Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAHH KOTA SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN
SMA N 8 SEMARANG
Jl. Raya Tugu (024) 8664553 Semarang 50213

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA N 8 Semarang


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII MIPA / Genap
Materi Pokok : Biomolekul Protein
AlokasiWaktu : 8 x 45 menit (4 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
KD Indikator
3.9 Menganalisis struktur, tata 3.9.1 Menjelaskan pengertian asam amino
nama, sifat dan penggolongan (C1).
makromolekul (polimer, 3.9.2 Memahami struktur dan sifat-sifat asam
karbohidrat, dan protein) amino (C2).
3.9.3 Memahami penggolongan asam amino
(C2)
3.9.4 Menjelaskan pengertian protein (C1).
3.9.5 Memahami struktur dan sifat protein
(C2).
3.9.6 Memahami penggolongan protein (C2)
3.9.7 Memahami kegunaan protein dalam
kehidupan sehari-hari (C2)
4.9 Menalar dan menganalisis 4.9.1 Melakukan percobaan uji protein
struktur, tata nama, sifat dan 4.9.2 Menyajikan data diskusi kelompok dan
kegunaan makromolekul hasil percobaan mengenai uji protein.
(polimer, karbohidrat, dan
protein)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran tentang biomolekul peserta didik dapat menjelaskan pengertian
asam amino, memahami struktur dan sifat-sifat asam amino, memahami penggolongan
asam amino, menjelaskan pengertian protein, memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein, melakukan percobaan uji protein , dan menyajikan
data diskusi kelompok dan hasil percobaan mengenai uji protein dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
 Fakta
o Telur
o Enzim
o Susu
 Konsep
o Pengertian asam amino
o Struktur dan sifat asam amino
o Penggolongan asam amino
o Pengertian protein
o Struktur dan sifat protein
o Penggolongan protein
 Prinsip
o Reaksi pengenalan protein
 Prosedur
o Langkah kerja uji protein dengan menggunakan beberapa pereaksi.

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Scientific Learning.
Strategi : Explisit Instruction (Pengajaran Langsung).
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan penugasan
Model : Cooperative Learning

F. Sumber belajar, Alat, Media


1. Media/alat :
LCD, gambar, laptop, whiteboard dan spidol.
2. Bahan :
Power point
3. Sumber Belajar:
Bardiyanto, Agus,dkk. 2017. Modul Pembelajaran Kimia Mata Pelajaran
Peminatan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Klaten: Viva Pakarindo.
Parning. 2007. Kimia 2 SMA/MA Kelas XI. Jakarta:Yudhistira. Unggul
Sudarmo,Mpd. 2013. Kimia untuk 2 SMA/MA Kelas XI(Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam). Jakarta : Erlangga.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan 1
NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 10
pertanyaan dari pendidik berhubungan menit
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta didik Literasi
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara :
“Bagaimana kabar kalian hari ini anak-
anak?”
“Apakah ada yang masih ingat
pengertian karbohidrat dan contoh-
contohnya ?”.
5. Guru mengajukan pertanyaan apresepsi
yang berkaitan dengan materi
karbohidrat
Contoh :
“Apakah kalian tahu mengapa protein
termasuk ke dalam contoh polimer?”
“Apakah kalian masih ingat pengertian
dari monomer itu apa?”
“Dan apakah kalian tahu monomer-
monomer penyusun polimer seperti
protein ?”
6. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu:
menjelaskan pengertian asam amino,
memahami struktur dan sifat-sifat asam
amino, memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian protein,
memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein , dan
menyajikan data diskusi kelompok dan
hasil percobaan mengenai uji protein
dengan baik.
7. Pendidik menyampaikan garis besar Tanggung
cakupan materi dan penjelasan tentang jawab
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan
atau tugas pada pertemuan ini.
8. Pendidik menyampaikan hal-hal yang
akan dinilai, antara lain perilaku ilmiah
(kriteria penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
2 Inti Memberikan Stimulus dan memotivasi 70
peserta didik untuk bertanya menit
1. Pesertadidik mengkaji literatur tentang Literasi
unsur penyusun protein yaitu asam
amino
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan unsur golongan
utama ,misalnya: Apa contoh asam
amino yang dapat kita temui di alam?
Mengumpulkan Data
1. Peserta didik dengan kelompoknya Kerja keras
mencari informasi dan mengumpulkan
infromasi dari literatur yang digunakan
untuk mengkaji
- Pengertian asam amino
- Struktur dan sifat asam amino
- Penggolongan asam amino
Memverifikasi Data
1. Peserta didik mendiskusikan temuannya Kerja sama
mengenai pengertian asam amino,
struktur dan sifat asam amino, serta
penggolongan asam amino.
2. Bersama anggota kelompok, peserta
didik ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang pengertian asam amino,
struktur dan sifat asam amino, serta
penggolongan asam amino.
Menyimpulkan
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi bersama kelompoknya.
Mempresentasikan
Perwakilan dari setiap kelompok
peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan
3 Penutup 1. Pendidik memberi penguatan kepada 10
peserta didik mengenai materi menit
pengertian asam amino, struktur dan
sifat asam amino, serta penggolongan
asam amino.
2. Pendidik mengevaluasi pengetahuan
yang pesereta didik peroleh pada
pembelajaran hari ini dengan bertanya
secara langsung.
Contoh :
Pertanyaan menyebar. Berdasarkan
hasil diskusi tadi, siapa yang dapat
menyimpulkan apa yang menjadi
dasar penggolongan dari asam
amino?
3. Pendidik memberikan tugas dirumah
kepada peserta didik dan memberi
informasi terkait materi pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya
4. Pendidik menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.

