Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM FARMASETIKA FARMASI

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

PENUNTUN PRAKTIKUM

FARMASETIKA DASAR

NAMA :

NIM :

KELOMPOK :

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

PROGRAM STUDI DIII. FARMASI

2019
TATA TERTIB LABORATORIUM FARMASETIKA

Demi kelancaran pelaksanaan praktek meracik obat, setiap praktikan wajib mentaati hal-hal
sebagai berikut :

1. Setiap praktikan harus hadir dilaboratorium 30 menit sebelum kegiatan praktek dimulai
2. Setiap praktikan harus memakai jas praktikum selama berada di dalam laboratorium
3. Setiap praktikan yang terlambat 15 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan pada
hari itu, namun tetap diberi tugas yang dilaksanakan diluar laboratorium
4. Setiap praktiakan harus membawa perlengkapan praktikum yang akan digunakan selama
praktikum (tidak diperkenankan saling meminjam)
5. Setiap praktikan harus menjaga kebersihan laboratorium dan alat laboratorium
6. Setiap praktikan yang merusak atau menghilangkan alat laboratorium harus mengganti
sebelum mengikuti praktek berikutnya.
7. Setiap praktikan tidak diperkenankan :
a. Memakai perhisan emas selama praktikum
b. Memakai sandal, kosmetika, cat kuku, kuku panjang dan rambut yang panjang
bagi perempuan harus diikat.
c. Meninggalkan laboratorium selama kegiatan praktikum berlangsung tanpa izin
instruktur/pengawas
8. Pelanggaran atas tata tertib ini akan diambiil tindakan sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku di DIII. Farmasi STIKES Nani Hasanuddin Makassar
9. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan disampaikan kemudian

Demikian tata tertib ini dibuat untuk diindahkan dan dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab.
SARANA UTAMA DALAM LABORATORIUM

I. Buku –buku
a. Farmakope Indonesia Edisi I
b. Farmakope Indonesia Edisi II
c. Farmakope Indonesia Edisi III
d. Farmakope Indonesia Edisi IV
e. Farmakope Indonesia Edisi V
f. Ekstra farmakope
g. Formularium Indonesia
h. Formularium Nasional
i. Nederland Pharmacope
j. Formularium Medicamentorum Indicum
k. Codex Medicamenturum Nederlandicum
l. ISO
m. Ilmu Meracik Obat
II. Mengenal, menggunakan, membersihkan dan menyimpan alat laboratorium
a. Ayakan
b. Batang pengaduk
c. Botol timbang
d. Cawan porselin
e. Corong gelas
f. Gelas arloji
g. Gelas piala
h. Gelas ukur
i. Gegep
j. Labu erlenmeyer
k. Lumpang dan alu
l. Penetes biasa
m. Penetes baku
n. Penggorek
o. Pinset
p. Sendok tanduk
q. Sendok obat, spatel kayu, serbet
III. Timbangan Obat
a. Jenis-jenis timbangan dan susunan anak timbangan
b. Komponen-komponen timbangan dan fungsinya
c. Cara membersihkan timbangan
d. Car memasang komponen timbangan
e. Cara menyeimbangkan timbangan
f. Cara menyeimbangkan anak timbangan
g. Cara menggunakan timbangan
MODUL MATA DIKLAT PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR SEMESTER I
DIPLOMA TIGA STIKES NANI HASANUDDIN

Kompetensi : Menyelenggarakan resep pulveres, pulvis, capsule dan sediaan


setengah padat.
Subkompetensi : Mahasiswa mampu melaksanakan penimbangan, peracikan dan
pengemasan sebuah resep.

