Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Pembinaan Kewirausahaan dan Pelatihan Cara Pembuatan Sabun Bahan Alam

Hilda Wiryanti Suprio.,S.Si.,Apt

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
BULAN JULI TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Pengabdian : Pembinaan Kewirausahaan dan Pelatihan cara
Pembuatan Sabun Alam
2. Nama Mitra Program Pengabdian :Palangga Kab. Gowa
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Afrida, S.Kep.,Ns.,M.Kep
b. NIDN : 0904048502
c. Jabatan/Golongan : Asisten ahli
d. Program Studi : D3 Keperawatan
e. Perguruan Tinggi : STIKES Nani Hasanuddin Makassar
f. Bidang Keahlian : Keperawatan
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jln. PerintisKemerdekaan VIII No.24
Makassar
4. Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota : 4 Orang
b. Anggota I/bidang keahlian : Jamila Kasim, S.Kep.,Ns.,M.Kes/0925048601
c. Anggota II/bidang keahlian : Alfiah A, S.Kep.,Ns.,M.Kep/0922078601
d. Anggota III/bidang keahlian : Dr. Darwis, S.Pd.,M.Kes/0919076301
e. Anggota IV/bidang keahlian : Mutmainnah, B. S.Si.,M.Si.,Apt/ 0911028103
f. Mahasiswa yang terlibat : 3 orang
5. Lokasi Kegiatan/Mitra
a. Wilayah Mitra(Desa/Kec) : Palannga
b. Kabupaten/Kota : Gowa
c. Provinsi : Sulawesi Selatan
d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : ± 75 KM
6. Luaran Yang dihasilkan : Laporan Pengabdian Masyarakat
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan
8. Biaya Total : Rp. 7.500.000,-
Makassar, 15Juli 2015
Mengetahui Pengusul
Ketua P3M,

Suarnianti, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Afrida, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0915107901 NIDN. 0904048502
Mengetahui,
Ketua STIKES Nani Hasanuddin

Dr. Yasir Haskas,S.Pt.,SE., M.MKes


NIDN.0919067506
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
RINGKASAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Analisis Situasi 1
BAB 2 TARGET DAN LUARAN 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN 7
3.1 Materi dan metode pelaksanaan 7
BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8
4.1 Anggaran Biaya 8
BAB 5HASIL YANG DICAPAI 13
BAB 6RENCANA TAHAP BERIKUTNYA 16
BAB 7KESIMPULAN DAN SARAN 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
RINGKASAN

Kelompok Rumah Insan Juara memiliki potensi memproduksi sabun cairhandmade

dalam bentuk industri rumahan melalui pemanfaatan hasil pertanian masyarakat. Produk

sabun ini terbuat dari minyak dan alkali sehingga terjadi reaksi saponifikasi, Selanjutnya

adonan pasta sabun dicairkan menjadi sabun cair serta siap untuk dikemas. Potensi ini

memiliki prospek yang menjanjikan dalam mengembangkan wirausaha industri rumahan,

selain itu dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui pemberdayaan masyarakat

sekitar. Tujuan dari kegiatan ini (1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok

pengolah sabun handmade berbasis komoditas lokal; (2) Merintis upaya penganekaragaman

industri rumahan salah satunya masyarakat yang bergerak di industri pembuatan sabun cair

handmade untuk kebutuhan souvenir dan kado; (3) Membantu pemerintah desa untuk dapat

memajukan kesejahteraan masyarakat; dan (4) Mensosialisasikan hasil penelitian dari

perguruan tinggi kepada masyarakat pengguna melalui kegiatan pengabdian kepada

masyarakat.Pelaksanaan kegiatan pelatihan meliputi pelatihan cara melakukan pembuatan

sabun cairhandmade, pendampingan, demonstrasi langsung dalam proses pembuatan pasta

sabun, pencairan, pengemasan, monitoring kualitas akhir sabun, hingga pemasaran hasil

sabun. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1)

Kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi usaha, kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan

masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna untuk mengolah komoditas lokal (minyak

kelapa) menjadi produk sabun cairhandmade; (2) Peserta pelatihan terutama kelompok ibu-

ibu Rumah Insan Juara telah mengikuti serangkaian kegiatan pembuatan sabun handmade

selanjutnya perlu dikembangkan kerjasama dengan pihak terkait untuk pengembangan bisnis

sabun handmade kedepannya.


