Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK PRAKTIKUM

TSF SEMISOLID & LIQUIDA

Disusun oleh:
Ibnu Syinna Alfiza, M. Pharm
Muhammad Heykal Putra S, Farm

LABORATORIUM FARMASETIKA
AKADEMI FARMASI KUSUMA HUSADA
PURWOKERTO
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan YME, karena dengan karunia nya
buku petunjuk praktikum Tsf Semisolid & Liquida ini telah selesai diperbaiki dengan tujuan
menyempurnakan buku petunjuk sebelumnya. Buku petunjuk Tsf Semisolid & Liquida disusun
dengan tujuan membantu mahasiswa, dan dosen pembimbing dalam melaksanakan praktikum
Tsf Semisolid & Liquida pada Akademi Farmasi Kusuma Husada yang akan dilaksanakan pada
semester 3. Mata kuliah Tsf Semisolid & Liquida merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa.

Buku petunjuk praktikum Tsf Semisolid & Liquida berisi tentang materi pendahuluan
petunjuk buku praktikum Tsf Semisolid & Liquida, serta cara pembuatan obat obat Tsf
Semisolid & Liquida.

Semoga buku petunjuk praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
membantu memperdalam ilmu kefarmasian.

Purwokerto, September 2022

Tim Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM....................................................................4
BENTUK SEDIAAN LIQUIDA/ SEMISOLID...........................................................................11
1. Salep,......................................................................................................................................11
2. Emulsi,....................................................................................................................................13
3. Suspensi,.................................................................................................................................14
Daftar Pustaka................................................................................................................................15
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM
Pelaksanaan Praktikum : dilakukan sebanyak …..kali pertemuan
Dengan rincian :
 1 pertemuan asistensi
 5 kali Praktikum
 1 kali responsi
Sebelum praktikum akan dilaksanakan pretest
A. Peraturan Umum
1. Waktu dan jadwal parktikum :
Praktikum akan dilaksanakan dua minggu sekali dengan waktu 1 jam 40 menit
2. Peserta praktikum merupakan mahasiswa yang mengambil kuliah TSF SOLID
3. Praktikum harus diikuti dengan penuh. Apabila tidak mengikuti praktikum 2 kali
dianggap mengundurkan diri
4. Apabila praktikan berhalangan hadir wajib, memberikan surat keterangan dokter,
serta untuk praktikum akan diberikan inhal.
5. Evaluasi Praktikum meliputi :
 Pretest
 Hasil praktikum
 Kelengkapan laporan
 Hasil responsi
B. Tata Tertib Praktikum
1. Praktikan harus sudah ada dilab selambat-lambatnya menit.
2. Praktikan wajib menggunakan jas lab, bekerja rapih dan bersih.
3. Praktikan wajib menyediakan sendiri alat praktikum seperti lap tangan, tissue dan
wadah sediaan
4. Praktikan diwajibkan memelihara peralatan laboratorium dan menghemat bahan-
bahan praktikum.
5. Setiap dimulai, praktikan diwajibkan memeriksa/mencocokkan alat-alat dengan daftar
peminjaman. Bila ternyata tidak cocok (pecah/hilang) segera melapor kepada dosen
pengampu/ laboran.
6. Praktikan harus bekerja sendiri, tidak diperkenankan bercakap-cakap dengan
praktikan lain
7. Praktikan dilarang menggunakan sendok yang sama untuk mengambil bahan yang
berbeda kecuali sudah dibersihkan dan dikeringkan agar tidak terjadi kontaminasi
