Anda di halaman 1dari 8

ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair Untuk Menumbuhkan


Kreativitas Warga Desa Ciampea Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten
Bogor
Edi Supriyadi1,Rizki Aina As Syahadat2,Mahyar3
1,2,3
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Pamulang
Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang, Tangerang Selatan, Indonesia 15417
1
dosen00905@unpam.ac.id,2dosen00916@unpam.ac.id,3dosen00918@unpam.ac.id,

Abstrak

Peningkatan kesejahteraan sosial dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, dengan


memberdayakan masyarakat warga Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Bogor, melalui pelatihan dan
pendampingan produksi sabun cuci piring. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia yang mampu mengandalkan kekuatannya sendiri. Tujuan dan target
spesifik yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah warga Ciampea Udik tertarik dan
termotivasi untuk berwirausaha, membentuk masyarakat yang menjadi mandiri secara ekonomi
dengan memproduksi sabun cuci piring, serta merealisasikan masyarakat lebih kuat, lebih
produktif, kreatif, dan responsif. Untuk mencapai tujuan ini, tim pengabdian masyarakat
Program Studi Teknik Industri telah memberikan konseling, pelatihan dan bantuan warga
Ciampea Udik dalam memproduksi sabun cuci piring. Warga Ciampea Udik diberikan
pengetahuan tentang pengusaha dan peluang bisnis berbasis rumah, serta prinsip-prinsip dasar
produksi. Warga Ciampea Udik juga diberikan pelatihan tentang cara membuat sabun cuci
piring, serta pengemasan produk dan teknik pemasaran.

Kata kunci: Sabun, Konseling, Pelatihan, Produksi

1. PENDAHULUAN

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan dan
lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida) dan trigliserida dari
asam lemak rantai karbon C16 melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan
pada suhu 80-100oC. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk
gliserin dan sabun mentah (Yazid et al., 2014).
Sabun dapat menghilangkan kotoran dan minyak karena struktur kimia sabun terdiri dari
bagian yang bersifat hidrofil pada rantai ionnya dan bersifat hidrofobik pada rantai karbonnya.
Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-
benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel
(micelles), yakni segerombolan (50-150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok
dengan ujung-ujung ionnya yang menghadap ke air. Dalam menghilangkan kotoran dan minyak,
bagian yang bersifat hidrofobik pada sabun akan larut dalam minyak dan mengepung kotoran
minyak, sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang dibersihkan dan
terdispersi dalam air sehingga dapat dicuci (Amalia et al., 2018).
Sabun sebagai salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan standar kebersihan yang
baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kebutuhan pokok, tetapi sabun tidak termasuk
dalam kelompok kebutuhan primer. Pemenuhan akan sabun seringkali dianggap sebagai
kebutuhan sekunder, karena kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) merupakan kebutuhan
yang wajib untuk dipenuhi setiap hari. Konsumsi sabun yang terus menerus setiap harinya,
menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Darwin
et al., 2018).
Dalam menjalankan usaha pembuatan jajan sederhana, sabun yang selama ini digunakan
untuk mencuci piring adalah sabun colek dengan harga Rp 2.600,- per sachet per hari. Penyediaan

