Anda di halaman 1dari 22

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Oleh:

Muhammad Ikhwan Rizki, S.Farm., M.Farm., Apt

Program Studi D3 Analis Farmasi dan Makanan


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan bimbingan-Nya sehingga buku
Petunjuk Praktikum Farmakognosi Program Studi D3 Analis Farmasi dan Makanan FMIPA
Universitas Lambung Mangkurat tahun akademik 2015/2016 dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


asisten praktikum dan semua pihak yang telah membantu. Buku Panduan Praktikum ini
disusun berdasarkan kompetensi seorang lulusan D3 Analis. Buku Panduan Praktikum ini
disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan Praktikum Farmakognosi yang meliputi 5 (lima)
macam percobaan. Buku penuntun ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi mahasiswa
agar dapat lebih memahami, mengerti, dan dapat melakukan percobaan dengan benar.

Penulis berharap dengan adanya buku panduan Praktikum Farmakognosi ini akan
memberikan manfaat bagi mahasiswa. Buku-buku referensi lain diharapkan dapat dibaca oleh
praktikan untuk menambah ilmu pengetahuan dan tidak hanya terbatas pada buku ini. Penulis
merasa buku panduan ini masih jauh dari sempurna sehingga kami berharap adanya saran dan
kritik membangun dari berbagai pihak agar praktikum ini menjadi lebih baik.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya dengan ijin-Nya buku
petunjuk praktikum Farmakognosi ini dapat diselesaikan. Buku petunjuk
praktikum ini disusun untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa Program
Studi SI Farmasi yang mengambil mata kuliah Farmakognosi. Buku petunjuk
praktikum ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum dengan baik agar hasilnya akan baik pula. Untuk dapat
memperoleh hasil yang maksimal tentunya juga mahasiswa harus mempelajari
dulu teori-teori yang ada yang dapat dibaca dari berbagai literatur.
Buku petujuk praktikum ini masih dalam proses menuju kesempurnaan. Insya
Allah, perbaikan akan dilakukan demi kesempurnaan buku ini dan disesuaikan
dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cilacap, September 2017

Penyusun
Wassalamualaikum Wr.Wb

Banjarbaru, Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. 3
PETUNJUK PRAKTIKUM………………………..……………………………….. 4
PENILAIAN…………………………………………………………………………. 9
PERCOBAAN I. …………………………….……………………………………… 11
PERCOBAAN II. …………………………………………………………………… 14
PERCOBAAN III. …………………………………..………………………………. 16
PERCOBAAN IV.………………………………….………………………………… 18
PERCOBAAN V.…………………………………………………………………… 20

4
PETUNJUK PRAKTIKUM

A. PERATURAN UMUM
1. Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya
dan mengisi KRS
2. Praktiku dilakukan seminggu sekali di Laboratorium Farmakognosi-
Fitokimia, sebelumnya dilakukan diskusi dan pretes pada waktu
berbeda
3. Praktikum harus diikuti secara penuh, seluruh rangkaian praktikum
(sejak pretes sampai praktikum berakhir). Apabila tanpa keterangan
tidak mengikuti 1 kali praktikum maka dianggap mengundurkan diri
dan tidak dapat mengikuti praktikum susulan

B. TATA TERTIB
1. Praktikan berada dalam ruang praktikum paling lama 10 menit\
sebelum praktikum dimulai untuk mempersiapkan peralatan meliputi:
melaporkan semua peralatan dan bahan serta mengisi daftar alat yang
akan digunakan