8. Kotoran padat harus dibuang dalam bak sampah, jangan dibuang dalam bak
pencucian (bak air). Ingat keteledoran anda dapat menyumbat saluran air dari bak
cuci.
9. Selesai praktikum meja dan semua peralatan harus dibersihkan. Praktikan diwajibkan
mengganti alat-alat yang pecah/hilang selama praktikum.
C. Panduan Umum Keselamatan di laboratorium
1. Memakai jas praktikum selama praktikum berlangsung , lengkapi juga dengan
masker serta sarung tangan
2. Mempersiapkan materi praktikum yang akan dikerjakan, pahami semua prosedur
kerja secara keseluruhan sebelum masuk lab
3. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Jangan menganggu praktikan lain, bergurau dan
bermain-main di lab
4. Tidak diperbolehkan makan atau mengisap permen selama di lab, jika ingin minum
dipersilahkan diluar lab
5. Membaca dengan cermat dan pahami pentunjuk semua peralatan sebelum
menggunakannya. Jika belum paham bias ditanyakan kepada dosen, asisten atau
laboran
6. Sebelum menggunakan bahan, cek label minimal 2 kali untuk memastikan bahan
yang diambil
7. Mengambil bahan yang dibutuhkan secukupnya dan tidak dipervolehkan
mengembalikan bahan kimia sisa kembali kewadahnya.
8. Tidak diperbolehkan memindahkan bahan-bahan keluar lab.
9. Jika bahan kimia mengenai mata atau kulit segera cuci dengan air mengalir
sekurangnya 10 menit.
10. Pastikan peralatan yang digunakan bersih dan tidak rusak/retak.
11. Bekerja dengan hati-hati ketika memanaskan bahan-bahan. Gunakan bantuan kain
untuk memindahkan wadah yang masih panas.
12. Jangan mencelupkan glassware panas di air dingin karena dapat menyebabkan
glassware retak. Biarkan dahulu di suhu ruang hingga glassware tidak panas.
13. Mengetahui letak dan prosedur penggunaan peralatan keamanan seperti pemadam api.
Jika terjadi kebakaran pada alat, segera cabut kontak peralatan dengan sumber listrik
dan segera hubungi dosen atau laboran
14. Jika terjadi kecelakaan atau terluka, segera hubungi asisten, dosen atau laboran untuk
mendapatkan pertolongan
15. Setelah semua perkejaan terlah selesai, bersihkan alat yang telah digunakan dan
meninggalkan lab keadaan bersih.
Tata Cara Penimbangan
1. Sebelum menimbang, alat timbangan obat harus dalam keadaan seimbang.
Mahasiswa harus mengecek kesetaraan alat timbangan sebelum menimbang.
2. Bahan yang akan ditimbang diletakkan di daun timbangan sebelah kanan, dan anak
timbangan diletakkan di daun timbangan sebelah kiri.
3. Bahan obat yang beratnya lebih dari 1 gram, ditimbang di timbangan gram dan yang
kurang dari 1 gram, di timbangan milligram.
4. Tidak diperkenankan menimbang bahan obat yang kurang dari 50mg. bahan obat
yang beratnya kurang dari 50 mg harus dilakukan pengenceran.
5. Setiap alat yang akan ditara harus ditara dengan batu penara, tidak diperkenankan
dengan alat timbangan.
6. Setelah selesai menimbang, bahan obat harus dimasukkan ke dalam tempat (mortar,
beker glass, labu takar atau lainnya) untuk dikerjakkan. Sedangkan botol tempat obat
harus dikembalikan ke tempat semula. Tidak boleh menimbang obat kalua belum
akan dikerjakkan.
7. Alas bahan atau wadah bahan untuk menimbang terlebih dahulu disetarakan.
8. Bahan-bahan yang dipersyaratkan di ayak, penimbangan bahan dilakukan setrelah
diayak terlebih dahulu.
9. Catatlah segala penimbangan yang dilakukkan.
Etiket Obat
1. Etiket putih
APOTEK AKADEMI FARMASI
APA : NAMA KALIAN A.Md Farm.
SIA : NIM KALIAN
Lab. Farmasetika
Akademi Farmasi Kusuma Husada Purwokerto
No. Tanggal :
Nama :

