DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................2
Kata Pengantar...........................................................................................................3
Visi dan Misi IKMB..................................................................................................4
Visi dan Misi Program Studi Farmasi.......................................................................5
Tata Tertib Praktikum................................................................................................6
Sanksi Praktikum.......................................................................................................8
I. Pembuatan Herbarium .............................................................................10
II. Pengujian Makroskopik ..........................................................................13
III. Pengujian Mikroskopik ...........................................................................15
IV. Pembuatan Simplisia I.............................................................................17
V. Pembuatan Simplisia II............................................................................24
VI. Pembuatan Amylum.................................................................................33
VII. Pembuatan Serbuk Simplisia...................................................................40
..................................................................................................................
VIII. Penetapan Kadar Air Simplisia................................................................44
IX. Penetapan Kadar Abu Total.....................................................................48
X. Penetapan Kadar Sari Larut Air dan Etanol.............................................51
XI. Penetapan Susut Pengeringan .................................................................54
XII. Pengujian Skrining ..................................................................................57
Daftar Pustaka.........................................................................................................62
LAMPIRAN I..........................................................................................................63
LAMPIRAN II.........................................................................................................64
FARMAKOGNOSI 2
FARMAKOGNOSI 3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan karunia NYA sehingga
kami diberikan kemudahan dalam penyusunan buku Panduan Praktikum Farmakognosi. Maksud
penyusunan buku panduan ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum yang menunjang pemahaman terhadap teori mata kuliah Farmakognosi yang
Buku ini disusun berdasarkan literatur sebagai bahan acuan. Dalam buku panduan ini
hanya diberi beberapa contoh, sehingga mahasiswa masih perlu mencari dan mempelajari
literatur lain sebagai pendukung. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku penuntun ini
tentu masih ada kekurangan, sehingga kami membutuhkan saran, kritik dan masukan dalam
penyusunan dan revisi buku ini selanjutnya. Kami berharap semoga buku panduan praktikum ini
bermanfaat.
Penyusun
FARMAKOGNOSI 4
VISI DAN MISI
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
VISI INSTITUT
Menjadi Institut Kesehatan yang unggul menghasilkan tenaga kesehatan yang
professional dan kompetitif pada tahun 2034
MISI INSTITUT
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang professional untuk mengembangkan
pendidikan yang berorientasi pasar, baik lokal maupun nasional dan menghasilkan SDM
yang mempunyai kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal di bidang
kesehatan yang mampu bersaing ditingkat lokal dan nasional
2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan produk penelitian sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi penelitian dasar, terapan,
dan kebijakan khususnya dibidang kesehatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat
4. Menyelenggarakan kerjasama dengan instansi pendidikan, pelayanan kesehatan di
tingkat lokal, nasional dan global
FARMAKOGNOSI 5
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI FARMASI
VISI PRODI
MISI PRODI
FARMAKOGNOSI 6
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
3. Praktikan WAJIB memakai jas praktikum dan kartu identitas diri (nama dada) selama
4. Pada saat praktikum, praktikan WAJIB berpakaian rapi dan sopan, tidak memakai sandal,
sepatu tidak boleh diinjak, serta rambut diatur sedemikian rupa sehingga rapi. Kuku wajib
dipotong pendek dan tidak diperkenankan memakai cat kuku, mascara, serta bulu mata palsu.
6. Gunakan alat dan mikroskop yang telah ditentukan dengan rasa penuh tanggung jawab, baik
7. Sebelum mengikuti tutorial, praktikan WAJIB menyiapkan buku gambar sesuai contoh yang
telah ditentukan.
Mikroskop dikembalikan ke posisi semula, dimana lensa dengan perbesaran paling kecil
FARMAKOGNOSI 7
9. Buku gambar WAJIB dikoreksi sebelum praktikan meninggalkan ruangan.
10. Praktikan yang meninggalkan praktikum sebelum waktu praktikum habis, WAJIB meminta
ijin kepada pembimbing yang bertugas dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat diterima.
12. Praktikan dilarang mengambil bahan praktikum, harus menutup simplisia serbuk dengan
penutup yang sama (jangan sampai tertukar), jangan mencampur bahan-bahan praktikum.