1. Penimbangan Bahan :
a. Menimbang bahan serbuk dan tata caranya
b. Menimbang bahan setengah padat dan tata caranya
c. Menimbang bahan kental dan tata caranya
d. Menimbang bahan cair dan tata caranya
e. Menimbang bahan dengan sifat khusus (oksidator, higroskopik) dengan tata
caranya.
2. Peracikan bahan obat
a. Menggerus
b. Mengorek
c. Mengeluarkan
d. Menyiapkan jertas perkamen (puyer)
e. Membagi serbuk
f. Membungkus serbuk
g. Menyiapkan etiket
h. Memasukkan kedalam wadah
MENCAMPUR BAHAN YANG BERBEDA BOBOT JENISNYA DAN WARNANYA

Bobot jenis suatu bahan menunjukan perbandingan bobot zat tersebut di udara pada suhu
25°C terhadap bobt air dengan volume dan suhu yang sama. Semakin besar bobot jenis maka
semakin kecil volume bahan tersebut. Dalam mencampur bahan yang berbeda bobot jenisnya
maka bahan yang mempunyai bobot jenis terbesar digerus terlebih dahulu diikuti dengan bahan
yang mempunyai bobot jenis terkecil.

Setiap bahan mungkin memiliki warna yang berbeda. Perbedaan warna ini dapat
digunakan sebagai indikatorn kehomogenan suatu racikan sehingga dalam meracik maka bahan
yang berwarna tajam dapat ditambahkan diantara dua bahan yang warnanya kurang tajam. Selain
itu untuk mencegah warna bahan obat melengket di lumpang.

MENGERJAKAN PUYER DARI BAHAN BERBENTUK TABLET

Tablet seringkali ditambahkan dalam membuat suatu puyer. Bila terdapat tablet dalm
suatu puyer makan, sebaiknya diganti dengan zat aktifnya yang sesuai, bila tidak tablet digerus
dahulu satu persatu lalu dicampur dengan serbuk lainnya.
Bila jumlah tablet berupa pecahan maka harus dibuat pengenceran untuk mendapatkan
jumlah tablet yang mudah diambil.
Perlu diingat bahwa tablet selain mengandung zat aktif juga mengandung beberapa bahan
tambahan lain yang diperlukan untuk membuat tablet. Misalnya tablet parasetamol yang
mengndung paracetamol 250 mg/500 mg pasti memiliki bobot lebih dari 250 mg/500 mg (550
mg/850 mg atau lebih).

MENGERJAKAN BEDAK

Serbuk tabur harys bebas butiran kasar dan dimasukkan untuk pemakain luar, talk, kaolin
dan bahan mineral lainnya yag digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas
bakteri Clostridium tetani dan Clostridium welchii dan Bacillus anthracis. Cara sterilisasinya
ialah dengan car pemanasan kering pada suhu 1000°C selama 1 jam. Serbuk tabur tidak boleh
digunakan pada luka terbuka.
Aturan umum dalam pembuatan serbuk tabur :
a. Serbuk tabur yang tidak mengandung zat berlemak diayak dengan ayakna no. 100, serbuk
tabur yang mengandung zat yang berlemak diayak dengan ayakan no. 44.
b. Serbuk tabur harus terayak semuanya, yang tertinggal dihaluskan dan diayak lagi sampai
seluruhnya terayak.

MENGERJAKAN KAPSUL

Kapsul adalah bentuk sediaan obat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunka yang dapat larut, yang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga cangkang kapsul
tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Nomor Cangkang Kapasitas


000 1000 mg
00 600 mg
0 500 mg
1 300 mg
2 250 mg
3 200 mg
4 125 mg
5 60 mg

CARA PENGERJAAN KAPSUL

Cara pengerjaan kapsul hampir sama dengan pengerjaan puyer, yang membedakan adalah
puyer dibungkus dengan kertas perkamen tetapi kapsul dimasukkan dalam cangkang yang sesuai
dengan ukurannya. Sebaiknya cangkang terisi penuh dengan serbuk untuk memberikan disolusi
obat yang sama untuk itu dapat ditambahkan bahan penambah, tetapi perlu diingat jangan sampai
mengubah nomor cangkang yang digunakan.
PENGERTIAN d.t.d (da tales doses)
Jumlah bahan obat untuk serbuk bagi (puyer) seringkali ditulis dokter 2 macam cara
yaitu :
1. Ditulis jumlah bahan obat untuk sebanyak bungkus serbuk yang akan dibuat

R/ Paracetamol 4 mg
Sacch.Lact. 1 mg
m.f.pulv.No.X
S.t.dd.Pulv.I
Pro :

