnya garis c-d menunjukkan pemanasan lanjutan dari uap,
sehingga kondisi uapnya disebut uap panas lanjut (superheated steam). Panas
yang dibutuhkan untuk pemanasan air pada garis a -b dan pemanasan uap
pada garis c-d disebut panas sensibel, sedang panas yang diperlukan untuk
proses penguapan pada garis b-c disebut panas laten. Terlihat pada Gambar
diatas bahwa semakin tinggi tekanan fluida (juga temperaturnya), semakin
pendek garis penguapan (garis b-c untuk tekanan P1) sehingga semakin kecil
panas laten yang dibutuhkan. Garis putus-putus pada gambar diatas (b)
adalah garis isothermis pada diagram penguapan dengan koordinat P-v.
mg
x=
mtotal
dimana masa total campuran (mtotal) = masa liquid + masa uap = mf + mg.
Parameter x mempunyai nilai nol yaitu apabila mg = 0 atau pada kondisi liquid
jenuh, sedang x = 1 apabila mf = 0 atau m g = mtotal, yaitu pada keadaan uap
jenuh. Hubungan antara parameter x dengan nilai property tertentu, misalnya
enthalpy (h) adalah:
h = hf + x.hfg
dimana:
h = enthapy pada kondisi campuran
hf = enthalpy pada keadaan liquid jenuh
hfg = panas laten
a. Kalor. Kalor adalah energi yang berpindah dari suatu benda ke benda
yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur antara kedua benda
tersebut. Kalor bukan merupakan energi yang dimiliki suatu benda (sistem),
energi yang dimiliki suatu benda (sistem) mengacu pada energi dalamnya.
28
Arah perpindahan kalor antara dua buah benda adalah dari benda yang
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah. Besaran yang
menyatakan kaitan antara kalor dengan perubahan temperatur adalah
kapasitas kalor (heat capacity)
1) Kapasitas kalor (C). Kapasitas kalor (C) adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu bahan sebesar 1ºC
Kapasitas kalor dari benda sebanding dengan massa benda.
∆Q = C.∆T
2) Kalor jenis (c). Kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur 1 gram bahan sebesar 1ºC
∆Q = m.c.∆T
3) Kalor laten (L). Kalor laten (L) adalah kalor yang diperlukan untuk
mengubah fasa (wujud) dari benda bermassa m. Pada saat terjadi
perubahan wujud temperatur (suhu) sistem tetap.
v2
W = ∫ p(V,T) dV
v1
Contoh :
Jika skala celcius menunjukkan xo, sedangkan skala farenheit menunjukkan 2xo,
berapa temperatur yang diukur?.
Jawab :
Tf = 1,8 . Tc +32
2x= 1,8 . x+32
32= 2x-1,8 . x
32= 0,2x
32
x = =160 F
0,2
15. Pengukuran Tekanan. Tekanan merupakan gaya persatuan luas yang terjadi
pada sebuah bejana.
F N
P= ( )
A m2
Dimana :
F : Gaya (N)
A : Luas permukaan (m2 )
P : N
Tekanan (m2 ), Pascal
32
Sehingga besarnya tekanan yang terjadi akibat perbedaan tinggi dari sebuah fluida
cair dapat ditentukan sebagai berikut:
N
P = ρ .g . h +Patm ( 2 )
m
Dimana :
P 𝑁
: Tekanan (𝑚2 ), Pascal
𝜌 : Massa jenis
G : Percepatan gravitasi
h : Tinggi kolom air
33
a. Volume Jenis (v). Volume jenis dibagi menjadi dua antara lain :
1) Volume jenis (v). Volume jenis (v) adalah volume per satuan
massa.
V m3
v= ( )
m kg
2) Volume jenis molar (𝑣̇ ). Volume jenis molar (𝑣̇ )adalah volume
dibagi dengan mol sistem.
V m3 m
v̇ = ( ) n= v̇ = M .v
n kg.mol M
Dimana :
N : Jumlah mol sistem (kg.mol)
kg
M : Berat molekul (kg.mol)
m : Massa (kg)
m kg
ρ= ( )
v m3
Dimana :
M : Massa (kg)
V : Volume (m3 )
kg
Ρ : Kerapatan (m3 )
m3
V : Volume jenis ( kg )
35
17. Teori Gas Ideal. Molekul-molekul gas didalam suatu ruangan yang dibatasi
dinding bergerak kesegala arah dengan tidak beraturan (chaotic motion ). Karena
gerakan tidak beraturan tersebut kemungkinan sering terjadi tumbukan antar
molekul, sebelum menabrak dinding batas ruangan. Tabrakan molekul ke dinding
ruangan tersebut terjadi secara terus -menerus, yang menimbulkan efek tekanan
gas didalam ruangan tersebut.
Semakin tinggi temperatur gas, maka semakin besar kecepatan geraknya sehingga
menyebabkan momentum tumbukan terhadap dinding semakin besar. Akibatnya
tekanan yang terjadi didalam ruangan akan semakin besar pula.
Dari mekanisme gerakan molekul tersebut, maka dapat dibayangkan adanya
suatu persamaan matematik hubungan antar variabel property gas didalam
ruangan, terutama tekanan (P), temperatur (T), dan volume ruangan (V). Volume
ruangan juga merupakan variabel karena menentukan jarak lintasan gerak molekul
sebelum menabrak dinding. Namun untuk menurunkan persamaan hubungan secara
analitis mengalami kesulitan, karena kompleksitas gerakan molekul, adanya gaya
tarik-menarik antar molekul, dan pengaruh volume molekul sendiri.
Karena itu kemudian diasumsikan adanya suatu jenis gas idea yang
mempunyai sifat ideal, sehingga dimungkinkan penurunan persamaan matematis
hubungan antar beberapa variabel dari property gas. Sifat-sifat gas ideal yang
diinginkan tersebut adalah:
a. Gaya tarik-menarik antar molekul gas diabaikan.
b. Total volume molekul gas diabaikan terhadap volume ruangan.
Asumsi pertama memungkinkan bahwa semua energi kinetic molekul
menghasilkan energi tumbukan molekul ke dinding, sedang asumsi kedua
memungkinkan tidak ada pengurangan energi kinetik molekul karena tumbukan antar
molekul diabaikan. Dengan kedua asumsi tersebut, maka secara analitis dapat
diturunkan persamaan hubungan antar variabel P, v, dan T gas ideal , atau sering
disebut persamaan keadaan gas ideal atau persamaan Boyle – Gay Lussac,
sebagai berikut:
36
P.v = R.T
Dimana :
P = tekanan absolut gas
v = volume spesiifik gas
R = konstanta gas
T = temperatur absolut gas
Rμ
R=
M
Dimana :
Rµ = konstanta gas universal
M = masa setiap molekul gas
Besarnya konstanta gas universal adalah sama untuk semua jenis gas yaitu
Rµ = 8,314 kJ/(kmol.K). Masa gas didalam ruangan dapat dihitung apabila jumlah
molekulnya diketahui, adaikan jumlah molekulnya (x), maka masa gas didalam
ruangan tersbut:
M = m.x
V = m.v
37
Sehingga persamaan gas ideal dapat dituliskan dalam variabel volume ruangan
sebagai berikut. Sehingga persamaan gas ideal dapat dituliskan dalam variabel
volume ruangan sebagai berikut.
P.V = m.R.T
P.V = x.Rμ .T
Dari persamaan diatas dapat diturunkan hubungan antara variabel gas didalam
ruangan pada dua keadaan yang berbeda, dengan masa gas (m) tetap sebagai
berikut:
P1 .V1 P2 .V2
=
T1 T2
dengan indeks 1 dan 2 menunjukkan bahwa gas pada keadaan 1 dan pada keadaan
2. Menurut penelitian, beberapa jenis gas seperti udara, oksigen, hidrogen,
helium, argon, neon, CO2 dapat dperlakukan sebagai gas ideal dengan
penyimpangan hasil perhitungan terhadap kondisi sebenarnya hanya sekitar 1%.
Gas yang dipadatkan seperti uap didalam ketel uap, zat refrigeran didalam
mesin pendingin tidak boleh diperlakukan sebagai gas ideal, karena penyimpangan
atau kesalahan perhitungannya menjadi terlalu besar. Data propertynya harus dilihat
dalam Tabel Thermodinamika untuk gas yang bersangkutan.
18. Gas Van Der Walls dan Battic Bridgemen. Persamaan gas ideal cukup
sederhana, namun seperti telah dibahas sebelumnya lingkup pemakaiannya
terbatas. Banyak usaha dilakukan untuk mengembangkan persamaan keadaan gas,
dengan lingkup pemaka ian yang lebih luas. Namun persamaan yang didapatkan
umumnya lebih kompleks dibandingkan dengan persamaan gas ideal, seperti pada
persamaan Van der Waals dan persamaan Beattie-Bridgeman sebagai berikut:
a. Persamaan Van del Waals. Pada tahun 1873, Van der Waals
mengajukan persamaan keadaan gas dengan tambahan dua konstanta a dan b
sebagai berikut:
38
a
(P + ).(v - b) = R.T
v2
27 .R2 .Tcr
2 R.Tcr
a= dan b=
64.Pcr 8.Pcr
Persamaan Van der Waals mempunyai ketelitian yang kurang baik, tetapi
apabila konstanta a dan b dihitung menurut perilaku gas sebenarnya pada
lingkup yang luas maka ketelitiannya menjadi lebih naik.
Rμ .T c A
P= 2
(1- 3
)(v - b)- 2
v v.T v
a b
A = A0 . (1 - ) dan B = B0 . (1 - )
v v
Aplikasi persamaan ini adalah sampai dengan 0,8 Pcr , dengan Pcr adalah titik
krits dari densitas gas yang bersangkutan.
19. Panas Jenis. Panas jenis adalah banyaknya perpindahan panas yang
diperlukan untuk menimbulkan kenaikan temperatur yang sama (setiap bahan
memiliki nilai yang berbeda). Panas jenis juga didefinisikan sebagai energi yang
diperlukan untuk meningkatkan temperatur suatu zat sebesar satu satuan massa
sebesar satu derajat.
39
δQ
C=
dT
δQ
c= δQ = m.c.dT
m.dT
δu kJ
Cv dT=du Cv = ( ) ( )
δT v kgo C
b. Panas jenis pada tekanan konstan (Cp). Panas jenis tekanan konstan
Cp dapat diperoleh dengan memperhatikan proses tekanan konstan ( wb + ∆u
= ∆h ),
δh kJ
Cp = ( ) ( o )
δT p kg C
20. Konstanta Gas. Konstanta gas memiliki peran yang sangat penting dalam
perhitungan dan analisis gas ideal dalamm thermodinamika. Konstanta gas tersebut
dipengaruhi oleh nilai panas jenis (C). Hubungan antara R dan K untuk
menganalisa thermodinamik sebagai berikut:
𝑪𝒑
𝑹 = 𝑪𝒑 − 𝑪𝒗 𝑲 =
𝑪𝒗
𝑪𝒑 − 𝑪𝒗 𝑹 𝟏 𝑹 𝑪 𝒑 − 𝑪𝒗 𝑹
= 𝟏 − = =
𝑪𝒑 𝑪𝒑 𝑲 𝑪𝒑 𝑪𝒗 𝑪𝒗
𝑲 𝟏 𝑹 𝑲 − 𝟏 𝑹 𝑹
− = = 𝑲 − 𝟏 =
𝑲 𝑲 𝑪𝒑 𝑲 𝑪𝒑 𝑪𝒗
𝑲. 𝑹 𝑹
𝑪𝒑 = 𝑪𝒗 =
𝑲− 𝟏 𝑲 − 𝟏
Cv Cp Cv Cp
3 5 5 7
2 2 2 2
41
21. Evaluasi.
a. Jelaskan konsep dasar dari thermodinamika teknik?.
b. Jelaskan pandangan mikro dan makro dari thermodinamika?.
c. Jelaskann kesetimbangan dari thermodinamika?.
d. Jelaskan siklus thermodinamika?.
e. Jelaskan sistem thermodinamika?.
f. Jika skala celcius menunjukkan 2xo, sedangkan skala farenheit
menunjukkan 5xo, berapa temperatur yang diukur?
g. Jelaskan perbedaan tekanan absolut dan tekanan vakum?.
h. Jelaskan teori gas ideal pada ilmu thermodinamika?.
i. Bagaimana hubungan antara nilai R dan K dalam thermodinamika,
jelaskan?
42
BAB III
23. Energi Sistem. Energi dapat terwujud dalam berbagai bentuk, yaitu energi
kimia, energi panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang
elektromagnetik, energi gaya magnit, dan lain-lain. Definisi klasik energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja. Definisi baru energi adalah kemampuan untuk
menghasilkan pengaruh :
d. Energi Potensial (Ep). Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh
benda karena letaknya, diukur relatif vertikal terhadap suatu bidang datum
(acuan).
F=m.a = m.g
z z
Ep = W = ∫ F . dz = ∫ m . g . dz = m . g . z
o o
Ep = m . g . z
Dimana :
F : Gaya (N)
M : Massa (kg)
A m
: Percepatan (s2)
G m
: Percepatan gravitasi (s2)
z : Jarak (m)
e. Energi Kinetik (Ek). Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu
sistem karena kecepatannya. Dengan kata lain bahwa energi kinetis KE
adalah energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi.
44
dv
F= m.a = m.
dt
x x x
dv 1
Ek = W = ∫ F .dx = - ∫ m . . dx = - ∫ m . v . dv = m . v2
dt 2
o o o
1
Ek = m . v2
2
Dimana :
V : Kecepatan (𝑚)
𝑠
KE : m . V2
2
2
V
ke =
2
Dimana :
M : Satuan masa media pembawa energi
V : Satuan kecepatan gerakan masa.
Suatu media pembawa energi dapat mengandung berbagai bentuk energi
tersebut sekaligus, dan jumlah energinya disebut energi total (E). Dalam
analisis thermodinamika sering digunakan energi total setiap satuan masa
media (m), yang disebut sebagai energi per-satuan masa (e) sehingga :
45
E
e=
m
Dalam aplikasi bidang teknik masa atau sistem thermodinamika yang ditinjau
biasanya tidak bergerak selama proses berlangsung, sehingga perubahan
energi potensial dan energi kinetisnya sama dengan nol.
