Anda di halaman 1dari 25

PENUNTUN PRAKTIKUM

FORMULASI RESEP

Oleh :
Frengki M.Farm, Apt
Drh. Syafrudin MP
Drh. Heni Vanda MSi

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya Diktat Penuntun

Praktikum Formulasi Resep ini dapat kami wujudkan.

Diktat penuntun praktikum inii berisikan teori-teori dasar dan contoh-contoh resep /

yang akan dipraktekkan di Laboratorium disertai dengan penyelesaiannya,

Tujuan dan pembuatan diktat ini adalah untuk membantu para mahasiswa dalarn

melaksanakan tugas praktikum Formulasi Dasar di Fakultas Kedokteran Hewan / Universitas

Syiah Kuala. Sernoga diktat ini ada rnanfaatnya dan kritik serta saran sangat kami harapkan

untuk kesempurnaan diktat ini.

Banda Aceh, November 2011

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................3

TATA TERTIB PRAKTIKUM FORMULASI RESEP......................................................4

I. CARA MENIMBANG BAHAN OBAT........................................................................5

II. CARA MENGERJAKAN JURNAL RESEP................................................................7

III. PULVIS ET PULVERES .............................................................................................11

IV. CAPSULAE .................................................................................................................14

V. UNGUENTA ................................................................................................................18

Lampiran 1
Contoh blanko resep lengkap .............................................................................23

Contoh resep racikan ..........................................................................................24

Contoh resep biasa ..............................................................................................25

Lampiran 2
Resep Praktikum….. ...........................................................................................26

3
TATA TERTIB PRAKTIKUM RESEP
Tata tertib sebelum praktikum
a) Praktikan diwajibkan memakai jaslab berwarna putih
b) Praktikan masuk ke labor 10 menit sebelum praktikum dimulai
c) Semua praktikan harus memeriksa kelengkapan alat masing-masing dan bila ada
kekurangan, pecah, kotor dan sebagainya segera melaporkannya ke asisten
d) Alat-alat laboratorium yang pecah/ rusak ataupun hilang harus diganti sengan alat
yang sama/ serupa dalam waktu 1(satu) bulan
e) Yang tidak mengganti dalam waktu yang ditentukan tidak diizinkan mengikuti
paraktikum sampai ada penggantian
f) Sebelum praktikum dimulai diberikan responsi dan atau diskusi kolektif terlebih
dahulu mengenai resep yang akan dibua, dibimbing lanfsung oleh dosen yang
bersangkutan
g) Praktikan yang tidak mengikuti responsi/ diskusi tidak diizinkan mengikuti praktikum

Tata tertib dan pelaksanaan saat praktikum serta evaluasi


a) Selama praktikum dilarang berkuku panjang
b) Alat-alat yang diletakkan diatas meja, hanya yang digunakan pada saat diperlukan
c) Alat-alat tersebut harus dalam keadaan bersih
d) Setiap selesai menimbang wadah bahan obat harus ditutup rapat dan diletakkan lagi
ketempat semula sesuai abjad
e) Jam pelaksanaan praktikum selama 2 jam dengan perincian sebagai berikut
1/4 jam pertama ujian responsi tertulis
½ jam kedua penyelesaian resep pertama, dan segera menyerahkan sedíaan dan
jurnal ke meja asisten ( tiap kelompok kerja praktikum bersiap-siap untuk
dipanggil responsi selama ± 7-8 menit )
½ jam ketiga masing-masing kelompok kerja menyelesaikan resep kedua
3/4 jam terakhir evaluasi kolektif meliputi cara kerja, penyelesaian dosis,
penghitungan bahan, OTT, dan hasil sedían

