D. Materi Pembelajaran
- Faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan
- Orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
Fakta : Reaksi cepat (peledakan bom, petasan), reaksi lambat (perkaratan)
Konsep : Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju reaksi, Persamaan laju Reaksi Dan
Orde Reaksi
Prinsip : Teori tumbukan
Prosedur : Percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
E. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Presentasi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-14
Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan Orientasi 10 Menit
o Siswa berdoa (Character) dan merespon salam (Character) serta
pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi absensi.
Kegiatan Deskripsi Waktu
Apersepsi
o Guru meminta siswa duduk pada kelompoknya masing-masing.
o Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan
logistik yang dibutuhkan.
Motivasi
o Guru melakukan tanya jawab (Critical Thinking, Communication)
tentang cara menentukan ΔH berdasarkan energi ikatan.
o Guru memberikan pertanyaan tentang pengertian laju reaksi?
Inti Fase 1 : Stimulation (Memberi Stimulus) 70 Menit
o Siswa mengamati (Critical Thinking and Literacy) gambar reaksi
yang cepat dan reaksi yang lambat yang ditayangkan guru secara
berkelompok.
Fase 2 : Problem Statement (Mengidentifikasi Masalah)
o Guru memberikan kesempatan tiap perwakilan kelompok untuk
mengajukan pertanyaan (Critical Thinking, Communication,
Character, and HOTS) berdasarkan hasil mengamati bahan yang
ditayangkan.
o Guru menuliskan pertanyaan (Literacy) yang diajukan di papan tulis.
o Guru bersama siswa memilih materi pertanyaan-pertanyaan yang
sesuai (Critical Thinking, Communication, Character) dengan
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
o Guru memberikan kesempatan (Critical Thinking, Communication,
Character) kepada perwakilan setiap kelompok untuk memberikan
kemungkinan jawaban (hipotesis) berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang telah ada.
Fase 3 : Data Collecting (Mengumpulkan Data)
o Siswa mengkaji literatur (Critical Thinking and Literacy ) tentang
pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi serta kaitannya dengan teori tumbukan.
o Siswa melakukan diskusi dalam kelompok (Critical Thinking,
Creativity, Collaboration, Character, and Literacy) untuk
menyimpulkan pengertian laju reaksi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju
reaksi serta kaitannya dengan teori tumbukan.
Fase 4 : Data Processing (Mengolah Data)
o Secara berkelompok siswa mengerjakan LKS (Creativity, Collaboration,
Character and Literacy, HOTS) tentang pengertian laju reaksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi serta kaitannya dengan
teori tumbukan.
o Membantu peserta didik (Communication, Character) dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan
dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 : Verification (Memferifikasi)
o Mengkomunikasikan (Collaboration, Communication, Character) hasil
diskusi kelompoknya.
o Guru melibatkan siswa (Critical Thinking and Problem Solving,
Creativity, Collaboration, Character) mengevaluasi jawaban kelompok
penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat
kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar.
o Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain (Collaboration,
Character) yang mempunyai jawaban berbeda dari kelompok
penyaji pertama.
o Selama presentasi berlangsung, guru melakukan pengamatan untuk
menilai sikap dan kinerja diskusi presentasi.
Penutup Fase 6 : Generalization (Menyimpulkan) 10 Menit
o Guru mengarahkan siswa merumuskan kesimpulan
(Communication, Charactery) dari seluruh kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
o Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan secara individu.
o Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
o Guru menutup pembelajaran dengan ucapan salam (Character).
| 246
Pertemuan Ke-15
Pertemuan Ke-16
Pertemuan Ke-20
Kejadian/ Tindak
No Waktu Nama Butir Sikap + atau -
Perilaku Lanjut
A B
Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam air
akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan kembang
api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula
reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat
lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung
dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi
tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan molaritas.
Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang dinotasikan
dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut.
n
M = molaritas
n = jumlah mol (mol atau
mmol) V = volume (L atau mL)
Bagaimana cara menggunakan dan menghitung molaritas? Kalian akan mengetahuinya dari
contoh-contoh soal berikut.
1. Sebanyak 17,1 g sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL.
Tentukan kemolaran sukrosa!
Jawab :
assa ,
ol s krosa , ol ol
r
n
ol
s krosa
2. Berapa gram soda kue (NaHCO3) yang diperlukan untuk membuat 150 mL larutan NaHCO3
0,5 M (Ar Na = 23, H = 1, C = 12, O = 16)
Jawab :
ol , ol , , ol
assa ol r , ol g
Pembuatan suatu larutan dapat juga dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah
ada dengan catatan molaritas larutan yang akan dibuat lebih rendah dari molaritas yang
sudah ada. Dalam pengenceran, jumlah zat terlarut tidak berubah sehungga jumlah
molnya tetap. n n
Apabila yang tersedia di laboratorium hanya larutan pekat yang diketahui massa jenias dan
kadarnya tanpa diketahui konsentrasinya, misalnya larutan asam sulfat dengan kadar 97%
dan
massa jenisnya 1,8 Kg/L, maka molaritas H2SO4 tersebut dapat ditentukan dengan rumusan
berikut.
assa ,
r
B. Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah
produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau
konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalam
reaksi kimia banyak digunakan zat kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam keadaan
tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi (molaritas).
Perhatikan reaksi berikut :
Reaktan Produk
Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam
keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk. Semakin
lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin lama semakin
berkurang. sehingga laju reaksinya adalah berkurangnya konsentrasi R setiap satuan waktu,
produk semakin bertambah, atau laju bertambahnya konsentrasi P setiap satuan waktu
t t
dirumuskan sebagai :
Keterangan :
v = laju reaksi (M/detik)
ΔR = perubahan konsentrasi reaktan
(M) ΔP = perubahan konsentrasi produk
(M) Δt = perubahan waktu (detik)
Contoh :
Berdasarkan reaksi : 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
Diketahui bahwa N2O5 berkurang dari 2 mol/liter menjadi 0,5 mol/liter dalam waktu 10 detik.