5
2. Praktikum akan dimulai tepat waktu dan keterlambatan kedatangan
praktikan dalam batas maksimal 5 menit akan menyebabkan
pemotongan nilai praktikum 10 poin. Keterlambatan dalam batas
maksimal 10 menit akan menyebabkan pemotongan nilai 20 poin.
Keterlambatan lebih dari 10 menit maka mahasiswa dilarang untuk
mengikuti praktikum.
3. Praktikan wajib memakai jas laboratorium secara rapi dan
menggunakan nama lengkap beserta nomor induk mahasiswa. Jas
laboratorium wajib dilepas saat meninggalkan ruangan praktikum.
4. Praktikan harus menggunakan sepatu tertutup dan memakai kaos kaki.
Dilarang menggunakan sepatu berhak tinggi dan sandal (sepatu
sandal).
5. Praktikan wajib membawa alat tulis dan kalkulator dengan lengkap.
6. Praktikan wajib membawa buku referensi secara individu,
diperbolehkan membawa laptop.
7. Praktikan harus menataati peraturan yang berlaku, disiplin, dan jujur
dalam menjalankan praktikum
8. Praktikan harus menjaga ketertiban dan kebersihan ruang laboratorium
9. Praktikan diwajibkan mengisi dan menandatangani daftar hadir setiap
kali praktikum
10. Praktikan yang berhalangan hadir diharuskan membawa surat
keterangan dokter/wali maksimal satu minggu setelah
ketidakhadirannya. Jika dua kali berturu-turut tidak hadir tanpa
keterangan yang sah maka mahasiswa yang bersangkutan tidak boleh
lagi melanjutkan praktikum
11. Praktikan yang akan meninggalkan ruangan praktikum sebelum
praktikum selesai, wajib melapor kepada asisten praktikum sebelum
dan sesudah meninggalkan ruangan.
12. Handphone wajib di-silent dan membuka handphone dilarang keras di
dalam laboratorium. Bagi praktikan yang harus membalas sms penting
atau menerima telepon penting maka harus izin terlebih dahulu kepada

6
asisten praktikum dan harus dilakukan di luar laboratorium.
Pelanggaran akan menyebabkan pengurangan 10 poin.
13. Praktikan dilarang membuat kegaduhan dan bercanda dengan
praktikan lain. Pelanggaran akan menyebabkan pengurangan 10 poin
setiap pelanggaran.
14. Setiap mahasiswa diharuskan membawa alat-alat kebersihan (lap/tisu)
untuk kebersihan masing-masing, sarung tangan dan masker untuk
pengaman.
15. Peralatan yang rusak dan hilang menjadi tanggungjawab praktikan.
Wajib dilakukan penggantian sebelum nilai praktikum dikeluarkan.
16. Praktikan yang mencontek/mengerpek saat pretes atau ujian tertulis
akan dianggap tidak lulus dalam praktikum dan mendapat nilai E
17. Praktikan yang mencontek laporan akhir milik teman satu angkatan
atau mahasiswa tingkat atas maka praktikan tersebut dilarang untuk
mengikuti percobaan selanjutnya dan mendapat nilai E pada mata
kuliah ini.
18. Setiap pelanggaran tata tertib akan dikenakan sangsi pengurangan poin
tanpa harus mengkonfirmasi kepada praktikan yang bersangkutan.
Sangsi dapat diberikan oleh dosen koordinator praktikum, asisten
praktikum, dan teknisi/laboran.
19. Laporan praktikum dibuat menurut format yang telah ditentukan.

C. TEKNIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1. Sebelum mengikuti praktikum, praktikan wajib mengikuti pretes dan
telah lulus pretes dengan nilai minimal 60. Apabila pada pretes utama
praktikan tidak mencapai nilai minimal, maka dapat mengikuti pretes
ulang dengan nilai maksimal yang didapat 60. Laporan sementara
sebagai syarat mengikuti pretes.
2. Apabila pada pretes ulangan mahasiswa masih tidak dapat memenuhi
nilai minimal, maka mahasiswa bersangkutan hanya dapat mengikuti
praktikum atas izin dosen koordinator praktikum dan mendapat

7
mengurangan nilai praktikum. Jika kejadian serupa berulang selama
3x maka mahasiswa dilarang mengikuti praktikum dan secara
otomatis mendapat nilai E.
3. Setelah dinyatakan lulus pretes maka praktikan dipersilahkan
mengikuti praktikum sesuai ketentuan yang berlaku
4. Laporan akhir praktikum dikerjakan setelah percobaan selesai dan
langsung dikumpulkan pada asisten setelah praktikum berakhir.
5. Tidak ada perbaikan laporan akhir, nilai seadanya.

PENILAIAN

Pretes 15% (maksimal 100)


Kerja 20% (maksimal 80)
Laporan awal 20% (maksimal 80)
Laporan akhir 15% (maksimal 80)
Ujian Praktek 15% (maksimal 100)
Ujian Tertulis 15% (maksimal 100)
TOTAL 100%

8
DAFTAR MATERI PRAKTIKUM

1. PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA, HERBARIUM BASAH, DAN


KERING
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPI DAN MAKROSKOPIK SIMPLISIA
3. IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA
SIMPLISIA
4. PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN DAN KADAR SARI PADA
SERBUK SIMPLISIA
5. PENETAPAN KANDUNGAN SENYAWA MARKER PADA
SIMPLISIA