FARMAKOGNOSI 8
SANKSI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
1. Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib poin 1- 6 diberi teguran lisan, tulisan dan
selanjutnya tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
2. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan mengikuti
kegiatan praktikum di ruang laboratorium
3. Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak memakai jas lab,
tidak memakai sepatu, tidak memakai baju berkerah/kaos berkerah, dan/atau tidak membawa
buku petunjuk praktikum, tetap diperbolehkan masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH
MENGIKUTI KEGIATAN PRAKTIKUM.
4. Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan peralatan praktikum tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat,
kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang bersangkutan
dibatalkan.
5. Peserta praktikum yang telah dua (2) kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan
GUGUR dan harus mengulang pada semester berikutnya, kecuali ada keterangan dari ketua
jurusan/kepala laboratorium atau surat dari dokter.
6. Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap
diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan nilai
0%.
7. Plagiat dan kecurangan sejenisnya selama kegiatan praktikum maupun penyusunan laporan
praktikum, pekerjaan dari kegiatan yang bersangkutan diberikan penilaian 25%.
8. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan
praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan
kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Presentase
FARMAKOGNOSI 9
pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat
kerusakan dari alat.
FARMAKOGNOSI 10
10. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan tidak bisa
mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH mengikuti ujian akhir
semester (UAS); dan apabila peserta praktikum tidak sanggup mengganti alat yang hilang,
rusak atau pecah dikarenakan harga alat mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai
penggantian ditetapkan atas kesepakatan antara ketua prodi, koordinator laboratorium,
pembimbing praktikum dan peserta praktikum (atau peminjam).
FARMAKOGNOSI 11
PEMBUATAN HERBARIUM
TUJUAN
PRINSIP
Hebrarium kering adalah yang berupa tumbuhan atau hewan yang dikeringkan dengan cara atau
serta proses tertentu dan merupakan termasuk herbarium golongan awetan basah
ALAT
1. Album Foto
2. Pisua Cuter
3. Gunting
BAHAN
4. Semprotkan tangan dengan alkohol 70% agar mikroorganisme (bakteri dan jamur)
tidak menempel ditangan
5. Semprotkan alkohol 70% pada kapas, lalu usapkan pada tumbuhan yang akan
diawetkan. Gunanya agar tumbuhan tidak mudah busuk oleh mikroorganisme (bakteri
dan jamur)
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0: Tidak Dilakukan
1: Dilakukan salah
2: Dilakukan kurang tepat
3: Dilakukan dengan Tepat
4: Sempurna
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Bekerja Sama Tim dalam pembuatan herbarium
7 Kompak dalam pembuatan herbarium
8 Keterampilan pembuatan herbarium
9 Proses pembuatan Herbarium
10 Memnggunakan alat dan bahan dengan baik
11 Menghaluskan
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
FARMAKOGNOSI 13
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman
FARMAKOGNOSI 14
PENGUJIAN MAKROSKOPIK
TUJUAN
Dapat membedakan dan mengetahui ciri khas secara makroskopik dari berbagai jenis simplisia
PRINSIP
DATA PENGAMATAN
WARNA:
BENTUK:
RASA :
WARNA:
BENTUK:
RASA :
FARMAKOGNOSI 15
RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
MAKROSKOPIK
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
7 Mengambil bahan sesuai prosedur
8 Identifikasi Simplisia
9 Makroskopik Simplisia (Bau)
10 Makroskopik Simplisia (Warna)
10 Makroskopik Simplisia (Bentuk)
11 Makroskopik Rasa (Bentuk)
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
TUJUAN
Dapat membedakan dan mengetahui ciri khas secara mikroskopik dari berbagai jenis simplisia
PRINSIP
Berdasarkan perbedaan rambut penutup, sel batu, kristal kalsium oksalat dan lain-lain.
DATA PENGAMATAN
Keterangan :
Gambar :
Keterangan :
Gambar :
FARMAKOGNOSI 17
RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENGUJIAN MIKROSKOPIK
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
7 Mengambil bahan sesuai prosedur
8 Identifikasi Simplisia Mikroskopik
9 Identifikasi Perbesaran Mikroskopik
10 Mikroskopik Preparat
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
Pendahuluan
PEMBUATAN SIMPLISIA I
TUJUAN
Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.
TEORI
A. Pembuatan simplisia
Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apa pun kecuali bahan alam
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati
dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar, batang, daun dan sebagainya), atau
eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara sepontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara
tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.