25
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

sabun sachet untuk 1 bulan membutuhkan biaya sebanyak Rp 52.000,-. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat harus menyediakan dana minimal Rp 52.000,- per bulan untuk pengadaan
sabun yang diperlukan untuk membersihkan peralatan memasak (Nasution & Zebua, 2019).
Tujuan kegiatan pelatihan adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang
pembuatan sabun cuci piring cair sekaligus untuk membantu mengurangi pengeluaran masyarakat
untuk pembelian sabun dengan harga yang mahal. Produksi sabun cuci piring cair secara massal
juga dapat menciptakan peluang usaha baru.
Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya
kesejahteraan. Saat perempuan menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan dan
bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai pendapatan mandiri, inilah tanda
kesejahteraan rumah tangga meningkat. Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai andil besar
dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelompok.
Salah satu buktinya, bahwa perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan
melakukan kegiatan usaha produktif rumah tangga (Asisdiq et al., 2017).
Warga Desa Ciampea Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor merupakan salah satu
wadah organisasi warga. Latar belakang pendidikan warga tersebut beragam (lulusan SLTA dan
perguruan tinggi) dan sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan keadaan ekonomi keluarga
yang berada pada ekonomi menengah ke bawah. Mencari pekerjaan sudah semakin sulit untuk
ibu-ibu ini, sedangkan kebutuhan mencukupi kebutuhan sehari-hari mengharuskan pengeluaran
yang semakin meningkat. Walaupun demikian, diyakini sangat banyak kemampuan yang dimiliki
kaum ibu- ibu tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pemberdayaan warga sebagai anggota masyarakat dan masih tergolong sebagai tenaga kerja
produktif sangat penting dilakukan, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kemandirian
dalam berusaha, sekaligus memperluas lapangan kerja guna meningkatkan pendapatan keluarga
dalam usaha mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dalam kaitannya dengan upaya untuk
membina dan mengembangkan potensi keluarga dan daerah, dapat dilakukan melalui berbagai
alternatif kegiatan, diantaranya berupa pelatihan pembuatan sabun cuci piring cair. Sabun dan
deterjen merupakan sebuah komoditas yang tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan rumah tangga
dewasa ini. Alat produksi yang digunakan dalam proses pembuatannya tidaklah banyak dan rumit
layaknya pabrik-pabrik besar. Alternatif ini dipilih mengingat warga di wilayah ini sangat
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat dijadikan bekal untuk merintis usaha
dan mereka sebelumnya belum pernah mendapatkan latihan keterampilan ini. Peluang
pemasarannya sangat terbuka lebar karena semakin menjamurnya usaha laundry disekitar Desa
Ciampea Udik. Disamping itu kegiatan yang ditawarkan ini dapat dikerjakan dirumah sehingga
warga akan lebih mudah menyesuaikan dengan peran domestiknya sebagai ibu rumah tangga
(Amalia et al., 2018).
Pembinaan ini diharapkan dapat melengkapi wawasan pengetahuan dan keterampilan
Warga Ciampea Udik dalam berbagai segi kehidupan keluarga, yang dapat digunakan untuk
menunjukkan eksistensi dirinya, turut memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga dengan
melakukan sendiri akan menghemat keuangan keluarga dan dapat dijadikan bekal untuk
membuka usaha yang pada akhirnya dapat menambah penghasilan keluarga.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada di dalam diri
seseorang untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa
meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan
kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan
pendidikan kewirausahaan. Oleh karena itu, perlu dibina kepribadian individu yang sangat
mempengaruhi keberhasilan usaha. Dengan memiliki jiwa pemimpin, siap mental untuk
menghadapi segala resiko dan tantangan dalam hidupnya.
Melalui penerapan teknologi tepat guna yang sederhana dalam pelatihan ini, diharapkan
dapat diperoleh pemberdayaan masyarakat dengan peningkatan keterampilan yang bermanfaat.
Teknologi sederhana ini dapat diterapkan oleh masyarakat secara umum. Teknologi ini juga
diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya semangat kewirausahaan yang lain untuk setidaknya
mencukupi kebutuhan sabun cuci piring cair.

26
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

Keahlian masyarakat sesudah adanya transfer metode pembuatan sabun cuci piring cair
diharapkan: (i) mampu membuat sabun cuci piring cair yang disertai dengan pemahaman dasar
akan sabun; (ii) mampu mengatur (me-manage) efisiensi maupun efektifitas penggunaan sabun
cuci piring cair agar tidak boros dalam pemakaiannya; (iii) mampu mengkoordinasikan
sistem/cara pembuatan sabun cuci piring cair di lingkungan; (iv) mampu menjadikan sabun cuci
piring cair sebagai terobosan untuk memperoleh tambahan uang keluarga; (v) mampu
menghitung keuntungan yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan peluang wirausaha. Dari
kegiatan yang dilakukan, masyarakat memperoleh luaran produk barang, berupa sabun cuci piring
cair secara mandiri untuk kapasitas 1 liter, yang dihasilkan sesuai dengan metode yang
ditawarkan.
Kegiatan pengabdian masyarakat meliputi identifikasi permasalahan yang muncul pada
masyarakat sesuai dengan kompetensi masyarakat bersangkutan. Permasalahan tersebut yang
selanjutnya dikaji dan dicarikan solusi. Metode pendekatan untuk dapat menyelesaikan
permasalahan dalam kegiatan ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR).
Solusi yang ditawarkan pada kegiatan kewirausahaan pada masyarakat ini berupa pemberian
penyuluhan dengan materi yang telah ditentukan.
Bahan-bahan pembuatan sabun dapat dengan mudah ditemukan di toko kimia terdekat.
Bahan dasar pembuatan sabun cair meliputi SLS, texapon dan garam serta bahan aditif seperti
parfum, pengawet, pengental dan zat pewarna.
Dalam pelatihan pembuatan sabun cuci piring cair dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan yang direncanakan. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
pembuatan sabun cuci piring yang dapat dikonsumsi pribadi maupun dikomersilkan.