Berapakah laju reaksi berkurangnya N2O5?
, , detik
t
Oleh karena harga Δt masing-masing sama, maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan
perbandingan konsentrasi. Di sisi lain, konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta
berbanding
lurus pula dengan koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan
perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
vA : vB : vC = p : q : r
Contoh :
Pada reaksi pembentukan gas SO3 menurut reaksi : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Diperoleh data sebagai berikut :
No [SO3] Mol/L Waktu (s)
1. 0,00 0
2. 0,25 20
3. 0,50 40
Tentukanlah:
a. Laju bertambahnya SO3
b. Laju berkurangnya SO2
c. Laju berkurangnya O2
Jawab :
Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi pereaksi,
luas permukaan zat yang bereaksi, suhu pada saat reaksi kimia terjadi, dan ada tidaknya
katalis. Sehubungan dengan proses reaksi kimia, maka ada satu hal penting yang harus
dipelajari untuk menentukan berjalan tidaknya sebuah reaksi kimia, yakni tumbukan.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi hanyalah tumbukan yang efektif. Tumbukan efektif
harus memenuhi dua syarat, yaitu posisinya tepat dan energinya cukup. Bagaimanakah
posisi tumbukan yang efektif? Dalam wadahnya, molekul-molekul pereaksi selalu bergerak
ke segala arah dan sangat mungkin bertumbukan satu sama lain. Baik dengan molekul
yang sama maupun dengan molekul berbeda. Tumbukan tersebut dapat memutuskan
ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian membentuk ikatan baru yang menghasilkan
molekul hasil reaksi. Contoh tumbukan antarmolekul yang sama terjadi pada pereaksi
hidrogen iodida berikut : HI(g) + HI(g) H2(g) + I2(g)
Secara umum dituliskan
: AB + AB A2 + B2
Gambar 3.1 (a) tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak efektif karena molekul
yang bertabrakan sama (c) tumbukan tidak efektif karena posisinya tidak tepat
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul sedemikian rupa sehingga antara A
dan B saling bertabrakan (Gambar 3.1 a). Jika yang bertabrakan adalah atom yang sama,
yaitu antara A dan A (Gambar 3.1 b)atau atom A dan B namun hanya bersenggolan saja
(Gambar 3.1 c), maka tumbukan tersebut merupakan tumbukan yang tidak efektif.
Selanjutnya apa yang dimaksud energi tumbukan harus cukup? Jika kalian melemparkan
batu pada kaca dan kacanya tidak pecah, berarti energi kinetik batu tidak cukup untuk
memecahkan kaca. Demikian juga tumbukan antarmolekul pereaksi, meskipun sudah
terjadi tumbukan dengan posisi tepat, namun apabila energinya kurang, maka reaksi tidak
akan terjadi. Dalam hal ini diperlukan energi minimum tertentu yang harus dipunyai
molekul-molekul pereaksi untuk dapat menghasilkan reaksi. Energi tersebut dinamakan
energi aktivasi atau energi pengaktifan (Ea). Perhatikan tentang tumbukan dengan energi
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka akan tidak akan terjadi ikatan antara B dan C
saat bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada perubahan (Gambar 3.2 (a)).
Dengan mempercepat gerakan molekul, maka akan membuat tumpang tindih B dan C
serta membuat ikatan, dan akhirnya terjadi ikatan kimia (Gambar 3.2 (b)).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), keadaan transisi,
dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi disebut juga komplek teaktivasi, dimana
ikatan baru sudah terbentuk namun ikatan lama belum putus, dimana keadaannya hanya
berlagsung sesaat dan tidak stabil. Keadaan transisi selalu mempunyai energi lebih
tinggi daripada
keadaan awal dan keadaan akhir, sedangkan energi keadaan awal dapat lebih tinggi atau
lebih rendah daripada energi keadaan akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi menghasilkan kalor (reaksi eksoterm) dan
bila yang terjadi adalah sebaliknya (reaksi endoterm) seperti pada Gambar 3.3 tentang
energi aktivasi pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Gambar 3.3 (a) diagram potensial reaksi eksoterm, (b) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi besar
Gambar 3.4 (a) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi kecil, (b) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi besar
Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Tumbukan antarpartikel pada (a) permukaan kecil dan (b) permukaan besar
4. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antarpartikel akan mempunyai energi
yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak
terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi (Gambar 3.7).
Gambar 3.7 (a) tumbukan antarpartikel pada suhu rendah, (b) tumbukan antarpartikel pada suhu tinggi
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, reaksi akan berlangsung dua kali lebih
cepat. Dengan demikian, apabila laju reaksi awalnya diketahui, kita dapat memperkirakan
besarnya laju reaksi berdasarkan kenaikan suhunya. Seperti perumusan berikut :
Karena besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh, maka perumusan di
atas dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
Δv = kenaikan laju reaksi
ΔT = kenaikan suhu = T2 - T1
T2 = suhu akhir dan T1 = suhu
awal vo = waktu reaksi awal
vt = waktu reaksi akhir
Contoh :
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhu dinaikkan 10oC. Apabila pada suhu
25oC laju reaksi suatu reaksi adalah 2y M/s. Berapa laju reaksi pada suhu 75oC?
Jawab :
vo = 2y T1 = 25oC
Δv = 2 T2 = 75oC
t o
t
Jadi laju reaksinya adalah 64y
Suhu (oC) 25 35 45 55 65 75
Laju Reaksi (M/s) 2y 4y 8y 16y 32y 64y
Energi aktivasi reaksi dengan katalis (EaK) lebih kecil dari reaksi tanpa
katalis Katalis memiliki beberapa sifat, di antaranya:
1. Katalis tidak bereaksi secara permanen.
2. Jumlah katalis yang diperlukan dalam reaksi sangat sedikit.
3. Katalis tidak memengaruhi hasil reaksi.
4. Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya memengaruhi lajunya.
