DINAS PENDIDIKAN
SMA N 8 SEMARANG
Jl. Raya Tugu (024) 8664553 Semarang 50213
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran tentang biomolekul peserta didik dapat menjelaskan pengertian
asam amino, memahami struktur dan sifat-sifat asam amino, memahami penggolongan
asam amino, menjelaskan pengertian protein, memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein, melakukan percobaan uji protein , dan menyajikan
data diskusi kelompok dan hasil percobaan mengenai uji protein dengan baik.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
o Telur
o Enzim
o Susu
Konsep
o Pengertian asam amino
o Struktur dan sifat asam amino
o Penggolongan asam amino
o Pengertian protein
o Struktur dan sifat protein
o Penggolongan protein
Prinsip
o Reaksi pengenalan protein
Prosedur
o Langkah kerja uji protein dengan menggunakan beberapa pereaksi.
2. Pertemuan 2
NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 10
pertanyaan dari pendidik berhubungan menit
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta didik Literasi
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara :
“Bagaimana kabar kalian hari ini anak-
anak?”
“Apakah ada yang masih ingat
pengertian asam amino dan contoh-
contohnya ?”.
5. Guru mengajukan pertanyaan apresepsi
yang berkaitan dengan materi
pertemuan sebelumnya.
Contoh :
“Apakah kalian tahu mengapa protein
termasuk ke dalam contoh polimer?”
“Apakah kalian masih ingat pengertian
dari monomer itu apa?”
“Dan apakah kalian tahu monomer-
monomer penyusun polimer seperti
protein ?”
6. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu:
menjelaskan pengertian asam amino,
memahami struktur dan sifat-sifat asam
amino, memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian protein,
memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein , dan
menyajikan data diskusi kelompok dan
hasil percobaan mengenai uji protein
dengan baik.
7. Pendidik menyampaikan garis besar Tanggung
cakupan materi dan penjelasan tentang jawab
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan
atau tugas pada pertemuan ini.
8. Pendidik menyampaikan hal-hal yang
akan dinilai, antara lain perilaku ilmiah
(kriteria penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
2 Inti Memberikan Stimulus dan memotivasi 70
peserta didik untuk bertanya menit
1. Pesertadidik mengkaji literatur tentang Literasi
protein
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan protein ,misalnya:
Apa contoh protein yang dapat kita
temui dalam kehidupan ehari-hari?
Mengumpulkan Data
1. Peserta didik dengan kelompoknya
mencari informasi dan mengumpulkan Kerja keras
infromasi dari literatur yang digunakan
untuk mengkaji
- Pengertian protein
- Struktur dan sifat protein
Memverifikasi Data
1. Peserta didik mendiskusikan temuannya
mengenai pengertian protein, struktur Kerja sama
dan sifat protein.
3. Bersama anggota kelompok, peserta
didik ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang pengertian protein,
struktur dan sifat protein.
Menyimpulkan
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi bersama kelompoknya.
Mempresentasikan
Perwakilan dari setiap kelompok
peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan
3 Penutup 1. Pendidik memberi penguatan kepada 10
peserta didik mengenai materi menit
pengertian protein, struktur dan sifat
protein.
2. Pendidik mengevaluasi pengetahuan
yang pesereta didik peroleh pada
pembelajaran hari ini dengan bertanya
secara langsung.
Contoh :
Pertanyaan menyebar. Berdasarkan
hasil diskusi tadi, siapa yang dapat
menyimpulkan apa saja sifat-sifat dari
protein?
3. Pendidik memberikan tugas dirumah
kepada peserta didik dan memberi
informasi terkait materi pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya
4. Pendidik menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
3.Pertemuan ke-3
NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 10
pertanyaan dari pendidik berhubungan menit
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta didik Literasi
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara :
“Bagaimana kabar kalian hari ini anak-
anak?”
“Apakah ada yang masih ingat
pengertian protein dan contoh-
contohnya ?”.
5. Guru mengajukan pertanyaan apresepsi
yang berkaitan dengan materi pada
pertemuan sebelumnya.
Contoh :
“Apakah kalian tahu mengapa protein
termasuk ke dalam contoh polimer?”
“Apakah kalian masih ingat pengertian
dari monomer itu apa?”
“Dan apakah kalian tahu monomer-
monomer penyusun polimer seperti
protein ?”
6. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu:
menjelaskan pengertian asam amino,
memahami struktur dan sifat-sifat asam
amino, memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian protein,
memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein , dan
menyajikan data diskusi kelompok dan
hasil percobaan mengenai uji protein
dengan baik.