2. METODE PENGABDIAN

Metode pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan adalah
sebagai berikut(Dewanti et al., 2021):
a. Penyuluhan.
Materi penyuluhan adalah wirausaha dan peluang usaha rumahan, prinsip dasar produksi,
pengemasan dan pemasaran produk. Tujuan penyuluhan ini adalah memberikan ilmu dan
wawasan baru kepada Warga Desa Ciampea Udik tentang wirausaha dan peluang usaha
rumahan, sehingga terbuka pikiran serta tumbuh minat dan motivasi dalam diri mereka untuk
berwirausaha. Disamping itu juga diberikan materi tentang prinsip dasar pembuatan,
pengemasan dan pemasaran produk, bertujuan agar mitra mengetahui cara pembuatan,
pengemasan yang baik dan strategi pemasaran produk. Penyuluhan ini disampaikan dalam
bentuk ceramah dan tanya jawab kepada peserta.
b. Pelatihan
Materi pelatihan adalah cara pembuatan sabun cuci piring cair. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan keterampilan tentang cara produksi, pengemasan dan pemasaran produk.
Pelatihan tersebut disampaikan dalam bentuk ceramah yang dilanjutkan dengan eksperimen
langsung dan tanya jawab tentang cara pembuatan produk tersebut. Pelatihan dilaksanakan
sampai semua peserta mahir mempraktekkan sendiri.
c. Prosedur kegiatan
Kegiatan pengabdian ini meliputi: 1) Koordinasi dengan mitra, terkait dengan penyusunan
jadwal kegiatan; 2) Persiapan penyuluhan dan pelatihan; 3) Penyuluhan tentang wirausaha
dan peluang usaha rumahan; 4) Penyuluhan tentang prinsip dasar pembuatan sabun cuci
piring cair; 5) Penyuluhan tentang pengemasan dan pemasaran produk; 6) Pelatihan cara
pembuatan sabun cuci piring cair; 7) Pelatihan tentang pengemasan dan pemasaran produk;
dan 8) Pembinaan pasca kegiatan.
d. Partisipasi Mitra
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah partisipasi aktif, dari mulai
perencanaan kegiatan, penyusunan jadwal penyuluhan dan pelatihan. Partisipasi mitra akan
dievaluasi. Evaluasi akan dilaksanakan selama dan setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan

27
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

dan pelatihan. Selama pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi dengan metode pengamatan
langsung oleh Tim Pengabdian. Sedangkan setelah pelaksanaan kegiatan dilakukan evaluasi
dengan metode pengamatan terhadap hasil kegiatan dan metode angket. Kriteria evaluasi
meliputi kasadaran dan antusiasme peserta penyuluhan dan pelatihan dalam mengikuti
kegiatan serta tingkat kemahiran peserta dalam mempraktekkan sendiri sabun cuci piring cair
yang telah diajarkan.
Untuk memudahkan pemahaman maka skema pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat
pada gambar 1.