4
I. CARA MENIMBANG BAHAN OBAT

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menimbang bahan obat adalah sbb:
I. Periksa dahulu apakah letak timbangan sudah tepat, caranya:
 Meja timbangan harus datar, dilihat pada water pas atau batu duga.
 Lengan timbangan harus datar, dilihat dan jarum timbangan yang letaknya tepat di
tengah skala.
 Piring timbangan beratnya harus seimbang, dilihat dan janum timbangan yang
Ietaknya tepat di tengah skala.
2. Timbangan obat miligram digunakan untuk menimbang bahan obat yang beratnya kurang
dan satu gram.
3. Waktu menimbang, di atas kedua piring timbangan, selalu diletakkan kertas timbangan
sebagai alas.
4. Anak timbangan terletak pada piring sebelah kiri dan bahan obat terletak pada piring
sebelah kanan.
5. Bahan obat yang berbentuk kristal dan bahan-bahan yang higroskopis ditimbang di atas
gelas arloji.
6. Bahan obat yang lembek/setengah padat, ditimbang diatas kertas perkamen.
7. Bahan-bahan obat cair
 Tanpa pengerjaan !ebih lanjut, ditimbang langsung ke dalam botol.
 Dengan pengerjaan lanjutan, ditimbang di atas cawan penguap, er!enmeyer atau
gelas arloji jika jum!ahnya sedikit.
8. Bahan-bahan obat yang mudah menguap ditimbang dalam wadah tertutup.
9. Bahan-bahan obat yang mudah rusak o!eh zat organik, atau bersifat oksidator, ditimbang
di atas gelas arloji dengan menggunakan sendok porselen untuk mengambi!nya.
10. Bahan obat yang mempunyai bau keras, ditimbang di atas gelas anloji dengan
mempergunakan sendok porselen.
11. Ekstrak kental (spissum) ditimbang di atas kertas perkamen yang telah dioleskan paraffin
cair.

5
12. Untuk bahan obat dalam jumlah kecil (kurang dan 50 mg) hams dibuat pengenceran
menggunakan zat tambahan yang cocok. Dianjurkan untuk membuat pengenceran yang
genap misalnya 1 dalam 10 atau 1 dalam 100.

6
II. CARA MENGERJAKAN RESEP

1. Pilihlah salah satu ( PIM, CITO ), maka dahulukan pengerjaan resep tersebut.
2. Periksa apakah resep sudah lengkap?
Apakah nama, alamat SIP drh, tanda R/, nama obat, jumlahnya, besar hewan,
signa, paraf drh, dsb, sudah ada? Jika tidak lengkapai.
Jika ada obat bius/ narkotika, maka harus ada : umur/ berat badan, alamat, dan
signa harus jelas.
Jika ada obat keras, maka harus ada umur/ berat badan
3. Periksa apakah ada OTT ( Fisika, Kimia, Farmakologik ), jika ada usulkan solusinya.
4. Hitung besarnya dosis pemakaian, dan bandingkan dengan dosis maksimum
DP 1 x : n ( misal )
Perbandingan dengan DM : ( n/DM 1 kali ) x 100 % = m ( misal )%
DP 1 H: p x n = q ( misal p adalah 1,2,3,atau lebih )
Perbandingan dengan DM : ( q/ DM 1 hari ) x 100 %= r ( misal ) %
Jika DP > 100 %, maka minta tanda ! dari asisten
Jika DP > 200 %, minta paraf dari asisten
(Dalam hal ini perbandingan rata-rata DM manusia dengan DM hewan adalah
seperti pada tabel, namun dosis lazim R/ contoh yang akan dibahas akan
disesuaikan dengan perbandingan antara BB hewan terhadap BB manusia kecuali
dosis spesifik terhadap obat dan hewan tertentu dan atau dinyatakan lain)

Hewan Kuda Sapi Domba Kambing Babi Anjing Kucing


%DM 8x 8x 1x 1x 2x 1/3 x 1/5x

Konversi dosis juga dapat ditentukan berdasarkan luas permukaan


tubuh seperti pada tabel berikut,

7
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Dosis fenobarbital yang biasa digunakan adalah 45-90 mg per hari. Adapun
konversi dosis pada manusia dengan berat 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026
(Laurence & Bacharach, 1964).
Perhitungan dosis konversi :
45 mg x 0,0026 x 1000 : 20 = 5,85 mg/kgBB
90 mg x 0,0026 x 1000 : 20 = 11,7 mg/kgBB
Dosis Fenobarbital untuk mencit : 5,85 – 11,7 mg/kgBB
Dosis yang digunakan dalam percobaan ini adalah 6 mg/kgBB.
Dosis yang diberikan pada kelompok perlakuan akan diencerkan 0,5 ml sesuai dengan
kapasitas lambung mencit
5. Cara pembuatan
Pilih cara yang paling praktis dan mudah tapi benar
Hitung jumlah masing-masing zat yang diperlukan
Ambil bahan dengan teliti ( cek lagi pada waktu mengambil, menimbang dan
waktu menyimpan )
Jangan sampai ada yang terlupa atau salah timbang