Em = Ek - Ep
46
Adapun energi atau kerja mekanik pada mesin mesin panas, adalah kerja yang
dihasilkan dari proses ekspansi atau kerja yang dibutuhkan proses kompresi.
Kerja mekanik (dW) tersebut sebanding dengan perubahan volume (dV) pada
tekanan (p) tertentu.
Kerja (work) seperti halnya panas adalah suatu bentuk interaksi antara
sistem dan lingkungan. Seperti pada pada penjelasan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa jika suatu energi dapat melintasi batas sistem adalah bukan
panas dapat dipastikan bahwa bentuk energi tersebut adalah kerja. Lebih
spesifik kerja dapat diartikan sebagai energi transfer yang berhubungan
dengan gaya yang menempuh sebuah jarak.
Kerja juga merupakan bentuk energi, mempunyai satuan kJ. Kerja perunit
massa dinotasikan dengan w :
W kJ
w= ( )
m kg
47
1) Kerja Listrik. Kerja listrik adalah kerja yang dilakukan oleh listrik
untuk melakukan aktifitas.
Dimana:
𝑊̇𝑒 adalah daya listrik dan I adalah arus listrik. Pada umumnya V dan I
bervariasi terhadap waktu, sehingga kerja listrik dalam interval waktu
tertentu dinyatakan :
We = ∫ V. I dt (kJ)
1
Jika antara V dan I konstan dalam rentang waktu ∆t, persamaan menjadi :
We =V . I . ∆t
W= ∫ F ds
1
δWe = F. ds = P.A. ds = P. dV
2
Wb = ∫ P dV
1
(b) Kerja Gravitasi. Gaya yang bekerja pada sebuah benda akibat
dari gaya tarik bumi sebesar 9,82 m/dt2, dapat di cari dengan
persamaan sebagai berikut:
F = m. G
2 2
Wg = ∫ F. dz = mg ∫ dz = m.g. (z2 - z1 )
1 1
50
dV ds
F=m.a a= V=
dt dt
2 2 2
dV 1
Ws = ∫ F ds = ∫ (m ) (V. dt)= m ∫ V .dV= m (V22 - V21 ) (kJ)
dt 2
1 1 1
(d) Kerja poros. Besarnya kerja poros akibat dari putaran yang
terjadi.
τ
τ = F.r F= S = ( 2πr ).n
r
τ
Wsh = F.S = ( ) (2.π.r.n) = 2.π.n.τ. (kJ)
r
Daya yang ditransmisikan melalui sebuah poros adalah kerja poros
perunit:
51
̇
Wsh = 2.π.n.τ
̇
(e) Kerja pegas. Jika panjang dari sebuah pegas berubah sebesar
differensial dx karena pengaruh sebuah gaya F, maka kerja yang
dilakukan adalah :
1
δWpegas = F.dx F = k.x (kN) Wpegas = . k. (x22 − x12 )
2
52
24. Transfer Energi Dengan Perpindahan Panas (Q) dan Kerja (W).
Q kJ
q= ( )
m kg
53
Kadang sering digunakan untuk mengetahui rate of heat transfer atau jumlah
heat transfer perunit waktu dalam interval tertentu, disimbolkan dengan Q̇ ,
mempunyai satuan kJ/s (kW). Ketika 𝑄̇ , bervariasi dengan waktu, jumlah
heat transfer selama proses dilakukan dengan mengintegrasikan 𝑄̇ , selama
rentang waktu tertentu :
t2
Q = ∫ Q̇ . dt
t1
Panas mempunyai jumlah dan arah. Untuk menandai arah dari panas ada
suatu konvensi tanda (kesepakatan tanda) sebagai berikut : Heat transfer
menuju sistem bertanda positif, dan keluar sistem bertanda negatif.
54
b. Kerja (Work) (W). Kerja (work) seperti halnya panas adalah suatu
bentuk interaksi antara sistem dan lingkungan. Jika suatu energi dapat
melintasi batas sistem bukan panas dapat dipastikan bahwa bentuk energi
tersebut adalah kerja. Lebih spesifik lagi bahwa kerja dapat diartikan sebagai
energi transfer yang berhubungan dengan gaya yang menempuh sebuah jarak.
Kerja juga merupakan bentuk energi, mempunyai satuan kJ. Kerja perunit
massa dinotasikan dengan w :
W kJ
w= ( )
m kg
Kerja yang dilakukan sistem adalah positif dan jika sistem dikenai kerja maka
kerja bertanda negatif.
Secara analitik :
δW = P.A.dL
A.dL = dV (perubahan volume gas)
δW = P.dV
55
Secara grafis:
Total kerja = luas bidang yang diarsir
2 2
∫ δW = W
1
2
∫ dV = (V2 − V1 )
1
2
∫ δQ = Q
1
2
∫ dT = (T2 - T1 )
1
56
Dimana :
W : Kerja (fungsi lintasan)
𝛿𝑊 : Turunan tidak eksak
V : Volume (properti) fungsi titik
dV : Turunan eksak
Contoh :
Gambar disamping menunjukkan sebuah
ruangan yang berisikan 0,04 m3 gas.
Tekanan mula-mula yang diberikan oleh
beban pada piston 200 KPa. Ruangan
dipanaskan pada tekanan konstan
sampai volume akhir 0,1 m3. Hitung kerja
yang dilakukan sistem
Jawab :
δW = P.dV
W = P.(V2 - V1 )
W = 200 (KPa). (0,1 − 0,04)(m3 ) = 12 (KPa. m3 ) 𝑃𝑎 =
𝑁
𝑚2
W = 12 (KPa. m3 ) J = N.m
KN
W = 12 (KNm) = 12 (KPa. m3 ) = 12 kJ = 12 ( ) . (m3 )
m2
∆U = Q - W
dU = dQ - dW
Q - W = ∆E (kJ)
Dimana :
Q = Tranfer panas bersih melintas sistem (= ∑ Qin - ∑ Qout )
W = Kerja bersih (= ∑ Win - ∑ Wout )
∆E = Perubahan energi bersih sistem (E2 – E1)
Total energi (E) dari sistem terdiri dari tiga bagian : energi dalam (U), energi kinetik
KE dan energi potensial PE. Sehingga perubahan energi total sistem sebagai
berikut:
δQ - δW = dE (kJ)
59
Untuk sebuah siklus dimana kondisi awal dan akhir identik, sehingga
∆E = E2 - E1 = 0,
Q - W = 0 (kJ)
Contoh :
Panas yang ditambahkan ke sistem sebesar 2500 J, dan kerja 1800 J dikerjakan
pada sistem. Tentukan perubahan energi dalam sistem tersebut.
Jawab :
26. Evaluasi.
a. Jelaskan macam-macam energi sistem.
b. Jelaskan energi potensial dan energi kinetik.
c. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk energi mekanik.
d. Sebuah ruangan yang berisikan 0,06 m 3 gas. Tekanan mula-mula yang
diberikan oleh beban pada piston 230 KPa. Ruangan dipanaskan pada tekanan
konstan sampai volume akhir 0,25 m3. Hitung kerja yang dilakukan sistem.
e. Panas yang ditambahkan ke sistem sebesar 300 kJ, dan kerja 10 kNm
dikerjakan pada sistem. Tentukan perubahan energi dalam sistem tersebut.
60
BAB IV
28. Sifat Instensif. Sifat ekstensif merupakan sifat suatu zat yang khas dari suatu
zat dan tidak peduli pada bentuk dan ukuran zat tersebut.
Sebuah zat (reaktan) akan berubah sifat bila direaksikan dengan zat lain (product).
Untuk mempercepat proses reaksi diperlukan penambahan energi sehingga akan
menggeser koordinat reaktan untuk berubah menjadi product.
61
Bila suatu reaktan yang akan bereaksi dinilai tidak mungkin terjadi maka
diperlukan bantuan atau diperlukan katalis. Katalis sendiri dalam tugasnya hanya
memastikan untuk reaksinya berlangsung dan akan kembali menjadi zat semula
setelah rekasi berlangsung. Keberadaan katalis tidak mengganggu produksi hasil
reaksi.
Untuk mempercepat reaksi suatu zat selain dibutuhkan katalis juga diperlukan
energi lain yang berfungsi sebagai energi aktifasi. Energi aktifasi merupakan energi
yang dibutuhkan untuk mempercepat reaksi suatu zat.
29. Sifat Ekstensif. Sifat ekstensif merupakan sifat suatu zat yang tidak khas dari
suatu zat dan tergantung pada bentuk dan ukuran zat tersebut.
30. Entalpi (h). Kata Entalpi didasarkan pada enthalpos kata Yunani (ἔνθαλπος),
yang berarti untuk menempatkan menjadi panas. Entalphi (h) adalah energi total dari
sebuah sistem thermodinamika dan merupakan energi yang dibutuhkan untuk
membuat sistem dengan menggeser batas garis serta membuat volume dan
tekanan. Entalphi merupakan potensial dari thermodinamik yang berbasis fungsi dari
keadaan dan luasan. Satuan entalphi menurut SI adalah Joule (J). Entalphi sangat
membantu untuk menyederhanakan trasfer energi. Entalphi total (h) tidak dapat
terukur secara langsung.
Perubahan entalphi (Δh) merupakan nilai mutlak yang dipakai secara kuantitas,
nilainya negatif (reaksi endotermik) dan nilainya positif (rekasi eksotermik).
Perubahan entalphi (Δh) dari suatu sistem sama dengan jumlah kerja non mekanis
yang dilakukan dan panas yang tersedia. Untuk proses kuasistatik dibawah
tekanan konstan, perubahan entalphi (Δh) sama dengan energi internal sistem dan
kerja yang dilakukannya.
Entalphi suatu sistem dapat didefinisikan sebagai berikut:
H = U + P.V
Dimana :
H : Entalphi sistem (J)
U : Energi dalam sistem (J) = m.Cv.ΔT ( m(masa)=konstan)
P : Tekanan (Pa)
V : Volume (m3)
Energi dalam (U) merupakan besaran energi yang dibutuhkan untuk membentuk
suatu sistem, sedangkan PV merupakan besaran energi yng dibutuhkan untuk
membentuk suatu ruangan jika tekanan dari keadaan sekitar tetap konstan. Contoh
aplikasinya proses isobaris. Untuk mengubah volume gas dalam silinder dengan
cara mendorong piston dan menjaga tekanannya (P konstan), piston bergerak
sepanjang s.
∆H=∆U+W
€
∆ H = ∆ U + ∆ (P.V)
Dimana :
ΔU : Energi dalam sistem untuk ekspansi (J)( ekspansi= Perluasan)
W : Energi yang diperoleh karena kerja yang dilakukan piston (J)
.
Peningkatan entalpi suatu sistem sama dengan penambahan energi melalui panas,
sistem berada di bawah tekanan konstan dan pekerjaan hanya dilakukan pada
sistem:
∆H = Q
Dimana :
ΔH : Perubahan entalpi sistem (J)
Q : Eenergi yang ditambahkan ke sistem melalui panas (J)
: m.CV.ΔT
Ekspansi kerja adalah transfer energi antara sistem dan lingkungan melalui
perubahan volume sistem. Jadi seolah-olah entalpi tidak lebih daripada panas
"disimpan" oleh sistem, memberikan pembatasan yang diberikan dipatuhi.
Sebenarnya panas bukan satu-satunya cara untuk mengubah entalpi. Entalpi juga
berubah ketika tekanan lingkungan yang berubah, bahkan jika tidak ada energi
dipertukarkan sebagai panas. Selain itu, perubahan entalpi ketika energi dipindahkan
masuk atau keluar dari sistem melalui sarana selain dari kerja panas atau ekspansi,
seperti melalui bidang eksternal atau mengaduk.
Dalam termodinamika, seseorang dapat menghitung entalpi dengan
menentukan persyaratan untuk menciptakan sistem dari "ketiadaan", kerja mekanik
yang diperlukan, pV, beda fase pada penciptaan sistem termodinamika.
Internal energi (U), harus diberikan untuk menghilangkan partikel dari sekitarnya
untuk memungkinkan ruang untuk msebuah sistem, tekanan (p) tetap konstan.
Energi internal ini juga mencakup energi yang dibutuhkan untuk aktivasi.
(Volume Silinder = Luas penampang dikali panjang langkah)
68
Untuk sistem yang bekerja pada tekanan konstan, perubahan entalpi adalah
merupakan panas yang diterima oleh sistem.
Contoh:
Suatu reaksi berlangsung pada volume tetap disertai penyerapan kalor sebanyak
200 kJ. Tentukan nilai Δ U , Δ H, q dan W reaksi itu?
Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.
ΔU = q + w
= + 200 kJ + 0 kJ = 200 kJ Δ H = q = + 200 kJ
71
S = k.ln W
3) Pelarutan solid atau liquid. Entropi solid atau liquid terlarut biasanya
lebih besar dari solut murni, tetapi jenis solut dan solven dan bagaimana
proses pelarutannya mempengaruhi entropi overall.
4) Pelarutan gas. Gas begitu tidak teratur dan akan menjadi lebih
teratur saat dilarutkan dalam liquid atau solid. Entropi larutan gas dalam
liquid atau solid selalu lebih kecil dibanding gas murni. Saat O2 (Sog =
205,0J/mol K) dilarutkan dalam air, entropi turun drastis (S oaq = 110,9
J/mol K).
74
Nama Zat Li Na K Rb Cs
Jari-jari 152 186 227 248 265
Molar (M) 6,941 22,99 39,10 85,47 132,9
Entropi (s) 29,1 51,4 64,7 69,5 85,2
DSsurr = -qsis/T
DSsurr = -DHsis/T
DSsurr = -DHosis/T
= -DHovap/T
= - 40,7 x 103 J/373 K
= - 109 J/K
DSuniv = 109 J/K + (-109 J/K)
= 0
Saat kesetimbangan tercapai, proses reaksi berlangsung spontan baik arah
maju maupun balik.