2. Pertemuan 2
NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 10
pertanyaan dari pendidik berhubungan menit
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta didik Literasi
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara :
“Bagaimana kabar kalian hari ini anak-
anak?”
“Apakah ada yang masih ingat
pengertian asam amino dan contoh-
contohnya ?”.
5. Guru mengajukan pertanyaan apresepsi
yang berkaitan dengan materi
pertemuan sebelumnya.
Contoh :
“Apakah kalian tahu mengapa protein
termasuk ke dalam contoh polimer?”
“Apakah kalian masih ingat pengertian
dari monomer itu apa?”
“Dan apakah kalian tahu monomer-
monomer penyusun polimer seperti
protein ?”
6. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu:
menjelaskan pengertian asam amino,
memahami struktur dan sifat-sifat asam
amino, memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian protein,
memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein , dan
menyajikan data diskusi kelompok dan
hasil percobaan mengenai uji protein
dengan baik.
7. Pendidik menyampaikan garis besar Tanggung
cakupan materi dan penjelasan tentang jawab
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan
atau tugas pada pertemuan ini.
8. Pendidik menyampaikan hal-hal yang
akan dinilai, antara lain perilaku ilmiah
(kriteria penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
2 Inti Memberikan Stimulus dan memotivasi 70
peserta didik untuk bertanya menit
1. Pesertadidik mengkaji literatur tentang Literasi
protein
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan protein ,misalnya:
Apa contoh protein yang dapat kita
temui dalam kehidupan ehari-hari?
Mengumpulkan Data
1. Peserta didik dengan kelompoknya
mencari informasi dan mengumpulkan Kerja keras
infromasi dari literatur yang digunakan
untuk mengkaji
- Pengertian protein
- Struktur dan sifat protein
Memverifikasi Data
1. Peserta didik mendiskusikan temuannya
mengenai pengertian protein, struktur Kerja sama
dan sifat protein.
3. Bersama anggota kelompok, peserta
didik ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang pengertian protein,
struktur dan sifat protein.
Menyimpulkan
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi bersama kelompoknya.
Mempresentasikan
Perwakilan dari setiap kelompok
peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan
3 Penutup 1. Pendidik memberi penguatan kepada 10
peserta didik mengenai materi menit
pengertian protein, struktur dan sifat
protein.
2. Pendidik mengevaluasi pengetahuan
yang pesereta didik peroleh pada
pembelajaran hari ini dengan bertanya
secara langsung.
Contoh :
Pertanyaan menyebar. Berdasarkan
hasil diskusi tadi, siapa yang dapat
menyimpulkan apa saja sifat-sifat dari
protein?
3. Pendidik memberikan tugas dirumah
kepada peserta didik dan memberi
informasi terkait materi pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya
4. Pendidik menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.

3.Pertemuan ke-3
NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 10
pertanyaan dari pendidik berhubungan menit
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta didik Literasi
secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara :
“Bagaimana kabar kalian hari ini anak-
anak?”
“Apakah ada yang masih ingat
pengertian protein dan contoh-
contohnya ?”.
5. Guru mengajukan pertanyaan apresepsi
yang berkaitan dengan materi pada
pertemuan sebelumnya.
Contoh :
“Apakah kalian tahu mengapa protein
termasuk ke dalam contoh polimer?”
“Apakah kalian masih ingat pengertian
dari monomer itu apa?”
“Dan apakah kalian tahu monomer-
monomer penyusun polimer seperti
protein ?”
6. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu:
menjelaskan pengertian asam amino,
memahami struktur dan sifat-sifat asam
amino, memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian protein,
memahami struktur dan sifat protein,
memahami penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein , dan
menyajikan data diskusi kelompok dan
hasil percobaan mengenai uji protein
dengan baik.
7. Pendidik menyampaikan garis besar Tanggung
cakupan materi dan penjelasan tentang jawab
kegiatan yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas pada
pertemuan ini.
8. Pendidik menyampaikan hal-hal yang
akan dinilai, antara lain perilaku ilmiah
(kriteria penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
2 Inti Memberikan Stimulus dan memotivasi 70
peserta didik untuk bertanya menit
1. Pesertadidik mengkaji literatur tentang Literasi
penggolongan protein dan kegunaan
protein dalam kehidupan sehari-hari.
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan protein ,misalnya:
bagaimana kegunaan protein dalam
kehidupan ehari-hari?
Mengumpulkan Data
1. Peserta didik dengan kelompoknya Kerja keras
mencari informasi dan mengumpulkan
infromasi dari literatur yang digunakan
untuk mengkaji
- Penggolongan protein
- Kegunaan protein dalam kehidupan
sehari-hari
Memverifikasi Data Kerja sama
1. Peserta didik mendiskusikan temuannya
mengenai penggolongan dan kegunaan
protein dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bersama anggota kelompok, peserta
didik ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang penggolongan dan
kegunaan protein dalam kehidupan
sehari-hari.
Menyimpulkan
Peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi bersama kelompoknya.
Mempresentasikan
Perwakilan dari setiap kelompok
peserta didik menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan
3 Penutup 2. Pendidik memberi penguatan kepada 10
peserta didik mengenai materi menit
penggolongan dan kegunaan protein
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendidik mengevaluasi pengetahuan
yang pesereta didik peroleh pada
pembelajaran hari ini dengan bertanya
secara langsung.
Contoh :
Pertanyaan menyebar. Berdasarkan
hasil diskusi tadi, siapa yang dapat
menyimpulkan dasar penggolongan dari
protein?
4. Pendidik memberikan tugas dirumah
kepada peserta didik dan memberi
informasi terkait materi pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
5. Pendidik menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.