5. Katalis hanya bekerja efektif pada suhu optimum, artinya di atas atau di bawah suhu
tersebut kerja katalis berkurang.
6. Suatu katalis hanya memengaruhi laju reaksi secara spesifik, artinya suatu katalis
hanya memengaruhi laju satu jenis reaksi dan tidak dapat untuk reaksi yang lain.
7. Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut promotor.
8. Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat tersebut disebut
autokatalis.
9. Katalis dalam senyawa organik disebut enzim.
10. Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi, sehingga katalis itu disebut
katalis negatif atau inhibitor.
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1) Katalis homogen, yaitu katalis yang mempunyai wujud sama dengan pereaksi. Katalis
ini dapat berada dalam dua wujud :
a. dalam wujud gas, contoh:
NO(g)
2CO2(g) + O2(g) 2CO2(g)
b. dalam wujud larutan, contoh:
+
H
C12H22O11(aq) + H2O(l) C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
v = k[A]m [B]n
Keterangan :
v = Laju reaksi (M/s)
k = kostanta laju reaksi
[A] dan [B] = konsentrasi molar zat A dan
B m dan n = orde reaksi atau tingkat
reaksi
Jawab :
a. Menentukan orde reaksi [SO2] persamaan [H2] yang sama percobaan 1 dan 2 :
,
,
,
Menentukan orde reaksi [H2] persamaan [SO2] yang sama percobaan 2 dan 3 :
n , n
,
,n n
,
n
k
,,
k
,
LAJU REAKSI
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
1. Menyadari adanya laju reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok.
3. Menunjukan perilaku dan sikap rasa ingin tahu, keaktifan, kerjasama, komunikatif, disiplin,
jujur peduli lingkungan dan teliti.
4. Menjelaskan teori dan prinsip-prinsip tumbukan yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi
kimia.
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
6. Membedakan diagram energi potensial reaksi yang menggunakan katalis dan reaksi tanpa
katalis.
B. Ringkasan Materi
1. Pengertian Laju Reaksi
Laju reaksi diartikan sebagai laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya
produk (hasil reaksi). Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi
kimia, sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi) menjadi
zat baru yang disebut sebagai produk. Reaksi kimia digambarkan seperti pada bagan
berikut.
Pereaksi Hasil Reaksi
A B
Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam
air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan
kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak tanah.
Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi, misalnya,
membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses
reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju
reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan
molaritas.
Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang
dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut.
n
M = molaritas
n = jumlah mol (mol atau
mmol) V = volume (L atau mL)
Bagaimana cara menggunakan dan menghitung molaritas? Kalian akan mengetahuinya dari
contoh-contoh soal berikut.
1. Sebanyak 17,1 g sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500
mL. Tentukan kemolaran sukrosa!
Jawab :
assa ,
ol s krosa , ol ol
r
n ol
s krosa
2. Berapa gram soda kue (NaHCO3) yang diperlukan untuk membuat 150 mL larutan
NaHCO3 0,5 M (Ar Na = 23, H = 1, C = 12, O = 16)
Jawab :
ol , ol , , ol
assa ol r , ol g
Pembuatan suatu larutan dapat juga dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah
ada dengan catatan molaritas larutan yang akan dibuat lebih rendah dari molaritas yang
sudah ada. Dalam pengenceran, jumlah zat terlarut tidak berubah sehungga jumlah
molnya tetap. n n
Apabila yang tersedia di laboratorium hanya larutan pekat yang diketahui massa jenias dan
kadarnya tanpa diketahui konsentrasinya, misalnya larutan asam sulfat dengan kadar 97%
dan massa jenisnya 1,8 Kg/L, maka molaritas H 2SO4 tersebut dapat ditentukan dengan
rumusan berikut.
assa ,
r
2. Laju Reaksi
Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah
produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol,
atau konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun
tahun. Dalam reaksi kimia banyak digunakan zat kimia yang berupa larutan atau berupa
gas dalam keadaan tertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi
(molaritas).
Perhatikan reaksi berikut :
Reaktan Produk
Pada awal reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam
keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk.
Semakin lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan semakin lama
semakin
berkurang. sehingga laju reaksinya adalah berkurangnya konsentrasi R setiap satuan
waktu, produk semakin bertambah, atau laju bertambahnya konsentrasi P setiap satuan
waktu dirumuskan sebagai :
t t
Keterangan :
v = laju reaksi (M/detik)
ΔR = perubahan konsentrasi reaktan
(M) ΔP = perubahan konsentrasi produk
(M) Δt = perubahan waktu (detik)
Contoh :
Berdasarkan reaksi : 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
Diketahui bahwa N2O5 berkurang dari 2 mol/liter menjadi 0,5 mol/liter dalam waktu 10 detik.
Berapakah laju reaksi berkurangnya N2O5?
, , detik
t
Oleh karena harga Δt masing-masing sama, maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan
perbandingan konsentrasi. Di sisi lain, konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta
berbanding lurus pula dengan koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai
dengan perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
vA : vB : vC = p : q : r
Contoh :
Pada reaksi pembentukan gas SO3 menurut reaksi : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Diperoleh data sebagai berikut :
No [SO3] Mol/L Waktu (s)
1. 0,00 0
2. 0,25 20
3. 0,50 40
Tentukanlah:
a) Laju bertambahnya SO3
b) Laju berkurangnya SO2
c) Laju berkurangnya O2
Jawab :
Gambar 3.1 (a) tumbukan yang efektif karena posisi tumbukan tepat, (b) tumbukan tidak efektif
karena molekul yang bertabrakan sama (c) tumbukan tidak efektif karena posisinya
tidak tepat
Tumbukan yang efektif terjadi bila keadaan molekul sedemikian rupa sehingga antara
A dan B saling bertabrakan (Gambar 3.1 a). Jika yang bertabrakan adalah atom yang
sama, yaitu antara A dan A (Gambar 3.1 b)atau atom A dan B namun hanya
bersenggolan saja (Gambar 3.1 c), maka tumbukan tersebut merupakan tumbukan
yang tidak efektif.