32. Evaluasi.
a. Jelaskan kenapa dibutuhkan energi aktivasi untuk mempercepat reaksi.
b. Jelaskan manfaat dari diagram P-V, P-T, T-V.
c. Jelaskan pengertian enthalpi dan berikan contohnya.
d. Jelaskan pengertian enthropi dan berikan contohnya.
77
BAB V
33. Umum. Psikrometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan
uap air yang memiliki peranan penting dibidang teknik pendingin, karena udara
atmosfir tidak kering betul tetapi merupakan campuran antara udara dan uap air.
Pada beberapa proses kandungan air sengaja disingkirkan dari udara tetapi pada
proses yang lainnya air ditambahkan.
Ada beberapa alat dalam proses perpindahan kalor dan massa antara udara
dan permukaan bagian yang basah. Sebagai contoh alat pelembab udara
(humidifier), penurun kelembaban (dehumidifying) dan koil pendingin serta peralatan
penyemprot air (water spray) seperti menara pendingin dan kondensor penguapan.
35. Garis Jenuh (Saturation Line). Koordinat-koordinat yang dipilih untuk bagan
psikrometrik adalah suhu (t) sebagai absis dan tekanan uap air tak tetap sebagai
ordinat. Pada bagan diatas untuk air saja. Garis jenuh dapat ditarik pada bagan
tersebut. Data untuk garis jenuh ini dilihat langsung pada tabel tentang air jenuh.
Daerah disebelah kanan garis jenuh adalah daerah uap air panas lanjut (Super
Heated Water Vapor). Jika uap tersebut didinginkan dengan tekanan konstan maka
akan dicapai garis jenuh diatas yaitu batas uap air mulai mengembunan.
Daerah dalam bagan dibatasi oleh garis jenuh dan sumbu-sumbu. Jika
keadaan udara berada pada garis jenuh, makan udara tersebut merupakan udara
jenuh, yang berarti setiap penurunan suhu akan menyebabkan udara mengembun
79
menjadi air. Sedangkan penggeseran ke arah kanan garis jenuh, keadaan udara
menjadi tidak jenuh. Seandainya titik A merupakan keadaan suatu campuran udara
agar terjadi pengembunan, maka suhu campuran tersebut harus diturunkan hingga
suhu B. Udara pada titik A dikatakan mempunyai suhu titik embun B.
36. Kelembaban Relatif. Komponen yang paling banyak di dalam udara adalah
oksigen, nitrogen, dan uap air. Oksigen dan nitrogen tidak mempengaruhi
kelembaban udara, sedangkan kandungan uap air sangat berpengaruh terhadap
kelembaban udara. Udara yang kurang mengandung uap air dikatakan udara kering,
sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara lembab.
Setiap unsur di dalam udara, termasuk uap air, mempengaruhi tekanan udara.
Pada suatu nilai tekanan udara tertentu, tekanan maksimum uap air yang dapat
dicapai dinamakan tekanan jenuh. Jika tekanan melebihi tekanan jenuh akan
menyebabkan uap air kembali membentuk titisan air. Seandainya suhu dinaikkan,
tekanan jenuh juga akan turut meningkat. Oleh karena itu kita dapat mendefenisikan
tekanan jenuh sebagai tekanan uap air diatas permukaan air mendidih dalam suatu
ketel tertutup tanpa udara.
Tekanan jenuh berubah menurut keadaan suhu yang menyebabkan air tersebut
mendidih. Oleh karena itu nilai tekanan jenuh senantiasa berubah. Misalnya, tekanan
jenuh pada 100°C ialah 101,3 kPa sedangkan tekanan jenuh pada suhu 60°C adalah
19,9 kPa. Nilai-nilai ini dapat dilihat pada tabel yang terdapat dalam buku yang ditulis
oleh Dossat (1981).
80
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa untuk mendidihkan air pada suhu
60°C kita perlu mengurangi tekanan dari 101,3 kPa menjadi 19,9 kPa seandainya air
itu pada mulanya mendidih pada suhu 100°C. Demikian juga untuk mendidihkan air
pada suhu 300C, tekanan maksimum yang dikenakan oleh uap air pada udara adalah
4,25 kPa, dengan sisanya 97,05 kPa adalah tekanan yang diberikan melalui
gabungan tekanan gas-gas lain yang membentuk atmosfir, terutama oksigen dan
nitrogen.
Kelembaban adalah suatu istilah yang berkenaan dengan kandungan air di
dalam udara. Udara dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air
yang dikandungnya tinggi, begitu juga sebaliknya. Secara matematis, kelembaban
dihubungkan sebagai rasio berat uap air di dalam suatu volume udara dibandingkan
dengan berat udara kering (udara tanpa uap air) di dalam volume yang sama.
Kwantitas panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air pada suhu dan
tekanan tertentu disebut kapasitas panas. Kapasitas panas air bertambah apabila
suhu dan tekanan berkurang. Kenyataan ini sesuai dengan hukum termodinamika.
81
Misalnya, panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan uap air pada suhu 100 0C dan
tekanan 101,3 kPa adalah 2256,9 kj/kg, sedangkan untuk menguapkan air pada
suhu 30°C dan tekanan 4,25 adalah 2431,0 kj/kg.
Keadaan suhu, tekanan dan kandungan uap air udara dikenal sebagai kualitas
udara. Setelah kualitas udara diketahui, barulah kita dapat mengkaji kemampuan
udara menguapkan air yang berada dalam suatu bahan, karena bahan yang akan
dikeringkan selalu berada di dalam udara berkualitas tertentu.
Pengalaman sehari-hari kita dapati bahwa sejumlah udara hanya mampu untuk
mengeringkan suatu bahan atau menguapkan air dari suatu bahan apabila bahan
tersebut tidak seratus persen lembab. Dengan kata lain, kemampuan udara untuk
menguapkan air dalam suatu bahan pada proses pengeringan akan maksimum
apabila udara tersebut kering dan nol apabila udara tersebut jenuh dengan uap air.
Pada keadaan biasa, udara tidak seratus persen kering atau lembab, sehingga udara
masih mampu melakukan proses pengeringan apabila bahan-bahan yang
mengandung air diletakkan di dalamnya.
Didalam laboratorium atau ruangan tertentu yang memerlukan pengontrolan
udara sering terdapat alat yang terdiri dari dua termometer yang diletakkan
bersebelahan. Pada salah satu termometer bola kaca yang menempati air raksa
dibalut dengan kain basah sedangkan bola kaca yang satunya lagi dibiarkan kering.
Alat ini dinamakan psikrometer, yaitu meter yang digunakan untuk mengukur
kelembaban udara.
Jika psikrometer ini berada pada udara jenuh, kedua termometer akan
memberikan bacaan yang sama. Hal ini disebabkan kedua bola kaca berada dalam
keadaan lembab yang sama, yaitu seratus persen lembab, tetapi seandainya udara
tersebut tidak seratus persen jenuh, sebahagian dari air yang membasahi kain bola
kaca pada termometer tersebut akan menguap, sehingga menyebabkan sebahagian
dari tenaga akan digunakan dalam proses penguapan ini. Akibatnya, suhu pada
termometer ini akan lebih rendah berbanding dengan bacaan suhu pada termometer
kering. Termometer diletakkan bersebelahan pada tekanan yang sama, oleh karena
itu hubungan antara kedua suhu akan memberikan nilai kelembaban udara yang
ditempatinya. Uap air dapat jenuh pada suhu dan tekanan yang berbeda, sehingga
pada tekanan yang lain kedua termometer pada psikrometer akan memberikan
bacaan yang berbeda pula.
82
Garis-garis lurus dari bahagian atas kurva titik embun yang menurun ke sumbu
suhu termometer kering adalah garis suhu tetap termometer basah.
Persilangan antara suhu termometer basah dengan termometer kering memberikan
nilai kualitas udara pada suatu kelembaban relatif dan kandungan uap aimya.
Garis lain yang lebih curam daripada garis bola basah tetap adalah garis entalpi
tetap , atau kandungan jumlah panas dalam udara yang diukur dalam unit panas per
berat udara kering.
Garis miring positif yang kelihatan agak menegak adalah garis yang
memberikan nilai volume spesifik udara leering, yaitu volume yang ditempati oleh
satu kilogram udara kering pada satu keadaan tertentu. Berdasarkan psikometri chart
kita dapat menentukan kualitas udara. Dengan kata lain, chart ini akan memberikan
semua nilai yang dimiliki oleh udara tersebut dengan hanya melihat dua termometer
tadi. Jika udara tersebut hendak digunakan pada proses pengeringan, chart ini dapat
digunakan untuk menghitung panas yang terlibat. Ringkasan dari pembacaan chart
dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
83
37. Rasio Kelembaban. Rasio kelembaban (W) merupakan berat atau massa air
yang terkadung dalam setiap kilogram udara kering. Rasio kelembaban ditentukan
dengan dasar 1 kg, seperti beberapa sifat (entalpi dan volume spesifik). Dalam
teknik pengkodisian udara, untuk menghitung perbandingan (rasio) kelembaban
dapat menggunakan persamaan gas ideal, serta mempunyau kalor spesifik yang
tetap. Udara dianggap gas ideal karena tekanan cukup tinggi dibandingkan dengan
suhu jenuhnya, dan uap air dianggap ideal karena tekanannya cukup rendah
dibandingkan dengan tekanan jenuhnya.
Kguap air
W=
Kgudara kering
38. Entalpi Campuran Udara Kering dan Uap Air. Entalpi campuran udara
kering dan uap air adalah jumlah dari entalpi udara kering dan entalpi uap air.
Harga entalpi selalu didasarkan pada bidang data (datum plane), dan harga entalpi
nol untuk udara kering dipilih pada 0oC. Harga entalpi nol untuk uap air berada pada
air jenuh bersuhu 0oC, yang bidang datanya sama dengan yang digunakan untuk
tabel-tabel uap (steam).
85
Dimana :
Cp : Kalor spesifik udara kering pada tekanan konstan (1 kJ/kg.K)
t : Suhu campuran udara-uap
hg : Entalpi uap air (steam) jenuh pada suhu campuran udara-uap (kJ/kg)
h : Uap lanjut- panas
Gambar 4.15. Garis suhu konstan menunjukan entalpi uap air panas-lanjut
mendekati harga entalpi uap jenuh pada suhu yang sama
Kalor spesifik (Cp) berubah antara 1,006 pada 0oC, hingga 1,009 pada 50oC. Entalpi
uap air hg diperuntukan bagi steam jenuh, tetapi uap air didalam campuran udara-
uap seolah-olah menjadi panas lanjut (superheated).
39. Thermometer Bola Basah. Untuk menentukan kualitas suatu udara dalam
proses pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan psikrometri chart.
Sebagai contoh, udara pada hari tertentu memberikan bacaan suhu termometer
kering 25°C dan termometer basah 20°C. Dengan menggunakan psikrometer chart,
dapat ditarik garis untuk kedua hargabacaan termometer, persilangan antara garis
suhu termometer basah dengan suhu termometer kering menunjukkan udara
tersebut mempunyai kelembaban relatif 63%. Kadar kelembabannya adalah 0,01255
kg uap air per kg udara kering. Tekanan parsial yang bersesuaian pada keadaan ini
adalah 2,10 kPa.
86
a. Jika tidak ada penambahan panas dari luar, udara yang dialirkan ke
permukaan basah akan menguapkan air pada permukaan basah tersebut,
bergantung pada jumlah panas yang dimilikinya.
Dengan demikian udara akan menambah kelembaban relatif udara dari 63%
hingga maksimum 100%. Pada psikometri chart, proses ini berlangsung di
sepanjang garis suhu termometer lembab 20°C. Berdasarkan chart ini nyatalah
kadar kelembaban akhir yang dicapai dalam proses tersebut adalah 0,01466.
Maka uap air yang diuapkan oleh udara adalah 0,01466 - 0,01255 = 0,0021 kg
uap air per kg udara kering.
Contoh di atas dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa secara teori
dengan sedikit penambahan panas pacta udara akan meningkatkan kemampuan
penguapan air pada suatu permukaan basah. Faktor yang menyebabkan analisis
contoh di atas tidak tepat adalah psikrometri chart standar yang diberikan, yang
dilukis berdasarkan nilai tekanan udara standar yaitu diambil pada tekanan atmosfir
standar 101,325 kPa, sedangkan dalam proses pengeringan suatu permukaan
basah syarat ini tidak selalu dipatuhi.
88
40. Evaluasi.
a. Jelaskan pengertian dan kegunaann psikrometri?
b. Jelaskan kegunaan dari grafik psikrometri?
c. Jelaskan yang dimaksud kelembaban udara?
d. Jelaskan apa yang dihasilkan dari pembacaan grafik psikrometri?
e. Jelaskan pengertian suhu bola basah dan suhu bola kering?
f. Jika dalam pengamatan diperoleh data bola basah 23 0 C, dan bola kering
260 C, hitung kelembaban yang terjadi.
89
BAB VI
41. Umum. Untuk menganalisa thermodinamika perlu dibuat seatu keadaan yang
bisa disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Sehingga akan didapatkan suatu
data yang akurat tentang perilaku thermodinamika tersebut. Suatu proses yang telah
memenuhi hukum I Thermodinamika, belum tentu dapat berlangsung. Diperlukan
suatu prinsip selain hukum I Thermodinamika untuk menyatakan bahwa suatu proses
dapat berlangsung, yang dikenal dengan hukum II Thermodinamika. Atau dengan
kata lain suatu proses dapat berlangsung jika memenuhi Hukum I dan II
Thermodinamika.
Kegunaan hukum II Thermodinamika tidak terbatas hanya pada
mengidenfikasi arah dari suatu proses, tetapi juga bisa untuk mengetahui kualitas
energi (Hukum I berhubungan dengan kuantitas energi dan perubahan bentuk
energi), menentukan batas teoritis unjuk kerja suatu sistem, dan memperkirakan
kelangsungan reaksi kimia (degree of completion of chemical reaction)
42. Analisis Volume Atur. Pada sebagian besar persoalan keteknikan pada
umumnya akan melibatkan aliran massa masuk dan keluar sistem, oleh karena itu
kondisi yang demikian sering dimodelkan sebagai kontrol volume.