4.Pertemuan ke-4
Kegiatan Praktikum (1 x 45 menit)
Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Inkuiri Terbimbing
Metode pembelajaran : Praktikum dan diskusi kelompok

No Sintaks/Tahapan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Pemikiran Alokasi


Pembelajaran abad 21 Waktu

1 Kegiatan 1. Peserta didik merespon salam Sosial 5 menit


pendahuluan dan pertanyaan dari pendidik
berhubungan dengan kondisi
Tahap 1:
kelas, mengabsen
Observasi untuk
2. Berdoa Religius
menemukan
3. Menyanyikan lagu kebangsan Nasionalisme
masalah
Indonesia Raya (Khusus untuk
jam pertama)
4. Pendidik menyiapkan peserta Literasi
didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan cara
mengingatkan materi pada
pertemuan sebelumnya.
5. Pendidik menyampaikan tujuan Tanggung
menjelaskan pengertian asam jawab
amino, memahami struktur dan
sifat-sifat asam amino,
memahami penggolongan asam
amino, menjelaskan pengertian
protein, memahami struktur dan
sifat protein, memahami
penggolongan protein,
melakukan percobaan uji protein
, dan menyajikan data diskusi
kelompok dan hasil percobaan
mengenai uji protein dengan
baik.
6. Pendidik menyampaikan garis
besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas pada
pertemuan ini.
7. Pendidik menyampaikan hal-hal
yang akan dinilai, antara lain
perilaku ilmiah (kriteria
penilaian disampaikan kepada
peserta didik).
Kegiatan Inti 1. Peserta didik dibagi kedalam 4 30
kelompok menit
2. Pendidik membagikan petunjuk
praktikum tentang uji protein. Literasi
3. Peserta didik mengamati video
tentang beberapa uji protein.
4. Peserta didik dibimbing untuk Kerja keras
merumuskan masalah
berdasarkan video yang diamati
Tahap 2: 5. Peserta didik dan pendidik
Merumuskan menentukan rumusan masalah
Masalah yang tepat sesuai dengan yang
diajukan peserta didik.
Tahap 3: 6. Peserta didik mengajukan
Mengajukan hipotesis berdasarkan rumusan
Hipotesis masalah yang telah disebutkan.
7. Pendidik membimbing peserta
didik untuk menentukan
hipotesis yang tepat sesuai
dengan yang diajukan peserta
didik.
Tahap 4: 8. Peserta didik dibimbing untuk
Merencanakan melakukan sebuah percobaan
pemecahan untuk membuktikan hipotesis
masalah mereka. Rancangan percobaan
yang dibuat meliputi alat dan
bahan, variabel, dan prosedur
percobaan.
Tahap 5: 9. Peserta didik dalam kelompok Kerja sama
Melakukan belajar dibimbing untuk
Eksperimen melakukan percobaan uji
protein yaitu menentukan
ikatan-ikatan dalam protein
yang terdapat dalam putih telur.
Pendidik memberikan bantuan
kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
10. Peserta didik melakukan
Tahap 6:
pengamatan dan mencatat hasil
melakukan
pengamatan pada kolom data
pengamatan dan
pengumpulan pengamatan
data

Tahap 7: Analisis 11. Peserta didik menganalisis data


data yang diperoleh dari hasil
pengamatan
12. Peserta didik menyampaikan
hasil pengamatan dan analisis
data yang telah dikerjakan

Kegiatan 1. Peserta didik diminta 10


penutup menyimpulkan data hasil menit
Tahap 8: pengamatan
2. Pendidik memberikan evaluasi
Penarikan
berupa pekerjaan rumah berupa
Kesimpulan
laporan prakrikum.
3. Pendidik menyampaikan
kegiatan pada pertemuan
berikutnya yaitu ulangan
harian.
4. Pendidik mengakhiri
pembelajaran dengan doa dan
salam.

Pertemuan ke-4 (ulangan harian)


NO Kegiatan Diskripsi Pemikiran Alokasi
abad 21 Waktu
1 Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan Sosial 5 menit
pertanyaan dari pendidik berhubungan
dengan kondisi kelas, mengabsen
2. Berdoa Religius
3. Menyanyikan lagu kebangsan Indonesia Nasionalisme
Raya (Khusus untuk jam pertama)
4. Pendidik menanyakan kesiapan peserta Literasi
didik mengikuti ulangan harian.
2 Inti 1. Pendidik membagikan soal dan lembar Tanggung 30
jawaban kepada peserta didik jawab menit
2. Pendidik menjelaskan peraturan yang Percaya diri
diterapkan selama ulangan harian
berlangsung.
3. Pendidik memberikan waktu 30 menit
Jujur
untuk 5 butir soal bentuk uraian.
4. Pendidik memberikan peringatan ketika
waktu kurang 5 menit dan waktu habis
5. Pendidik mempersilahkan peserta didik
mengumpulkan lembar jawaban di meja
pendidik.

3 Penutup 1. Pendidik bertanya kepada peserta didik Rasa ingin 10


apakah soal yang diberikan mudah atau tahu menit
sulit.
2. Pendidik mengajak peserta diidk
bersama-sama untuk membahas sekilas
mengenai jawaban dari soal ulangan
harian yang diberikan.
3. Pendidik menanyakan kepada peserta
didik kira-kira berapa nilai yang akan
mereka peroleh
4. Pendidik meminta peserta didik untuk
mempelajari materi pada bab selanjutnya
yaitu protein
5. Pendidik memberi pesan untuk semangat
belajar
6. Pendidik menutup pelajaran dengan do’a
dan salam penutup
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan
c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja (presentasi)

2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : saat mengamati proses pembelajaran yang meliputi
kegiatan diskusi di dalam kelas.
b. Tes Tertulis /Penugasan : terlampir / latihan soal
c. Unjuk Kerja : Lembar penilaian presentasi
3. Remidial
a. Tugas membuat Rangkuman dengan indikator yang tidak mampu dicapai
b. Tugas berupa tugas mandiri untuk mempelajari Materi dengan Indikator yang
belum dicapai
c. Tugas belajar bersama tutor sebaya menganai indikator yang belum dicapai
I. Catatan
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Mengetahui Semarang, September 2018