9
PERCOBAAN I
PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA,
HERBARIUM BASAH, DAN KERING

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan serbuk simplisia
2. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan herbarium basah dan kering

B. Alat Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi g. Timbangan l. Kardus
b. Stopwatch analitik m. Gunting
c. Gelas beker h. Cutter n. Selotip
d. Kertas saring i. Kertas Koran o. Lakban
e. Cawan porselin j. Sasak p. Tali rafia
f. Pengayak k. Blander q. Botol minuman
kemasan 1,5 lt

10
2. Bahan
a. Tumbuhan segar e. Koran
b. Air f. Selotip
c. Sabun food grade g. Kardus bekas
d. Formalin

C. Cara kerja
1. Pembuatan Serbuk Simplisia
Tumbuhan segar diambil, lalu dipisahkan dari bagian yang tidak digunakan.
Bagian tanaman lalu dibersihkan dari benda-benda asing dari luar (disortasi
basah). Selanjutnya dicuci bersih di bawah air mengalir dengan sabun pembersih
food grade, kemudian dirajang. Hasil rajangan ditiriskan, kemudian dikering-
anginkan hingga kering. Selanjutnya dipisahkan bagian tanaman yang rusak
selama pengeringan atau dari benda-benda asing (disortasi kering). Sampel kering
diubah menjadi serbuk dengan cara dihaluskan menggunakan blender sampai
menjadi serbuk. Selanjutnya serbuk tersebut diayak, ditimbang, dan disimpan
dalam wadah bersih yang kedap udara.

2. Pembuatan Herbarium Basah


a. Siapkan tanaman yang akan diawetkan.
b. Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan dan botol
aqua 1,5 liter yang telah di potong bagian atasnya.
c. Mencuci bersih tanaman dengan menggunakan air yang mengalir, lalu
diangin-anginkan.
d. Masukkan tanaman ke dalam botol lalu tambahkan larutan formalin
secukupnya.
e. Satukan kembali bagian botol yang dipotong menggunakan lakban hingga
botol tertutup rapat dan kemudian beri label yang berisi nama spesimen
tersebut.

3. Pembuatan Herbarium Kering

11
a. Siapkan tanaman yang akan diawetkan.
b. Mencuci tanaman dengan menggunakan air yang mengalir, lalu diangin-
anginkan.
c. Oleskan formalin pada seluruh bagian tanaman.
d. Mengatur posisi tanaman pada lembaran kertas koran, atur sedemikian rupa
hingga memperlihatkan penampakan atas dan bawah tanaman.
e. Menempelkan tanaman tersebut pada koran menggunakan bantuan kertas dan
selotip. Usahakan penempelan selotip tidak akan merusak bagian tanaman.
f. Selanjutnya lapisi dengan beberapa lembar koran dan kardus, lalu tindih
dengan sasak pada kedua sisinya, dan ikat kencang sehingga tanaman ter-press
dengan kuat.
g. Kemudian berikan label pada herbarium tersebut

12
PERCOBAAN II
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK
SERBUK SIMPLISIA

A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan makroskopik simplisia meliputi
pemeriksaan organoleptis (rasa, bau, warna) dan karakteristik yang khas untuk
masing-masing simplisia.
2. Mengetahui anatomi (irisan membujur dan melintang) termasuk isi sel yang
memiliki bentuk tertentu.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kaca pembesar d. Kaca penutup g. Pipet tetes
b. Bunsen e. Mikroskop h. Silet
c. Kaca objek f. Penjepit kayu

2. Bahan
a. Serbuk
b. Haksel
c. Fluroglusin
d. Korek api
e. Lap

C. Cara Kerja
1. Pemeriksan Makroskopik
a. Amati bentuk sampel beserta karakteristiknya.
b. Amati bau, rasa dan warna (uji organoleptis) masing-masing sampel.
c. Catat dan gambar hasil pemeriksaan makroskopik.

13
2. Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Sampel Laboratorium
a. Serbuk sampel laboratorium ditaburkan di atas kaca objek, lalu ditetesi
dengan fluroglusin 1-2 tetes.
b. Amati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sesuai.
c. Gambar dan beri keterangan fragmen-fragmen penyusun serbuk.
d. Beri nama ilmiah dan beri keterangan yang ada dalam buku kerja.
3. Pemeriksaan Mikroskopik Haksel Sampel Laboratorium
a. Haksel sampel laboratorium disayat tipis.
b. Tabur di atas kaca objek, lalu ditetesi dengan fluroglusin 1-2 tetes.
c. Amati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sesuai.
d. Gambar dan beri keterangan fragmen-fragmen penyusun serbuk.
e. Beri nama ilmiah dan meliputi keterangan yang ada dalam buku kerja.