7. Pendidik menyampaikan garis besar Tanggung
cakupan materi dan penjelasan tentang jawab
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas pada
pertemuan ini.
8. Pendidik menyampaikan hal-hal yang
akan dinilai, antara lain perilaku ilmiah
(kriteria penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
2 Inti Memberikan Stimulus dan memotivasi 70
peserta didik untuk bertanya menit
1. Pesertadidik mengkaji literatur tentang Literasi
penggolongan protein dan kegunaan
protein dalam kehidupan sehari-hari.
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan protein ,misalnya:
bagaimana kegunaan protein dalam
kehidupan ehari-hari?
Mengumpulkan Data
1. Peserta didik dengan kelompoknya Kerja keras
mencari informasi dan mengumpulkan
infromasi dari literatur yang digunakan
untuk mengkaji
- Penggolongan protein
- Kegunaan protein dalam kehidupan
sehari-hari
Memverifikasi Data Kerja sama
1. Peserta didik mendiskusikan temuannya
mengenai penggolongan dan kegunaan
protein dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bersama anggota kelompok, peserta
didik ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang penggolongan dan
kegunaan protein dalam kehidupan
sehari-hari.
Menyimpulkan
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi bersama kelompoknya.
Mempresentasikan
Perwakilan dari setiap kelompok
peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan
3 Penutup 2. Pendidik memberi penguatan kepada 10
peserta didik mengenai materi menit
penggolongan dan kegunaan protein
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendidik mengevaluasi pengetahuan
yang pesereta didik peroleh pada
pembelajaran hari ini dengan bertanya
secara langsung.
Contoh :
Pertanyaan menyebar. Berdasarkan
hasil diskusi tadi, siapa yang dapat
menyimpulkan dasar penggolongan dari
protein?
4. Pendidik memberikan tugas dirumah
kepada peserta didik dan memberi
informasi terkait materi pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
5. Pendidik menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
4.Pertemuan ke-4
Kegiatan Praktikum (1 x 45 menit)
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
Metode pembelajaran : Praktikum dan diskusi kelompok
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : saat mengamati proses pembelajaran yang meliputi
kegiatan diskusi di dalam kelas.
b. Tes Tertulis /Penugasan : terlampir / latihan soal
c. Unjuk Kerja : Lembar penilaian presentasi
3. Remidial
a. Tugas membuat Rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
b. Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari Materi dengan Indikator yang
belum dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai
I. Catatan
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
LAMPIRAN 1
1. Instrumen Penilaian Sikap
a. Penilaian Kompetensi Sikap
1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai
berikut;
CATATAN
PENTING
NO
TANGGAL NAMA SISWA KET.
.
(Bisa positif atau
negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst
3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
2. Merumuskan hipotesis
Pedoman penskoran
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTOR
Aspek yang Dinilai Skor Rubrik
Pedoman Penilaian
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
15
= 15 x 100 = 100
1. Asam Amino
Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (‒COOH) dan satu gugus amino (‒NH2). Jika gugus
amino terikat pada atom C-alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus
karboksil), disebut asam alfa-amino; jika gugus aminonya terikat pada atom C-beta,
disebut atom beta-amino dan seterusnya. Di alam hanya ditemukan asam alfa-amino.
Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam
amino yang lainnya. Gugus R dalam senyawa amino sangat beragam. Ada yang
hidrofob (seperti glisin dan alanin), ada yang hidrofil karena mengandung gugus polar
seperti ‒OH,‒COOH atau ‒NH2 (misalnya tirosin, lisin dan asam glutamat), ada yang
bersifat asam (misalnya asam glutamat), ada yang bersifat basa (misalnya lisin), ada
pula yang mengandung belerang (misalnya sistein) atau cincin aromatik (misalnya
tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan struktur,
kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam amino bersifat
optis aktif, karena adanya atom C-α yang bersifat asimetris.
Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino.
Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino (10 untuk
bayi). Asam-asam esensial haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja
asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis
dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Contoh asam amino esensial, yaitu
valin, leusin, isoleusin.
Sebagian besar protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino
esensial. Misalnya, protein beras tidak mengandung lisin dan treonin, protein gandum
tidak mengandung lisin dan triptofan. Jadi, orang yang makan hanya nasi saja dapat
menderita kekurangan gizi. Di pihak lain, protein hewani mengandung seluruh asam
amino dalam jumlah yang memadai. Tubuh kita memerlukan sekitar 0,8 g protein per
kg berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan)
fisik maupun mental.
Ditinjau dari segi pembentuknya, asam amino dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh (asam amino
esensial) dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh (asam amino nonesensial).