Guru Pamong Mahasiswa PPL

Dra. Polimeri Liquidani Hikmatul Ummah


NIP.19611229 198803 2003 NIM. 1503076053
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP

LAMPIRAN 1
1. Instrumen Penilaian Sikap
a. Penilaian Kompetensi Sikap
1) Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab,
kerjasama, dan proaktif
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif
terhadap kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai
berikut;

CATATAN
PENTING
NO
TANGGAL NAMA SISWA KET.
.
(Bisa positif atau
negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam
rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2. Istrumen Penilaian Pengetahuan


Soal :( terlampir )
3. Penilaian Ketrampilan
Rubrik Penilaian ketrampilan
Penilaian kegiatan praktikum
Teknik: Observasi
Instrumen penilaian: Lembar Observasi
Bentuk instrumen:
No. Nama Aspek yang dinilai Skor
Peserta 0 1 2 3
Didik
1. Merumuskan masalah

2. Merumuskan hipotesis

3. Merancang dan melakukan percobaan

4. Menganalisis dan menyimpulkan hasil


percobaan

5. Mengomunikasikan hasil percobaan

Pedoman penskoran
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTOR
Aspek yang Dinilai Skor Rubrik

0 Tidak merumuskan masalah

1 Rumusan masalah tidak mengandung variabel


penelitian
Merumuskan
2 Rumusan masalah mengandung variabel
masalah
penelitian, dilakukan dengan bantuan guru

3 Rumusan masalah mengandung variabel


penelitian, dilakukan secara mandiri

Merumuskan 0 Tidak bisa membuat hipotesis


hipotesis
1 Hipotesis kurang sesuai dengan permasalahan
dan tidak mengarah ke percobaan,tetapi
membutuhkan banyak bantuan guru.

2 Hipotesis sesuai dengan permasalahan,


mengarah ke percobaan, dan dilakukan dengan
sedikit bantuan guru.

3 Hipotesis sesuai dengan permasalahan,


mengarah ke percobaan, dan dilakukan secara
mandiri (kelompok).

0 Langkah-langkah percobaan yang dilakukan


tidak urut.

1 Langkah-langkah percobaan yang dilakukan urut


Merancang dan tetapi membutuhkan banyak bantuan guru.
melakukan
2 Langkah-langkah percobaan yang dilakukan urut
percobaan
dan dilakukan dengan sedikit bantuan guru.

3 Langkah-langkah percobaan yang dilakukan urut


dan dilakukan secara mandiri (kelompok).

Menganalisis dan 0 Tidak mampu menganalisis dan menyimpulkan


menyimpulkan hasil hasil percobaan.
percobaan
1 Kesimpulan dibuat tidak berdasarkan data,
merujuk pada hipotesis dan dilakukan dengan
bantuan guru

2 Kesimpulan dibuat tidak berdasarkan data,


merujuk pada hipotesis dan dilakukan secara
mandiri (kelompok).

3 Kesimpulan dibuat berdasarkan data, merujuk


pada hipotesis dan dilakukan secara mandiri
(kelompok).

Mengomunikasikan 0 Tidak dapat mengomunikasikan dengan bahasa


hasil percobaan yang baik, santun, dan tidak mudah dimengerti.

1 Dapat mengomunikasikan dengan bahasa yang


baik, santun,tetapi susah dimengerti.

2 Dapat mengomunikasikan dengan bahasa yang


baik, santun,tetapi sedikit dimengerti.

3 Dapat mengomunikasikan dengan bahasa yang


baik, santun, dan mudah dimengerti.

Pedoman Penilaian
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
15
= 15 x 100 = 100

Mengetahui Semarang, September 2018


Guru Pamong Mahasiswa PPL

Dra. Polimeri Liquidani Hikmatul Ummah


NIP.19611229 198803 2003 NIM. 1503076053
LAMPIRAN 2. MATERI PEMBELAJARAN
PROTEIN
Protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat dalam
semua jaringan hidup baik tumbuhan maupu hewan. Fungsi biologis protein sangat beragam,
antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi. Tidak ada
kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti protein. Oleh karena itulah
kelompok senyawa ini disebut protein, istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteios,
yang berarti “peringkat satu”atau “yang utama”.

1. Asam Amino
Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya
mengandung satu gugus karboksil (‒COOH) dan satu gugus amino (‒NH2). Jika gugus
amino terikat pada atom C-alfa (yaitu atom karbon yang terikat langsung pada gugus
karboksil), disebut asam alfa-amino; jika gugus aminonya terikat pada atom C-beta,
disebut atom beta-amino dan seterusnya. Di alam hanya ditemukan asam alfa-amino.

Gugus R adalah gugus pembeda antara asam amino yang satu dengan asam
amino yang lainnya. Gugus R dalam senyawa amino sangat beragam. Ada yang
hidrofob (seperti glisin dan alanin), ada yang hidrofil karena mengandung gugus polar
seperti ‒OH,‒COOH atau ‒NH2 (misalnya tirosin, lisin dan asam glutamat), ada yang
bersifat asam (misalnya asam glutamat), ada yang bersifat basa (misalnya lisin), ada
pula yang mengandung belerang (misalnya sistein) atau cincin aromatik (misalnya
tirosin). Gugus R asam amino tersebut sangat berperan dalam menentukan struktur,
kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam amino bersifat
optis aktif, karena adanya atom C-α yang bersifat asimetris.

Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari sekitar 20 jenis asam amino.
Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali 8 asam amino (10 untuk
bayi). Asam-asam esensial haruslah terdapat dalam makanan. Kekurangan satu saja
asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino yang dapat disintesis
dalam tubuh disebut asam amino nonesensial. Contoh asam amino esensial, yaitu
valin, leusin, isoleusin.

Sebagian besar protein nabati tidak mengandung satu atau lebih asam amino
esensial. Misalnya, protein beras tidak mengandung lisin dan treonin, protein gandum
tidak mengandung lisin dan triptofan. Jadi, orang yang makan hanya nasi saja dapat
menderita kekurangan gizi. Di pihak lain, protein hewani mengandung seluruh asam
amino dalam jumlah yang memadai. Tubuh kita memerlukan sekitar 0,8 g protein per
kg berat badan. Kekurangan protein dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan)
fisik maupun mental.

Sifat-Sifat Asam Amino

Asam amino mempunyai beberapa sifat, antara lain:

a. Larut dalam air dan pelarut polar lain.


b. Tidak larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan dietil eter.
c. Mempunyai titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat dan amina.
d. Mempunyai momen dipol besar.
e. Bersifat elektrolit: - kurang basa dibanding amina
- kurang asam dibanding karboksil
f. Bersifat amfoter : Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa. Jika asam
amino direaksikan dengan asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, dan
sebaliknya jika direaksikan dengan basa maka akan menjadi kation.
g. Dalam larutan dapat membentuk ion zwitter
Karena asam amino memiliki gugus karboksil (–COOH) yang bersifat asam dan
gugus amino (–NH2) yang bersifat basa, maka asam amino dapat mengalami
reaksi asam-basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar yang disebut ion
zwitter.
h. Mempunyai kurva titrasi yang khas.
i. Mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan. Di
bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan positif dan sebaliknya di
atasnya bermuatan negatif.
Penggolongan Asam Amino

Ditinjau dari segi pembentuknya, asam amino dapat dibagi dalam dua
golongan, yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh (asam amino
esensial) dan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh (asam amino nonesensial).

Asam amino esensial berjumlah sepuluh, yaitu valin, leusin, isoleusin, treonin,
lisin, metionin, fenilalanin, triptofan, histidin, dan arginin. Sedangkan beberapa asam
amino nonesensial, antara lain glisin, alanin, serin, asam glutamat, tirosin, sistein, dan
prolin.

Ditinjau dari strukturnya, asam amino dibagi dalam tujuh kelompok, yaitu
asam amino dengan rantai samping yang:
1. merupakan rantai karbon yang alifatik
2. mengandung gugus hidroksil
3. mengandung atom belerang
4. mengandung gugus asam atau amidanya
5. mengandung gugus basa
6. mengandung cincin aromatik
7. membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino
2. Tata Nama protein
Telah disebutkan bahwa protein terbentuk dari asam-asam amino. Proses
pembentukannya merupakan polimerisasi kondensasi. Dua molekul asam amino dapat
berikatan (berkondensasi) dengan melepas molekul air(H‒OH), sebagai berikut.

Ikatan yang mengkaitkan dua molekul asam amino itu disebut ikatan peptida dan
senyawa yang terbentuk disebut dipeptida.
Suatu dipeptida juga mempunyai gugus ‒COOH dan gugus ‒NH2, oleh karena itu
dapat pula mengikat asam amino yang lain membentuk tripeptida, dan seterusnya
membentuk polipeptida atau protein.

Pemaparan struktur polipeptida secara lengkap dapat sangat membosankan dan


tidak selalu perlu. Oleh karena itu, para ahli biokimia menggunakan singkatan. Tiap-tiap
asam amino diberi lambang dengan tiga huruf, dengan cara itu suatu contoh polipeptida
yang terdiri dari 10 residu asam amino dapat dinyatakan sebagai berikut :

Gly‒Phe‒Cys‒Ser‒Ala‒Gly‒Asp‒Ala‒Lys‒Asp

Dalam menuliskan rangkaian asam amino dari suatu polipeptida atau protein, maka
ujung amino (residu asam amino dengan gugus amino bebas) ditempatkan disebelah kiri,
sedangkan ujung karboksil disebelah kanan. Pada contoh diatas, berati glisin (Gly)
mempunyai gugus ‒NH2 bebas, sedangkan asam aspartat (Asp) mempunyai gugus
‒COOH bebas.

Dua molekul asam amino dapat membentuk dua jenis dipeptida, bergantung pada
gugus yang digunakan pada kondensasi. Misalnya, Gly dan Ala dapat membentuk dua
jenis dipeptida, yaitu Gly‒Ala dan Ala‒Gly.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa jenis protein yang dapat dibentuk dari 20
jenis asam amino dapat mencapai jutaan. Hal ini mirip dengan jumlah kalimat yang dapat
disusun dari hanya 26 huruf dalam abjad. Namun demikian, urutan berbagai huruf dalam
kata atau urutan berbagai kata tidak selalu mempunyai arti. Demikian juga, rangkaian
asam-asam amino tidak selalu merupakan protein yang berguna. Mungkin kita tetap
dapat mengartikan suatu kalimat meskipun terdapat beberapa huruf yang salah. Sama
halnya dengan suatu protein, mungkin tetap dapat berfungsi meskipun ada beberapa
asam amino yang tidak sesuai urutan. Akan tetapi, hal ini bisa berakibat fatal. Kelainan
yang dikenal sebagai anemia sel sabit terjadi karena perbedaan satu dari sekitar 300
residu asam amino dalam hemoglobinnya.