8
6. Cara menimbang
Piring neraca diberi alas kertas perkamen
Timbangan disetimbangkan ( pergunakan batu-batu penara dan potongan-
potongan kertas kecil )
Letakkan anak timbangan disebelah kiri ( ambil dengan pinset )
Letakkan bahan yang akan ditimbang disebelah kanan
Jika berat bahan yang akan ditimbang < 1 g, gunakan timbangan yang halus
Jika berat bahan yang akan ditimbang > 1g, gunakan timbangan kasar.
Berat minimum yang boleh ditimbang adalah 50 mg
Jika beratnya kurang dari 50 mg, maka dibuat pengenceran : misalnya
diperlukan atropin sulfat sebanyak 10 mg
1. Serbuk : Timbang atropin sulfat 50 mg, tambahkan SL ad 500 mggerus
dan tambahkan sedikit karmin, gerus lagi sampai homogen. Kemudian
ambil 100 mg campuran tersebut ( mengandung atropin sulfat 10 mg )
2. Cairan : Timbang atropin sulfat 50 mg, encerkan dengan pelarutnya
yang dipakai didalam resep, yaitu :
+ air 10 cc, kemudian ambil 2 ml larutan
+ air 5 cc, kemudian ambil 1 cc larutan
Cara menimbang zat-zat tertentu :
Ekstrak kental ( Belladon, hiosiami ) ditimbang diatas kertas malam/ parafin
Ekstrak cair / tingtur ( ekstrak liquidum, tingtur opii, tingtur belladona ) :
ditimbang diatas cawab penguap/ kaca arloji
Iodium : ditimbang diatas kaca arloji dengan tutup kaca, ambil dengan sendok
kaca atau porselin
Lemak dan minyak lemak, vaselin, adeps : ditimbang diatas kertas perkamen.
Diambil dengan spatel.
Zat-zat yang berbau, kamfer, mentol, timol, naftol : ditimbang diatas kertas
perkamen, diambil dengan sendok porselin
Zat-zat higroskopis ( KAc, NH4Cl, NH4Br ) : ditimbang diatas kaca arloji
atau kertas perkamen

9
7. Setelah selesai masukkan kedalam tempat yang sesuai
Serbuk tak terbagi : pot plastik/ botol bermulut lebar
Serbuk terbagi :
1. Bungkus, kantong/ pot plastik
2. Kapsul, kantong / pot plastik
Pil, granula, boli, : pot plastik
Cairan : botol yang sesuai, tutup dengan gabus lalu diberi kapsul kertas
8. Etiket ( Obat dalam -> etiket warna putih, obat luar -> etiket warna biru )
Pada etiket dituliskan : nomor resep, tanggal pembuatan, nama pasien, dan cara
pemakaian
9. Label : Kocok dahulu  untuk cairan yang tidak homogen
Tidak boleh diulang tanpa resep dokter  jika ada obat bius/ narkotik, dan
Obat keras tertentu ex. psikotropika

10
III. PULVIS ET PULVERES

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang
luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dan pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk
dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum Masalah
stabilitas yang seringkali dihadapi dalam sediaan bentuk cair, tidak diternukan dalarn sediaan
bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalarn suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh apoteker.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (Pulveres) atau tidak terbagi
(Pulvis). Pada umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen, Walaupun
begitu apoteker dapat lebih melindungi serbuk dan pengaruh lingkungan dengan melapisi
tiap bungkus dengan kertas selofan atau sampul polietilena.
Serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan,
antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu dan pasien dapat menakar secara
aman dengan sendok teh atau penakar lain. Serbuk tidak terbagi lainnya antara lain, sebuk
gigi, serbuk tabur. Serbuk tidak terbagi sebaiknya disimpan dalam wadah gelas, bermulut
lebar, tertutup rapat, untuk melindungi pengaruh atmosfer dan mencegah penguapan senyawa
yang mudah menguap.
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk pengunaan topikal, dapat dikemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Pada
umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus no 60 untuk yang tidak
mengandung lemak, no 44 untuk yang mengandung lernak, agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka.