Selanjutnya apa yang dimaksud energi tumbukan harus cukup? Jika kalian
melemparkan batu pada kaca dan kacanya tidak pecah, berarti energi kinetik batu
tidak cukup untuk memecahkan kaca. Demikian juga tumbukan antarmolekul pereaksi,
meskipun sudah terjadi tumbukan dengan posisi tepat, namun apabila energinya
kurang, maka reaksi tidak akan terjadi. Dalam hal ini diperlukan energi minimum
tertentu yang harus dipunyai molekul-molekul pereaksi untuk dapat menghasilkan
reaksi. Energi tersebut dinamakan energi aktivasi atau energi pengaktifan (Ea).
Perhatikan tentang tumbukan dengan energi yang cukup dan tidak cukup.
Gambar 3.2 (a) energi cukup menghasilkan reaksi dan (b) energi tidak cukup menghasilkan reaksi
Bila gerakan molekul AB dan C lambat, maka akan tidak akan terjadi ikatan antara B
dan C saat bertumbukan. Akibatnya, keduanya terpental tanpa ada perubahan
(Gambar 3.2 (a)). Dengan mempercepat gerakan molekul, maka akan membuat
tumpang tindih B dan C serta membuat ikatan, dan akhirnya terjadi ikatan kimia
(Gambar 3.2 (b)).
Dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), keadaan
transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi disebut juga komplek
teaktivasi, dimana ikatan baru sudah terbentuk namun ikatan lama belum putus,
dimana keadaannya hanya berlagsung sesaat dan tidak stabil. Keadaan transisi selalu
mempunyai energi lebih tinggi daripada keadaan awal dan keadaan akhir, sedangkan
energi keadaan awal dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada energi keadaan
akhir.
Bila keadaan awal lebih tinggi energinya, reaksi menghasilkan kalor (reaksi eksoterm)
dan bila yang terjadi adalah sebaliknya (reaksi endoterm) seperti pada Gambar 3.3
tentang energi aktivasi pada reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Gambar 3.3 (a) diagram potensial reaksi eksoterm, (b) tumbukan yang terjadi pada konsentrasi besar
Gambar 3.6 Tumbukan antarpartikel pada (a) permukaan kecil dan (b) permukaan besar
Gambar 3.7 (a) tumbukan antarpartikel pada suhu rendah, (b) tumbukan antarpartikel pada suhu tinggi
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, reaksi akan berlangsung dua kali
lebih cepat. Dengan demikian, apabila laju reaksi awalnya diketahui, kita dapat
memperkirakan besarnya laju reaksi berdasarkan kenaikan suhunya. Seperti
perumusan berikut :
t
Karena besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh, maka
perumusan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
Δv = kenaikan laju reaksi
ΔT = kenaikan suhu = T2 - T1
T2 = suhu akhir dan T1 = suhu awal
vo = waktu reaksi awal
vt = waktu reaksi akhir
Contoh :
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhu dinaikkan 10oC. Apabila pada
suhu 25oC laju reaksi suatu reaksi adalah 2y M/s. Berapa laju reaksi pada suhu 75oC?
Jawab :
vo = 2y T1 = 25oC
Δv = 2 T2 = 75oC
t o
Energi aktivasi reaksi dengan katalis (EaK) lebih kecil dari reaksi tanpa
katalis. Katalis memiliki beberapa sifat, di antaranya:
1. Katalis tidak bereaksi secara permanen.
2. Jumlah katalis yang diperlukan dalam reaksi sangat sedikit.
3. Katalis tidak memengaruhi hasil reaksi.
4. Katalis tidak memulai suatu reaksi, tetapi hanya memengaruhi lajunya.
5. Katalis hanya bekerja efektif pada suhu optimum, artinya di atas atau di bawah
suhu tersebut kerja katalis berkurang.
6. Suatu katalis hanya memengaruhi laju reaksi secara spesifik, artinya suatu katalis
hanya memengaruhi laju satu jenis reaksi dan tidak dapat untuk reaksi yang lain.
7. Keaktifan katalis dapat diperbesar oleh zat lain yang disebut promotor.
8. Hasil suatu reaksi dapat bertindak sebagai katalis, sehingga zat tersebut disebut
autokatalis.
9. Katalis dalam senyawa organik disebut enzim.
10. Terdapat katalis yang dapat memperlambat suatu reaksi, sehingga katalis itu
disebut katalis negatif atau inhibitor.
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a. Katalis homogen, yaitu katalis yang mempunyai wujud sama dengan pereaksi.
Katalis ini dapat berada dalam dua wujud :
a) dalam wujud gas, contoh:
NO(g)
2CO2(g) + O2(g) 2CO2(g)
b) dalam wujud larutan, contoh:
+
H
C12H22O11(aq) + H2O(l) C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
C. Prosedur Kerja
1. Kerjakan tugas kelompok di LAS ini (poin C) secara berkelompok.
2. Tuliskan hasil diskusi tentang jawaban soal latihan dalam bentuk laporan hasil diskusi
untuk dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru.
3. Bacalah referensi lainnya yang berkaitan dengan materi/soal.
4. Masing-masing anggota kelompok diharapkan terlibat aktif untuk menyelesaikan
tugas/latihan soal dan berkontribusi pada saat presentasi hasil diskusi.
5. Bagilah tugas secara merata untuk semua anggota kelompok dalam menyelesaikan
tugas/soal dan kegiatan presentasi.
6. Mintalah kesediaan guru atau teman kelompok lain untuk membantu jika mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas/soal.