Simplisia hewani, yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat
berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia mineral yaitu
simplisia yang berupa bahan mineral belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi
1. Cara pengeringan
Pengeringan dilakukan secara cepat pada suhu tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan
atau kontaminasi akibat debu. Pengeringan jangka panjang dapat mengakibatkan simplisia
ditumbuhi kapang, sedangkan pengeringan pada suhu tinggi dapat mengakibatkan perubahan
FARMAKOGNOSI 19
kimia kandungan senyawa aktif. Beberapa menyarankan untuk jangka pendek pengeringan dapat
simplisia dibuat dalam bentuk potongan kecil dan tipis (hasil rajangan) sehingga memudahkan
proses pengeringan.
2. Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan seksama agar proses tidak berlanjut ke tahap yang
Pada proses pembuatan pati, talk dan sebagianya diperlukan air. Air yang digunakan
harus bebas dari mikroorganisme patogen dan non patogen, racun serangga, logam berat dan
sebagainya.
pengeringan sari, dan proses khusus lainnya. Sebagai contoh gom arab, xantan dan tragacantum.
Di bawah ini tabel bagian tanaman, cara pengumpulan dan pedoman panen beserta kadar air
simplisia
FARMAKOGNOSI 20
dikupas kulit
buahnya
menggunakan
digilas, biji
dikumpulakan dan
dicuci
perubahan
pertumbuhan dari
vegetatif ke
generatif
sempurna dan
terletak di bagian
yang menerima
FARMAKOGNOSI 21
sinar matahari
sempurna
mengandung
golongan senyawa
fenol digunakan
alat pengelupas
bukan logam
diameter tertentu
dipotong-potong
dengan panjang
tertentu pula.
cabang, dipotong
FARMAKOGNOSI 22
setelah kulit
dikelupas
mekar, mahkota
bunga, dipetik
dengan tangan
permukaan tanah,
dipotong dengan
ukuran tertentu
buah dikumpulkan
dan dicuci
dengan
memotongnya,
kemudian dicuci.
FARMAKOGNOSI 23
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain).
3. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat mudah larut
4. Perajangan
pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.
5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingg
dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut
dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu
0 0 0
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 C- 90 C (terbaik 60 C).
Simplisia yang negandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap,
0 0
pengerngan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30 C- 45 C atau dengan
FARMAKOGNOSI 24
6. Sortasi kering
Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena faktor interen dan eksteren, misalnya:
cahaya, oksigen udara, reaksi kimia internal, dehidrasi, penguapan air, pengotoran,
8. Pemeriksaanmutu
Pemeriksaan mutu simplisa dilakukan pada waktu pemanenan atau pembelian dari
pengumpul atau pedagang. Pada setiap pemanenan atau pembelian simplisia tertentu,
FARMAKOGNOSI 25
PEMBUATAN SIMPLISIA II
TUJUAN
Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.
TEORI
A. Pembuatan simplisia
Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apa pun kecuali bahan alam
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati
dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar, batang, daun dan sebagainya), atau
eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara sepontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara
tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.
Simplisia hewani, yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat
berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia mineral yaitu
simplisia yang berupa bahan mineral belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi
1. Cara pengeringan
Pengeringan dilakukan secara cepat pada suhu tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan
atau kontaminasi akibat debu. Pengeringan jangka panjang dapat mengakibatkan simplisia
ditumbuhi kapang, sedangkan pengeringan pada suhu tinggi dapat mengakibatkan perubahan
kimia kandungan senyawa aktif. Beberapa menyarankan untuk jangka pendek pengeringan dapat
simplisia dibuat dalam bentuk potongan kecil dan tipis (hasil rajangan) sehingga memudahkan
proses pengeringan.
FARMAKOGNOSI 26
2. Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan seksama agar proses tidak berlanjut ke tahap yang
Pada proses pembuatan pati, talk dan sebagianya diperlukan air. Air yang digunakan
harus bebas dari mikroorganisme patogen dan non patogen, racun serangga, logam berat dan
sebagainya.
pengeringan sari, dan proses khusus lainnya. Sebagai contoh gom arab, xantan dan tragacantum.