11
Gambar 1

Contoh resep dan penyelesaiannya

R/ Tetracyclin tab 250 A. Kelengkapan Resep


Diazepam tab 2 Nama, alamat & SIP drh
Panadol tab 500 Nama tempat & tanggal pembuatan
m.f. pulv. d.t.d No. X resep
Nama Pemilik hewan dan umur hewan
S.t.d.d Pulv. I
( Tn.Yazid, Anjing dewasa)
Paraf drh
Pro : Anjing B
B. Obat Bius : -
Obat keras : Tetracyclin ( OK ), Diazepam
( OKT/ Psikotropika )
C. OTT : -

D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Nama Obat Dosis


1 x pemakaian 1 hari pemakaian
Tetracyclin 250 mg 3 x 250 = 750 mg
Panadol 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
Diazepam 2 mg 3 x 2 = 6 mg

E. Perhitungan Bahan

Nama Obat 1 x pakai Total Sediaan dipasaran

Tetracyclin 250 mg 250 x 10 = 2500 mg 250mg/kap =10kap


Panadol 500 mg 500 x 10 = 5000 mg 500mg/tab = 10tab
Diazepam 2 mg 2 x 10 = 20 mg 2 mg/tab = 10 tab

12
Serbuk yang akan dibuat 10 bungkus perkamen, dengan berat tiap bungkusnya :
Berat 1 kali pemakaian ( Tetracyclin + Panadol + Diazepam ) = 752 mg.
F. Cara Pengerjaan
Masukkan tab Panadol ke lumpang, remukkan dengan tekanan alunya
Hal yang sama juga diperlakukan pada tab Diazepam
Ambil kapsul Tetracyclin 10 kap dan buka cangkangnya, lalu masukkan kedalam
lumpang
Gerus halus sampai homogen
Bagi menjadi 2 bagian serbuk, masing–masing ditimbang sama berat, kemudian
masing-masingnya dibagi 5 bagian secara visual/ kasat mata diatas kertas perkamen
kemudian dibungkus. Masukkan kedalam wadah plastik/ pot yang sesuai dan beri
etiket
G. Etiket ( Obat dalam dengan etiket berwarna putih )

No.. Tgl,....
Anjing ( B )
3 x 1 bks/ hari
H. Label : -
I. Khasiat
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Tetracyclin Antibiotik spektrum luas
Panadol Antipiretik, analgetik
Diazepam Sedatif, hipnotik
Khasiat Obat Infeksi yang disertai panas, nyeri dan kejang
Keseluruhan

13
IV. CAPSULAE (KAPSUL)

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dan obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dan gelatin, tetapi dapat juga terbuat dan pati
atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dan nornor paling kecil
(5) sampai nomor paling besar (000), kecuali ukuran cangkang untuk hewan. Umumnya
ukuran 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien Ada juga kapsul
gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE), yang
memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Kapsul gelatin keras terdiri
atas dua bagian, bagian tutup dan induk. Kapsul bercangkang keras yang diisi pabrik sering
mernpunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk rnengetahui identitas pabrik.
Pada kapsul seperti ini dapat dicantumkan jumlah zat aktif/kode produk dan lain-lain yang
dicetak secara aksial atau radial. Tinta cetak kualitas farmasi memenuhi ketentuan yang
berlaku mengenai pigmen dan zat warna yang diizinkan.
Dalam praktek pelayanan resep di apotik, kapsul cangkang keras dapat diisi dengan
tangan, cara mi memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk memilih obat tunggal atau
campuran dengan dosis tepat yang paling baik bagi setiap pasien.
Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran atau granul. Butiran
gula inert dapat dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang memberikan profil
lepas lambat atau bersifat enterik. Sebagai alternatif, bahan aktif dengan dosis lebih besar
dapat dibuat dalam bentuk pelet dan kemudian disalut. Bahan semipadat atau cairan dapat
juga diisikan ke dalam kapsul cangkung keras, tetapi jika cairan dimasukan dalam kapsul,
salah satu teknik penutupan harus digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Campuran serbuk yang cenderung meleleh dapat dimasukan ke dalam kapsul
cangkang keras, digunakan absorben, seperti magnesium karbonat, silikon dioksida ko1oida,
atau zat lain yang sesuai. Obat-obat yang berkhasiat keras sering dicampur dengan zat
pengencer inert sebelum diisikan ke dalam kapsul. Jika dua macam obat yang tak
tercampurkan diresepkan bersama, kadang-kadang dimungkinkan untuk menempatkan salah
satunya di dalam kapsul kecil dan menggabungkan dengan kapsul lebih besar yang berisi
obat kedua. Obat-obat yang tak tercampurkan dapat juga dipisahkan dengan menempatkan
pelet atau tablet bersalut, atau kapsul cangkang lunak yang berisi obat pertama ke dalam
kapsul sebelum penambahan obat kedua.

