HALAMAN SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
RINGKASAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Analisis Situasi 1
BAB 2 TARGET DAN LUARAN 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 7
3.1 Materi dan metode pelaksanaan 7
BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8
4.1 Anggaran Biaya 8
BAB 5HASIL YANG DICAPAI 13
BAB 6RENCANA TAHAP BERIKUTNYA 16
BAB 7KESIMPULAN DAN SARAN 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
RINGKASAN
dalam bentuk industri rumahan melalui pemanfaatan hasil pertanian masyarakat. Produk
sabun ini terbuat dari minyak dan alkali sehingga terjadi reaksi saponifikasi, Selanjutnya
adonan pasta sabun dicairkan menjadi sabun cair serta siap untuk dikemas. Potensi ini
selain itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui pemberdayaan masyarakat
sekitar. Tujuan dari kegiatan ini (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
pengolah sabun handmade berbasis komoditas lokal; (2) Merintis upaya penganekaragaman
industri rumahan salah satunya masyarakat yang bergerak di industri pembuatan sabun cair
handmade untuk kebutuhan souvenir dan kado; (3) Membantu pemerintah desa untuk dapat
sabun, pencairan, pengemasan, monitoring kualitas akhir sabun, hingga pemasaran hasil
sabun. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1)
Kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi usaha, kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan
masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna untuk mengolah komoditas lokal (minyak
kelapa) menjadi produk sabun cairhandmade; (2) Peserta pelatihan terutama kelompok ibu-
ibu Rumah Insan Juara telah mengikuti serangkaian kegiatan pembuatan sabun handmade
selanjutnya perlu dikembangkan kerjasama dengan pihak terkait untuk pengembangan bisnis
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Masing-masing orang perlu menjaga dirinya tetap bersih dan sehat, maka dari itu
sabun sangat diperlukan. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran saat ini sangat
beragam, keberagaman tersebut dapat dilihat dari warna, jenis, manfaat, dan wewangian
yang ditawarkan. Sabun yang sering dijumpai di pasaran menurut fisiknya dapat
dibedakan menjadi tiga macam bentuk, yaitu sabun padat, sabun cair, dan sabun bubuk
Sabun cair cenderung digemari konsumen dibandingkan sabun padat karena lebih
higienis dari segi pemakaiannya dan praktis untuk dibawa kemanapun. Kekurangan pada
sabun cair diantaranya adalah harganya yang lebih mahal dan pemakaian yang lebih
boros.Sabun dapat dibuat dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi
sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol.
Menurut Ali(2013), selain mereaksikan lemak dengan basa sabun juga dapat dicampurkan
dengan zat aktif lain untuk memperoleh sifat-sifat lain yang diinginkan seperti essence
kosmetik mulai bergeser kearah natural product karena adanya trend back to
nature(Duraisamy et al, 2011). Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan pada
sabun cair perlu dikembangkan untuk memberikan pengaruh positif serta meningkatkan
nilai tambah produk sabun cair yang dihasilkan. Nilai tambah tersebut antara lain
memberikan kesan lembut dan halus setelah pemakaian, melembabkan kulit, dan
memiliki aktivitas antibakteri apabila digunakan. Salah satu bahan alami yang
ditambahkan dalam pembuatan sabun cair adalah lemak atau minyak yang diperoleh dari
Sabun mandi cair menurut SNI 1996 adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair
yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang
diijinkan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Dalam pembuatan produk
sabun, terdapat beberapa spesifikasipersyaratan mutu yang harus dipenuhi agar sabun
2. Analisis Situasi
Mitra kami adalah Rumah Insan Juara yang telah terbentuk November tahun 2014.
dengan merintis taman bacaan untuk anak. Namun sejalan dengan bertambahnya anggota
usaha kerajinan tangan dari sampah plastik daur ulang yang dikumpulkan oleh anggota
kelompok Rumah Insan Juara yang juga mengerakkan program bank sampah. Kelompok
ini sangat giat dalam melakukan pemberdayaan wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga
di sekitar Palangga Kab. Gowa. Adapun kegiatan rutin kelompok ini diadakan tiap hari
Ketrampilan Kerajinan tangan”, kamis minggu ketiga “Belajar Tahsin Membaca Al-
Bertolak dari banyaknya aktivitas positif yang dilakukan oleh kelompok ini maka
tercetus ide untuk membuat produk kreasi sabun cair handmade yang nantinya di kemas
dengan kemasan hasil kerajinan tangan anggota mitra. Rumah Insan Juaramenjadi Mitra
prospektif pada PPM terintegrasi, kelompok ini bergerak dalam industri kerajinan tangan
kreatif dari bahan sampah plastik yang bisa didaur ulang. Kelompok inijuga memiliki
link yang kuat dengan pemerintah Kota Bandung, sehingga dengan adanya produk sabun
handmade yang dikemas dengan kemasan kerajinan handmade ini dapat dijadikan
sebagai produk souvenir unggulan kota Bandung. Dengan kesempatan yang ada, maka
Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses mengajukan proposal PPM ini untuk
dalam sisi manajemen pemasaran produk sabun di “Rumah Insan Juara”. Produk sabun
yang telah dikemas rencananya akan dipasarkan di wilayah Gowa secara langsung, serta
melalui pemasaran online di instagram dan outlet di kampus Fakultas Teknologi Industri
pertanian UNPAD Jatinangor dengan merk dagang “Naturals Soap and Shower gel”.