Pemanas air, radiator mobil, turbin dan kompresor. Semuanya melibatkan aliran
massa dan harus dianalisa sebagai volume atur (sistem terbuka) sebagai pengganti
massa atur pada sistem tertutup. Batas dari sebuah volume atur disebut dengan
permukaan atur (control surface), dan hal tersebut dapat berupa batas riil maupun
imajiner. Kasus pada nosel misalnya, bagian dalam nosel merupakan batas riil
sedangkan bagian masuk dan keluar nosel merupakan b atas imajiner, karena pada
bagian ini tidak ada batas secara fisik.
90
Istilah steady dan seragam (uniform) akan digunakan secara luas pada bab ini, oleh
karena itu adalah sangat penting untuk mengetahui pengertiannya. Steady berarti
tidak berubah terhadap waktu, kebalikannya adalah unsteady atau transient.
Uniform mempunyai pengertian tidak berubah terhadap lokasi dalam region yang
ditentukan. Pembahasan lebih lanjut mengenai prinsip konservasi massa dan energi
pada volume atur akan dijelaskan di bawah ini.
b. Kecepatan Aliran Massa dan Volume (Mass dan Volume Flow Rates).
Jumlah massa yang mengalir melintasi sebuah seksi perunit waktu disebut
mass flow rate dan dinotasikan dengan 𝑚̇. Jika zat cair atau gas mengalir
masuk dan keluar sebuah volume atur melalui pipa atau saluran, massa yamg
masuk adalah proporsional terhadap luas permukaan A dari pipa atau saluran,
densitas dan kecepatan dari fluida. Mass flow rates melalui differensial dA
dapat dituliskan :
91
dṁ = ρ .Vn . dA
kg
ṁ = ∫ ρ Vn dA ( )
A s
m3
̇V = ∫ Vn dA = Vav . A ( )
A s
Sehingga
V̇
ṁ = ρ . V̇ =
v
Jika tidak ada massa yang masuk dan keluar volume atur, maka suku kedua
dan ketiga akan hilang, sehingga persamaan menjadi persamaan untuk sistem
tertutup.
Dalam volume atur seperti juga dalam sistem tertutup, dalam interaksinya
dimungkinkan bekerja lebih dari satu bentuk kerja pada waktu yang bersamaan.
Misalnya kerja listrik, kerja poros untuk sebuah sistem compressibel dan lain -
lain. Dan untuk sebuah volume atur yang diisolasi maka heat transfer adalah
nol.
92
Jika tekanan fluida P dan luas permukaan elemen permukaan adalah A maka
gaya yang bekerja pada elemen fluida
F = P.A
V2
e = u + ke + pe = u + + g.z (kJ⁄kg)
2
V2
θ = h+ ke + pe = h + ( ) + g.z (kJ⁄kg)
2
Profesor J. Kestin memulai pada tahun 1966 bahwa istilah θ disebut dengan
methalpy.
a. Tidak ada properti dalam volume atur yang berubah terhadap waktu,
seperti volume V, massa m dan total energi E.
b. Tidak ada properti pada batas volume atur yang berubah terhadap
waktu. Artinya tidak ada perubahan terhadap waktu properti pada inlet dan exit.
94
c. Interaksi panas dan kerja antara sistem aliran steadi dan lingkungan tidak
berubah terhadap waktu.
Atau
Untuk hampir semua peralatan keteknikan seperti nosel, difuser, turbin dan
kompresor umumnya hanya mempunyai satu aliran (hanya satu saluran masuk
dan keluar), sehingga :
ρ1 V 1 A 1 = ρ2 V 2 A 2
Dimana :
ρ : Densitas (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
V : Kecepatan aliran rata-rata (𝑚⁄𝑠)
A : Luas penampang (𝑚2 )
95
44. Proses Aliran Tidak Steady (Unsteady flow processes). Proses tidak stedi
atau proses transien adalah kebalikan dari proses stedi dimana properti dalam
volume atur berubah dengan waktu, interaksi panas dan kerja antara sistem aliran
steadi dan lingkungan juga berubah terhadap waktu.
Contoh yang paling tepat untuk menggambarkan sebuah proses aliran tidak stedi
adalah bejana/tangki pembuangan/pemasukan dari saluran suplai (the charging of
rigid vessel from supply line), yang berfungsi untuk memasukkan atau membuang
fluida dari sebuah bejana bertekanan.
Contoh lainnya adalah proses pemompaan ban/balon dan pressure cooker dan
lain-lain Perbedaan lain dari proses aliran stedi dan tidak stedi adalah untuk proses
aliran stedi umumnya tempat, ukuran dan bentuk yang tetap. Sedangkan untuk
proses aliran tidak stedi tidak selalu demikian, karena memungkinkan ada
pergeseran batas sistem/kerja akibat pergeseran batas sistem.
Contoh :
Sebuah bathtub, dimana massa didalam bathtub awalnya adalah m 1 = 150
kg, kemudian ada massa yang masuk sebesar m 2 50 kg, massa yang keluar
melalui drainase me = 30 kg,
99
mi - me = (m2 - m1 )bathtub
50 (kg)- 30 (kg) = m2 - 150 (kg)
m2 = 170 (kg)
Sehingga untuk proses aliran tidak stedi akan lebih mudah jika disederhanakan
dengan memodelkan sebagai suatu proses aliran seragam. Sebuah proses
aliran seragam adalah sebuah proses idealisasi untuk memudahkan dalam
sebuah analisa :
1) Pada waktu tertentu selama proses, state dari volume atur adalah
seragam. State dari VA bisa merubah terhadap waktu, tetapi harus
seragam.
Konsekuensinya, state dari massa yang keluar VA pada setiap saat
adalah sama dengan massa yang masuk VA. (Asumsi ini bertentangan
dengan asumsi aliran stedi yang state dari VA berubah terhadap lokasi
tetapi tidak berubah terhadap waktu.
2) Properti fluida mungkin berbeda dari satu inlet yang satu ke exit
yang lain. Tetapi aliran fluida pada inlet dan exit seragam dan stedi.
Meskipun proses stedi dan uniform merupakan sebuah idealisasi, tetapi
beberapa proses aktual dapat diperkirakan dengan alasan diatas dengan
hasil yang memuaskan. Mengenai derajad keakuratan dan derajad
kevalidan tergantung kepada asumsi yang dibuat.
46. Mesin Kalor (Heat Engines). Kerja dapat dikonversi langsung menjadi panas.
Contoh pengaduk air, kerja dapat kita berikan pada poros pengaduk sehingga
temperatur naik. Tetapi sebaliknya, jika kita memberikan panas pada air, maka poros
tidak akan berputar. Atau dengan kata lain, jika memberikan panas pada air, maka
tidak akan tercipta kerja (poros). Dari pengamatan di atas, konversi panas menjadi
kerja bisa dilakukan tetapi diperlukan sebuah alat yang dinamakan dengan mesin
kalor (heat engines).
47. Proses Ireversibel dan Reversibel. Salah satu kegunaan dari hukum
termodinamika kedua adalah untuk menentukan kemampuan maksimal teoritis dari
sistem. Dengan membandingkan kemampuan sebenarnya terhadap kemampuan
maksimal secara teoritis. Kita akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
untuk berbuat lebih baik. Kemampuan maksimal itu dinilai dalam bentuk proses-
proses yang idealisasi. Pada bagian ini, proses-proses ideal itu akan diperkenalkan
dan dibedakan dari proses-proses sebenarnya.
akan ada kemungkinan mengembalikan energi itu dari benda dingin ke benda
panas dengan tidak ada pengaruh terhadap kedua benda itu dan terhadap
lingkungannya. Kemungkinan itu ditolak oleh pernyataan clausius.
Disamping perpindahan panas secara spontan, proses-proses yang
menyangkut hal-hal spontanitas adalah ireversibel, seperti pengembangan gas
dan cairan. Banyak faktor-faktor yang membuat proses menjadi ireversibel.
Proses-proses ireversibel umumnya meliputi satu atau lebih dari hal-hal berikut
:
1) Perpindahan panas karena perbedaan temperatur terbatas.
2) Pengembangan bebas dari gas atau cairan ke temperatur lebih
rendah.
3) Reaksi kimia secara spontan.
4) Campuran zat secara spontan dengan komposisi berbeda dan
keadaan berbeda.
5) Gesekan.
6) Aliran listrik lewat suatu tahanan.
7) Deformasi tidak elastis.
Hukum termodinamika kedua dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa
proses yang menyangkut salah satu dari proses-proses diatas kenyataannya
adalah ireversibel.
Banyak juga alat-alat lain yang dapat di buat mendekati reversibel dengan
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi faktor-faktor yang membuat
ireversibel seperti permukaan yang diberi pelumas untuk mengurangi gesekan.
Meskipun proses reversibel tidak terjadi sebenarnya, sejumlah proses
reversibel yang mendekati dapat dibayangkan. Misalnya, goyangan sebuah bandul di
dalam ruangan kosong (hampa).
Gerakan bandul lebih mendekati reversibel karena gesekan pada porosnya
dikurangi. Dalam batas gesekan dihilangkan, keadaan bandul dan sekelilingnya akan
kembali dengan sempurna pada akhir setiap gerakan. Sesuai dengan definisi, proses
itu disebut reversibel.
48. Evaluasi.
a. Jelaskan prinsip-prinsip konservasi massa dan konservasi energi.
b. Sebuah bejana memiliki massa didalam bejana tersebut awalnya adalah
m1 = 175 kg, kemudian ada massa yang masuk sebesar m 2 = 50 kg, massa
yang keluar melalui drainase me = 45 kg, hitung massa akhir dari isi bejana
tersebut dan jelaskan proses apa yang sedang terjadi.
c. Jelaskan prinsip aliran massa rata-rata.
d. Jelaskan yang dimaksud aliran steady dan unsteady serta berikan contoh
aplikasinya.
e. Jelaskan effisiensi thermal dari sebuah mesin kalor.
f. Jelaskan proses-proses ireversibel dan reversibel dalam kehidupan
sehari-hari.
105
BAB VII
49. Umum. Hal yang paling umum terjadi dari suatu perubahan keadaan dalam
sistem tertutup adalah perubahan keadaan dimana panas masuk atau keluar dari
sistem dan tekanan, volume maupun temperatur berubah secara serentak. Hal
tersebut meliputi hubungan : P,V,T, Penentuan kerja (W) dan jumlah panas (Q).
P m.R P P1 P2
P.V = m.R.T = = Konstan =
T V T T1 T2
107
b. Kerja yang dilakukan sistem (W). Besarnya kerja yang dilakukan oleh
sistem selama proses berlangsung dalam proses isokhoris sebagai berikut :
W = ∫ P.dV
1
Karena dV = 0, maka W = 0
dQ - dW = dU (Energi dalam)
Karena dW = 0, maka
dQ = dU
Q2 T2
P2 .V P1 .V V
Q = m.Cv . ( - ) Q = m.Cv . (P -P )
m.R m.R m.R 2 1
V
Q = Cv . (P -P )
R 2 1
Jika 𝑅 = 𝐶𝑝 − 𝐶𝑣 maka :
Cv
Cv .V Cv
Q= (P -P ) Q= . V.(P2 -P1 )
Cp - Cv 2 1 Cp Cv
-
Cv Cv
1
Q= . V.(P2 -P1 )
Cp
-1
Cv
108
Cp
Jika K = maka :
Cv
1 V(P2 -P1 )
Q= . V(P2 -P1 ) Q=
K-1 K-1
R
𝐽
8314
𝑘𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝐶𝑎𝑙
1985
𝑘𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝐵𝑡𝑢
1985
𝑙𝑏 − 𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝐶𝐻𝑈
1985
𝑙𝑏 − 𝑚𝑜𝑙. 𝑅
𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓
2782
𝑙𝑏 − 𝑚𝑜𝑙. 𝐾
𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑓
1545
𝑙𝑏 − 𝑚𝑜𝑙. 𝑅
Contoh soal :
kJ
Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 2,20 dan berat molekul
kgo C
kg
16,04 . 8 kg dari gas itu dipanaskan dari temperatur 17 o C menjadi 187o C
kmol
didalam suatu tangki tertutup. (Volume dikondisikan konstan), maka tentukan kerja
yang dilakukan oleh gas, perpindahan panas, perubahan entalpi yang terjadi.
Jawab :
Diketahui :
kJ
Cp : 2,20 kgo C
kg
M : 16,04 kmol
m : 8 kg
T1 : 170 C
T2 : 1870 C
109
Ditanyakan:
a. Kerja yang dilakukan oleh gas (W)
b. Perpindahan panas (Q)
c. Perubahan entalpi (dh)
Jawab:
51. Proses Isobaris. Proses isobaris ialah proses yang terjadi dalam sistem pada
tekanan konstan. Gas didalam silinder dipanaskan, sedangkan pistonnya bebas
bergerak sehingga keadaan gas dalam silinder akan berubah dari keadaan awal ke
keadaan akhir, dimana volume dan temperatur bertambah sedangkan tekanan tetap.
V V1 V2
= Konstan, = , dst P 1 = P2
T T1 T2
V m.R V1 V2
= =
T P T1 T2
V2 V2
δW =P.dV,maka
111
T2 T2
Gambar 7.4. Diagram kerja yang dilakukan pada/oleh sistem proses isobaris
δQ - ∂W = ∂U (Energi dalam)
δQ = ∂W + ∂U
δQ = m.Cv .dT + P.dV
R = Cp - Cv Cp = Cv + R Q = m.Cp .(T2 - T1 )
P.V2 P.V1 P
Q = m.Cp . ( - ) Q= m.Cp . (V -V )
m.R m.R m.R 2 1
Cp
Cp .P Cv
Q= (V -V ) Q= . P(V2 -V1 )
Cp - Cv 2 1 Cp Cv
-
Cv Cv
112
K
Q= . P(V2 -V1 )
K-1
Contoh soal.
1. Tentukan panas yang dibutuhkan untuk memanaskan sejumlah udara pada
tekanan konstan 4.105 Pa. Sehinggga volumenya mengembang dari 200 liter
menjadi 400 liter, faktor K = 1,4.