D. Soal-Soal
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan teori dan prinsip tumbukan yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Laju
reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Konsentrasi
b. Luas bidang sentuh
c. Suhu
d. Katalis
Jelaskan pengaruh faktor-faktor tersebut?
2. Gambarkan diagram energi potensial reaksi yang menggunakan katalis dan reaksi tanpa
katalis!
3. Jelaskan pengaruh energi pengaktifan atau energi aktivasi terhadap laju reaksi!
4. Jelaskan pengaruh katalis terhadap laju reaksi!
5. Apakah yang dimaksud energi aktivasi? Apa peran energi aktivasi dalam kinetika kimia
(laju reaksi)?
6. Jelaskan hubungan antara katalis dengan energi pengaktifan!
7. Kenaikan suhu dan konsentrasi akan mempercepat laju reaksi. Bagaimana hal itu
dijelaskan dengan teori tumbukan?
8. Hitunglah besarnya molaritas larutan NaOH yang dibuat dengan melarutkan 16 gram NaOH
(Ar Na = 23 dan O = 16) dalam 250 mL air!
9. Hitunglah besarnya K2Cr2O7 yang harus ditimbang untuk membuat 500 mL larutan K2Cr2O7
0,05 M (Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16)!
10. Hitunglah volume (mL) yang diperlukan untuk melarutkan 0,53 gram Na2CO3 untuk
membuat larutan Na2CO3 0,01 M (Ar Na = 23, C = 12, O = 16)!
11. Hitunglah besarnya molaritas larutan asam nitrat yang mengandung 63% HNO3 massa
jenisnya 1,8 Kg/L (Ar H = 1, N = 14, O = 16)!
12. Suatu reaksi A + B C tidak dapat berlangsung pada suhu kamar. Akan tetapi, setelah
ditambah katalis, reaksi tersebut berlangsung cepat pada suhu kamar. Mengapa demikian!
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
1. Teori dan prinsip tumbukan yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah jika konsentrasi suatu larutan makin
besar, larutan akan mengandung jumlah partikel semakin banyak sehingga partikel-
partikel tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan larutan yang konsentrasinya lebih
rendah. Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya tumbukan semakin
banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar sehingga makin besar konsentrasi zat,
makin cepat laju reaksinya.
b. Luas bidang sentuh
Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi maka pada saat zat-zat pereaksi
bercampur, maka akan terjadi tumbukan terhadap laju reaksi antarpartikel pereaksi di
permukaan zat. Laju reaksi dapat diperbesar dengan memperluas permukaan bidang
sentuh zat yang dilakukan dengan cara memperkecil ukuran zat pereaksi artinya semakin
luas permukaan bidang sentuh zat, semakin besar laju reaksinya.
c. Suhu
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi jika partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika
suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga
tumbukan antarpartikel akan mempunyai energi yang cukup untuk melampaui energi
pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi tumbukan yang efektif dan
menghasilkan reaksi dimana tumbukan antarpartikel pada suhu rendah laju reaksi lambat
dan jika tumbukan antarpartikel pada suhu tinggi maka laju reaksinya lebih cepat secara
umum setiap kenaikan suhu sebesar 10 oC, reaksi akan berlangsung dua kali lebih cepat.
d. Katalis
Pengaruh katalis terhadap laju reaksi menyebabkan reaksi yang berlangsung lambat dapat
dipercepat dengan memberi zat lain tanpa menambah konsentrasi atau suhu reaksi. Zat
tersebut disebut katalis. Katalis dapat mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh
kembali. Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jumlah
molekul yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar.
2. Diagram energi potensial reaksi yang menggunakan katalis dan reaksi tanpa katalis
4. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi adalah katalis dapat mempercepat laju reaksi, tetapi
tidak mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut
dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis dalam reaksi adalah menurunkan energi aktivasi
sehingga jumlah molekul yang dapat melampaui energi aktivasi menjadi lebih besar
5. Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi
sedangan peran energi aktivasi dalam kinetika kimia (laju reaksi) adalah menurunkan energi
aktifasi maka laju reaksi semakin cepat.
6. Hubungan antara katalis dengan energi pengaktifan adalah katalis hanya mempercepat reaksi
dengan cara menurunkan harga energi aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan
laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi
aktivasi reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi.
Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
7. Berdasarkan teori tumbukan maka kenaikan suhu dan konsentrasi akan mempercepat laju
reaksi artinya reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel
zat yang bereaksi. Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi yang cukup
untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi. Sebelum suatu tumbukan terjadi,
partikel- partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi pengaktifan
atau energi aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi minimum yang
diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan
terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi. Jika
reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi. Jika
konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel semakin
banyak sehingga partikel-partikel tersebut akan tersusun lebih rapat dibandingkan larutan
yang konsentrasinya lebih rendah. Susunan partikel yang lebih rapat memungkinkan terjadinya
tumbukan semakin banyak dan kemungkinan terjadi reaksi lebih besar. Makin besar
konsentrasi zat, makin cepat laju reaksinya. Jika suhu zat dinaikkan, maka energi kinetik
partikel-partikel akan bertambah sehingga tumbukan antarpartikel akan mempunyai energi
yang cukup untuk melampaui energi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak
terjadi tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi semakin besar konsentrasi reaktan
maka semakin banyak molekul-molekul reaktan yang bereaksi sehingga semakin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan antarmolekunya. Dengan demikian, semakin besar pula
kemungkinan terjadinya reaksi atau dapat juga dikatakan reaksi berlangsung cepat.
8. Massa NaOH = 16 g
Mr NaOH = 40 g/mol
Volume NaOH = 250 mL
g
g
r g ol
9. Volume K2Cr2O7 ⁓ ,
[K2Cr2O7] = 0,05 M
Mr K2Cr2O7 = 194 g/mol
r ol
g , ol g ol ,
10. Massa Na2CO3 = 0,53 g
Mr Na2CO3 = 106 g/mol
[Na2CO3] = 0,01 mol/L
, g ol
ol g ol
ol ol
ol e , ol ,
12. Hal ini disebabkan reaksi pada suhu kamar tumbukan antarpartikel sedikit sehingga zat-zat
yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif.
Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Akan tetapi
reaksi yang berlasung lambat dapat dipercepat dengan memberi zat lain tanpa menambah
konsentrasi atau suhu reaksi yaitu katalis, dimana katalis hanya dapat mempercepat laju
reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi
zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
1. Menyadari adanya laju reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok.
3. Menunjukan perilaku dan sikap rasa ingin tahu, keaktifan, kerjasama, komunikatif, disiplin,
jujur peduli lingkungan dan telit.
4. Menjelaskan jenis-jenis orde reaksi.
5. Menentukan konsentrasi molar (M).
6. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data percobaan.
7. Menuliskan persamaan laju reaksi.
8. Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali.
B. Materi Ringkas
Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi
1. Persamaan Laju Reaksi
Persamaan laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Untuk reaksi secara
umum: pA + qB rC + sD, maka laju reaksinya :
v = k[A]m [B]n
Keterangan :
v = Laju reaksi (M/s) k = kostanta laju reaksi
[A] dan [B] = konsentrasi molar zat A dan
B m dan n = orde reaksi atau tingkat
reaksi
Jawab :
a. Menentukan orde reaksi [SO2] persamaan [H2] yang sama percobaan 1 dan 2 :
,
,
,
Menentukan orde reaksi [H2] persamaan [SO2] yang sama percobaan 2 dan 3 :
n , n
,
,n n
,
n
k ,
,,
C. Prosedur Kerja
1. Kerjakan tugas kelompok di LAS ini (poin C) secara berkelompok.
2. Tuliskan hasil diskusi tentang jawaban soal latihan dalam bentuk laporan hasil diskusi
untuk dipresentasikan dan dikumpulkan kepada guru.
3. Bacalah referensi lainnya yang berkaitan dengan materi/soal.
4. Masing-masing anggota kelompok diharapkan terlibat aktif untuk menyelesaikan
tugas/latihan soal dan berkontribusi pada saat presentasi hasil diskusi.
5. Bagilah tugas secara merata untuk semua anggota kelompok dalam menyelesaikan
tugas/soal dan kegiatan presentasi.
6. Mintalah kesediaan guru atau teman kelompok lain untuk membantu jika mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas/soal.
D. Soal-Soal
1. Jelaskan macam-macam orde reaksi!
3. Data hasil percobaan reaksi pembentukan gas SO3 menurut reaksi: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g),
sehingga diperoleh data sebagai berikut.
Tentukanlah:No [SO3] mol/L Waktu (s)
a. Laju bertambahnya
1 SO3
0,00 0
2 0,25 20 b. Laju berkurangnya SO2
3 0,50 40 c. Laju berkurangnya O2
4. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap kenaikan suhu 10oC. Jika laju suatu
reaksi pada suhu 15oC adalah a M/s, berapa laju reaksi pada suhu 45oC.
5. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap kenaikan suhu 10oC Jika, pada suhu
15oC lamanya reaksi 2 menit, maka lamanya reaksi pada suhu setelah suhu dinaikkan
menjadi 450C.
6. Pada temperatur 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi: 2NO(g) + Br2(g) 2NOBr(g). Data hasil eksperimen dari reaksi itu adalah
sebagai berikut:
Konsentrasi Laju reaksi
Percobaan
[NO] (M) [Br2] (M) (M/s)
1 0,1 0,05 6
2 0,1 0,10 12
3 0,1 0,20 24
4 0,2 0,05 24
5 0,3 0,05 54
Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap [NO] dan [Br2]
b. Orde reaksi total
c. Persamaan laju reaksinya
d. Tetapan laju reaksi (k)
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
t t t
e. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
t t t
3. Jawab :
a. Laju bertambahnya SO3
ttt
,, t
, t
r ,
,
t s s
b. Laju berkurangnya SO2
Karena koefisien SO2 = koefisien SO3,
maka r
c. Laju berkurangnya O2
rr
,
4. Jawab :
tt
a
t a
t a
5. Jawab :
tt
6. Jawab :
a. Orde reaksi terhadap NO
Orde reaksi [NO] adalah [Br2] yang sama percobaan 1 dan 4
n
k r
k r
k
k
,
,
,
c. Orde reaksi total = m + n = 2 + 1 = 3
d. Persamaan laju reaksinya
k
r
,,
7. Jawab :
a. Orde reaksi terhadap [H2] adalah persamaan 1 dan 2 :
b. Orde reaksi terhadap NO adalah persamaan 2 dan 3 :
n
, n
,
n n
,
k
, ,
8. Jawab :
Orde reaksi [A] persamaan [B] 1 dan 2 Orde reaksi [B] persamaan [A] 1 dan 3 yang sama
yang sama : :
n n
k k
k k
n
,
,
n
k
kk ,,,
,,
k
,,
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
1. Menyadari adanya laju reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menunjukkan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok.
3. Menunjukan perilaku dan sikap rasa ingin tahu, keaktifan, kerjasama, komunikatif, disiplin,
jujur peduli lingkungan dan teliti.
4. Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali.
5. Merancang percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
6. Melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
7. Menyimpulkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
8. Menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi
C. Cara Kerja
a. Percobaan 1 (Konsentrasi)
1. Siapkan 2 gelas aqua yang telah berisi larutan,gelas pertama berisi larutan H2O dan
gelas yang kedua berisi larutan cuka.
2. Kemudian masukkan 1 sendok garam halus pada masing-masing larutan tersebut.
3. Aduklah, mana yang cepat larut larutan yang encer atau pekat. Dengan menggunakan
stopwatch atau jam catat waktu reaksinya.
b. Percobaan 2 (Suhu)
1. Siapkan 2 gelas aqua yang berisi air normal dan yang satunya berisi air dingin.
2. Berikan 1 sendok garam halus pada masing-masing gelas tersebut.
3. Kemudian aduk dan amati mana yang lebih cepat larut. Dengan menggunakan stop
watch catat waktu.