Asam amino esensial berjumlah sepuluh, yaitu valin, leusin, isoleusin, treonin,
lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin. Sedangkan beberapa asam
amino nonesensial, antara lain glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan
prolin.
Ditinjau dari strukturnya, asam amino dibagi dalam tujuh kelompok, yaitu
asam amino dengan rantai samping yang:
1. merupakan rantai karbon yang alifatik
2. mengandung gugus hidroksil
3. mengandung atom belerang
4. mengandung gugus asam atau amidanya
5. mengandung gugus basa
6. mengandung cincin aromatik
7. membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino
2. Tata Nama protein
Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari asam-asam amino. Proses
pembentukannya merupakan polimerisasi kondensasi. Dua molekul asam amino dapat
berikatan (berkondensasi) dengan melepas molekul air(H‒OH), sebagai berikut.
Ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida dan
senyawa yang terbentuk disebut dipeptida.
Suatu dipeptida juga mempunyai gugus ‒COOH dan gugus ‒NH2, oleh karena itu
dapat pula mengikat asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya
membentuk polipeptida atau protein.
Gly‒Phe‒Cys‒Ser‒Ala‒Gly‒Asp‒Ala‒Lys‒Asp
Dalam menuliskan rangkaian asam amino dari suatu polipeptida atau protein, maka
ujung amino (residu asam amino dengan gugus amino bebas) ditempatkan disebelah kiri,
sedangkan ujung karboksil disebelah kanan. Pada contoh diatas, berati glisin (Gly)
mempunyai gugus ‒NH2 bebas, sedangkan asam aspartat (Asp) mempunyai gugus
‒COOH bebas.
Dua molekul asam amino dapat membentuk dua jenis dipeptida, bergantung pada
gugus yang digunakan pada kondensasi. Misalnya, Gly dan Ala dapat membentuk dua
jenis dipeptida, yaitu Gly‒Ala dan Ala‒Gly.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa jenis protein yang dapat dibentuk dari 20
jenis asam amino dapat mencapai jutaan. Hal ini mirip dengan jumlah kalimat yang dapat
disusun dari hanya 26 huruf dalam abjad. Namun demikian, urutan berbagai huruf dalam
kata atau urutan berbagai kata tidak selalu mempunyai arti. Demikian juga, rangkaian
asam-asam amino tidak selalu merupakan protein yang berguna. Mungkin kita tetap
dapat mengartikan suatu kalimat meskipun terdapat beberapa huruf yang salah. Sama
halnya dengan suatu protein, mungkin tetap dapat berfungsi meskipun ada beberapa
asam amino yang tidak sesuai urutan. Akan tetapi, hal ini bisa berakibat fatal. Kelainan
yang dikenal sebagai anemia sel sabit terjadi karena perbedaan satu dari sekitar 300
residu asam amino dalam hemoglobinnya.
Salah satu contoh yang menunjukkan betapa pentingnya urut-urutan asam amino
dalam rantai polipeptida terhadap bentuk tiga dimensi dan fungsi protein, khususnya
protein globular yaitu penyakit anemia sel sabit.
Anemia sel sabit adalah penyakit yang timbul karea bentuk yang abnormal dari
salah satu subunit hemoglobin. Hemoglobin yang normal berbentuk bulat (seperti kue
donat), sedangkan sel sabit berbentuk sabit. Bentuk yang abnormal tersebut terjadi
karena asam amino yang keenam dari rantai β, yaitu asam glutamat yang bersifat polar
tergantikan oleh valin, suatu asam amino yang tidak polar. Perubahan bentuk ini
mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain itu, gaya tarik
hidrofobik menyebabkan beberapa sel sabit mengelompok membentuk semacam serat
sehingga dapat menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat menyebabkan peradangan,
rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian.
Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang dialami seseorang yang
mewarisi gen hemoglobin muatan dari kedua orangtuanya. Jika hanya salah satu
orangtua yang menurunkan gen semu, hanya kira-kira 1% dari sel darah merahnya yang
berubah menjadi bentuk sabit. Mereka dapat hidup normal selama menghindari latihan-
latihan fisik yang berat atau tekanan lain terhadap sistem peredaran darah.
3. Struktur Protein
Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Struktur protein memegang
peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein dapat
dibedakan ke dalam 4 tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang
menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya adalah
insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah.
Sebagai contoh insulin sapi terdiri dari dua rantai polipeptida, yang ditandai
dengan rantai A (terdiri dari 21 asam amino) dan rantai B (terdiri dari 30 asam amino).