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Masing-masing orang perlu menjaga dirinya tetap bersih dan sehat, maka dari itu

sabun sangat diperlukan. Berbagai jenis sabun yang beredar di pasaran saat ini sangat

beragam, keberagaman tersebut dapat dilihat dari warna, jenis, manfaat, dan wewangian

yang ditawarkan. Sabun yang sering dijumpai di pasaran menurut fisiknya dapat

dibedakan menjadi tiga macam bentuk, yaitu sabun padat, sabun cair, dan sabun bubuk

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Sabun cair cenderung digemari konsumen dibandingkan sabun padat karena lebih

higienis dari segi pemakaiannya dan praktis untuk dibawa kemanapun. Kekurangan pada

sabun cair diantaranya adalah harganya yang lebih mahal dan pemakaian yang lebih

boros.Sabun dapat dibuat dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi

minyak (Purnamawati, 2006). Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk

sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol.

Menurut Ali(2013), selain mereaksikan lemak dengan basa sabun juga dapat dicampurkan

dengan zat aktif lain untuk memperoleh sifat-sifat lain yang diinginkan seperti essence

wewangian, zat warna, dan bahan obat.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perkembangan

kosmetik mulai bergeser kearah natural product karena adanya trend back to

nature(Duraisamy et al, 2011). Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan pada

sabun cair perlu dikembangkan untuk memberikan pengaruh positif serta meningkatkan

nilai tambah produk sabun cair yang dihasilkan. Nilai tambah tersebut antara lain

memberikan kesan lembut dan halus setelah pemakaian, melembabkan kulit, dan

memiliki aktivitas antibakteri apabila digunakan. Salah satu bahan alami yang
ditambahkan dalam pembuatan sabun cair adalah lemak atau minyak yang diperoleh dari

bahan-bahan nabati dan hewani.

Sabun mandi cair menurut SNI 1996 adalah sediaan pembersih kulit berbentuk cair

yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang

diijinkan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Dalam pembuatan produk

sabun, terdapat beberapa spesifikasipersyaratan mutu yang harus dipenuhi agar sabun

tersebut layak untukdigunakan dan dipasarkan kepada konsumen.

2. Analisis Situasi

Mitra kami adalah Rumah Insan Juara yang telah terbentuk November tahun 2014.

Pada awalnya kelompok ini menitikberatkan kegiatannya pada bidang pendidikan

dengan merintis taman bacaan untuk anak. Namun sejalan dengan bertambahnya anggota

hingga sekarang sudah mencapai 22 orang, kemudian kegiatannya berkembang menjadi

usaha kerajinan tangan dari sampah plastik daur ulang yang dikumpulkan oleh anggota

kelompok Rumah Insan Juara yang juga mengerakkan program bank sampah. Kelompok

ini sangat giat dalam melakukan pemberdayaan wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga

di sekitar Palangga Kab. Gowa. Adapun kegiatan rutin kelompok ini diadakan tiap hari

kamis minggu pertama bertemakan “Parenting’, kamis minggu kedua “Pelatihan

Ketrampilan Kerajinan tangan”, kamis minggu ketiga “Belajar Tahsin Membaca Al-

Quran” dan kamis minggu keempat adalah “Kegiatan Kunjungan/Outbond” ke beberapa

sentra industri kerajinan di Kota Makassar.

Bertolak dari banyaknya aktivitas positif yang dilakukan oleh kelompok ini maka

kami menjajaki kerjasama untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggotanya maka

tercetus ide untuk membuat produk kreasi sabun cair handmade yang nantinya di kemas

dengan kemasan hasil kerajinan tangan anggota mitra. Rumah Insan Juaramenjadi Mitra
prospektif pada PPM terintegrasi, kelompok ini bergerak dalam industri kerajinan tangan

kreatif dari bahan sampah plastik yang bisa didaur ulang. Kelompok inijuga memiliki

link yang kuat dengan pemerintah Kota Bandung, sehingga dengan adanya produk sabun

handmade yang dikemas dengan kemasan kerajinan handmade ini dapat dijadikan

sebagai produk souvenir unggulan kota Bandung. Dengan kesempatan yang ada, maka

Laboratorium Pasca Panen dan Teknologi Proses mengajukan proposal PPM ini untuk

membantu menyosialisasikan teknologi pembuatan sabun cairhandmadedan membina

dalam sisi manajemen pemasaran produk sabun di “Rumah Insan Juara”. Produk sabun

yang telah dikemas rencananya akan dipasarkan di wilayah Gowa secara langsung, serta

melalui pemasaran online di instagram dan outlet di kampus Fakultas Teknologi Industri

pertanian UNPAD Jatinangor dengan merk dagang “Naturals Soap and Shower gel”.

Khalayak sasaran pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) ini adalah

Rumah Insan Juara yang berlokasi di Desa Palangga, Kecamatan Palangga, Kota Gowa.