Khalayak sasaran pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) ini adalah
Rumah Insan Juara yang berlokasi di Desa Palangga, Kecamatan Palangga, Kota Gowa.
Kelompok ini telah melakukan kegiatan pembuatan produk ayaman kerajinan tangan
(handmade) dari sampah plastik daur ulang dengan bentuk produk tatakan meja, vas
bunga dan lain-lain. Disamping menjalin komunikasi dengan Laboratorium Pasca Panen
dan Teknologi Proses UNPAD, belum lama ini Ketua dari Rumah Insan Juara yaitu Ibu
Yuliar juga telah menjalin komunikasi dengan pihak calon pengguna sabun
cairhandmade, yakni Ibu Atalia Kamil sebagai istri walikota Bandung Bapak Ridwan
Kamil yang bersedia memberikan akses pemasaran dan bantuan peralatan terkait produk
sabun cairhandmade yang dikemas dengan kerajinan plastik handmade hasil olahan
1. Sasaran
Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat berbasis ipteks bagi masyarakat (ibM) ini
adalah masyarakat di wilayah kecamatan Palangga Kab. Gowa, Sulawesi Selatan yang
mana berdasarkan hasil survey pengetahuan masyarakat tentang pembuatan sabun bahan
alam masih sangat rendah sehingga hal tersebut menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan
memberi pengetahuan dan edukasi terkait kewirausahaan dan pembuatan sabun bahan
alam.
2. Luaran
Indikator capaian :
yang diberikan
Indikator capaian :
2. Penetapan masalah
5. Evaluasi
kegiatan ini yaitu tim akan melakukan evaluasi pra penyuluhan lalu evaluasi pasca
No Materi Metode
4 Anggota : Fasilitator
Dr. Darwis, S.Pd.,M.Kes
5 Anggota : Fasilitator
Mutmainnah, B.
S.Si.,M.Si.,Apt
6 Mahasiswa Membantu kegiatan pengabdian
Masyarakat
BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
dengan metode ceramah dan diskusi yang diberikan pada masyarakat di kecamatan Palangga
Kab. Gowa Sulawesi Selatan yang terdiri dari 100 orangdengan prosedur yang terprogram
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Sistematika pelaksanaan penyuluhan pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat 5
pilar pengendalian DM
Waktu Kegiatan
Tanya jawab)
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, yang bertindak sebagai penyuluh adalah
pembuatan sabun bahan alam yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
yang di berikan seputar pengertian kewirausahaan, ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa
kewirausahaan, tujuan, serta teknik marketing yang baik dalam berwirausaha. Penyuluhan
berlangsung kondusif.
Hasil evaluasi menunjukan bahwa masyarakat sebagai peserta penyuluh telah memahami
apa itu kewirausahaan, tujuan, serta teknik marketing yang baik dalam berwirausaha. Selain
itu, motivasi masyarakat selaku peserta penyuluh untuk membuka usaha sabun bahan alam
sangat meningkat.
terkait implementasi masyarakat dalam berwirausaha dan memanfaatkan bahan alam dalam
pembuatan sabun. Selanjutnya akan dilaksakanan pelatihan tentang cara pembuatan sabun
7.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat,
sebagai berikut.
7.2 Saran
Perlu kiranya dilakukan pembinaan secara kontinue untuk membantu masyarakat agar
lebih memahami terkait kewirausahaan dan pembuatan sabun dari bahan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Akhyar. (2013). Evaluasi Mutu Sabun Padat Transparan dari Minyak Goreng Bekas dengan
Penambahan Asam Stearat dan Gliserin. [Skripsi] Pekanbaru: Fakultas Pertanian, Universitas
Riau
Badan Standarisasi Nasional. (1996). Standar Mutu Sabun Mandi Cair. SNI 06-4085-1996. Jakarta:
Duraisamy, A., V. Krishnan, dan K. P. Balakrishnan. (2011). Bioprospecting and New Cosmetic Product
Development: A Brief Review on The Current Status. International Journal of Natural Product
Purnamawati, D. (2006). Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat Terhadap Mutu Sabun
Tranggono, R.I. dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika(h. 55 – 61).