Kedua rantai disatukan oleh ikatan silang disulfida (‒S‒S‒) yang berasal dari unit sistein
(Cys). Selama bertahun-tahun, insulin yang diekstraksi dari pankreas sapi digunakan
untuk terapi bagi orang-orang yang menderita kekurangan insulin (Diabetes). Kini
insulin manusia telah dapat diproduksi melalui industri genetika.
Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh
karena gaya-gaya nonkovalen, seperti ikatan hidrogen atau gaya dispersi, suatu rantai
polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas continues
form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple heliks.
Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein.
Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat
melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Struktur
tersier protein dikukuhkan oleh berbagai macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan
silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik, serta jembatan garam.
Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua molekul
hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga
dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut.
Sering kali sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam
struktur tersiernya.
Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain,
yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh,
hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit
protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuartener.
4. Hidrolisis Protein
Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan
asam klorida pekat, sekitar 6M. Dlam hal ini ikatan peptida diputuskan sehingga
dihasilkan asam-asam amino bebas. Dalam tubuh manusia atau hewan hidrolisis
polipeptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim.
5. Denaturasi Protein
Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara perlahan-
lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi keruh dan
akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak dapat larut lagi
pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein. Denaturasi juga dapat
terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau
aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau bahkan karena pengguncangan
yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah
denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan
fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa
struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur
kuartenernya.
6. Penggolongan Protein
Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, atau fungsi
biologisnya.
b. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas protein globular dan protein
serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat
menjadi bentuk globular atau bulat padat. Protein globular biasanya larut dalam air
dan mudah berdifusi. Hampir semua protein globular mempunyai fungsi gerak atau
dinamik, seperti enzim, protein transpor darah,dan antibodi. Protein serabut tidak
larut dalam air. Hampir semua protein serabut mempunyai fungsi struktural atau
pelindung. Contohnya adalah α-keratin pada rambut dan wol,fibroin dari sutera, dan
kolagen dari urat.
Pembentukan antibodi
Kekurangan protein, menghalangi kemampuan tubuh thd pengaruh toksik
berkurang. Kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan racun dan obat-
obatan.
Sumber energi
Protein menghasilkan 4 kkal/g protein.
Angka kecukupan protein
Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa adalah 0,75 gram/kg berat
badan. Kekurang protein ( Marasmus dan kwashiorkor), Kelebihan protein (
asidosis, dehirasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan
demam).
Beberapa reaksi pengenal protein.
1. Reaksi Biuret
Reaksi biuret adalah reaksi yang umum untuk protein (ikatan peptida). Bila protein
ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 encer (2%) maka akan terbentuk
warna ungu. Reaksi ini berdasar adanya gugusan peptida.
2. Reaksi Millon
Reaksi Millon digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Bila
protein yang mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang
mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot merah.
3. Reaksi Xantoproteat
Reaksi Xantoproteat untuk menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin
benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena ditambah HNO3 pekat dan
kemudian dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning.
4. Uji Terhadap Belerang
Untuk menguji adanya belerang dalam protein maka ke dalam protein ditambahkan
larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Pb(NO3)2. Adanya belerang
ditandai terjadinya endapanhitam dari Pbs.
PETUNJUK PRAKTIKUM
UJI PROTEIN
Tujuan:
Menentukan ikatan-ikatan yang ada dalam protein yang terdapat dalam putih
telur.
Protein dalam putih telur dibentuk dari asam-asam amino tertentu dan bila diuji
dengan cara-cara di bawah ini akan memberikan hasil positif. Ikatan peptida
dalam protein diuji dengan tes biuret.
Inti benzena dalam asam-asam amino dan senyawa lain diuji dengan tes
Zantropoteat
Ikatan S – S atau S – H dalam asam amino diuji denganmenggunakan kertas Pb
– asetat.
Alat dan Bahan:
-Pipet tetes
-Gelas kimia 100 ml
-Tabung reaksi biasa dan rak
-Penjepit tabung
-Alat pembakar
-Larutan putih telur 1 : 2
-Larutan tembaga (II) sulfat 1%
-Larutan natrium hidroksida 1 M dan 6 M
-Susu, agar-agar, kapas, dan nitrat pekat
-Larutan asam asetat 2 M
-Larutan timbal (II) asetat
-Kertas saring
Langkah kerja:
Larutkan putih telur 1 : 2 dibuat dengan mencampur satu bagian putih telur
dengan dua bagian air.
Hasil pengamatan:
Pertanyaan:
1. Zat manakah yang mengandung ikatan peptida?
2. Tunjukkan bagaimana terjadinya ikatan peptida dari dua asam amino?
/
Mengetahui Semarang, September 2018
Guru Pamong Mahasiswa PPL