....... X Sehari ...... tab/kap/bungkus


Pagi jam :.......... Sore jam :............
Siang jam : ....... Malam jam :.......
Sebelum/menjelang/sesudah makan

2. Etiket Biru
APOTEK AKADEMI FARMASI
APA : NAMA KALIAN A.Md Farm.
SIA : NIM KALIAN
Lab. Farmasetika
Akademi Farmasi Kusuma Husada Purwokerto
No. Tanggal :
Nama :

OBAT LUAR
Keabsahan dan Kelengkapan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dan dokter
hewan kepada apotekr untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien. Dalam
mengerjakan resep-resep yang diterima, harus diperiksa keabsahan dan kelengkapan
resep terlebih dahulu. Resep dikatakan sah dan lengkap jika memenuhi semua unsur resep
yaitu:
1. Nama, alamat, dan nomor ijin praktek doctor
2. Tanggal penulisan resep (Inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri resep, dan nama obat atau komposisi obat (Invocatio)
4. Aturan pakai yang tertulis (Signatura)
5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sessuai dengan perundang-undangam
yang berlaku (subscriptio)
6. Nama pasien, bagi resep yang mengandung obat golongan narkotika harus disertakan
juga alamatnya
7. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Resep dapat ditulis kembali dalam bentuk salinan resep, atau disebut juga copie
resep atau apograph. Selain memuat semua keterangan pada resep asli, copie resep
memuat nama apotek, alamat apotek, nama apoteker pengelola apotek, nomor SIK,
nomor SIA, tanda tangan apoteker pengelola apotek. Tanda “det” jika obat sudah
diserahkan dan “nedet” jika obat belum diserahkan.
Pembuatan Resep Standar
Resep standar adalah resep-resep, yang terdapat pada bukti-bukti standar. Resep-
resep ini masih banyak digunakan sebagai acuan dan seringkali komposisinya
dimodifikasi dengan obat-obat lain. Buku-buku standar yang banyak digunakan sebagai
referensi Antara lain :
1. Pharmacope nedherland ed V
2. FI ( Formularium Indonesia)
3. CMN
4. FNA
5. FMI dan lain lain
Masalah-masalah pada pembuatan, resep standar lebih dititi beratkan pada aspek
teknis farmasetisnya. Misalnya terknis farmasetisnya. Misalnya terknis pencampuran
bahan obat dari resep standar dengan bahan obat tambahan lainnya.
Dosis
Tujuan pengobatan yang optimum dapat dicapai dengan mempertimbangkan
berbagai hal antara lain factor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian terapi
maupun keamanan obat, nasib obat di dalam tubuh, keadaan klinis dari pemakai obat dan
rute pemakaian, sehingga kegagalan dalam pengobatan mungkin terjadi bila aturan dosis/
pemakaian tidak tepat.
Obat umumnya diberikan untuk digunakan dalam dosis dan interval waktu
tertentu. Untuk menentukan dosis, farmakope Indonesia telah memuat daftar dosis
berbagai obat.
Pada penulisan resep sering beberapa obat diberikan secara bersamaan. Hal ini
memungkinkan suatu obat berintreraksi dengan lainnya. Ada berbagai alasan penggunaan
kombinasi obat. Kombinasi obat dapat memperpanjang atau memperpendek bahkan
menimbulkan efek toksis dari obat lainnya. Interkasi obat dapat diharapkan bila zat yang
berkhasiat bekerja secara sinergis/ menguntungkan secara terapi.
Perhitungan Dosis Anak
Khusus untuk perhitungan dosis anak dapat dilakukan dengan membandingkan dengan
dosis untuk anak yang tertera dalam farmakope atau dapat dihitung dengan beberapa
rumus:
1. Rumus Young
n
Danak = x Ddewasa
n+12
2. Rumus Dilling
n
Danak = + Ddewasa
20
3. Rumus Fried (untuk pasien kurang dari 1 tahun)
Umur dalambulan
Danak = x Ddewasa
150
4. Rumus Crawford
Luas permukaan tubuh anak
Danak = x Ddewasa
Luas permukaan tubuh dewasa
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai dengan proses pembuatan obat terebut
dalam bentuk seperti yang akan digunakan. Substansi obat didapat dalam berbagai ragam
produk obat dan setiap produk obat terdapat dalam bentuk sediaan. Bentuk sediaan dan
cara pemberian akan sangat menentukan efek biologis suatu obat.
Obat menurut sediaan dibagi menjadi :
1. Sediaan padat
2. Sediaan semi padat
3. Sediaan cair
Contoh COVER Laporan Resmi Praktikum Tsf Semisolid & Liquida
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM Tsf Semisolid & Liquida
(Tuliskan bentuk sediaan)

Penyusun ;