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
2. Massa NaOH = 4 g
Mr NaOH = 40 g/mol
Volume = 500 mL = 0,5
L Dit : M = .......
Peny :
M = mol/voL
= 0,1/0,5
= 0,2 M
4. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 20°C. Bila pada setiap kenaikan 10°C laju reaksinya
meningkat dua kali, tentukan laju reaksi pada suhu 60°C dibandingkan dengan suhu 20°C
Δv = 2 T1 = 20oC dan T2 = 60oC
ΔT = 60 - 20 = 40
t o
t o
t o
t o
k
k
k
, ,
,
,
,
k
n
, , n
,
n
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
2. Volume K2Cr2O7 ⁓ ,
[K2Cr2O7] = 0,05 M
Mr K2Cr2O7 = 194 g/mol
r ol
g , ol g ol ,
4. Δv = 2
T1 =
20oC T2
= 60oC
ΔT = 60 - 20 = 40
t
5. Jawab :
a. Orde reaksi terhadap [H2] adalah persamaan 1 dan 2 :
,
,
,
,
,n
,
n
,
k
, ,
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
1. Larutan asam nitrat (HNO3) dengan Mr = 63 mempunyai konsentrasi 1 molar, artinya dalam 1
liter larutannya mengandung 63 gram HNO3
2. % HNO3 = 63%
HNO3 = 1,3 Kg/L
Larutan memiliki massa jenis 1,3 Kg/Liter artinya dalam setiap 1 Liter larutan, massanya
adalah 1,3 Kg atau 1300 g.
Mr. HNO3 = 63 g/mol
and ngan assa
gg
g
ol
g
r ol e
g ol
3. Volume H2SO4 = 10
mL [H2SO4] = 2 M
Volume air = 90 mL
M1 x V1 = M2 x V2
2 mol/L x 10 mL = M2 x 90 mL
20 mmol = 90 olmL x M2
4. V1 = 10 mL
[HCl]1 = 2 M
V2 = 140 mL
[HCl]2 = 0,5
M
,
ol
5. Massa CO(NH2)2 = 3 g
ol e air ⁓ ,
Massa CO(NH2)2 = 60 g/mol
g
r
g
g ol
t
t
t
t
7. Reaksi : A(g) + 2B(g) → C(g)
Reaksi : A(g) + 2B(g) → C(g)
Mula-mula : 0,8 - -
Terurai : 0,2 0,4 0,2
Setimbang : 0,6 0,4 0,2
,,
s
t
,
s
t ,
s
t
8. Pada reaksi : X + Y → Z, diperoleh data sebagai berikut.
Percobaan Zat A Zat B Suhu oC Waktu (s)
1. 2 g serbuk 0,2 M 27 10
2. 2 g larutan 0,2 M 27 8
3. 2 g keping 0,2 M 27 15
4. 2 g larutan 0,4 M 27 5
5. 2 g larutan 0,2 M 35 5
Berdasarkan data percobaan 1 dan 3 maka faktor yang memengaruhi laju reaksi adalah luas
permukaan hal ini disebabkan massa zat A percobaan 1 berbentuk serbuk sedangkan massa
zat A percobaan 3 berbentuk kepingan dengan konsentrasi dan suhu yang sama laju reaksi nya
memerlukan waktu yang berbeda karena zat yang berbentuk serbuk lebih cepat laju reaksinya
dibandingkan zat yang berbentuk kepingan
9. Pada percobaan reaksi antara batu pualam (CaCO3) dengan larutan asam klorida yang
diharapkan berlangsung paling cepat adalah percobaan B karena konsentrasi percobaan B
lebih besar jika dibandingkan dengan percobaan A.
Bila konsentrasi A tetap dan konsentrasi B dinaikkan 2 kali, maka laju reaksinya naik 2 kali
n
k
k
n
n
Persamaan laju reaksi : v = k [A] [B]
12. Setiap kenaikan 10oC, maka laju reaksi menjadi 2 kali lipat (waktu ½ kali semula)
ΔT = 40oC
tt
13. ΔV = 2
ΔT = (100 - 30) = 70oC
t o
t o
t o
14. Reaksi : A + B → C
Orde reaksi terhadap A : Orde reaksi terhadap B : Orde reaksi total A + B = 1 + 3 =
n n
4 Maka persamaan laju reaksinya
:
n
v = k x [A] [B]3
n
15. Persamaan reaksi : 2A + B2 → 2AB dan persamaan laju untuk reaksi : v = k [A][B]2. Maka,
a. Orde reaksi terhadap A adalah 1
b. Orde reaksi terhadap B adalah 2
c. Orde reaksi totalnya = 1 + 2 = 3
d. Konsentrasi A diperbesar 3 kali sedang konsentrasi B tetap
k n
n
Perubahan laju reaksinya : v = k [B]
, , , , n
, ,,n,r
, , ,, ,,,,
n r
r
,
k ,,,
,
k ,
k = 10
k , ,
n
,
k ,
19. % berat HCl = 37%
l , g ⁓ g
Mr HCl = 35,5 g/mol
ol e l ⁓ ,
a) Larutan memiliki massa jenis 1,19 Kg/Liter, artinya dalam setiap 1 liter larutan, massanya
adalah 1,19 Kg atau 1190 gram.
Kandungan massa HCl dalam larutan tersebut adalah = 37% x massa
g,g
assa l ,
ol
l rl ,
b) M1 V1 = M2 V2
12,4 M x V1 = 2 x 0,5 L
,
l
,
,
20. Katalisator adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengakibatkan perubahan
kimia yang kekal bagi zat itu sendiri dimana setelah reaksi kimia berlangsung, katalis terdapat
kembali dalam keadaan dan jumlah yang sama dengan sebelum reaksi.