Di bawah ini tabel bagian tanaman, cara pengumpulan dan pedoman panen beserta kadar air
simplisia
dikupas kulit
buahnya
menggunakan
digilas, biji
FARMAKOGNOSI 27
dikumpulakan dan
dicuci
perubahan
pertumbuhan dari
vegetatif ke
generatif
sempurna dan
terletak di bagian
yang menerima
sinar matahari
sempurna
FARMAKOGNOSI 28
dan dilakukan pada dengan ukuran
mengandung
golongan senyawa
fenol digunakan
alat pengelupas
bukan logam
diameter tertentu
dipotong-potong
dengan panjang
tertentu pula.
cabang, dipotong
setelah kulit
dikelupas
mekar, mahkota
FARMAKOGNOSI 29
bunga atau daun
bunga, dipetik
dengan tangan
permukaan tanah,
dipotong dengan
ukuran tertentu
buah dikumpulkan
dan dicuci
dengan
memotongnya,
kemudian dicuci.
5. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain).
FARMAKOGNOSI 30
6. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat mudah larut
7. Perajangan
pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin
perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.
9. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingg
dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut
dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu
0 0 0
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 C- 90 C (terbaik 60 C).
Simplisia yang negandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap,
0 0
pengerngan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30 C- 45 C atau dengan
FARMAKOGNOSI 31
Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena faktor interen dan eksteren, misalnya:
cahaya, oksigen udara, reaksi kimia internal, dehidrasi, penguapan air, pengotoran,
12. Pemeriksaanmutu
Pemeriksaan mutu simplisa dilakukan pada waktu pemanenan atau pembelian dari
pengumpul atau pedagang. Pada setiap pemanenan atau pembelian simplisia tertentu,
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
FARMAKOGNOSI 32
Kelurga :
Waktu pemanena :
2. Sortasi basah
3. Pencucian
Sumber air :
4. Perajangan
5. Pengeringan
Cara pengeringan :
Suhu pengeringan :
Lama pengeringan :
6. Sortasi kering
Jumlah penyusutan :
Nama Mahasiswa :
FARMAKOGNOSI 33
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi basah
8 Pencucian
9 Perajangan
10 Pengeringan
11 Sortasi Kering
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
TUJUAN PERCOBAAN
3. Memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pati kentang.
TEORI PERCOBAAN
Pati merupakan senyawa organik tunggal yang dijumpai pada tanaman berklorofil,
sebagai hasil fotosintesis dimana dapat dijumpai sebagai simpanan karbohidrat atau bahan
cadangan makanan bagi tumbuhan. Kegunaan pati bagi tanaman adalah sebagai cadangan
makanan yang disimpan dalam biji atau rongga medulla yang terkena sinar matahari, perineal
dan juga pada kulit batang. Umumnya untuk tanaman dijumpai dalam jumlah besar dalam umbi
dan rimpang.
Pati banyak dijumpai dalam jumlah besar dalam tanaman padi-padian dan kentang.
Untuk negara Amerika Serikat pati umumnya berasal dari jagung. Pati yang di pasaran umumnya
berasal dari :
1. Amilosa
Bentuk rantai lurus yang terdiri dari 250-300 satuan D-Glukoforanosa dimana ia
2. Amilopektin,
FARMAKOGNOSI 35
Bentuk cabang terdiri dari 1000 atau lebih satuan glukosa yang terikat pada 1,4 dimana
Kelarutan
Pengendapan
Reaksi warna
Dengan menggunakan iodine amilosa akan menberikan warna biru tua dan amilopektin
akan memberikan warna lembayung atau biru ungu.Kebanyakan pati amilosa dan
mengandung amilosa sedikit sekali, kurang dari 6% atau sama sekali tidak ada, misalnya
ketan (banyak amilopektin)Pati dapat dihidrolisa oleh enzim " amilase (air ludah) dimana
ia dapat memecah ikatan glikosida 1,4 sedangkan amilse akan memecah amilosa dan
amilopektin dengan memecahkan satuan maltosa pada ujung yang tidak tereduksi,
Bila pati dihidrolisa dengan HCl akan menghasilkan glukosa. Dalam air panas pati akan
mengembang, pecah bila konsentrasi besar/ tinggi, setelah dingin akan membentuk gel.
1. Amilosa,
(Glukosa)n dengan adanya UDP (Uridin diPosfat) glukosa diubah menjadi(Glukosa)n+1 + UDP.