Nama :
NIM :
LABORATORIUM FARMASETIKA
AKADEMI FARMASI KUSUMA HUSADA
PURWOKERTO
2022
FORMAT LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TSF
Judul Praktikum : ……………………..
A. Dasar Teori
Ditulis secara singkat dan jelas
B. Resep
 Dituliskan resep yang bersangkutan
 Perhitungan dan penimbangan.
 Cara kerja.
 Etiket sediaan.
C. Pembahasan
 Selama praktikum apa saja yang dilakukan
 Khasiat obat dalam resep
D. Kesimpulan
E. Daftar Pustaka
BENTUK SEDIAAN LIQUIDA/ SEMISOLID
PRAKTIKUM I SALEP
1. Salep,
Salep (ungenta menurut FI ed.III) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan
dan digunakan sebagai obat luar.
Persyaratan Salep (Farmakope III)
1) Pemerian : tidak boleh berbau tengik.
2) Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras,
kadar bahan obat adalah 10%.
3) Dasar salep : tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, kecuali
dinyatakan lain.
4) Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca, harus menunjukkan susunan
yang homogen.
5) Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar”
Kualitas Dasar Salep:
1) Stabil selama masih dipakai mengobatiLunak yaitu semua zat dalam keadaan
halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogeny.
2) Mudah dipakai
3) Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia
dengan obat yang dikandungnya.
4) Dapat terdistribusi secara merata
Resep Pembuatan Salep :
R/ Asam salisilat 200 mg
Sulfur P 400 mg
Vaselin album 10 mg
sue
did
Pro : Safa (13 tahun)
Cara Kerja :
1) Asam salisilat ditimbang kemudian dimasukan dalam mortar, ditetesi alcohol dan
digerus halus
2) Sulfur P ditimbang, diayak dan dimasukan ke dalam mortar sedikit demi sedikit
sambil diaduk
3) Tambahkan vaselin album yang sudah ditimbang, sedikit demi sedikit
4) Masukan dalam pot salep beri etiket
Permasalahan :
1) Tujuan pengobatan
2) Penulisan resep cara lain
PRAKTIKUM II CREAM
2. Cream,
Cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu/lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Dalam pembuatan biasa
ditambahkan zat pengemulsi Antara lain sabun, metil paraben, dll. Sediaan ini banyak
digunakan pada bidang kosmetik sebagai emollient pada pemakaian kulit.
Cream ada dua tipe krim M/A dan A/M. Stabilitas krim akan rusak jika system
campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi.
Resep Pembuatan Cream :
R/ Sulfanilamide 0.5
Cera Alba 1
Vaselin album 4
Na CMC 1% 5 cc
sue
Pro : Intan (17 tahun)
Cara Kerja :
1) Cera alba dan vaselin album yang sudah ditimbang lalu dilelehkan pada waterbath
2) Na CMC ditambahkan aqua dan dilarutkan
3) Diambil Na CMC yang diperlukan dan dicampurkan pada campuran no.1 dalam
mortir panas
4) Sulfanilamide ditambhkan sedikit demi sedikit
5) Masukan kedalam pot dan beri etiket
Permasalahan :
1) Tujuan pengobatan
2) Sediaan cream yang ada di perdagangan
PRAKTIKUM III PASTA
3. Pasta,
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu/lebih bahan obat yang ditunjukan
untuk pemakaian tropical. Pasta sama dengan salep, dimaksudkan untuk pemakaian luar
(pada kulit). Perbedaan salep dengan pasta terletak pada persentase jumlah padat yang lebih
besar atau lebih kental dan lebih kaku dari bentuk sediaan salep.
Resep Pembuatan Pasta :
R/ Asam salisilat 200 mg
Zinc Oxyd 2.5
Amylum Triciti 2.5
Vaselin Flavum ad 10
s.t.d.d.u.e
did
Pro : Kurnia (15 tahun)
Cara Kerja :
1) Zinc oxy yang sudah diayak, ditimbang, langsung dimasukan dalam mortir dan
digerus
2) Asam salisilat ditimbang dan ditetesi alcohol, dimasukan dalam mortir dan
digerus
3) Amylum triciti ditimbang dan dicampurkan
4) Vaselin flavum ditimbang, dimasukan dalam cawan poselen, lalu dilelehkan
dalam waterbath
5) Vaselin flavum yang sudah meleleh dimasukan kedalam mortir sedikit demi
sedikit dan aduk hingga homogen
6) Masukan dalam pot dan beri etiket
Permasalahan :
1) Fungsi zinc oxyda
2) Fungsi asam salisilat
3) Dan amylum tricitti
PRAKTIKUM IV EMULSI
4. Emulsi
Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan
air. Perlu ditambahkan zat tertentu yang bertindak sebagai pengemulsi, yang dapat membantu
dua cairan dapat bercampur secara homogen dan stabil . Menurut farmakope edisi IV Emulsi
adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil.
Komponen Emulsi
Komponen Emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1) Komponen Dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas:
 Fase dispers/fase internal/fase discontinue Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi
butiran kecil kedalam zat cair lain.
 Fase continue/fase external/fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi
sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
 Emulgator Adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2) Komponen Tambahan
Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh
hasil yang lebih baik, antara lain :
 Corigen : Corigen actionis ( memperbaiki kerja obat), Corigen saporis (memperbaiki
rasa obat), corrigen odoris (memperbaiki bau obat), corrigen colouris ( memperbaiki
warna obat), corigen solubilis (memperbaiki kelarutan obat)
 Preservative (pengawet) : Preservative yang digunakan Antara lain metil dan propil
paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium
klorida, fenil merkuri asetas, dll.
 Anti oksidan. Antioksidan yang digunakan Antara lain asam askorbat, a-tocopherol,
asam sitrat, propil gallat, asam gallat.
Tipe Emulsi
Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun
external, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1) Emulsi tipe O/W ( oil in water ) atau M/A ( minyak dalam air ). Adalah emulsi yang
terdiri dari butiran minyak yang tersebar ke dalam air. Minyak sebagai fase internal dan
air sebagai fase external.
2) Emulsi tipe W/O ( water in oil ) atau A/M ( air dalam Minyak ).
Resep Pembuatan Emulsi :
R/ Ol. Iecoris Aselli 25
PGA 7.5
Glycerol 2.5
Aqua 18.75
Ol. Cinnamomi gtt 2
m.f.emuls.
S.t.d.d.Cth.I
Pro : Rahma (5 tahun)
Cara Kerja :
1) Timbang semua bahan
2) Oleum iecoris aselli dimasukan ke dalam mortir, tambahkan PGA dan aqua
sebanyak 1.5X berat PGA. Kemudian diaduk kuat dengan gerakan dari luar ke
dalam hingga terbentuk korpus emulsi
3) Tambahkan gliserol, aduk homogeny
4) Tambahkan sisa aqua, lalu masukan ke dalam botol
5) Terakhir tetesan oleum cinnamomi
6) Tutup botol beri etiket
Permasalahan :
1) Tujuan pengobatan dengan kombinasi obat yang tertulis dalam resep
2) Pemilihan bentuk sediaan
PRAKTIKUM V SUSPENSI
5. Suspensi,
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk
penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma
termasuk dalam kategori ini.
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi
dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Beberapa
suspensi yang diberi etiket sebagai “Lotio” termasuk dalam kategori ini.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus
yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi Oftalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel
halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi

Metode dispersi dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam musilago
yang telah terbentuk, kemudian baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang
terjadi kesukaran pada saat mendispersikan serbuk ke dalam pembawa. Hal tersebut karena
adanya udara, lemak atau kontaminasi pada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah
kemasukan udara sehingga sukar dibasahi oleh air.
Metode presipitasi, zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu kedalam pelarut oeganik
yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik, larutan zat ini
kemudian diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan
halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi cairan organik tersebut adalah etanol, propilen
glikol, dan polietilen glikol.
Sistem Pembentukan Suspensi
1) Sistem Flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepet mengendap dan
mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake.
Sifat-sifat relatif dari partikel flokulasi dalam suspensi adalah sebagai berikut :
1) Partikel merupakan agregat yang bebas.
2) Sedimentasi cepat, partikel mengendap sebagai flok yaitu kumpulan partikel.
3) Sedimen terbungkus bebas dan membentuk cake yang keras dan padat dan mudah
terdispersi kembali seperti semula.
4) Bentuk suspensi kurang baik sebab sedimentasi terjadi cepat dan di atasnya terjadi
daerah cairan yang jernih
2) Sistem Deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, akhirnya
terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Sifat-sifat relative dari partikel deflokulasi dalam suspensi adalah sebagai
berikut:
1) Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
2) Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap terpisah dan
partikel berada dalam ukuran paling kecil.
3) Sedimen akan membentuk cake (agregat) yang sukar terdispersi kembail.
4) Bentuk suspensi baik karena zat tetap tersuspensi dalam waktu relative lama.
Meskipun ada endapan cairan atas tetap berkabut.
Resep Pembuatan Suspensi :
R/ Sulfur. Praecip 7
Campora 1
PGA 1.5
Aqua rosarum ad 100
m.f.susp.
S.b.d.d.u.e
Pro : Aninda(17 tahun)
Cara Kerja :
1) Timbang camphor, masukan kemortir, ditetesi alcohol 70 % digerus
2) Timbang sulfur praecipitatum yang sudah diayak B60, masukan kedalam mortir
sedkit demi sedikit, sambil diaduk homogeny.
3) Tambahkan PGA, aduk kembali
4) Tambahkan aqua rosarum sedikit demi sedikit, dan aduk hingga homogeny
5) Suspensi yang diperoleh dimasukan kedalam botol, ditutup beri etiket
Permasalahan :
1) Tujuan pengobatan dengan kombinasi obat yang tertulis dalam resep
2) Pemilihan bentuk sediaan
Daftar Pustaka
Departemen kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 6-7, 93-94, 265, 338-339, 691.
Nuryanti et all, 2016, Petunjuk Praktikum Farmasetika II, Farmasi Unsoed. Purwokerto
Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 29 – 31.

Anda mungkin juga menyukai