Salah satu contoh yang menunjukkan betapa pentingnya urut-urutan asam amino
dalam rantai polipeptida terhadap bentuk tiga dimensi dan fungsi protein, khususnya
protein globular yaitu penyakit anemia sel sabit.
Anemia sel sabit adalah penyakit yang timbul karea bentuk yang abnormal dari
salah satu subunit hemoglobin. Hemoglobin yang normal berbentuk bulat (seperti kue
donat), sedangkan sel sabit berbentuk sabit. Bentuk yang abnormal tersebut terjadi
karena asam amino yang keenam dari rantai β, yaitu asam glutamat yang bersifat polar
tergantikan oleh valin, suatu asam amino yang tidak polar. Perubahan bentuk ini
mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain itu, gaya tarik
hidrofobik menyebabkan beberapa sel sabit mengelompok membentuk semacam serat
sehingga dapat menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat menyebabkan peradangan,
rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian.

Anemia sel sabit adalah penyakit keturunan yang dialami seseorang yang
mewarisi gen hemoglobin muatan dari kedua orangtuanya. Jika hanya salah satu
orangtua yang menurunkan gen semu, hanya kira-kira 1% dari sel darah merahnya yang
berubah menjadi bentuk sabit. Mereka dapat hidup normal selama menghindari latihan-
latihan fisik yang berat atau tekanan lain terhadap sistem peredaran darah.

3. Struktur Protein
Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Struktur protein memegang
peranan penting dalam menentukan aktivitas biologisnya. Struktur protein dapat
dibedakan ke dalam 4 tingkatan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener.

Struktur primer adalah urut-urutan asam amino dalam rantai polipeptida yang
menyusun protein. Protein pertama yang berhasil ditentukan struktur primernya adalah
insulin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah.

Sebagai contoh insulin sapi terdiri dari dua rantai polipeptida, yang ditandai
dengan rantai A (terdiri dari 21 asam amino) dan rantai B (terdiri dari 30 asam amino).
Kedua rantai disatukan oleh ikatan silang disulfida (‒S‒S‒) yang berasal dari unit sistein
(Cys). Selama bertahun-tahun, insulin yang diekstraksi dari pankreas sapi digunakan
untuk terapi bagi orang-orang yang menderita kekurangan insulin (Diabetes). Kini
insulin manusia telah dapat diproduksi melalui industri genetika.

Struktur sekunder berkaitan dengan bentuk dari suatu rantai polipeptida. Oleh
karena gaya-gaya nonkovalen, seperti ikatan hidrogen atau gaya dispersi, suatu rantai
polipeptida menggulung seperti spiral (alfa heliks) atau seperti lembaran kertas continues
form (beta-pleated sheet), atau bentuk triple heliks.
Struktur tersier protein merupakan bentuk tiga dimensi dari suatu protein.
Bagaikan seutas mie yang diletakkan di dalam cawan, suatu rantai polipeptida dapat
melipat atau menggulung sehingga mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Struktur
tersier protein dikukuhkan oleh berbagai macam gaya, sepert ikatan hidrogen, ikatan
silang disulfida, interaksi hidrofobik atau hidrofilik, serta jembatan garam.

Setiap protein mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu. Jadi semua molekul
hemoglobin sebagai contoh, mempunyai bentuk tiga dimensi yang sama. Bentuk tiga
dimensi protein sangat berperan dalam menentukan fungsi biologis protein tersebut.
Sering kali sutatu molekul organik bukan protein terikat pada rantai polipeptida dalam
struktur tersiernya.

Sebagian protein hanya mengandung rantai tunggal polipeptida, tetapi yang lain,
yang disebut protein oligomer, terdiri dari dua atau lebih rantai. Sebagai contoh,
hemoglobin mempunyai empat rantai. Masing-masing rantai merupakan satu subunit
protein. Susunan subunit-subunit dalam protein oligomer disebut struktur kuartener.

4. Hidrolisis Protein
Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan
asam klorida pekat, sekitar 6M. Dlam hal ini ikatan peptida diputuskan sehingga
dihasilkan asam-asam amino bebas. Dalam tubuh manusia atau hewan hidrolisis
polipeptida atau protein terjadi karena pengaruh enzim.

5. Denaturasi Protein
Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara perlahan-
lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi keruh dan
akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak dapat larut lagi
pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein. Denaturasi juga dapat
terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau
aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau bahkan karena pengguncangan
yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif) setelah
denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan
fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap protein terdenaturasi diketahui bahwa
struktur yang lebih kompleks dari protein, terutama struktur tersier dan struktur
kuartenernya.
6. Penggolongan Protein
Protein dapat dibeda-bedakan berdasarkan komposisi kimia, bentuk, atau fungsi
biologisnya.

a. Berdasarkan Komposisi Kimia


Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibedakan atas protein sederhana
dan protein konjugasi. Protein sederhana hanya teriri atas asam amino, dan tidak ada
gugus kimia lain. Bagian yang bukan asam amino dari protein konjugasi disebut
gugus prostetik. Protein konjugasi digolongkan berdasarkan jenis gugus
prostetiknya.

b. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein dibedakan atas protein globular dan protein
serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptidanya berlipat rapat
menjadi bentuk globular atau bulat padat. Protein globular biasanya larut dalam air
dan mudah berdifusi. Hampir semua protein globular mempunyai fungsi gerak atau
dinamik, seperti enzim, protein transpor darah,dan antibodi. Protein serabut tidak
larut dalam air. Hampir semua protein serabut mempunyai fungsi struktural atau
pelindung. Contohnya adalah α-keratin pada rambut dan wol,fibroin dari sutera, dan
kolagen dari urat.