Jawab :
K
Q= . P(V2 -V1 )
K-1
1,4
Q= . 4.105 (Pa).(0,4-0,2)(m3 ) = 280 (kJ)
1,4 - 1
kJ
2. Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 2,20 , , berat molekul
kgo C
kg
16,04 , 5 kg udara dengan tekanan 3.105 Pa, temperatur awal 150C dipanaskan
kmol
Jawaban :
m : 5 kg
T1 : 150C
T2 : 250C
Ditanyakan :
a. Kerja yang dilakukan (W)
b. Perpindahan energi panas (Q)
c. Perubahan entalpi
113
Jawab :
a. Kerja yang dilakukan (W)
W = m.R (T2 - T1 )
kJ
Ro 8,314 ( )
R= = kmol.o C = 0,518 ( kJ )
m
16,04 (
kg
) kg.o C
kmol
kJ
W = 5.(kg).0,518 (kgoC) . (25o - 15o )(C) = 259 (kJ)
c. Perubahan entalpi
kJ
H2 -H1 = m.Cp .(T2 - T1 )=5 (kg).2,20 ( o ) .(25o - 15o )(C) = 110 (kJ)
kg C
52. Proses Isotermis. Proses isotermis adalah proses yang berlangsung pada
temperatur konstan. Gas di dalam silinder ditekan dengan menekan pistonnya,
maka keadaan gas akan berubah dari keadaan 1 ke keadan 2 dimana keadaannya
naik, volumenya mengecil, sedangkan selama proses temperaturnya dijaga konstan
dengan mendinginkan silinder.
P1 .V1 = P2 .V2
P.V = konstan
δW = P.dV
P.V = m.R.T
W2 V2
m.R.T.dV
∫ P = ∫
V
W1 V1
V2
W = m.R.T. ln
V1
P1 .V1 - P2 .V2
W=
K-1
V2
Q =W = m.R.T. ln
V1
Contoh soal:
1. 4 kg CO2 dikompresikan dengan temperatur 600C sampai volumenya menjadi
setengah kali volume mula-mula. Hitung kerja yang dilakukan.
Jawab:
Diketahui CO2
m : 4 kg
T1 : 600C
V2 : ½ V1
115
Ditanya:
Kerja yang dilakukan (W)
Jawab:
kg
Masa gas CO2 (12 +2(16)) sebesar 44 (kmol)
1 V2 1
V2 = V1 sehingga =
2 V1 2
kJ
R0 8,314 ( ) kJ
kmol.K
RCO2 = = = 0,1889545 ( )
MCO 2 kg kg.K
44 ( )
kmol.K
V2
W = m.R.T. ln
V1
kJ 1
W = 4 (kg).0,1889545 ( ) .(60 + 273)(K). ln ( ) = -174,425 (kJ)
kg.K 2
Jawaban:
Diketahui udara (adiabatis)
m = 2 kg
P1 = 1 Bar = 1.105 Pa
T1 = 290 K
P2 = 6 Bar = 6.105 Pa
Ditanyakan:
a. Volume mula-mula (V1)
b. Perubahan energi dalam udara tersebut (dU)
c. Kerja yang dilakukan (W)
d. Besarnya panas yang dipindah (Q)
116
Jawab :
a. Volume mula-mula (V1)
menggunakan persamaan gas ideal
P.V = m.R.T m.R.T
V1 =
P1
kJ
2 (kg).0,287 ( ) .290 (K)
kg.K
V1 = 5
= 1,6645 (m3 )
1.10 (Pa)
U2 - U1 = m.Cu (∆T)= 0
V2
W = m.R.T.ln ( )
V1
m.R.T
V2 = PV = Konstan
P2
P1 V1 = P2 V2 P1 V 1
V2 =
P2
1.105 (Pa).1,6645 (m3 )
V2 = 5
= 0,277 (m3 )
6.10 (Pa)
kJ 0,277 (𝑚3 )
W= 2 (kg).0,287 ( ) .290 (K).ln ( )
kg.K 1,6645 (𝑚3 )
W = 166,46.(-1,794) kJ=-298,63 kJ
Q =W = -298,63 kJ
117
53. Proses Adiabatis. Proses adiabatis adalah proses dimana selama proses
berlangsung, tidak ada panas yang masuk dan keluar dari sistem. Contoh gas dalam
sebuah silinder ditekan dengan tekanan cepat sehingga gas berubah dari keadaan 1
ke keadaan 2, dimana volumenya mengecil dan tekanan beserta temperatur naik,
tapi karena proses berlangsung begitu cepatnya, dianggap tidak ada panas yang
masuk/keluar.
∂W = P.dV
P.VK = C = P1 .V1 K
P1 V1 – P2 V2
W=
K-1
c. Panas yang masuk/keluar (Q). Besarnya panas yang masuk atau keluar
sistem sistem selama proses berlangsung dalam proses isobaris sebagai
berikut:
δQ = 0
Q=0
(tidak ada panas yang masuk ataupun keluar)
Contoh:
1. Bila 400 gram udara dikompresikan secara adiabatis dari tekanan 1 atm dan
temperatur 300 C sehingga volumenya menjadi 1/15 kali volume mula-mula.
Tentukan tekanan akhir, temperatur akhir, kerja yang dilakukan.
Jawaban:
Diketahui udara (adiabatis)
m = 400 gr
P1 = 1 Atm
T1 = 30oC
V2 = 1/15 V1
Ditanyakan:
a. Tekanan akhir (P2)
b. Temperatur akhir (T2)
c. Kerja yang dilakukan (W)
119
Jawab :
V1 k-1
T2 = T1 . ( k-1 )
V2
V1 k-1
T2 = T1 . ( )
V2
Jawab :
Diket udara/Adiabatis sebagai berikut:
m : 2 kg
T1 : 300 C
P1 : 1 Bar
P2 : 10 Bar
K : 1,4
Ditanya :
Kerja kompresi (W)
121
Jawab :
P1 V1 - P2 V2
W= sesuaidengan persamaan gas ideal
K-1
P.V= m.R.T
P1 V1 = m.R.T1 P2 V2 = m.R.T2
Sehingga
m.R.T1 – m.R.T2 m.R.(T1 -T2 )
W= W=
K-1 K-1
Dengan Hukum Poison III
1-K 1-K 1-K
( ) ( ) ( )
T 1 P1 K = T 2 P2 K P1 K
T2 = T1 ( )
P2
1 - 1,4
( )
1 (Bar) 1,4
T2 = 303 (K) ( )
10 (Bar)
T2 = 585 (K)
m.R.(T1 -T2 )
W=
K-1
J
2 kg.287 (kg.K) (303-585)(K)
W= = -404,67 kJ
1,4-1
54. Proses Politropis. Adalah proses yang berlangsung pada panas jenis
konstan. Contoh aplikasinya adalah mesin-mesin panas, kompresor. Bentuk dan sifat
proses politropis ditentukan oleh exponen politropisnya (n), yang nilainya 0 sampai ∞
Cn - Cp
=n
Cn - Cp
n
P.V = Konstan, Hukum Poison I
T.Vn-1 = Konstan, Hukum Poison II
1-n
T.P( n ) = Konstan, Hukum Poison III
δW = P.dV P.Vn = C
P1 V1 – P2 V2
W=
K-1
c. Panas yang masuk/keluar (Q). Besarnya panas yang masuk atau keluar
sistem sistem selama proses berlangsung dalam proses isobaris sebagai
berikut:
123
Contoh soal:
1. 5 kg udara dari 100 C dan tekanan 1 atm dikompresikan secara politropis
sehingga tekanannya menjadi 30 atm. Bila faktor exponen adiabatis K = 1,4 dan
faktor exponen politropis n = 1,2. Tentukan temperatur akhir, volume mula-mula,
volume akhir, kerja yang dilakukan dan panas yang dipindahkan.
Jawab :
Diketahui udara (politropis) sebagai berikut:
m : 5 kg
T1 : 100 C
P1 : 1 Atm
P2 : 30 Atm
K : 1,4
n : 1,25
Ditanya:
a. Temperatur akhir (T2)
b. Volume mula-mula (V1)
c. Volume akhir (V2)
d. Kerja yang dilakukan (W)
e. Panas yang dipindahkan (Q)
Jawab:
a. Temperatur akhir (T2)
1-n 1-n 1-n
( ) ( ) ( )
T.P n = Konstan T 1 P1 n = T 2 P2 n
124
1-n 1-1,25
( ) ( )
P1 n 1 1,25
T2 = T1 ( ) T2 =283. ( ) = 558,7 K
P2 30
2. Udara pada 300 C dan 1 bar dikompresikan secara politropis dan dapat dibalik
dari 5 m3 menjadi 1 m3. Tentukan temperatur akhir, tekanan akhir, kerja yang
dilakukan, dan panas yang dipindahkan, jika faktor n adalah 1, 1,4 dan 0,9. Bila
diasumsikan bahwa Cp = 1,005 kJ/kgK, Cv = 0,718 kJ/kgK dan faktor K=1,4
125
Jawab:
Diketahui udara sebagai berikut:
T1 : 300 C
P1 : 1 bar (1,0132.105 N/m2)
V1 : 5 m 3
V2 : 1 m 3
n : 1, 1,4 dan 0,9
Cp : 1,0005 kj/kgK
Cv : 0,718 kj/kgK
K : 1,4
Ditanya :
a. Temperatur akhir (T2)
b. Tekanan akhir (P2)
c Kerja yang dilakukan (W)
d. Panas yang dipindahkan (Q)
Jawab :
a. Untuk n = 1 (isothermis)
1) Temperatur akhir (T2)
0
T2 = T1 = 30 C = 303 K
= -8,3047.105 J = -830,47 kJ
55. Evaluasi.
kJ
a. Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 2,14 kgoC dan berat
kg
molekul 16,04 . 7,5 kg dari gas itu dipanaskan dari temperatur ruang
kmol
maka tentukan kerja yang dilakukan oleh gas, perpindahan panas dan
perubahan entalpi yang terjadi.
b. Tentukan panas yang dibutuhkan untuk memanaskan sejumlah udara
pada tekanan konstan 5.105 Pa. Volume awal gas tersebut 20 dm 3 dan terbaca
dalam alat ukur sebesar 4. 10-1 m3, jika faktor K = 1,55.
kJ
c. Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 2,85 , , berat
kgo C
kg
molekul 16,04 , 4,977 kg udara dengan tekanan 3.105 Pa, temperatur awal
kmol
i. Udara pada 350 C dan 1 bar dikompresikan secara politropis dan dapat
dibalik dari 5987 dm3 menjadi 1 m3. Tentukan temperatur akhir, tekanan akhir,
kerja yang dilakukan, dan panas yang dipindahkan, jika faktor n adalah 1, 1,4
129
dan 0,9. Bila diasumsikan bahwa Cp = 1,005 kJ/kgK, Cv = 0,717 kJ/kgK dan
faktor K=1,4
𝑘𝐽
j. Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 3,14 𝑘𝑔𝑜 𝐶 dan berat
𝑘𝑔
molekul 16,04 . 6,5 kg dari gas itu dipanaskan dari temperatur ruang
𝑘𝑚𝑜𝑙
BAB VIII
57. Konsep Dasar Siklus Daya Gas. Sebagian besar perangkat produksi
beroperasi dengan siklus daya gas, serta mempelajari siklus daya gas adalah bagian
yang menarik dan penting dari termodinamika. Siklus yang sebenarnya sulit untuk
dianalisis karena beberapa efek, seperti gesekan, dan tidak adanya cukup waktu
untuk mengkondisikan keadaan selama siklus.
a. Siklus Aktual Dan Ideal. Untuk membuat analisis dari siklus yang sesuai,
kita harus menjaga beberapa keadaann dan idealisasi. Siklus aktual adalah
terdiri dari semua proses internal irreversibilitas dan hubungan yang sangat
komplek, serta berakhir dengan siklus yang menyerupai siklus yang
sebenarnya tetapi terdiri sepenuhnya dari proses internal reversibel. Siklus
tersebut disebut siklus yang ideal.
Siklus yang dipelajari adalah siklus ideal dimana analisisnya berlaku juga pada
siklus aktual.
b. Efisiensi Thermal. Efisiensi thermal dari siklus Otto, siklus ideal untuk
motor dengan sistem pengapian dengan meningkatkan perbandingan kompresi,
131
hal ini juga berlaku untuk siklus aktual pada mesin yang sebenarnya. Mesin
panas dibuat untuk mengkonversi energi panas yang diubah menjadi kerja, dan
besarnya kerja dari sebuah mesin panas dinyatakan sebagai efisiensi termal,
merupakan rasio dari usaha bersih yang dihasilkan oleh mesin dan total panas
yang masuk ke sistem.
Wnet wnet
ηth = atau ηth =
Qin qin
c. Diagram P-V dan T-s. Diagram P-V dan T-s memberi gambaran bahwa
daerah yang tertutup oleh garis merukan daerah kerja yang dilakukan oleh
sistem.
Diagram T-s sebagai alat bantu visual untuk analisis siklus daya yang
ideal. Sebuah siklus daya ideal tidak melibatkan irreversibilitas internal,
sehingga salah satu efeknya untuk mengubah entropi fluida kerja selama
proses adalah transfer panas. Pada diagram T-s, proses penambahan panas
berlangsung dengan tujuan meningkatkan entropi, sebuah proses isentropik
(internal reversibel, adiabatis) yang tidak menerima panas dan terjadi
penurunan entropi. Proses berlangsung pada entropi konstan.
T-s merupakan perbandingan daerah tertutup pada kurva siklik dengan daerah
di bawah kurva proses panas. Selain mewakili efisiensi termal dari siklus,
modifikasi yang meningkatkan rasio dari kedua daerah juga akan meningkatkan
efisiensi termal dari siklus. Meskipun fluida kerja dalam siklus daya yang ideal
beroperasi pada kurva tertutup, jenis proses individual yang terdiri dari siklus
tergantung pada perangkat itu sendiri yang digunakan untuk menghilangkan
siklus.
Siklus Rankine adalah siklus yang ideal untuk pembangkit tenaga uap, fluida
kerja mengalir melalui serangkaian peralatan pengkondisian aliran seperti turbin dan
kondensor. Siklus Otto, yang merupakan siklus ideal untuk mesin penyalaan busi,
fluida kerja secara bergantian diperluas dan dikompresi dalam silinder piston. Oleh
karena itu, persamaan yang berkaitan dengan sistem aliran tunak harus digunakan
dalam analisis siklus Rankine, dan persamaan yang berkaitan untuk sistem tertutup
harus digunakan dalam analisis siklus Otto.