14
Kapsul cangkang lunak tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan dibentuk,
diisi serta diletakan dengan menggunakan mesin yang sama, khususnya dengan proses
berputar, meskipun dapat juga digunakan suatu proses lempeng atau proses turun naik.
Kapsul cangkang lunak dapat juga diproduksi melalui proses gelembung yang membentuk
kapsul sferik tanpa lekukan. Dengan peralatan yang sesuai. serbuk dan zat padat kering lain
dapat diisikan ke dalam kapsul cangkang lunak.

Gambar

Contoh Resep dan penyelesaiaannya

R/ Amoksisilin tab 500 A. Kelengkapan Resep


Asam mafenamat tab 500 Nama, alamat & SIP drh
Paracetamol tab 500 Nama tempat & tanggal pembuatan
resep
CTM 2 mg
Paraf drh
m.f. pulv. d.t.d No. X
S.t.d.d Cap I B. Obat Bius : -
Pro : Anjing ( Dewasa ) Obat keras : Amoksisilin & As.Mafenama

C. OTT : As.Mafenamat, PCT, & CTM > efek potensiasi

15
D. Penghitungan Dosis Pemakaian

Nama Obat Dosis


1 x pemakaian 1 hari pemakaian
Amoksisilin 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
As.Mafenamat 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
Paracetamol 500 mg 3 x 500 = 1500 mg
CTM 2 mg 3 x 2 = 6 mg

E. Perhitungan Bahan

Nama Obat 1 x pakai Total Sediaan dipasaran


Amoksisilin 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
As.Mafenamat 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
Paracetamol 500 mg 500 x 10 = 5000 500mg/tab = 10 tab
CTM 2 mg 2 x 10 = 20 4mg/tab = 5 tab

Kapsul yang akan dibuat 10 butir, dengan berat tiap kapsulnya :


Berat 1 kali pemakaian (Amoksisilin + As. Mafenamat + PCT + CTM ) = 1502 mg.
Ukuran kapsul terlalu besar, maka solusinya dibuat 2 kapsul untuk 1 x pemakaian.
F. Cara Pengerjaan
Masukkan tab PCT ke lumpang, remukkan dengan tekanan alunya
Hal yang sama juga diperlakukan pada tab As. Mafenamat, Amoksisilin, dan CTM
secara bergantian
Gerus halus sampai homogen
Bagi menjadi 2 bagian serbuk, masing–masing ditimbang sama berat, kemudian
masing-masingnya dibagi 5 bagian secara visual/ kasat mata diatas kertas perkamen.
Tiap bungkus perkamen dibuat 2 kapsul sama banyak ( Jika ada alat pengisi kapsul
akan sangan memudahkan )
Masukkan kedalam wadah plastik/ pot yang sesuai dan beri etiket
G. Etiket ( Obat dalam dengan etiket berwarna putih )

No.. Tgl,....
Anjing ( A )
3 x 2 kapsul/ hari

H. Label : -

16
I. Khasiat

Nama Obat Khasiat masing -masingnya


Amoksisilin Antibiotik spektrum luas
As.Mafenamat Analgetik, anti inflamasi
Paracetamol Antipiretik, analgetik
CTM Antihistamin
Khasiat Obat Infeksi yang disertai panas, nyeri/ pegal, dan gatal-gatal
Keseluruhan

17
V. UNGUENTA (SALEP)

Unguenta (salep) adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat hams larut atau terdispersi homogen dalarn dasar
salep yang cocok. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok
yakni
I. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep mi dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin, paraffin dan
salep putih.
2 Dasar salep serap
Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minvak (paraffin
hidrofihik dan lanolin anhidrat atau adeps lanae) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin).
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih
tepat disebut krim. Dasar ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena
mudah dicuci dan kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterirna untuk dasar kosmetik.
4. Dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri dan konstituens
larut air. Dasar salep jenis mi memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat
dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalarn air. Contoh dasar salep larut
dalam air adalah PEG (polietilen glikol) dan rnakrogol.
Pemilihan Dasar Salep
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang
diinginkan. sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan
sediaan. Jadi dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk
mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih
stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun
obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air.