Fungsinya menurunkan energi aktivasi sehingga jumlah molekul yang dapat melampaui energi
aktivasi menjadi lebih besar.
Contoh penggunaan katalis dalam industri kimia adalah proses hidrogenasi etilen menjadi
etana dimana laju reaksi hidrogenasi ini dipercepat oleh adanya katalisator logam nikel yang
berupa bubuk yang sangat halus.
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Catatan :
a) Kejadian yang dimaksud adalah peristiwa atau perilaku yang terjadi pada peserta didik baik
dalam kelas atau di luar kelas dalam satu semester (semester berjalan).
b) Butir sikap berisikan sikap yang menjadi tuntutan dari KI. 1 dan KI. 2 pada Mata Pelajaran Kimia.
c) Tindak lanjut diberikan dengan segera untu menimbulkan efek jera.
d) Penilaian sikap melalui Jurnal Guru mata pelajaran ini dibukukan bersama dengan jurnal wali
kelas dan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
LEMBAR PENILAIAN
Kriteria penskoran :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
0 = Tidak Mengerjakan
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
PEDOMAN PENILAIAN
Kriteria penskoran :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
0 = Tidak Mengerjakan
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Struktur Laporan :
a. Judul
b. Tujuan
c. Landasan teori
d. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto)
e. Langkah kerja
f. Data percobaan
g. Jawaban pertanyaan
h. Kesimpulan
i. Referensi
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
A. Lembar
Penilaian
Petunjuk :
Berikan nilai sesuai hasil pengamatan sikap berdasarkan tabel skor sikap dan deskriptor
kompetensi inti 1 dan 2 di bawah.
Kinerja Diskusi/Presentasi/Skor
No. Nama Kelompok Penguasaan Nilai Predikat
Penyajian Isi Jumlah
Isi
1. AA
2. BA
3. CA
4. DA
5. EA
2. Penyajian
Skor Kategori Indikator
Tampilan sangat menarik, sesuai kaidah bahasa Indonesia,
86-100 Sangat baik
tepat waktu
Tampilan menarik, sesuai kaidah bahasa Indonesia, dan tepat
70- 85 Baik
waktu
Tampilan cukup menari, kurang sesuai bahasa Indonesia, dan
56-69 Cukup baik
cukup tepat waktu
Tampilan kurang menarik, tidak sesuai kaidah bahasa
≤ 55 Kurang Baik
Indonesia, dan tidak tepat waktu
3. Isi
Skor Respon siswa dalam Menyelesaikan masalah
Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah dan atau Bisa
≤ 55
menentukan fakta, data, dan konsep, tetapi belum bisa menghubungkannya.
Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan
56-69 menyimpulkannya antara fakta, data, konsep yang didapat tetapi salah
dalam melakukan perhitungan.
Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan
70- 85 menyimpulkan antara fakta, data,konsep yang didapat dan benar dalam
melakukan perhitungan
Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan
86-100 menyimpulkan antara fakta, data,konsep yang didapat dan benar dalam
melakukan perhitungan serta menguji kebenaran dari jawaban
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Tugas …………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Rubrik Penilaian
Nama Siswa : ……………………………
Kelas :……………………………
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Skor
No Aspek
25 50 75 100
1 Perencanaan Bahan
2 Proses Pembuatan
a. Persiapan Alat dan Bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keamanan, Keselamatan, dan Kebersihan)
3 Hasil Produk
a. Bentuk Fisik
b. Bahan
c. Warna
d. Pewangi
e. ……..
Total Skor
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,
Orientasi Masalah :
ent klah ti kelo pok , ke dian pergilah ke ……………… ang ada di …………….. . bil alat
…………….. ang dig nakan nt k ……………….. terhadap ……………. ……………… antara...............terhadap
…………. ang berada di ………….., lak kan ber lang- lang sehingga ka ene kan..............ang
……………… antara ……………. dengan...............terseb t!
Langkah-langkah Pengerjaan:
1. Kerjakan tugas ini secara kelompok. Anggota tiap kelompok paling banyak 4 orang.
2. Selesaikan masalah terkait ……………
3. ari data …………… dengan.....................terseb t
4. Bandingkan untuk encari ………….. j lah......................pertah n
5. Lakukan prediksi…………….. dengan.................terseb t
6. Hasil pemecahan masalah dibuat dalam laporan tertulis tentang kegiatan yang dilakukan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemecahan masalah, dan pelaporan hasil pemecahan
masalah
7. Laporan bagian perencanaan meliputi :
a) Tujuan kegiatan,
b) Persiapan/strategi untuk pemecahan masalah
8. Laporan bagian pelaksanaan meliputi :
a) Pengumpulan data,
b) Proses pemecahan masalah, dan
c) Penyajian data hasil
9. Laporan bagian pelaporan hasil meliputi:
a) Kesimpulan akhir,
b) Pengembangan hasil pada masalah lain (jika memungkinkan)
10. Laporan dikumpulkan paling la bat.............ingg setelah tugas ini diberikan
Kriteria Skor
1. Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 4
2. Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
3. Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
4. Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan
masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
5. Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
6. Kerjasama kelompok sangat baik
1. Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 3
2. Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
3. Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
4. Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan
masalah yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
5. Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, tidak terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
6. Kerjasama kelompok sangat baik
1. Jawaban benar tetapi kurang sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 2
2. Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
3. Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang kurang jelas dan
persiapan/strategi pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
4. Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik,
pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data kurang
berbasis bukti
5. Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang kurang sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
6. Kerjasama kelompok baik
1. Jawaban tidak benar 1
2. Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
3. Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang tidak jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
4. Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik,
pemecahan masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data tidak
berbasis bukti
5. Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang tidak sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
6. Kerjasama kelompok kurang baik
Tidak melakukan tugas proyek 0
Mengetahui :
Kepala SMA Negeri 9 Kendari Guru Mata Pelajaran,