14
PERCOBAAN III
SKRINING FITOKIMIA SERBUK SIMPLISIA

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining fitokimia serbuk simplisia.
2. Mahasiswa mampu menentukan golongan senyawa yang terkandung di dalam
simplisia

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Pipet tetes d. Rak tabung
b. Penjepit kayu e. Sentrifuse
c. Tabung reaksi

2. Bahan
a. Serbuk simplisia e. Asam sulfat i. NaCl
b. Reagen Mayer f. Asetat anhidrat j. Timbal asetat
c. Reagen Dragendroff g. Besi klorida k. NaOH
d. Aquades h. Gelatin l. Tembaga asetat

C. Cara Kerja
Serbuk simplisia masing-masing dilarutkan di dalam aquades dan etanol,
panaskan diatas hot plate pada suhu 50ºC selama 15 menit, kemudian disaring.
Larutan hasil penyaringan (filtrat) diambil masing-masing 1 mL lalu masukkan
tabung reaksi untuk diuji kandungan metabolit sekunder di dalamnya.
1. Alkaloid
a. Mayer Test: Filtrat ditambah dengan Reagen Mayer (Kalium iodida
Merkuri). Pembentukan endapan berwarna kuning menunjukkan adanya
alkaloid. Apabila perlu lakukan sentrifugasi.
b. Dragendroff Test: Filtrat ditambahkan dengan reagen Dragendroff yang

15
(larutan Kalium iodida Bismuth). Pembentukan endapan merah
menunjukkan adanya alkaloid. Apabila perlu lakukan sentrifugasi.
2. Saponin
Foam Test: Filtrat ditambahkan 2 mL air, lalu digojog kuat selama 30 detik.
Jika busa yang dihasilkan tetap berlangsung selama satu menit itu
menunjukkan adanya saponin
3. Fitosterol
a. Salkowski Test: Filtrat di tambah dengan asam sulfat pekat, digojok dan
didiamkan. Perubahan warna menjadi kuning keemasan menunjukkan
kehadiran fitosterol.
b. Libermann Burchard Test: Filtrat ditambah dengan beberapa tetes asetat
anhidrat, dipanaskan di penangas air dan didinginkan. Ditambahkan Asam
sulfat pada dinding tabung. Pembentukan cincin cokelat menunjukkan
kehadiran fitosterol.
4. Fenolik
Filtrat ditambahkan dengan 3-4 tetes larutan FeCl3 10%, jika terbentuk
larutan berwarna hitam kebiruan menunjukkan ekstrak positif mengandung
senyawa golongan fenol.
5. Tanin
Filtrat ditambahkan 1% gelatin yang mengandung NaCl, jika terbentuk
endapan putih menunjukkan ekstrak positif mengandung senyawa tannin.
Apabila perlu lakukan sentrifugasi.
6. Flavonoid
a. Alkali test: filtrat ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 4%. Ekstrak
positif mengandung flavonoid jika terbentuk larutan berwarna kuning
intens dimana warna akan memudar jika ditambahkan larutan asam lemah.
b. Pengujian dengan timbal asetat yaitu larutan ditambahkan beberapa tetes
larutan timbal asetat, jika terbentuk endapan kuning menunjukkan adanya
senyawa flavonoid. Apabila perlu lakukan sentrifugasi.

7. Diterpenes

16
Tembaga asetat Test: Filtrat ditambah dengan 3-4 tetes larutan tembaga
asetat. Pembentukan warna hijau zamrud menunjukkan adanya diterpen

PERCOBAAN IV

17
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN DAN
KADAR SARI PADA SERBUK SIMPLISIA

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar:
1. Mahasiswa dapat menetapkan susut pengeringan serbuk simplisia
2. Mahasiswa dapat menetapkan kadar sari pada serbuk simplisia

B. Alat Bahan
1. Alat
a. Krus porselin
b. Oven
c. Timbangan analitik
d. Gelas beker
e. Ho plate

2. Bahan
a. Serbuk simplisia
b. Toluen
c. Aquades
d. Etanol 70%

C. Cara Kerja
1. Penetapan Susut Pengeringan
Satu gram simplisia ditimbang seksama dan dimasukkan ke dalam krus
porselen bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 oC selama 30
menit dan telah ditara. Simplisia diratakan dalam krus porselen dengan
menggoyangkan krus hingga merata. Masukkan ke dalam oven, buka tutup krus,
panaskan pada temperatur 100oC sampai dengan 105oC, timbang dan ulangi
pemanasan sampai didapat berat yang kostan.