P.V = m.R.T
kJ
Cp = 0,716 ( )
Kg.K
kJ
Cv = 1 ( )
Kg.K
Pada mesin dua langkah, yang biasanya banyak digunakan pada mesin kecil,
langkah hisap, kompresi, ekspansi (kerja) dan buang dilakukan pada satu
putaran poros engkol.
137
59. Evaluasi.
a. Jelaskan siklus ideal dan aktual pada siklus daya gas.
b. Sebutkan dan jelaskan asumsi-asumsi siklus udara standart.
c. Jelaskan cara kerja motor bakar.
d. Jelaskan karakterikstik motor torak.
139
BAB IX
SIKLUS OTO
60. Umum. Siklus Otto adalah idealisasi dari siklus yang digunakan pada motor-
motor bakar yang memakai busi. Siklus udara standar Otto merupakan siklus ideal
yang mengasumsikan penambahan kalor terjadi secara spontan pada kedudukan
piston di TMA. Siklus Otto diperlihatkan pada gambar dibawah dan ditunjukkan oleh
diagram p - v dan T - s. Siklus terdiri dari 4 proses reversibel internal yang
berurutan.
61. Proses-proses pada siklus Otto. Proses-proses yang terjadi pada siklus
Otto sebagai berikut :
P m.R P
P.V = m.R.T = = Konstan
T V T
P2 P3 P3
= T3 = T2 . ( )
T2 T3 P2
Siklus standar udara Otto terdiri dari proses reversibel, maka luas daerah pada
diagram T - s dan p-v masing-masing bisa dinterpretasikan sebagai kalor dan kerja.
62. Effisiensi termis. Effisiensi termis dari siklus baku udara otto sebagai berikut:
V1 k-1 T2 V1 k-1
T2 = T1 . ( ) =( )
V2 T 1 V2
V4 k-1 T3 V4 k-1
T3 = T4 . ( ) = ( )
V3 T4 V3
T2 T3 T4 T3 T4 T1 T3 T2
= -1= -1 - = -
T1 T4 T1 T2 T1 T1 T2 T2
T4 - T1 T3 -T2 T4 - T1 T1 T4
= = =
T1 T2 T3 - T2 T2 T3
T 4 - T1 T1
ηotto =1- ηotto =1-
T 3 - T2 T2
T4 1
ηotto =1- ηotto =1-
T3 rk-1
v
Gambar 9.4. Hubungan antara Rasio Kompresi dan Efisiensi Pada Motor Otto
144
63. Tekanan Efektif Rata-rata. Selain effisiensi termis, parameter yang digunakan
untuk menerangkan unjuk kerja mesin bolak-balik adalah mean effective pressure
(MEP) atau tekanan efektif rata-rata. Tekanan efektif rata-rata (TER) adalah tekanan
konstan teoritis yang apabila terjadi pada piston selama langkah kerja, akan
menghasilkan kerja bersih yang sama besarnya dengan kerja yang dihasilkan satu
siklus
Gambar 9.4. Grafik Hubungan Antara Tekanan Efektif Rata-rata (TER) dengan
Volume Silinder
145
Vl = V1 - V2 V2 = V3 = Vc
Vc =C.Vl rv = Vl +Vc V1 Vl + Vc
rv = =
V2 Vc
Vl +C.Vl 1+c
rv = =
C.Vl C
Contoh :
Sebuah siklus otto, mengkompresikan sejumlah udara dengan tekanan 1 atm dan
250C. Perbandingan kompresi 7 dan tekanan akhir pemasukan panas (pembakaran)
sebesar 18 Atm, k= 1,4. Tentukan temperatur dan tekanan akhir langkah kompresi,
temperatur pemasukan panas, temperatur dan tekanan akhir langkah ekspansi dan
efisiensi termis siklus dari otto tersebut.
Jawab :
Diketahui:
Udara dikompresi
T1 : 250C
P1 : 1 Atm
P3 : 18 Atm
V1
rv = :7
V2
K : 1,4
146
Ditanyakan :
a) Temperatur akhir kompresi (T2) dan tekanan akhir kompresi (P2)
b) Temperatur akhir pemasukan panas (T3)
c) Temperatur akhir langkah ekspansi (T4) dan tekanan akhir langkah
ekspansi (P4).
d) Effisiensi otto (ηotto)
Jawab :
a) Temperatur akhir kompresi (T2) dan tekanan akhir kompresi (P2)
1) Berdasarkan hukum poisson II :
T.Vk-1 = C T1 .V1 k-1 = T2 .V2 k-1
V1 k-1
T2 = T1 . ( ) T2 = 298(K).(7)1,4-1
V2
T2 = 649,02 (K)= 649 (K)
64. Evaluasi.
a. Jelaskan proses thermodinamik pada siklus otto.
b. Sebuah siklus otto, mengkompresikan sejumlah udara dengan tekanan 1
Kg/cm2 dan 800 F. Perbandingan kompresi 8 dan tekanan akhir pemasukan
panas (pembakaran) sebesar 18 Atm, k= 1,35.
Hitung:
1) Temperatur dan tekanan akhir langkah kompresi.
2) Temperatur pemasukan panas.
3) Temperatur dan tekanan akhir langkah ekspansi.
4) Efisiensi termis siklus dari otto tersebut.
148
BAB X
SIKLUS DIESEL
65. Umum. Siklus diesel adalah idealisasi dari mesin dengan pengapian kompresi
(compression igbitions engine). Cara lain untuk menyalakan proses pembakaran
pada motor bakar torak dengan menaikkan temperatur akhir kompresi diatas
temperatur pembakaran, sehingga bahan bakar dapat terbakar atau menyala dengan
sepontan tanpa adanya sumber pengapian dari luar seperti otto. Siklus ideal dengan
mengasumsikan penambahan kalor terjadi selama proses tekanan konstan yang
dimulai ketika piston berada pada TMA. Siklus Diesel diperlihatkan pada diagram p -
v dan T - s. Siklus terdiri dari empat proses reversibel.
66. Proses-proses siklus diesel. Proses yang terjadi pada siklus diesel sebagai
berikut:
V V2 V3
=C =
T T2 T3
V3 V
T3 = T2 . ( ) rc = ( 3 )
V2 V 2
maka :
(T1 .rc k - T1 )
ηdiesel = 1-
k.(T1 .rv k-1 .rc - T1 .rv k-1 )
T1 (rc k - 1)
ηdiesel = 1-
k.T1 .rv k-1 .(rc -1)
1 rc -1
ηdiesel = 1- .[ ]
(rv k-1 ) k(rc -1)
68. Perbandingan antara otto dan diesel. Perbandingan antara otto dan diesel
menunjukan bahwa:
a. Untuk perbandingan kompresi yang sama memiliki efisiensi siklus baku
rc -1
diesel lebih rendah dari efisiensi siklus otto, karena nilai selalu lebih besar
k(rc -1)
dari 1.
b. Bila rc =1 maka effisiensi siklus baku udara diesel sama dengan otto
c. Semakin besar perbandingan pancung (rc) akan semakin rendah efisiensi
baku diesel tersebut.
Contoh soal:
Sebuah siklus baku diesel, mengkompresikan sejumlah udara dengan temperatur
dan tekanan ruang, jika perbandingan kompresi siklus baku diesel tersebut 12,
dengan perbandingan pancung 2, dan perbandingan panas jenis 1,4, maka hitunglah
temperatur dan takanan akhir kompresi, temperatur akhir pemasukan panas,
temperatur dan tekanan akhir langkah ekspansi serta effisiensi termis siklus baku
disesel tersebut.
Jawab:
153
Diketahui :
T1 : 270C
P1 : 1 Atm
V1
rv = : 12
V2
V3
rc = :2
V2
K : 1,4
Ditanyakan :
a) Temperatur akhir kompresi (T2) dan tekanan akhir kompresi (P2)
b) Temperatur akhir pemasukan panas (T3)
c) Temperatur akhir langkah ekspansi (T4) dan tekanan akhir langkah
ekspansi (P4).
d) Effisiensi diesel (ηd)
Jawab :
a) Temperatur akhir kompresi (T2) dan tekanan akhir kompresi (P2)
1) Berdasarkan hukum poisson II :
T.Vk-1 =C T1 .V1 k-1 =T2 .V2 k-1
V1 k-1
T2 = T1 . ( ) T2 = 300(K).(12)1,4-1
V2
T2 = 810,58 (K)= 811 (K)
69. Evaluasi.
a. Jelaskan langkah-langkah atau proses thermodianmika pada silkus motor
diesel.
b. Sebuah siklus baku diesel, mengkompresikan sejumlah udara dengan
temperatur dan tekanan ruang, jika perbandingan kompresi siklus baku diesel
tersebut 13,25, dengan perbandingan pancung 2,5, dan perbandingan panas
jenis 1,3.
Hitunglah:
1) Temperatur dan takanan akhir kompresi
2) Temperatur akhir pemasukan panas
3) Temperatur dan tekanan akhir langkah ekspansi
4) Effisiensi termis siklus baku disesel tersebut.
156
BAB XI
SIKLUS DUAL
70. Umum. Siklus secara teoritis yang lebih mendekati perilaku mesin mesin
dengan pengapian kompresi modern adalah siklus dual. Siklus ini merupakan
gabungan dari siklus otto dan siklus diesel. Siklus ini terjadi pemasukan panas dua
kali.
71. Proses-proses pada siklus dual. Proses yang terjadi pada siklus dual sebagai
berikut:
a. Proses 1-2 (kompresi). Proses 1-2 adalah kompresi isentropik. Proses
pada siklus dual merupakan proses adiabatis, sesuai dengan hukum poison II
maka :
V1 k-1
T2 = T1 . ( ) T2 = T1 . (rv )k-1
V2
157
P
P.V = m.R.T =C
T
P2 P3 P3
= T3 = T2 ( )
T2 T3 P2
P3
= disebut perbandingan tekanan (rp )
P2
T3 = T2 . rp T3 = T1 . (rv )k-1 . rp
V
P.V = m.R.T =C
T
V3 V4 V4
= T4 = T3 ( )
T3 T4 V3
V4
= disebut perbandingan volume (rv )
V3
T4 = T3 . rv T4 = T1 . (rv )k-1 . rp . rv
Proses pemasukan panas terjadi pada proses 2-3 dan 3-4 sehingga besarnya
pemasukan panas (Qm) sebagai berikut :
d. Proses 4-5 (kerja). Proses 4-5 adalah langkah kerja isentropik. Proses
pada siklus dual merupakan proses ekspansi adiabatis, sehingga :
V4 k-1
T5 = T4 . ( )
V5
V4 V4 V3 V4 V5 V4 V2 rc
Dimana : = . = . = . =
V5 V5 V3 V3 V3 V3 V1 rv
rc k-1 rc k-1
T5 = T4 . ( ) T5 = T1 . (rv )k-1 . rp . rv . ( )
rv rv
T5 = T1 . rp .rc k
e. Proses 5-1 (buang). Proses 5-1 adalah siklus diselesaikan proses berupa
proses pelepasan kalor. Proses pengeluaran panas terjadi pada prose 5-1
sehingga besarnya pengeluaran panas (Qk) sebagai berikut :
Qk = m. Cv (T5 - T1 )
f. Kerja (W). Kerja bersih (W) yang sama dengan panas bersih sebagai
berikut:
72. Effisiensi Siklus Dual. Besarnya effisiensi siklus dual sebagai berikut:
(T5 - T1 )
ηdual = 1-
(T3 - T2 )+ k.(T4 - T3 )
r k-1
[T1 . (rv )k-1 . rp . rv . (rc ) - T1 ]
v
ηdual = 1-
[T1 . (rv ) . rp - T1 . (rv ) ]+ k.[T1 . (rv )k-1 . rp . rv - T1 . (rv )k-1 . rp ]
k-1 k-1
1 rp .rc k -1
ηdual = 1- [ ]
rv k-1 k.rp (rc -1)+ rp -1
Catatan :
Bila rp = 1 ηdual = ηdiesel
Bila rc = 1 ηdual = ηOtto
Untuk perbandingan kompresi dan panas masuk yang sama, dari ketiga siklus
efisiensi tertinggi adalah siklus Otto, kemudian siklus Dual dan akhirnya siklus diesel.
Inilah alasan utama mengapa mesin-mesin denga pengapian kompresi modern
direncanakan untuk bekerja lebih mendekati siklus Otto atau Dual.
160
Contoh.
Sebuah siklus baku dual mengkompresikan 1 kg udara dari 1 bar dan 55 0C. Perban-
dingan kompresi (rv) 11, perbandingan tekanan (rp) 1,5 dan perbandingan pancung
(rc) = 1,6, nilai K = 1,4, Cp = 1 kJ/kg K dan Cv = 0,716 kJ/kg K. Hitung prosentase
clrearence, tekanan, volume dan temperatur setiap titik pada siklus, panas masuk,
panas keluar, kerja yang dilakukan, efisiensi termis dan tekanan rata-rata.