Kelompok ini telah melakukan kegiatan pembuatan produk ayaman kerajinan tangan

(handmade) dari sampah plastik daur ulang dengan bentuk produk tatakan meja, vas

bunga dan lain-lain. Disamping menjalin komunikasi dengan Laboratorium Pasca Panen

dan Teknologi Proses UNPAD, belum lama ini Ketua dari Rumah Insan Juara yaitu Ibu

Yuliar juga telah menjalin komunikasi dengan pihak calon pengguna sabun

cairhandmade, yakni Ibu Atalia Kamil sebagai istri walikota Bandung Bapak Ridwan

Kamil yang bersedia memberikan akses pemasaran dan bantuan peralatan terkait produk

sabun cairhandmade yang dikemas dengan kerajinan plastik handmade hasil olahan

Rumah Insan Juara.


BAB 2 TARGET DAN LUARAN

1. Sasaran

Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat berbasis ipteks bagi masyarakat (ibM) ini

adalah masyarakat di wilayah kecamatan Palangga Kab. Gowa, Sulawesi Selatan yang

mana berdasarkan hasil survey pengetahuan masyarakat tentang pembuatan sabun bahan

alam masih sangat rendah sehingga hal tersebut menjadi dasar dilaksanakannya kegiatan

pengabdian masyarakat ini di masyarakat wilayah kecamatan Palangga Kab.Gowa.

Esensi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berbasis IbM ini adalah

memberi pengetahuan dan edukasi terkait kewirausahaan dan pembuatan sabun bahan

alam.

2. Luaran

Tabel 2.1 Target luaran yang di harapkan setelah pelaksanaan IbM

Kegiatan Target luaran pada mitra

Pembinaan Peserta penyuluhan mampu memahami tentang :

Kewirausahaan dan 1. Kewirausahaan

Pelatihan Cara 2. Cara pembuatan sabun bahan alam

Pembuatan Sabun Bahan 3. Teknik berwirausaha yang baik

Alam 4. Manfaat pembuatan sabun dari bahan alam

Indikator capaian :

Peserta mampu menjawab minimal 70 % dari pertanyaan

yang diberikan

Indikator capaian :

1. Peserta dapat membuka usaha sabun bahan alam

2. Peserta dapat membuat sabun dari bahan alam

3. Peserta mampu menerapkan hidup sehat dalam


kehidupan sehari-hari
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

1. Materi dan Metode Pelaksanaan

Sistematika pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di

kecamatanPalangga Kab. Gowa Sulawesi Selatan :

1. Survey lokasi / Kajian wilayah

2. Penetapan masalah

3. Penyusunan rencana program

4. Pelaksanaan program yang direncanakan

5. Evaluasi

Metode pelaksanaan program dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan

kepada masyarakat di wilayah kecamatan Palangga Kab. Gowa. Mekanisme pelaksanaan

kegiatan ini yaitu tim akan melakukan evaluasi pra penyuluhan lalu evaluasi pasca

pembinaan kewirausahaan dan pelatihan cara pembuatan sabun bahan alam.

Tabel 3.1 materi dan metode penyuluhan

No Materi Metode

1 Pengertian Kewirausahaan Ceramah, Tanya Jawab,Diskusi


2 Ciri-ciri Orang yang Ceramah,Tanya Jawab,Diskusi
mempunyai jiwa
kewirausahaan
3 Tujuan Berwirausaha Ceramah,Tanya Jawab,Diskusi

4 Cara pembuatan sabun bahan Ceramah,Tanya Jawab,Diskusi


alam
5 Teknik pemasaran yang baik Ceramah, Tanya Jawab,Diskusi
6 Evaluasi Quis
Tabel 3.2Uraian tugas tim pengbdian

No Tim pengabdian Uraian tugas

1 Ketua pelaksana Narasumber


Afrida, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2 Anggota : Fasilitator
Jamila Kasim,
S.Kep.,Ns.,M.Kes
3 Anggota : Fasilitator
Alfiah A, S.Kep.,Ns.,M.Kep

4 Anggota : Fasilitator
Dr. Darwis, S.Pd.,M.Kes
5 Anggota : Fasilitator
Mutmainnah, B.
S.Si.,M.Si.,Apt
6 Mahasiswa Membantu kegiatan pengabdian
Masyarakat
BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1. Rencana Anggaran Biaya

No AKTIVITAS Unit Satuan BIAYA JUMLAH


(Rp) (Rp)
A. BAHAN HABIS PAKAI
1 Bahan Pendukung :
~ Kertas (rim) 4 Rim 40.000 160.000
~ ATK Peserta 30 buah 5.000 150.000
Sub Total 310.000
B BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN
1 Konsumsi Penyuluhan 100 orang 25.000 2.500.000
lembar
2 Spanduk 2 100.000 200.000
50
3 Hadiah pemenang Lomba 3 buah 500.000 1.500.000
Sub Total 4.700.000
C. GAJI DAN UPAH
1 Ketua 1 JPL 350.000 350.000