TIM PKM

Pemaparan materi Pelatihan pembuatan sabun


pembuatan sabun cuci cuci priring
priring

Warga Ciampea Udik, Kecamatan


Ciampea, Kabupaten Bogor

Masyarakat mampu menerapkan pada usaha


home industry untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat

Gambar 1. Skema Pengabdian Kepada Masyarakat

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Hasil
Kegiatan pengabdian ini dilakukan di Desa Ciampea udik Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor, dengan khalayak sasaran warga masyarakat. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut (Supriyadi et al., 2020):
1) Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait
Koordinasi dengan mitra yaitu Warga Desa Campea Udik. Pada kegiatan ini tim
pengabdian dan mitra membahas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, tempat dan
waktu pelaksanaan pelatihan. Pada pertemuan ini ada beberapa hal yang disepakati, yaitu
kegiatan sosialisasi kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan, serta waktu dan
tempat pelaksanaan pelatihan pembuatan sabun cuci piring cair.
2) Persiapan penyuluhan dan pelatihan
Persiapan kegiatan ini berupa penentuan formula sabun cuci piring cair, pembuatan
modul pelatihan. Modul pelatihan berisi materi dasar tentang wirausaha dan peluang
usaha rumahan, prinsip dasar pembuatan produk, pengemasan dan pemasaran produk.
Produk berupa sabun cuci piring cair. Modul pelatihan berisi tentang bahan-bahan, alat-
alat dan cara pembuatan sabun cuci piring cair. Pada persiapan pelatihan, Tim pengabdian
melakukan uji coba resep pembuatan produk sabun cuci piring cair, sehingga didapatkan
komposisi yang tepat dan memberikan hasil optimal.
3) Pelaksanaan Penyuluhan.
Penyuluhan diadakan Desa Ciampea Udik dengan dihadiri oleh Warga Desa Ciampea
Udik. Pelatihan dilaksanakan hari Jumat, 04 November sampai dengan Minggu, 06

28
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

November 2022. Materi yang disampaikan adalah pelatihan pembuatan sabun cuci piring
cair dan peluang usaha home industri.

Gambar 2. Pemaparan materi

4) Diskusi dan Tanya Jawab


Setelah diberikan materi penyuluhan mengenai pembuatan sabun cuci piring cair secara
sederhana, para peserta diberikan kesempastan untuk bertanya mengenai materi yang
telah disampaikan, dan para peserta antusias untuk bertanya dan berkonsultasi mengenai
kendala pembuatan sabun cuci piring yang dihadapi di lapangan saat menjalankan
usahanya, agar usaha mereka dapat berkembang dan maju.
Berdasarkan pengalaman yang didapat narasumber pada pelatihan lain yang pernah
dibantu, maka hal tersebut dapat digunakan sebagai cara untuk membantu pemecahan
masalah dari para peserta yang dikemukan pada saat diskusi mengenai pembuatan sabun
cuci piring tersebut.

Gambar 3. Partisipasi peserta pelatihan

Gambar 4. Serah terima piagam

29
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

b) Pembahasan
Formula sabun dan deterjen yang akan diproduksi adalah sebagai berikut:
1) Sabun cuci piring, dengan komposisi untuk 1liter (Supriyadi et al., 2020):
a) Texapon 100g
b) Sodium sulfat 50g
c) c. Comperland 10g
d) Foam booster 50g
e) EDTA 1g
f) Asam sitrat 10g
g) Fixative:
h) Parfum (1:2) 5 cc
i) Pewarna
j) Air 900cc
2) Pembelian alat dan bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada pelatihan pembuatan sabun cuci piring,
antara lain baskom kecil, pengaduk kayu, sendok, gelas ukur, masker, sarung tangan, kain
lap, timbangan, wadah plastik kecil, wadah plastik besar, ayakan, corong, botol plastik,
plastik kemasan, sealer plastik, label.
Bahan yang diperlukan antara lain: SLS, sodium sulfat, STPP, soda abu, CMC,
texapon, compeland, sodium khlorida, foam boaster, fixatif, asam sitrat, parfum,
pewarna, EDTA, supersoft, metanol, aquades.
3) Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan diberikan dalam bentuk ceramah yang dilanjutkan dengan eksperimen
langsung dan tanya jawab. Praktek cara pembuatan pembuatan sabun cuci piring. Ibu-ibu
PKK dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian dengan dibimbing Tim pengabdian
kepada masyarakat mempraktekkan sendiri pembuatan produk tersebut. Pelatihan
dilaksanakan sampai semua peserta mahir mempraktekkan sendiri (Dewanti et al., 2021).
Responden atau peserta yang mengikuti penyuluhan ada 26 responden yang kemudian
dilakukan kuesioner mengenai materi yang disampaikan melalui angket. Adapun kategori
respondeng sebagai berikut:
1. Kategori jenis kelamin.
Tabel 1. Kategori Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 5
2 Perempuan 21
Total 26

Jenis Kelamin

5, 19%

21, 81%

Laki-laki Perempuan

30
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

Gambar 5. Grafik Prosentase Kategori Jenis Kelamin

2. Kategori pendidikan
Tabel 2. Kategori Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 S1 3
2 SLTA 15
3 SLTP 8
Total 26

Pendidikan

3, 11%
8, 31%

15, 58%

S1 SLTA SLTP

Gambar 6.Grafik Prosentase Kategori Pendidikan

Grafik hasil pengabdian kepada masyarakat di Desa Ciampea Udik, Kecamatan


Ciampea, Kabupaten Bogor, dapat dilihat pada gambar 7 dibawah ini.
Tingkat Pemahaman Materi PKM

18
20
15
10 6
5 2
0 0
0
Sangat Paham Kurang Tidak Sangat
paham paham paham tidak
paham

Gambar 7. Grafik Tingkat Pemahaman Materi PKM

Berdasarkan data grafik tingkat pemahaman materi pengabdian kepada masyarakat di


Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor kepada 26 responden maka
diperoleh 18 (69%) responden sangat paham, 6 (23%) responden paham dan 2 (8%)
responden kurang paham.