Jawab:
Diketahui:
Sebuah siklus dual (udara):
𝑚 : 1 kg
𝑃1 : 1 Bar (105 pa)
𝑇1 : 550C (328 K)
V5
rv = : 11
V3
P3
rp = : 1,5
P2
V4
rc = : 1,6
V3
K : 1,4
Cp : 1 kJ/kg.K
Cv : 0,716 kJ/kg.K
161
Ditanyakan :
a) Prosentase clrearence (C)
b) Tekanan (P), Volume (V) dan Temperatur (T) setiap titik pada siklus
c) Panas masuk (Qm)
d) Panas keluar (Qk)
e) Kerja yang dilakukan (W)
f) Efisiensi termis (ηdual)
g) Tekanan rata-rata (TER)
Jawab :
a) Prosentase clrearence (C)
C+1
rv =
c
C+1
11= 11.c = C+1
c
10.c = 1
1
c= . 100% = 10%
10
b) Tekanan (P), Volume (V) dan Temperatur (T) setiap titik pada siklus
1) Keadaan I
P1 = 1 Bar (105 Pa) T1 = 328 K
m.R1 .T1
P1 .V1 = m.R1 .T1 V1 =
P1
kJ
1 (kg).(1-0,716) ( ) .328(K)
kg.K
V1 =
105 (Pa)
kNm
1 (kg).(1-0,716) ( ) .328(K)
kg.K
V1 =
kN
105 ( 2 )
m
V1 = 0,9315 (m3 )
162
V1 V1
rv = V2 =
V2 rv
0,9315
V2 = =0,0847 (m3 )
11
2) Keadaan II
Hukum Poison I
P.Vk =C P1 .V1 k =P2 .V2 k
P1 .V1 k
P2 =
V2 k
P2 =1 (Bar).(11)1,4 =28,7 (Bar)
Hukum Poison II
T.Vk-1 =C T1 .V1 k-1 =T2 .V2 k-1
V1 k-1
T2 = T1 . ( )
V2
T2 = 328 (K).(11)1,4-1
T2 = 328 (K).(11)0,4 =856 K
3) Keadaan III
P3
rp = P3 = rp .P2
P2
P3 = 1,5 . 28,7 (Bar)= 43,05 (Bar)
V3 = V2 =0,0847 (m3 )
P
P.V = m.R.T = C (Isochoris)
T
P2
T3 = T2 . ( )
P3
T3 = 856 (K).1,5 = 1284 (K)
163
4) Keadaan IV
P4 = P3 = 43,05 (Bar)
V4
rv = V4 = rv .V3
V3
V4 = 1,6 . 0,0847 (m3 ) = 0,1355 (m3 )
V
P.V = m.R.T = C (Isobaris)
T
V3 V 4
=
T3 T4
V4
T4 = T3 ( )
V3
T4 = 1284 (K).1,6 = 2058,4 K
5) Keadaan V.
V5 = V1 = 0,9315 (m3 )
Poison I
P.Vk = C P4 .V4 k = P5 .V5 k
V4 k rc k
P5 = P4 ( ) P5 = P 4 ( )
V5 rv
1,6 1,4
P5 = 43,05 (Bar) ( ) = 2,9 (Bar)
11
Poison II
T.Vk-1 = C T4 .V4 k-1 = T5 .V5 k-1
V4 k-1 rc k-1
T5 = T4 ( ) T5 = T4 ( )
V5 rv
1,6 1,4
T5 = 2054,4(K) ( ) = 950 K
11
164
J
Catatan Pa= m3
165
73. Evaluasi.
a. Jelaskan proses-proses siklus dual.
b. Jelaskan mengapa dikatakan siklus dual.
c. Sebuah siklus baku dual mengkompresikan 0,9 kg udara dari 1 bar dan
570C. Perbandingan kompresi (rv) 12, perbandingan tekanan (rp) 1,45 dan
perbandingan pancung (rc) = 1,7, nilai K = 1,4, Cp = 1 kJ/kg K dan Cv = 0,716
kJ/kg K.
Hitung:
1) Prosentase clrearence, tekanan, volume dan temperatur setiap titik
pada siklus.
2) panas masuk
3) Panas keluar
4) Kerja yang dilakukan
5) Efisiensi termis
6) Tekanan rata-rata.
166
BAB XII
SIKLUS CARNOT
74. Umum. Siklus carnot digolongkan sebagai siklus reversibel. Fluida kerjanya
menerima panas pada suatu temperatur dan mengeluarkannya pada temperatur lain.
Siklus Carnot ini terdiri dari 2 proses isotermis dan 2 proses adiabatic reversibel.
Diagram P – V Diagram T – s
V
Kerja yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan ∫V 2 P.dV. Hukum
1
pengembangan adalah P = konstan dan panas yang diserap oleh sistem diberikan
oleh QH pada temperatur TH. Sekarang kepala silinder yang juga dapat berfungsi
sebagai isolator panas, disekat dengan baik. Gas dalam silinder mengembang ke
keadaan 3, mengikuti proses adiabatic reversibel.
Temperatur turun menjadi T3 (= Tc), temperatur reservoar dingin dan tidak ada
pertukaran panas antara sistem dengan sekelilingnya, tetapi kerja dilakukan oleh
V
sistem yang dinyatakan dengan ∫V 3 P.dV. Hukum ekspansinya PVk = konstan
2
kepala silinder diberi isolator lagi dan gas dikompresikan secara adiabatis ke
keadaan 1 dengan tidak ada pertukaran panas.
168
75. Prinsip Carnot. Ada beberapa konsep yang dapat diturunkan sebagai akibat
dari hukum termodinamika kedua. Akibat pertama yang dibicarakan disini disebut
prinsip Carnot yang berbunyi “Tidak ada mesin yang bekerja antara dua reservoar
dapat mempunyai efesiensi yang lebih besar dari mesin Carnot yang bekerja
antara dua reservoar yang sama”
Menyatakan sebuah mesin yang bekerja tidak menurut siklus Carnot. Selanjutnya
kita anggap kedua mesin itu bekerja antara dua reservoar yang sama dan
menghasilkan kerja yang sama W. Mesin Carnot menerima energi panas Q karena
itu mesin Carnot mengeluarkan energi panas sebesar Q – W.
Jika ada pernyataan bahwa :
1> C
Dari defisiensi
W W
'
>
Q Q
Q’ < Q
Misalkan mesin itu bekerja sebagai refrijerator. Karena siklus Carnot adalah
reversibel, maka dengan menjalankan terbalik sebagai refrijerator, besaran Q dan W
adalah tetap. Selanjutnya kita tunjukkan sistem kita sebagai gabungan mesin yang
bukan Carnot yang masih menghasilkan kerja W dan refrigerator Carnot yang
digerakkan oleh mesin lain tadi.
Sehinga dapat diketahui panas yang dipindahkan dari reservoar temperatur rendah
ke reservoar temperatur tinggi. Panas yang meninggalkan reservoar temperatur
rendah adalah (Q-Q’).
170
Dapat dilihat bahwa (Q – Q’) adalah energi panas yang masuk reservoar temperatur
tinggi. Tentu ini bertentangan dengan pernyataan Calusius.
Didalam pernyataan yang logis, akan melihat bahwa kesalahan pasti dalam
anggapan bahwa 1> C. Kita hanya dapat menyimpulkan bahwa pernyataan diatas
salah dan yang benar adalah, 1 < C .
Ini membuktikan prinsip Carnot yang telah disebutkan diatas. Prinsip ini akan
membawa kita kepada akibat kedua dari hokum termodinamika kedua yaitu
Semua mesin-mesin termal reversibel yang bekerja antara dua reservoar
yang sama mempunyai efisiensi yang sama.
76. Efesiensi Carnot. Mesin Carnot ini bekerja menurut proses keliling,
sehingga panas bersih sama dengan bersih dalam setiap putaran.
Qin - Qout = W
Kerja
ηc =
Panas Masuk
W
ηc =
Qin
Qin - Qout
ηc =
Qin
Qout
ηc = 1 -
Qin
77. Evaluasi.
a. Jelaskan pengertian dari siklus carnot.
b. Jelaskan prinsip carnot.
c. Hitung besarnya effisiensi bila diketahuti W = 200 KW, Kalor yang masuk
250 KW.
171
BAB XIII
78. Umum. Turbin gas pada dasarnya suatu instalasi turbin gas yang sederhana
terdiri dari kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Rangkaiannya pada umumnya
sebagai berikut:
Siklus ideal turbin ini diambil dari nama George Brayton (AS, 1870). Siklus ini
bekerja dalam selang volume yang lebih besar tapi pada selang tekanan yang lebih
kecil, terdiri 4 proses reversibel, yaitu kompresi adiabatik (pembangkit). Panas
secara isobaris (ekspansi). Secara adiabatis dan pengeluaran panas secara
isobaris.
79. Turbin Gas. Turbin gas cenderung lebih ringan dan kompak dibandingkan
dengan pembangkit daya uap. Turbin gas banyak digunakan untuk pembangkit daya
stasioner. Karena rasio daya terhadap beratnya yang disukai, turbin gas banyak juga
dipakai pada penerapan untuk transportasi seperti propulsi pesawat udara,
pembangkit daya pada kapal dan sebagainya.
172
80. Proses dan Kerja Proses Brayton. Proses yang terjadi pada siklus brayton
serta besarnya kerja dari proses tersebut dapat diketahui sebagai berikut :
Arah perpindahan energi yang terjadi ditunjukkan oleh tanda panah. Dengan
pengasumsian standar udara, kenaikan temperatur pada ruang bakar diperoleh dari
perpindahan kalor dari sumber eksternal. Udara akan masuk dari lingkungan pada
kondisi 1 dan dikeluarkan lagi pada kondisi 4 dimana suhunya lebih tinggi dari
ambien.
(1-k)
T1 P2 k P2
= ( ) =r
T2 P1 P1 p
(1-k)
T1
= (rp ) k
T2
Qm = m. Cp (T3 - T2 ) W=0
175
(1-k)
T4 P3 k P2
= ( ) P1 = P4 P2 = P 3 =r
T3 P4 P1 p
(1-k)
T4
= (rp ) k
T3
T1 T4 T4 T3
= =
T2 T3 T1 T2
T4 T3 T4 - T1 T3 -T2
-1= -1 Sehingga =
T1 T2 T1 T2
(1-k)
T4 - T1 T1 T4
= = = (rp ) k
T3 -T2 T2 T3
Qk = m. Cp (T4 - T1 ) W=0
e. Kerja Bersih (W). Besarnya kerja yang terjadi pada sistem besarnya
sebagai berikut:
W = m. Cp (T3 - T2 ) - m. Cp (T4 - T1 )
176
f. Effisiensi siklus Brayton (ηB). Besarnya kerja yang terjadi pada sistem
besarnya sebagai berikut:
W
ηBrayton =
Qin
T1 T4
ηBrayton = 1- ηBrayton = 1-
T2 T3
(1-k)
ηBrayton = 1- (rp ) k
81. Aplikasi Peralatan Siklus Brayton. Pada efisiensi brayton merupakan fungsi
dari perbandingan tekanan dengan K = 1,4. Dari siklus ideal Brayton bisa dilihat
bahwa efisiensi termal siklus akan naik dengan kenaikan rasio tekanan pada
kompresor.
Temperatur gas buang turbin biasanya berada diatas temperatur ambien.
Karena itu gas buang turbin gas mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sehingga
mengurangi kerugian karena dibuang langsung ke lingkungan. Satu cara untuk
memanfaat gas buang ini adalah dengan memakai penukar kalor yang disebut
regenerator.
177
Regenerator ini akan memanaskan gas yang keluar dari kompresor sebelum
memasuki ruang bakar dimana generator mengambil panas dari panas gas buang.
Karena udara yang masuk ke ruang bakar panas, sehingga kerja ruang bakar akan
lebih ringan.
178
Turbin gas sangat cocok digunakan sebagai propulsi pesawat udara karena
rasio daya terhadap beratnya yang baik. Mesin turbo jet adalah jenis yang banyak
digunakan. Mesin jenis ini terdiri dari 3 bagian utama difuser, gas generator, dan
nozzle. Difuser terletak di depan kompresor yang memperlambat udara masuk relatif
terhadap mesin.
Kenaikan tekanan karena perlambatan dikenal dengan istilah efek ram. Bagian
gas generator terdiri dari kompresor, pembakar/ruang bakar dan turbin, dengan
fungsi yang sama dengan pembangkit daya turbin gas untuk komponen yang sama.
Pada mesin turbo jet daya output turbin hanya cukup untuk menggerakkan
kompresor dan komponen tambahan.
179
Gas yang keluar turbin mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
atmosfir dan berekspansi pada nosel sehingga kecepatannya tinggi sebelum
dilepaskan ke lingkungan. Perubahan kecepatan secara keseluruhan dari gas relatif
terhadap mesin menghasilkan kenaikan gaya propulsif atau gaya dorong/aksial.
Beberapa mesin turbo jet dilengkapi dengan after burner (pembakar lanjut).
Peralatan tambahan ini adalah piranti reheat dimana bahan bakar tambahan
diinjeksi kedalam gas yang keluar turbin dan terbakar sehingga menghasilkan
temperatur yang lebih tinggi pada masukan nosel. Hasilnya kecepatan yang tinggi
didapatkan di keluaran nosel sehingga menaikkan gaya dorong.
Proses pada difuser, kompresor, turbin dan nosel adalah isentropik dan
pembakar beroperasi pada tekanan konstan. Proses a-1 menunjukkan kenaikan
tekanan yang terjadi difuser karena perlambatan fluida yang melaluinya. Proses 1-2
adalah kompresi isentropik. Proses 2-3 adalah tekanan konstan dengan
penambahan kalor. Proses 3-4 adalah ekspansi isentropik pada turbin dimana kerja
dihasilkan. Proses 4-5 adalah ekspansi isentropik pada nosel dimana udara
mengalami percepatan dan tekanan menurun.
Dalam analisis termodinamik dari sebuah mesin turbo jet dengan basis standar
udara, hal-hal berikut diketahui : kecepatan pada sisi masuk nosel, rasio tekanan
kompresor, temperatur masuk turbin.
180
Tujuan analisis adalah menentukan kecepatan pada sisi keluar nosel. Jika kecepatan
pada sisi keluar diketahui, gaya dorong bisa dicari dengan memakai hukum Newton
kedua tentang gerak.
Aplikasi turbin gas lain yang berkaitan mencakup : mesin turboprop dan
turbofan. Mesin turboprop diperlihatkan pada gambar dibawah terdiri dari turbin gas
dimana fluida berekspansi pada turbin ke tekanan atmosfir. Kerja bersih yang
dihasilkan diarahkan ke propeler (baling baling) yang akan memberikan daya dorong
bagi pesawat udara. Turboprop adalah mesin propulsi yang efisien untuk kecepatan
sampai kira-kira 600 km/jam.