18
Pembagian Salep
1. Salep
2. Krim
Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai atau sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai ernulsi air dalarn minvak atau minvak dalarn
air Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dan ernulsi
minyak dalam air atau dispersi mikrokristal. Asam asam lemak atau alkohol berantai panjang
dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina.
3. Pastae
Pastae atau pasta adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Kelompok pertama dibuat dan gel fasa
tunggal mengandung air misalnya pasta natrium karboksimetil selulosa, kelompok lain
adalah pasta berlemak misalnya pasta zink oksida, merupakan salep yang padat, kaku yang
tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang
diolesi. Konsistensinya dapat agak kaku dan salep, mengandung bahan obat padat 20-50%
dan terdispersi dalam dasar berlemak. Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan Iebih
menyerap dibandingkan dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas
terhadap air. Pasta mi cenderung untuk menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya
penetrasi dan daya maserasi yang lebih rendah dan salep. Karena itu pasta digunakan untuk
lesi akut yang lebih cenderung membentuk kerak. mengelembung atau mengeluarkan cairan.
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek lokal,
misalnya pasta gigi triamsinolon asetonida.
4. Gel
Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dan suspensi
yang dibuat dan partikel an organik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dan jaringan partikel kecil yang terpisah, gel
digolongkan sebagai sistem dua fasa misalnya gel aluminium hidroksida. Dalam sistem dua
fasa, jika ukuran partikel dan fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magma, misalnya magma bentonit. Baik gel maupun magma dapat

19
berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan.
Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini
tertera pada etiket. Gel fasa tunggal terdiri dan makro molekul organik yang tersebar serba
sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul
makro yang terdispersi dalam cairan.
Gel fasa tunggal dapat dibuat dan makro molekul sintetis (misalnya karborner) atau
dan gom alam (misalnya tragakan) Sediaan tragakan disebut juga mucilago. Gel-gel
umumnya mengandung air, etanol dan minyak dan dapat juga digunakan sebagai fasa
pembawa. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukan ke
dalam lubang tubuh.
Gambar 3

Contoh resep dan penyelesaiannya


A. Kelengkapan Resep
R/ Bethametason cream 0,1 % I
CTM 16 mg Nama, alamat & SIP drh
m.f. cream Nama tempat & tanggal pembuatan
s.u.c resep
Paraf drh
Pro : Kucing G

B. Obat Bius : -
Obat keras : Bethametason cream 0,1

20
C. OTT : OTT secara fisika ( CTM tdk larut dalam basis cream ), usulkan pemberian obat
secara terpisah ( cream Bethametason 0,1 % diberikan dalam kemasan aslinya dan CTM tab
dapat diberikan secara langsung ataupun diserbuk menjadi kapsul )
D. Penghitungan Dosis Pemakaian
Penggunaan dosis untuk terapi external/ obat luar pada dasarnya sama antara hewan
dan manusia. Dalam hal ini peracikan obat kulit merujuk pada formula baku nasional dan
sediaan yang beredar dipasaran

Nama Obat Sediaan Keterangan


dipasaran

Bethametason cream 0,1% 0,1 % pada kulit


CTM 4 mg/tab, tidak CTM dibrikan secara terpisah/ dalam
ditemui sediaan bentuk tablet murni, diserbuk dalam
CTM dalam bentuk perkamen ataupun dimasukkan kedalam
cream kapsul, maka dosisnya adalah 1/5 dosis
manusia yaitu 4/5mg tiap kali pemberian
( Penggunaan dapat diberikan untuk 2
ataupun 3 x sehari )

E. Perhitungan Bahan
a. Bethmetason cream 0,1%
Satu tube cream Bethametason 0,1% memiliki bobot 5 gram. Artinya dalam 5 gram
cream mengandung : 0,1/100 x 5000mg = 5 mg Bethametason
b. CTM 16 mg
Tablet CTM yang tersedia dipasaran adalah 4 mg/tab, maka jumlah tablet CTM yang
akan digunakan selama pemakaian 16 mg/ 4mg = 4 tab
F. Cara Pengerjaan
Resep ditulis dan atu dibuat terpisah
R/ Bethametason cream 0,1 % I
S.u.c_______________________paraf
R/ CTM tab 4 mg IV
S.b.b.d.d 4/5 tab ______________paraf

21
G. Etiket ( Obat luar dengan etiket berwarna biru untuk cream Bethametason 0,1% dan obat
dalam dengan etiket berwarna putih). Kemasan dipisahkan dalam pemberiannya