(Glukosa)n+1 + UDP - Glukosa akan membentuk (glukosa )n+2 + UDP dengan enzim
transglikosilase.
FARMAKOGNOSI 36
2. Amilopektin
mengandung ujung reduksi baru membentuk kompleks dengan enzim Q menjadi aseptor yang
Kegunaan pati :
2. Sebagai eluen
2. Pisau
3. Kain pemeras
4. Kain merekan
6. Alat pemarut
8. Air suling
9. Oven
FARMAKOGNOSI 37
10. Tang krus
11. Timbangan
3. Kentang yang telah bersih diparut dengan alat pemarut dan dikumpulkan pada
wadah tertentu
4. Tambahkan air penyari untuk menyari ekstrak dari kentang dan kemudian peras
5. Air sarian didiamkan beberapa lama untuk mengandapka pati yang didapat,
7. Pati yang telah kering digerus didalam lumpang sampai didapat pati yang halus
a. Identifikasi:
0,005M terjadi warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada
pendinginan.
FARMAKOGNOSI 38
b.Kelarutan
c. Mikroskopis
e. Penentuankadar abu
f. Derajat keasaman
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Kelurga :
FARMAKOGNOSI 39
Sumber bahan baku :
Waktu pemanena :
2. Sortasi basah
3. Pencucian
Sumber air :
4. Perajangan
5. Pengeringan
Cara pengeringan :
Suhu pengeringan :
Lama pengeringan :
6. Sortasi kering
Jumlah penyusutan :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
No KOMPONEN PENILAIAN
FARMAKOGNOSI 40
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi basah
8 Pencucian
9 Perajangan
10 Pengeringan
11 Sortasi Kering
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
TUJUAN
Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.
TEORI
FARMAKOGNOSI 41
Pembuatan serbuk simplisia
Penggilingan atau penghalusan ukuran tanaman obat adalah penurunan ukuran atau
penghalusan secara mekanik dari bahan tanaman tertentu, seperti daun, akar, biji dan sebagainya
menjadi unit sangat kecil (halus), dari bentuk fragmen besar menjadi serbuk halus. Tahap ini
merupakan tahap pertama dari pengolahan tanaman obat, baik dalam bentuk sederhana maupun
bentuk kompleks. Dalam proses penggilingan/penghalusan, tanpa memperhatikan alat apa pun
partikelnya dengan cara pengayakan.Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang
cocok dengan penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan
dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang
kawat.
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat halus suatu serbuk
dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan
nomor tersebut. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa
semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui
FARMAKOGNOSI 42
40 425 Serbuk Agak Kasar
60 250 Serbuk Halus
80 180 Serbuk Sangat Halus
Data pengamatan
Nama latin :
Kelurga :
1. Sortasi kering
Jumlah simplisia kering :
Jumlah penyusutan :
FARMAKOGNOSI 43
2. Pengepakan dan penyimpanan
Bahan pengepak :
Suhu penyimpanan :
3. Pemeriksaan mutu
Susut pengeringan
Kadar air
4. Derajat halus
Ukuran ayakan :
5. Kesimpulan
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
FARMAKOGNOSI 44
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi Kering
8 Pengepakan dan peyimpanan
9 Pemeriksaan mutu
10 Derajat Halus
11 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
PRINSIP
Pengukuran kandungan air yang berada dalam simplisia, dilakukan dengan cara yang tepat
TUJUAN
FARMAKOGNOSI 45
Memberikan gambaran besarnya kandungan air di dalam simplisia.
PROSEDUR DESTILASI
Alat
Labu 500 ml (A) hubungkan dengan pendingin air balik (C) melalui alat penampung (B) yang
dilengkapi dengan tabung penerima 5 ml(E) yang bersekala 0,1 ml. panaskan menggunakan
pemanas listrik yang suhunya dapat diatur atau tangas minyak. Bagian atas labu tabung
Pereaksi
Kocok sejumlah toluen P dengan sedikit air, biarkan memisah dan buang lapisan air.
Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan asam pencuci, bilas dengan air, kemudian
mengandung 1 sampai 4 ml air, masukkan ke dalam labu kering.Jika zat berupa pasta, timbang
dalam sehelai lembar logam dengan ukuran yang sesuai dengan leher labu.Untuk zat yang dapat
lebih kurang 200 ml toluene jenuh air ke dalam labu, pasang rangkaian alat.Masukkan toluene
jenuh air ke dalam tabung penerima (E) melalui pendingin sampai leher alat penampung
Setelah toluen mulai mendidih, atur penyulingan dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap
detik, hingga sebagian besar air tersuling, kemudian naikkan kecepatan penyulingan hingga 4
tetes tiap detik.Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene jenuh
air, sambil dibersihkan dengan sikat tabung yang disambungkan pada sebuah
FARMAKOGNOSI 46
kawat tembaga dan telah dibasahi dengan toluene jenuh air.Lanjutkan penyulingan selama 5
menit.Dinginkan tabung penerima hingga suhu ruang.Jika ada tetes air yang melekat, gosok
tabung pendingin dan tabung penerima dengan karet yang diikatkan pada sebuah kawat tembaga
dan dibasahi dengan toluene jenuh air hingga tetesan air turun.Baca volume air setelah air dan
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
FARMAKOGNOSI 47
Jumlah air yang digunakan :
2. Penjenuhan toluen
jumlah pengulangan :
3. Prosesdestilasi
Lama destilasi :
4. Kesimpulan
Jumlah air :
% kadar air :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
FARMAKOGNOSI 48
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Jumlah Simplisia digunakan
8 Penjenuhan Toluen
9 Proses Destilasi
10 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
PRINSIP
Simplisia dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan
FARMAKOGNOSI 49
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar abu total di dalam simplisia dan ekstrak
2. Memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses
PROSEDUR
Timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan masukkan ke dalam krus
silica yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan
timbang jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring
melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang
sama. Masukkan filtrate ke dalam krus, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
penimbangan 1 :
FARMAKOGNOSI 50
penimbangan 2 :
penimbangan 3 :
B. Alatpemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
Setelah pemanasan 1 :
Setelah pemanasan 2 :
D. Kesimpulan
Berat akhir
% Kadar abu
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
FARMAKOGNOSI 51
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Jumlah Simplisia digunakan
8 Penjenuhan Toluen
9 Proses Destilasi
10 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
PRINSIP
Melarutkan ekstrak atau simplisia dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah
TUJUAN
FARMAKOGNOSI 52
1. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar sari total di dalam simplisia dan ekstrak
2. Memberikan gambaran awal jumlah senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak.
PROSEDUR
Timbang seksama lebih kurang 5 gram serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.
Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml air jenuh kloroform, kocok berkali-
kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrate hingga kering
dalam cawan dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 1050 dan ditara, panaskan sisa pada
suhu 1050 hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari larut air.
Timbang seksama lebih kurang 5 gram serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.
Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml etanol 95% P, kocok berkali-kali
selam 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring cepat untuk menghindarkan penguapan
etanol, uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar yang telah
dipanaskan 1050 dan ditara, panaskan sisa pada suhu 105 0 hingga bobot tetap. Hitung kadar
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
FARMAKOGNOSI 53
A. Jumlah simplisia yang digunakan :
Jumlah pelarut :
Penimbangan I :
Penimbangan II :
Penimbangan III :
Penimbangan I :
Penimbangan II :
Penimbangan III :
E. Penimbangan
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
FARMAKOGNOSI 54
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Jumlah Simpilisia Digunakan
7 Penimbangan Cawan
8 Perhitungan Kadar Sari Larut Etanol
9 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
TUJUAN:
PRINSIP:
FARMAKOGNOSI 55
Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 1050C selama 30 menit atau sampai
PROSEDUR
Timbang seksama 1-2 gram simplisia dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya
telah dipanaskan pada suhu penetapan (suhu 1050C) selama 30 menit dan telah ditara. Jika zat
berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran lebih kurang 2 mm.
ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan
setebal lebih kurang 5 mm- 10 mm, masukkan dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan
Sebelum setiap penimbangan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator
Data pengamatan
Nama simplisia :
Nama latin :
Keluarga :
penimbangan 1 :
penimbangan 2 :
penimbangan 3 :
FARMAKOGNOSI 56
Berat cawan krus + tutup + simplisa :
B. Alatpemanas :
Suhu pemanasa :
Lama pemanasan :
Setelah pemanasan 1 :
Setelah pemanasan 2 :
D. Kesimpulan
Berat akhir :
% susut pengeringan :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
FARMAKOGNOSI 57
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Jumlah Simpilisia Digunakan
7 Penimbangan Cawan
8 Proses Pemanasan
9 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menentukan golongan senyawa kimia apa saja yang ada dalam tumbuhan
obat.
FARMAKOGNOSI 58
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap proses skrining untuk suatu golongan senyawa
TEORI
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapisan senyawa kimia
yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan
berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang
mempunyai aktifitas biologi dari suatu tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini
juga dapat digunakan untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomis lain
seperti tannin, minyak untuk industry, sumber gum, precursor untuk sintesis senyawa kompleks
berguna dan lain-lain. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan
steroid/terpenoid.
PROSEDUR
FARMAKOGNOSI 59
endapan atau kekeruhan
berwarna hingga coklat.
Kesimpulan :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
FARMAKOGNOSI 62
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Alkaloid
7 Fenolat
8 Tannin
9 Flavonoid
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Edisi I-VI. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Evans, W. 2009. Trease & Evans’ Pharmacognosy. 16th Ed. Saunders Ltd., Nottingham: 616
hlm.
Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., & Williamson, E.M. 2012. Fundamentals Of
Pharmacognosy & Phytotherapy. 2nd Ed. Elsevier Churchill Livingstone, London: ix + 326
LAMPIRAN I
Materi :
Sifat Kegiatan : Mandiri Kelompok
Anggota : 1.
2.
FARMAKOGNOSI 64
3.
LAMPIRAN II
1. Jurnal dan laporan yang dikerjakan dengan tulisan tangan menggunakan bolpoin tinta
hitam pada Kertas folio bergaris, ditulis timbalbalik
FARMAKOGNOSI 65
2. Jurnal dan laporan dikerjakan dengan ketikan komputer menggunakan kertas A4 ukuran
70/80 gram, margin 4 kiri, 4 cm atas, 3 cm bawah dan 3 cm kanan (Pengecualian untuk
halaman sampul bisa diketik)
3. Halaman Sampul Jurnal dan laporan
Halaman Awal
Jurnal Praktikum Farmakognosi
Percobaan .. *)
…………..(Judul Percobaan)……………
(LOGO FARMASI)
Hari/Tanggal :
Nama :
NIM :
Kelompok :
Kelas :
Asisten :
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
TAHUN
FARMAKOGNOSI 66
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memuat hal-hal yang mendasari pentingnya malakukan praktikum ini baik
secara umum sebagai ilmu dalam kefarmasian, maupun secara khusus
untuk memahami matakuliah farmakognosi.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Memuat maksud dan tujuan praktikum yang dapat terdiri dari tujuan umum
dan khusus
1.3 Prinsip Praktikum
Memuat prinsip dasar dalam melakukan praktikum ini
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.2 Uraian Bahan
BAB III. METODE KERJA
1.1 Alat yang di gunakan
1.2 Bahan yang di gunakan
1.3 Cara kerja/prosedur kerja (gunakan kalimat pasif)
BAB IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Memuat data-data yang didapat dari hasil percobaan, dibuat sesuai
dengan format lembar praktikum yang terdapat pada akhir modul
praktikum
Memuat gambar-gambat/tabel/grafik
Untuk grafik dibuat dalam milimeter blok, perhitungan
4.2 Pembahasan
Memuat pembahasan hasil praktikum yang meliputi pembahasan
data, analisis hasil perhitungan, menghubungkan dengan teori dan
memperkirakan penyebab terjadinya perbedaan hasil percobaan dan
praktikum
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berisi hal-hal yang disimpulkan dari hasil analisis percobaan dan
pembahasan yang merupakan jawaban dari tujuan praktikum.
5.2 Saran
Saran berisi tentang masukan praktikan terhadap segala hal terkait
praktikum Farmakognosi, baik itu terhadap pembimbing, fasilitas
FARMAKOGNOSI 67
laboratorium dan proses berjalannya praktikum untuk kebaikan praktikum
ini kedepannya
DAFTAR PUSTAKA.
Diharapkan daftar pustakan berasal dari sekurang-kurangnya 5 sumber selain modul
Selain format laporan yang diatas anda juga harus menjawab setiap pertanyaan yang
ada di modul praktikum untuk masing-masing judul kegiatan praktikum.
LAMPIRAN
FARMAKOGNOSI 68