Pada mesin turbofan seperti yang diperlihatkan gambar dibawah, inti mesin
dibuat seperti turbojet dan sebagian daya dorong diperoleh dari ekspansi melalui
nosel. Sekumpulan sudu dengan diameter besar yang dipasang pada sisi depan
mesin mengakselerasi udara disekitar inti. Aliran by-pass (pintas) memberikan daya
dorong untuk lepas landai, sedangkan inti mesin memberikan daya dorong untuk
menjelajah. Mesin turbofan umumnya digunakan untuk pesawat komersil dengan
kecepatan terbang sampai 1000 km/jam.
Jenis mesin sederhana khusus yang dikenal ditunjukkan pada gambar dibawah
yaitu ramjet. Mesin ini tidak memerlukan kompresor dan turbin. Kenaikan tekanan
diperoleh dengan perlambatan udara masuk yang berkecepatan tinggi pada difuser
(efek ram). Supaya ramjet bisa beroperasi, pesawat udara mesti sudah terbang
dengan kecepatan tertentu. Produk pembakaran yang keluar pembakar (combustor)
berekspansi melalui nosel sehingga menghasilkan daya dorong.
181
Contoh soal:
Pada suatu siklus Brayton, udara dengan temperatur 160C dan 1 bar, masuk
kompresor dimana udara tersebut dikompresikan dengan perbandingan tekanan 5.
Udara masuk turbin pada temperatur 8200C dan mengembang sampai tekanan
mula-mula 1 bar. Tentukan efisiensi siklus baku udara brayton.
182
Jawab:
Diketahui :
Sebuah baku udara brayton:
T1 : 160 C
T2 : 8200 C
𝑃1 : 1 Bar (105 pa)
P2
rp = :5
P1
Ditanyakan:
Effisiensi baku udara brayton
Jawab :
Besarnya effisiensi brayton sebagai berikut:
T1
ηBrayton = 1-
T2
16
ηBrayton = 1 − = 98%
820
82. Evaluasi.
a. Jelaskan proses-proses yang terjadi pada siklus brayton (turbin).
b. Pada suatu siklus Brayton, udara dengan temperatur 17 0C dan 1 bar,
masuk kompresor dimana udara tersebut dikompresikan dengan perbandingan
tekanan 5. Udara masuk turbin pada temperatur 8500C dan mengembang
sampai tekanan mula-mula 2 bar. Tentukan efisiensi siklus baku udara brayton.
183
BAB XIV
SIKLUS REFERIGERASI
83. Umum. Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja
dari luar sistem.
b. Siklus gas (gas refrigeration cycle). Siklus gas (gas refrigeration cycle),
dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
184
Kinerja suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut:
Harga COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COP HP = COPR + 1
untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.
85. Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Ideal. Di sini refrigeran dalam kondisi uap
jenuh masuk ke kompresor dan keluar sebagai uap panas lanjut. Refrigeran
kemudian masuk ke kondenser untuk melepas kalor sehingga terjadi kondensasi
sampai ke kondisi cairan jenuh. Keluar kondenser refrigeran masuk ke katup
ekspansi untuk menjalani proses pencekikan (throttling) sehingga mengalami
penurunan tekanan dan berubah menjadi campuran jenuh.
Proses terakhir ini bisa juga diganti dengan sebuah turbin isentropis untuk
menaikkan kapasitas pendinginan dan menurunkan kerja input (dengan kompensasi
kompleksnya sistem).
185
Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s seperti
gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi sebagai berikut :
1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor.
2-3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondenser.
3-4 : Throttling dalam katup ekspansi atau tabung kapiler.
4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator.
Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan
sebagai berikut :
q - w = he - hi
qL h 1 - h4
COPR = =
Wnet,in h 2 - h1
qH h2 - h3
COPHP = =
Wnet,in h2 - h1
186
Contoh Soal :
Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan beroperasi dengan siklus kompresi
uap ideal antara 0,14 dan 0,8MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,05 kg/s, tentukan:
a. Laju kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor.
b. Laju kalor yang dibuang ke lingkungan.
c. COP
Jawab:
Kerja kompresor :
Ẇ L = ṁ (h2 -h1 )
Ẇ L = 0,05 (208,65 - 177,87) = 1,54 kW
c. Coefficient of Performance :
qL 5,53
COPR = = = 3,59
Wnet,in 1,53
Contoh Soal :
Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke kompresor sebagai uap panas
lanjut pada 0,14 MPa, 20C, laju massa 0,05 kg/s, dan keluar pada 0,8MPa, 50C.
Refrigeran didinginkan dalam kondenser sampai 26C, 0,72 MPa dan di-throttling
sampai 0,15 MPa. Dengan mengabaikan rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa
sambungan tentukan :
a. Laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor.
b. Efisiensi adaibatik kompresor.
c. COP.
Jawab :
Kerja kompresor :
Ẇ L = ṁ (h2 -h1 )
Ẇ L = 0,05 (213,45 - 179,01) = 1,72 kW
b. Efisiensi adiabatis:
h2s - h1
ηC =
h2 - h1
di sini :
p2s = 0,8 MPa
S2s = S1 = 0,7147 kJ⁄(kg.K)
h2s = 210,08 kJ⁄kg
190
Sehingga :
210,08 - 179,01
ηC = = 90,2 %
213,45 - 179,01
c. Coefficient of Performance:
qL 5,82
COPR = = = 3,44
Wnet,in 1,72
87. Sistem Heat Pump. Karena heat pump biasanya dipakai di daerah dengan
iklim yang dingin maka masalahnya dari manakah panas dapat diambil.
a. Sumber Panas. Sumber panas yang sering dipakai dalam sebuah heat
pump adalah:
1) Udara atmosfer (paling umum). Sumber panas ini paling praktis
tetapi ada problem frosting pada koil evaporator sehingga akan
menurunkan laju perpindahan kalor.
2) Air tanah. Pada kedalaman tertentu air tanah mempunyai temperatur
berkisar 518C sehingga didapatkan heat pump dengan COP tinggi,
tidak ada frosting tetapi konstruksi rumit.
3) Tanah.
Tetapi karena prinsip kerja yang sama antara refrigerator dan heat pump maka
sekarang ini banyak diproduksi sistem refrigerasi yang bekerja secara dual
yaitu sebagai pendingin dalam musim panas dan sebagai pemanas dalam
musim dingin. Di sini pada prinsipnya koil (heat exchanger) di dalam dan di luar
ruangan akan berubah fungsinya sebagai evaporator dan kondenser sesuai
dengan mode kerjanya dengan bantuan katup pembalik arah.
88. Inovasi Siklus Refrigerasi Kompresi Uap. Dalam aplikasi sistem refrigerasi
di industri, gedung bertingkat dan lain-lain, sistem dengan siklus sederhana seperti
dijelaskan sebelumnya tidak mencukupi. Untuk itulah diperlukan modifikasi supaya
memenuhi kriteria penggunaan.
ṅ A (h5 - h8 ) = ṅ B (h2 - h3 )
ṅ A h2 - h3
=
ṅ B h5 - h8
Juga :
QL ṅ 𝐵 (h1 - h4 )
COPR, cascade = =
Wnet,in ṅ A (h6 - h5 ) - ṅ B (h2 - h1 )
Dalam sistem cascade maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan
siklus tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga pemilihan refrigeran akan
bisa lebih luwes karena bisa disesuaikan dengan batas bawah dan atasnya.
Contoh Soal :
Sistem refrigerasi cascade 2 tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa.
Setiap tingkat beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-12
sebagai fluida kerja. Kalor dibuang dari siklus tekanan rendah ke tekanan tinggi
dilewatkan alat penukar kalor adiabatik dimana masing-masing fluida kerja
bertekanan 0,32 MPa. Apabila laju fluida kerja pada siklus tekanan tinggi
adalah 0,05 kg/s, tentukan :
a. Laju fluida kerja pada siklus tekanan rendah.
b. Laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor.
c. COP
193
Jawab :
Misal siklus tekanan tinggi diberi indeks A, siklus tekanan rendah dengan
indeks B
a. Dari keseimbangan energi di alat penukar kalor.
ṅ A (h5 - h8 ) = ṅ B (h2 - h3 )
Sehingga :
(h5 - h8 ) (188,0 - 67,3)
ṅ B = ṅ A = 0,05. = 0,039 kg⁄s
(h2 - h3 ) (191,97 - 37,08)
Sehingga :
Q̇ L = 0,039 (177,87 - 37,08) = 5,49 kW
Kerja kompresor :
𝑊̇𝑖𝑛 = 𝑊̇comp.A + 𝑊̇comp.B
Ẇ in = ṅ A (h6 - h5 )+ ṅ B (h2 - h1 )
Ẇ in = 0,05 (204,18 - 188)+ 0,039 (191,97 - 177,87) = 1,36 kW
194
c. Coefficient of Performance
QL 0,039 (177,87 - 37,08)
COPR, cascade = = = 4,04
Wnet,in 0,05 (204,18 - 188) - 0,039 (191,97 - 177,87)
Uap dipisahkan dari gas yang telah berubah menjadi cair untuk kemudian
dilewatkan melalui alat penukar kalor regenerative untuk menjalani tahap
berikutnya.
qL qL
COPR = =
Wnet,in Wcomp - Wturb
Dimana :
qL = h1 - h4
Wturb = h3 - h4
Wcomp = h2 - h1
Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebih rendah dibandingkan
dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederhana dan
komponen yang ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan
dapat dikombinasikan dengan proses regenerasi.
Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan dilarutkan
dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat dikompresi
dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah amoniak
dengan media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air
dengan media transport berupa lithium bromide atau lithium chloride.
Keunggulan sistem ini lebih terasa apabila ada sumber panas dengan
temperatur 100200C yang murah seperti misalnya energi surya, geotermal
dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada gambar di
atas.
terjadi pembuangan kalor. Prinsip kerja dan susunan sistem secara skematis
dapat dilihat di gambar di bawah.
Pada aplikasinya refrigerasi termoelektrik akan menggunakan
semikonduktor sebagai media untuk menyerap dan membuang kalor.
Walaupun sistem ini mempunyai kelemahan yaitu rendahnya efisiensi, tetapi
karena ringan, sederhana, dan tidak berisik maka dipandang sebagai teknologi
refrigerasi masa depan.
89. Evaluasi.
a. Sebutkan dan jelaskan klasifikasik siklus refrigerasi.
b. Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan beroperasi dengan siklus
kompresi uap ideal antara 0,15 dan 0,8 MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,06
kg/s, tentukan:
1) Laju kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor.
2) Laju kalor yang dibuang ke lingkungan.
3) COP
c. Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke kompresor sebagai uap
panas lanjut pada 0,14 MPa, 21C, laju massa 0,05 kg/s, dan keluar pada
0,8MPa, 45C. Refrigeran didinginkan dalam kondenser sampai 26C, 0,72
MPa dan di-throttling sampai 0,15 MPa. Dengan mengabaikan rugi kalor dan
rugi tekanan dalam pipa-pipa sambungan tentukan :
1) Laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor.
2) Efisiensi adaibatik kompresor.
3) COP.
d. Jelaskan sumber-sumber panas yang sering dipakai dalam sebuah heat
pump.
e. Sistem refrigerasi cascade 2 tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa.
Setiap tingkat beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-12
sebagai fluida kerja. Kalor dibuang dari siklus tekanan rendah ke tekanan tinggi
dilewatkan alat penukar kalor adiabatik dimana masing-masing fluida kerja
bertekanan 0,31 MPa. Apabila laju fluida kerja pada siklus tekanan tinggi
adalah 0,05 kg/s, tentukan :
201
BAB XV
EVALUASI
90. Umum. Evaluasi merupakan refleksi dari para peserta didik dalam melaksa-
nakan proses pembelajaran dengan materi tertentu. Dari hasil evaluasi dapat diper-
oleh gambaran penerimaan dan pengetahuan peserta didik dalam menguasai materi.
91. Evaluasi.
a. Jelaskan konsep dasar dari thermodinamika teknik?.
b. Jelaskan pandangan mikro dan makro dari thermodinamika?.
c. Jelaskan siklus thermodinamika?.
d. Jika skala celcius menunjukkan 2xo, sedangkan skala farenheit
menunjukkan 5xo, berapa temperatur yang diukur?
f. Bagai hubungan antara nilai R dan K dalam thermodinamika, jelaskan?
g. Sebuah ruangan yang berisikan 0,06 m 3 gas. Tekanan mula-mula yang
diberikan oleh beban pada piston 230 KPa. Ruangan dipanaskan pada tekanan
konstan sampai volume akhir 0,25 m3. Hitung kerja yang dilakukan sistem.
h. Panas yang ditambahkan ke sistem sebesar 300 kJ, dan kerja 10 kNm
dikerjakan pada sistem. Tentukan perubahan energi dalam sistem tersebut.
i. Jelaskan pengertian enthalpi dan berikan contohnya.
j. Jelaskan pengertian enthropi dan berikan contohnya.
k. Jelaskan kegunaan dari grafik psikrometri?
l. Jelaskan yang dimaksud kelembaban udara?
m. Jika dalam pengamatan diperoleh data bola basah 23 0 C, dan bola kering
260 C, hitung kelembaban yang terjadi.
n. Sebuah bejana memiliki massa didalam bejana tersebut awalnya adalah
m1 = 175 kg, kemudian ada massa yang masuk sebesar m 2 = 50 kg, massa
yang keluar melalui drainase me = 45 kg, hitung massa akhir dari isi bejana
tersebut dan jelaskan proses apa yang sedang terjadi.
o. Jelaskan yang dimaksud aliran steady dan unsteady serta berikan contoh
aplikasinya.
p. Jelaskan proses-proses ireversibel dan reversibel dalam kehidupan
sehari-hari.
203
kJ
q. Suatu gas ideal memiliki panas jenis tekanan konstan 2,14 kgoC dan berat
kg
molekul 16,04 . 7,5 kg dari gas itu dipanaskan dari temperatur ruang
kmol
BAB XVI
PENUTUP
Demikian bahan ajar Thermodinamika Teknik untuk siswa D-3 jurusan Teknik
Otomotif Ranpur Lemjiantek Kodiklat TNI AD. Saran dan kritik senantiasa dibutuhkan
untuk kesempurnaan bahan ajar ini guna menunjang kelancaran proses belajar
mengajar di Lembaga Pengkajian teknologi Kodiklat TNI AD.
KONFIDENSIAL