c. Berdasarkan Fungsi Biologis


Berdasarkan fungsi biologisnya, protein dapat dibedakan atas 7 golongan, yaitu:
1. Enzim, yaitu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Hampir semua
reaksi senyawa organik dalam sel dikatalisis enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim
telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan. Contohnya, ribonuklease
dan tripsin.
2. Protein transpor, yaitu protein yang mengikat dan memindahkan molekul atau
ion spesifik. Hemoglobin dalam sel darah merah mengikat oksigen dari paru-
paru, dan membawanya ke jaringan periferi. Lipoprotein dalam plasma darah
membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transpor lain terdapat dalam
dinding sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa
glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran ke dalam sel.
3. Protein nutrien dan penyimpanan, ialah protein yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Contohnya ialah protein yang terdapat dalam biji-bijian
seperti gandum, beras dan jagung. Ovalbumin pada telur dan kasein pada susu
juga merupakan protein nutrien.
4. Protein kontraktil yaitu protein yang memberikan kemampuan pada sel dan
organisme untuk mengubah bentuk atau bergerak. Contohnya ialah aktin dan
miosin, yaitu protein yang berperan dalam sistem kontraksi otot kerangka.
5. Protein struktur, yaitu protein yang berperan sebagai penyanggah untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau perlindungan. Contohnya ialah
kolagen yaitu komponen utama dalam urat dan tulang rawan. Contoh lain adalah
keratin yang terdapat pada rambut, kuku, dan bulu ayam/burung, fibroin yaitu
komponen utama dalam serat sutera dan jaring laba-laba.
6. Protein pertahanan (antibodi), yaitu protein yang melindungi organisme
terhadap serangan organisme lain (penyakit). Contohnya adalah imunoglobin
atau antibodi yang terdapat dalam vertebrata, dapat mengenali dan menetralkan
bakteri, virus, atau protein asing dan spesi lain. Fibrinogen dan trombin
merupakan protein penggumpal darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular
dan toksin bakteri juga tampaknya berfungsi sebagai protein pertahanan.
7. Protein pengatur, yaitu protein yang berfungsi mengatur aktivitas seluler atau
fisiologi. Contohnya ialah hormon seperti insulin yang mengatur metabolisme
penyakit diabetes. Contoh lain adalah hormon pertumbuhan dan hormon seks
7. Sifat-sifat Protein
a. Denaturasi Protein
Jika suatu larutan protein, misalnya albumin telur, dipanaskan secara
perlahan-lahan sampai kira-kira 60O‒70OC, lambat laun larutan itu akan mejadi
keruh dan akhirnya mengalami koagulasi. Protein yang telah terkoagulasi itu tidak
dapat larut lagi pada pendinginan. Perubahan seperti itu disebut denaturasi protein.
Denaturasi juga dapat terjadi karena perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa
pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau
bahkan karena pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya
disebut protein asli (natif) setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein
terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya. Dari penelitian terhadap
protein terdenaturasi diketahui bahwa struktur yang lebih kompleks dari protein,
terutama struktur tersier dan struktur kuartenernya.
b. Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang timbul karena adanya gesekan antara
molekul-molekul didalam zatcair yang mengalir. Suatu larutan protein dalam air
mempunyai Viskositas atau kekentalan yang lebih besar dari pada Viskositas air
sebagai pelarutnya. Pada umumnya Viskositas suatu larutan tidak diukur secara
absolute tetapi ditentukan oleh Viskositas ralatif, yaitu perbandingan terhadap
Viskositas zat cair tertentu. Alat yang digunakn untuk menentukan Viskositas adala
viscometer Ostwald. Pengukuran viskositas didasarkan pada kecepatan aliran suatu
zat cair atau larutan melalui suatu pipa ttertentu. Viskositas larutan protein
tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta suhu larutan.
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik dengan
suhu. Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang, mempunyai viskositas
lebihh besar dari pada larutan suatu protein yang berbentuk bulat. Pada titik isolistrik
viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
c. Koagulasi
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan adanya penggumpalan partikel
koloid sebagai akibat penambahan senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan
partikel menjadi netral dan akhirnya membentuk endapan akibat gaya grafitasi.
Koagulasi ini sendri terjadi karena beberapa hal seperti pemanasan (contohnya:
darah), pengadukan (contohnya: tepung kanji), dan pendinginan (contohnya: agar-
agar).
d. Browning
Sifat protein yang satu ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna
menjadi coklat. Hal ini merupakan reaksi pencoklatan enzimatis serta non enzimatis.
Contoh pencoklatan enximatis terlihat pada buah-buah juga sayuran yang
mengandung zat fenolik. Semenetara itu, contoh untuk pencoklatan non enzimatis
ada pada karamelisasi gula.
8. Kegunaan Protein

 Pertumbuhan dan pemeliharaan


Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan lebih banyak as amino yang
mengandung sulfur. Kolagen : protein utama otot dan jaringan ikat. Fibrin dan
myosin adalah protein didalam otot.

 Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh


Tiroid, insulin dan epinefrin serta enzim bertindak sebagai katalisator. Hb
berfungsi sebagai pengangkut oksigen

 Mengatur keseimbangan air


Cairan tubuh intraseluler, ekstraseluler dan interseluler. Distribusi cairan ini
dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostasis. Penumpukan cairan (edema) :
tanda awal kekurangan protein.
 Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, dengan pH netral atau sedikit alkali (pH
7,35 – 7,45).

 Pembentukan antibodi
Kekurangan protein, menghalangi kemampuan tubuh thd pengaruh toksik
berkurang. Kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan racun dan obat-
obatan.

 Mengangkut zat-zat gizi


Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi
Kekurangan protein menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat gizi.