No.. Tgl,....
Kucing ( G )
Oleskan pada bagian yang
sakit

No.. Tgl,....
Kucing ( G )
2 atu 3 x 4/5 tab/hari

H. Label : “ Obat Luar “ hanya untuk cream Bethametason 0,1%

I. Khasiat
Nama Obat Khasiat masing -masingnya
Betason cream 0,5% Anti inflamasi topical
CTM Obat gatal-gatal/ alergi pada kulit
Khasiat Obat radang yang disebabkan alergi pada kulit/ alergi
Keseluruhan kulit yang membutuhkan pengobatan dengan
kostikosteroid

22
Lampiran 1.

Contoh Bentuk Resep yang Lengkap


Nama dokter hewan :
Alamat dokter hewan :
No. S.I.P :

Banda Aceh, 26 September 2006

R/ Nama obat-bentuk sediaan-isi/ jumlah-jumlah total obat


Cara pembuatan ¦
Cara mencampur ) Racikan
Cara menyerahkan ¦
Cara pemakaian ( Signa )
-------------------------------- paraf drh

R/ Nama obat-bentuk sediaan-isi/ jumlah-jumlah total obat


Cara pemakaian ( Signa )
-------------------------------- paraf drh

R/ -------------------------------
------------------------------
------------------------------- paraf drh

Nama pasien : .....................................................................................


Umur/ berat : .....................................................................................
Nama pemilik ( hewan ): ......................................................................................
Alamat pasien/ pemilik :
....................................................................................................................

23
Contoh Resep Racikan

Nama Paten Nama Generik

Nama dokter hewan : - Nama dokter hewan : -


Alamat dokter hewan :- Alamat dokter hewan :-
No. S.I.P :- No. S.I.P :-

Banda Aceh, 26 September 2006 Banda Aceh, 26 September 2006

R/ Amcillin 500 mg R/ Ampicillin 500 mg


Valium 2 mg Diazepam 2 mg
Panadol 500 mg Paracetamol 500 mg
Tabsi 100 mg Vitamin C 50 mg
m.f. pulv. d.t.d No. XV m.f. pulv. d.t.d No. XV
S.t.d.d pulv. I S.t.d.d pulv. I
------------------------------- paraf drh
------------------------------- paraf drh

Nama pasien : - Nama pasien : -


Umur/ berat :- Umur/ berat :-
Nama pemilik ( hewan ) : - Nama pemilik ( hewan ) : -
Alamat pasien/ pemilik : - Alamat pasien/ pemilik : -

24
Contoh Resep Biasa
Nama Generik Nma Paten

Nama dokter hewan : Iskandar Nama dokter hewan : Iskandar


Alamat dokter hewan : Jl. Kaswari Alamat dokter hewan : Jl. Kaswari no 20.
No. S.I.P : Drh/ 105/ IP/ 2005 No. S.I.P : Drh/ 105/ IP/ 2005

Banda Aceh, 26 September 2006 Banda Aceh, 26 September 2006

R/ Ampicillin capsul 250 mg No. XXX R/ Amcillin capsul 250 mg No. XXX
S.t.d.d cap II S.t.d.d cap II
-------------------------------- paraf drh -------------------------------- paraf drh

R/ Diazepam tab 2 mg No. XV R/ Valium tab 2 mg No. XV


S. t.d.d tab I S. t.d.d tab I
-------------------------------- paraf drh -------------------------------- paraf drh

R/ Vitamin C tab 50 mg No. XXX R/ Tabsi tab 50 mg No. XXX


S.t.d.d tab. I S.t.d.d tab. I
------------------------------- paraf drh ------------------------------- paraf drh

R/ Paracetamol tab 500 mg No. XV R/ Panadol tab 500 mg No. XV


S.t.d.d tab. II S.t.d.d tab. II
------------------------------- paraf drh ------------------------------- paraf drh

Nama pasien : Anjing Nama pasien : Anjing


Umur/ berat : Besar/ dewasa Umur/ berat : Besar/ dewasa
Nama pemilik ( hewan ) : Tn. Hermawan Nama pemilik ( hewan ) : Tn. Hermawan
Alamat pasien/ pemilik : Jl. Bangka Alamat pasien/ pemilik : Jl. Bangka

25

Anda mungkin juga menyukai