4. SIMPULAN

Warga masyarakat desa Ciampea Udik semua belum memahami fungsi dan pentingnya
manfaat kewirausahaan, bagaimana kreativitas dapat ditumbuhkan dengan pelatihan dan

31
ADIBRATA JURNAL VOL 2 NOMOR 3, DESEMBER 2022 ISSN: 2776-3943

mempelajari hal-hal yang bermanfaat. Sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat
menumbuhkan kreativitas skala home industri untuk meningkatkat ekonomi masyarakat di Desa
Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

5. SARAN

Saran dari pengabdian kepada masyarakat ini harapannya kegiatan ini berkesinambungan
agar pelaku usaha dapat secara kontinyu menerapkan pengendalian persediaan dalam mengelola
usahanya agar dapat meningkatkan produktivitas dan stabilitas biaya produksi sehingga dapat
meningkatkan daya saing di pasar.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini bisa diselesaikan berkat bantuan rekan-
rekan dosen dan mahasiswa teknik industri Universitas Pamulang dan peran serta dari masyarakat
Desa Ciampea Udik, Kecamatan Udik, Kabupaten Bogor.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R., Paramita, V., Kusumayanti, H., Wahyuningsih, W., Sembiring, M., & Rani, D. E.
(2018). Produksi Sabun Cuci Piring Sebagai Upaya Peningkatkan Efektivitas Dan Peluang
Wirausaha. Metana, 14(1), 15. https://doi.org/10.14710/metana.v14i1.18657
Asisdiq, I., Sudding, & Side, S. (2017). И Актуальная Проблема Здоровья Населения [ 1 , 2 ,
12 ]. Он Оказывает Многосторонние Воздей - Ние Индивида И Даже На
Продолжительность Жизни , Вовлекая Все Сферы Жизнедеятельности Человека И
Откладывая Отпечаток На Возможности И Способы Взаимодействия Орг.
Pendidikan Kimia PPs UNM, 1(1), 91–99.
Darwin, R., Widiarsih, D., Murialti, N., Hidayat, M., Hadi, M. F., & Asnawi, M. (2018).
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Siswa Dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Pgri
Pekanbaru Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair. Jurnal Pengabdian
UntukMu NegeRI, 2(1), 10–16. https://doi.org/10.37859/jpumri.v2i1.371
Dewanti, N., Supriyadi, E., Sofyan, S., Sunarsi, D., Andika, B., & Yani, A. (2021).
PENYULUHAN DAN PELATIHAN KETERAMPILAN SABLON PIGMENT PASTA
MANUAL DI KARANG TARUNA 03 DESA CISAUK. 1.
Nasution, H. A., & Zebua, F. (2019). Kewirausahaan Peserta Didik Di Mas Al-Washliyah Desa
Pakam. 1(1).
Supriyadi, E., Dewanti, R. N., Shobur, M., & Handayani, E. T. (2020). Penyuluhan Dan
Pelatihan Pembuatan Detergen Cair Pakaian di Sawangan Depok.
Yazid, M., Bastianudin, A., Saputra, T., Triatmojo, S., Pertiwiningrum, A., Perdana, D. A.,
Ebrianto, A. L., Sari, T. I., Sumatera, K., Darmanto, A., Soeparman, S., Widhiyanuriawan,
D., Khaerunnisa, G., Rahmawati, I., Putri, A., Salahuddin, N. S., Gumay, M. G.,
Wisudawati, N., Gustiar, F., … Rahardjo, S. (2014). No 主観的健康感を中心とした在
宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title. Jurnal Teknologi
Kimia Dan Industri, 2(1), 1–7. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-
33645547325%7B&%7DpartnerID=40%7B&%7Dmd5=5c937a0c35f8be4ce16cb3923812
56da%0Ahttp://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/4/6%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.biortech.2008.12.046%0Ahttp://dx.doi.org/10

32

Anda mungkin juga menyukai