18
2. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol
Sebanyak 50 gram serbuk simplisa dimaserasi dengan 150 ml etanol
selama 24 jam, sambil diaduk setiap 6 jam. Tara cawan porselin. Ekstrak cair
disaring, lalu ambil 50 ml filtrat diuapkan dalam cawan porselin diatas penangas
air hingga didapat ekstrak kental, lalu timbang.
Kadar sari larut etanol = (Ekstrak kental x 150 ml/50 ml) x 100%
Berat serbuk simplisia

3. Penetapan Kadar Sari Larut Air


Lima gram serbuk simplisia dimaserasi dengan 150 ml aquades yang
mengandung kloroforom 0,25% v/v selama 24 jam, sambil diaduk setiap 6 jam.
Tara cawan porselin. Ekstrak cair disaring, lalu ambil 50 ml filtrat diuapkan
dalam cawan porselin diatas penangas air hingga didapat ekstrak kental, lalu
timbang.
Kadar sari larut etanol = (Ekstrak kental x 150 ml/50 ml) x 100%
Berat serbuk simplisia

19
PERCOBAAN V
PENETAPAN KANDUNGAN FLAVONOID TOTAL
PADA SIMPLISIA

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu menentukan kadar
flavonoid total pada simplisia.

B. Alat dan Bahan


Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu gelas beaker, corong pisah, pipet volum,
timbangan analitik, tabung reaksi, rak tabung reaksi, hot plate, sendok besi,
spektrofotometer UV-VIS, stopwatch, dan vortex.

Bahan
Bahan yang digunakan adalah serbuk simplisia, pelarut etanol 70% teknis, AlCl3,
aquades, kuersetin, aluminium foil dan kertas saring.

C. Cara Kerja
1. Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
Larutan seri kadar dibuat dengan menggunakan kuersetin sebagai baku
standar. Sebanyak 25,0 mg kuersetin ditimbang seksama dan dilarutkan ke dalam
25 mL etanol kemudian diperoleh larutan baku induk 1000 ppm. Dari larutan
tersebut diambil 0,6 ; 0,8 ; 1,0 ; 1,2 ; dan 1,4 mL kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 mL dan masing masing di tambah dengan etanol hingga tanda batas,
sehingga di dapat konsentrasi larutan seri kadar 40, 60, 80, 100, dan 120 ppm.
Sebanyak 1 mL larutan seri kadar dari masing-masing konsentrasi dimasukkan

20
dalam tabung reaksi, kemudian direaksikan dengan 1 mL AlCl 3 10%. Kemudian
ditambahkan 8 mL asam asetat 5% ke dalam larutan dan didiamkan selama 20
menit. Selanjutnya, absorbansi dari larutan uji diukur pada panjang gelombang
maksimum 415 nm. Blanko yang digunakan adalah campuran antara pelarut dan
pereaksi. Dilakukan sebanyak tiga kali replikasi.

2. Penentuan Flavonoid Total


Kandungan flavonoid total ditentukan secara spektrofotometer UV-Vis.
Timbang 10 gram serbuk simplisia, kemudian dilarutkan ke dalam 100 mL etanol
sambil dipanaskan di atas hot plate pada suhu 50 ºC selama 15 menit. Dinginkan,
lalu saring menggunakan Whatmann no.1. Ambil sebanyak 1 mL, lalu
dimasukkan dalam tabung reaksi dan direksikan dengan 1 mL AlCl3 10%
kemudian ditambahkan 8 mL asam asetat 5% ke dalam larutan dan didiamakan
selama 20 menit. Kemudian diukur absorbansi dari larutan uji pada panjang
gelombang maksimum yang diperoleh menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Blanko yang digunakan adalah campuran antara pelarut dan pereaksi. Absorbansi
ekstrak yang mengandung flavonoid dikalibrasikan dengan kurva standar dengan
persamaan regresi linier y = bx + a. Dimana y adalah nilai absorbansi, sedangkan
x adalah kadar terukur. Nilai absorbansi sampel dimasukkan dalam y sehingga
diperoleh x adalah konsentrasi (ppm=mg/L)

21
22

Anda mungkin juga menyukai