 Sumber energi
Protein menghasilkan 4 kkal/g protein.
 Angka kecukupan protein
Angka kecukupan protein (AKP) orang dewasa adalah 0,75 gram/kg berat
badan. Kekurang protein ( Marasmus dan kwashiorkor), Kelebihan protein (
asidosis, dehirasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan
demam).
Beberapa reaksi pengenal protein.
1. Reaksi Biuret
Reaksi biuret adalah reaksi yang umum untuk protein (ikatan peptida). Bila protein
ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian larutan CuSO4 encer (2%) maka akan terbentuk
warna ungu. Reaksi ini berdasar adanya gugusan peptida.
2. Reaksi Millon
Reaksi Millon digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin pada protein. Bila
protein yang mengandung tirosin dipanaskan dengan merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang
mengandung asam nitrit, maka akan terjadi jonjot merah.
3. Reaksi Xantoproteat
Reaksi Xantoproteat untuk menguji protein yang mengandung gugus fenol (cincin
benzena). Bila protein yang mengandung cincin benzena ditambah HNO3 pekat dan
kemudian dibuat alkalis maka akan terjadi warna kuning.
4. Uji Terhadap Belerang
Untuk menguji adanya belerang dalam protein maka ke dalam protein ditambahkan
larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Pb(NO3)2. Adanya belerang
ditandai terjadinya endapanhitam dari Pbs.

Mengetahui Semarang, September 2018


Guru Pamong Mahasiswa PPL

Dra. Polimeri Liquidani Hikmatul Ummah


NIP.19611229 198803 2003 NIM. 1503076053

Catatan Kepala Sekolah


…………………………………………………………………………………………………
……….......................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................................
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Jawablah soal berikut dengan tepat!


1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi adanya protein dalam bahan makanan?
2. Apakah yang dimaksud glikoprotein? Berikan contohnya!
3. Apakah yang dimaksud denaturasi protein? Sebutkan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya denaturasi protein!
4. Mengapa protein yang mengalami denaturasi menjadi kehilangan fungsi biologisnya?
5. Apakah yang dimaksud struktur kuarterner protein?
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTOR

PETUNJUK PRAKTIKUM
UJI PROTEIN
Tujuan:

Menentukan ikatan-ikatan yang ada dalam protein yang terdapat dalam putih
telur.
Protein dalam putih telur dibentuk dari asam-asam amino tertentu dan bila diuji
dengan cara-cara di bawah ini akan memberikan hasil positif. Ikatan peptida
dalam protein diuji dengan tes biuret.
Inti benzena dalam asam-asam amino dan senyawa lain diuji dengan tes
Zantropoteat
Ikatan S – S atau S – H dalam asam amino diuji denganmenggunakan kertas Pb
– asetat.
Alat dan Bahan:
-Pipet tetes
-Gelas kimia 100 ml
-Tabung reaksi biasa dan rak
-Penjepit tabung
-Alat pembakar
-Larutan putih telur 1 : 2
-Larutan tembaga (II) sulfat 1%
-Larutan natrium hidroksida 1 M dan 6 M
-Susu, agar-agar, kapas, dan nitrat pekat
-Larutan asam asetat 2 M
-Larutan timbal (II) asetat
-Kertas saring
Langkah kerja:
Larutkan putih telur 1 : 2 dibuat dengan mencampur satu bagian putih telur
dengan dua bagian air.

Hasil pengamatan:

Sebelum ditambah Sesudah ditambah


No Larutan Pereaksi Fehling
Pereaksi Fehling
A. Tes Biuret
1. Pada 1 mL larutan putih telur ditambahkan 2 – 3 tetes larutan tembaga
(II) sulfat 1%. Kemudian 1 mL larutan NaOH 0,1 M (diencerkan dari
larutan 1 M). Campurkan baik-baik dan amati perubahan yang terjadi.
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu, gelatin agar-agar, dan
kapas. Bila ada yang tidak mudah larut setelah ditambahkan larutan
NaOH, panaskan dahulu beberapa menit hingga semua larut lalu
dinginkan (pemanasan dilakukan dalam pemanas air).
B. Tes Xanthoproteat
1. Pada 1 mL larutan putih telur ditambahkan 2 tetes asam nitrat pekat.
Panaskan 1 – 2 menit. Amati warna yang terjadi setelah dingin
tambahkan larutan NaOH 1 M tetes demi tetes hingga berlebihan.
Perubahan apa yang terjadi?
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan susu, gelatin, agar-agar dan
kapas. Jika zat padat yang digunakan, tambahkan terlebih dahulu 5 – 10
tetes air sebelum diberi pereaksi!
C. Tes untuk Membuktikan Ikatan S – S atau S – H dalam Asam Amino
1. Ke dalam tabung reaksi yang diberi larutan NaOH 6 M sebanyak kira-
kira 0,5 m, tambahkan 1 m larutan putih telur. Didihkan selama 2 menit,
lalu dinginkan. Kemudian asamkan dengan kira-kira 2 mL asam asetat 2
M.
Tutuplah mulut tabung dengan kertas saring yang telah dicelup ke dalam
larutan timbal (II) asetat. Panaskan tabung reaksi itu dan amati
perubahan yang terjadi pada kertas timbal (II) asetat.
2. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan susu, gelatin, agar-agar dan
kapas. Zat-zat ini tidak perlu dilarutkan dulu, dapat berupa zat padat
dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah putih telur yang digunakan.
Ukurlah kira-kira saja. Catat semua pengamatan Anda.
Hasil Pengamatan:
No Zat yang Diuji Tes Biuret Tes Tes Ikatan S
Zanthoproteat – S
atau S – H
1 Putih telur
2 a. Susu
b. gelatin
c. agar-agar
d. kapas

Pertanyaan:
1. Zat manakah yang mengandung ikatan peptida?
2. Tunjukkan bagaimana terjadinya ikatan peptida dari dua asam amino?

/
Mengetahui Semarang, September 2018
Guru Pamong Mahasiswa PPL

Dra. Polimeri Liquidani Hikmatul Ummah


NIP.19611229 198803 2003 NIM. 1503076053

Anda mungkin juga menyukai