Pada bagian resep diatas terlihat bahwa campuran parasetamol sebanyak 4 g


dengan Sacch.Lact. 1 g akan dibuat menjadi 10 bungkus serbuk. Dengan demikian
perhitungan untuk 10 bungkus.
Parasetamol =4g
Sacch.Lact =1g
2. Ditulis jumlah bahan obat untuk satu bungkus serbuk

R/ Paracetamol 4 mg
Sacch.Lact. 1 mg
m.f.pulv.dtd.No.X
S.t.dd.Pulv.I
Pro :

Pada resep di atas terdapat penandaan dtd (da tales doses = dengan dosis yang
sedemikian). Penandaan dtd tersebut menunjukan bahwa bahan obat yang ditulis dalam
resep dimasukkan untuk satu bungkus serbuk, sehingga bila diminta sebanyak 10
bungkus maka masing-masing bahan harus dikalikan 10 untuk 10 bungkus.
Paracetamol = 10 X 400 = 4000 mg (4 g)
Sacch.Lact = 10 X 100 = 1000 mg (1 g)
MENGHITUNG DOSIS LAZIM DAN DOSIS MAKSIMAL SUATU BAHAN
Dosis lazim atau dosis terapi adalah jumlah dosis yang diberikan kepada pasien untuk
satu kali minum dan seharinya yang cukup untuk memberikan efek terapi yang diinginkan.
Dosis maksmal adalah jumlah dosis terbesar yang dapat diberikan untuk satu kali minum
dan seharinya yang bila dilewati dapat mengakibatkan efek yang tidak diinginkan,
Dosis umum dinyatakan untuk orang dewasa (>20 tahun). Untuk menghitung dosis bagi
anak-anak beberapa rumus dapat digunakan aitu :
1. Rumus Young
Digunakan untuk anak-anak dengan umur <8 tahun
𝑛
𝑥 𝐷𝑀
𝑛 + 12
Dimana n adalah umur anak dam tahun
2. Rumus Cowling
Digunakan untuk anak-anak dengan umur >8 tahun
𝑛
𝑥 𝐷𝑀
20
Dimana n adalah umur anak dam tahun
3. Rumus Fried
Digunakan untuk anak di bawah umur 1 tahun atau bayi dalam bulan
𝑚
𝑥 𝐷𝑀
150
Dimana m adalah umur anak dalam bulan
4. Rumus Clark
Bila digunakan berat badan dalam kg maka rumusnya adalah
𝑛
𝑥 𝐷𝑀
68
Dimana n adalah berat badan dalam kg
PRAKTIKUM I

Resep No.1.1

Dr. Norman Sapulete, SpPD


Jl. Veteran Selatan, No. 234 Makassar
SIP 109/Dinkes/2005
Makassar,

R/ Paracetamol 3,5 g
Sacch.Lact. 1,5 g

m.f.pulv.No.X
S.t.dd.pulv.I

Nama :
Umur :
Alamat :

Apotek Nani Hasanuddin


Jl. Perintis Kemerdekaan No. 245
SIP 109/Dinkes/2005
No. 1.1 Makassar,

Rahma
3 x sehari 1 bungkus

Apoteker :

Tanggal praktikum :

Pembimbing :
1. Singkatan – singkatan bahasa latin dalam resep

Singkatan Bahasa Latin Bahasa Indonesia


R/ Recipe Ambillah
m. Misce Campur
f. Fac/Fiat Buatlah
Pulv. Pulveres Sebuk bagi
No. Numero Sebanyak
X Decem sepuluh
S Signa Tandailah
t. Ter Tiga kali
dd. De die Sehari
I Unum Satu
Pro Pro Untuk

2. Uraian bahan
a. Paracetamol (FI. Ed.IV, FI ed III, OOP)
Nama Resmi :
Nama Lain :
Pemerian :
Khasiat dan Penggunaan :
Dosis Lazim :
Dosis Maksimum :
b. Sacch.Lact
3. Perhitungan bahan
4. Perhitungan dosis lazim, dosis maksimum, perhitungan pengenceran
5. Alat dan bahan yang digunakan
6. Cara kerja

Anda mungkin juga menyukai