2 Anggota 4 JPL 300.000 1.200.000


Sub Total 1.550.000
D. PERJALANAN
1. Tim penyuluhan (PP) 2 kali 500.000 1.000.000
Sub Total 1.000.000
E. LAIN-LAIN
~ Pembuatan Laporan 1 kali 50.000 50.000
~ Penggandaan Laporan 4 Rangkap 50.000 200.000
Sub Total 250.000
TOTAL BIAYA (A+B+C+D+E) 7.200.000
Total : Tujuh juta dua ratus ribu rupiah
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan

dengan metode ceramah dan diskusi yang diberikan pada masyarakat di kecamatan Palangga

Kab. Gowa Sulawesi Selatan yang terdiri dari 100 orangdengan prosedur yang terprogram

sebagai berikut:

Tabel 5.1 Sistematika pelaksanaan penyuluhan pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat 5

pilar pengendalian DM

Waktu Kegiatan

09.00 – 09.15 Pengenalan dengan peserta penyuluhan

09.15 – 09.30 Evaluasi pra-penyuluhan

09.30-11.00 Pelaksanaan penyuluhan

11.00 -12.00 Evaluasi pasca penyuluhan (diskusi dan

Tanya jawab)

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, yang bertindak sebagai penyuluh adalah

Afrida, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kep yang memberikan materi tentang kewirausahaan dan

pembuatan sabun bahan alam yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, masyarakat antusias menyimak materi

yang di berikan seputar pengertian kewirausahaan, ciri-ciri orang yang mempunyai jiwa

kewirausahaan, tujuan, serta teknik marketing yang baik dalam berwirausaha. Penyuluhan

berlangsung kondusif.

Setelah diberikannya materi penyuluhan, maka dilakukan evaluasi kepada masyarakat.

Hasil evaluasi menunjukan bahwa masyarakat sebagai peserta penyuluh telah memahami

apa itu kewirausahaan, tujuan, serta teknik marketing yang baik dalam berwirausaha. Selain
itu, motivasi masyarakat selaku peserta penyuluh untuk membuka usaha sabun bahan alam

sangat meningkat.

Hal yang menjadi faktor pendorong dalam kegiatan ini adalah:

1. Menariknya topik penyuluhan yaitu tentang kewirausahaan dan cara pembuatan

sabun bahan alam

2. Keingintahuan peserta penyuluhan tentang kewirausahaan dan cara pembuatan

sabun bahan alam

Hal yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah:

1. Keterbatasan waktu masyarakat


BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Tahap berikutnya direncanakan untuk melakukan evaluasi continue jangka pendek

terkait implementasi masyarakat dalam berwirausaha dan memanfaatkan bahan alam dalam

pembuatan sabun. Selanjutnya akan dilaksakanan pelatihan tentang cara pembuatan sabun

dari bahan alam.


BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat,

sebagai berikut.

1. Peserta penyuluhan yakni masyarakat dikecamatan Palangga Kab. Gowa Sulawesi

Selatan memiliki keingintahuan yang tinggi tentang cara pengendalian DM.

2. Pengetahuan masyarakat dikecamatan Palangga Kab. Gowa Sulawesi Selatan

tentang kewirausahaan dan pembuatan sabun bahan alam meningkat

7.2 Saran

Hal yang dapat disarankandari hasil kegiatan ini sebagai berikut:

Perlu kiranya dilakukan pembinaan secara kontinue untuk membantu masyarakat agar

lebih memahami terkait kewirausahaan dan pembuatan sabun dari bahan alam.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Akhyar. (2013). Evaluasi Mutu Sabun Padat Transparan dari Minyak Goreng Bekas dengan

Penambahan Asam Stearat dan Gliserin. [Skripsi] Pekanbaru: Fakultas Pertanian, Universitas

Riau

Badan Standarisasi Nasional. (1996). Standar Mutu Sabun Mandi Cair. SNI 06-4085-1996. Jakarta:

Dewan Standarisasi Nasional.

Duraisamy, A., V. Krishnan, dan K. P. Balakrishnan. (2011). Bioprospecting and New Cosmetic Product

Development: A Brief Review on The Current Status. International Journal of Natural Product

Research, 1(3): 26-37.

Purnamawati, D. (2006). Kajian Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Asam Sitrat Terhadap Mutu Sabun

Transparan. [Skripsi] Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Tranggono, R.I. dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika(h. 55 – 61).

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai