Anda di halaman 1dari 68

FARMAKOGNOSI 1

DAFTAR ISI
Daftar Isi....................................................................................................................2
Kata Pengantar...........................................................................................................3
Visi dan Misi IKMB..................................................................................................4
Visi dan Misi Program Studi Farmasi.......................................................................5
Tata Tertib Praktikum................................................................................................6
Sanksi Praktikum.......................................................................................................8
I. Pembuatan Herbarium .............................................................................10
II. Pengujian Makroskopik ..........................................................................13
III. Pengujian Mikroskopik ...........................................................................15
IV. Pembuatan Simplisia I.............................................................................17
V. Pembuatan Simplisia II............................................................................24
VI. Pembuatan Amylum.................................................................................33
VII. Pembuatan Serbuk Simplisia...................................................................40
..................................................................................................................
VIII. Penetapan Kadar Air Simplisia................................................................44
IX. Penetapan Kadar Abu Total.....................................................................48
X. Penetapan Kadar Sari Larut Air dan Etanol.............................................51
XI. Penetapan Susut Pengeringan .................................................................54
XII. Pengujian Skrining ..................................................................................57
Daftar Pustaka.........................................................................................................62
LAMPIRAN I..........................................................................................................63
LAMPIRAN II.........................................................................................................64

FARMAKOGNOSI 2
FARMAKOGNOSI 3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan karunia NYA sehingga

kami diberikan kemudahan dalam penyusunan buku Panduan Praktikum Farmakognosi. Maksud

penyusunan buku panduan ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam melaksanakan

praktikum yang menunjang pemahaman terhadap teori mata kuliah Farmakognosi yang

diberikan dalam perkuliahan.

Buku ini disusun berdasarkan literatur sebagai bahan acuan. Dalam buku panduan ini

hanya diberi beberapa contoh, sehingga mahasiswa masih perlu mencari dan mempelajari

literatur lain sebagai pendukung. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku penuntun ini

tentu masih ada kekurangan, sehingga kami membutuhkan saran, kritik dan masukan dalam

penyusunan dan revisi buku ini selanjutnya. Kami berharap semoga buku panduan praktikum ini

bermanfaat.

Batam, Agustus 2018

Penyusun

FARMAKOGNOSI 4
VISI DAN MISI
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

VISI INSTITUT
Menjadi Institut Kesehatan yang unggul menghasilkan tenaga kesehatan yang
professional dan kompetitif pada tahun 2034

MISI INSTITUT
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang professional untuk mengembangkan
pendidikan yang berorientasi pasar, baik lokal maupun nasional dan menghasilkan SDM
yang mempunyai kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal di bidang
kesehatan yang mampu bersaing ditingkat lokal dan nasional
2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan produk penelitian sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi penelitian dasar, terapan,
dan kebijakan khususnya dibidang kesehatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat
4. Menyelenggarakan kerjasama dengan instansi pendidikan, pelayanan kesehatan di
tingkat lokal, nasional dan global

FARMAKOGNOSI 5
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI FARMASI

VISI PRODI

Menjadi Program StudiSarjana Farmasi Yang Profesional dan Kompetitif Khususnya


Dalam Bidang Farmasi Klinis dan Komunitas, Mampu Bersaing di Tingkat Nasional
Pada Tahun 2034.

MISI PRODI

1. Melaksanakan kegiatan pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia


yang professional khususnya bidang bidang farmasi klinis dan komunitas serta mampu
bersaing di tingkat lokal dan nasional.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya dalam bidang farmasi klinis dan komunitas.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat melalui pemberian informasi obat.
4. Menyelenggarakan Kerjasama kemitraan dalam mendukung tridharma perguruan tinggi
baik secara nasional maupun internasional.

FARMAKOGNOSI 6
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1. Praktikan WAJIB berada di laboratorium 10 menit sebelum praktikum dimulai, untuk

mempersiapkan peralatan yang diperlukan

2. Praktikan WAJIB berada di laboratorium 10 menit sebelum praktikum dimulai, untuk

mempersiapkan peralatan yang diperlukan

3. Praktikan WAJIB memakai jas praktikum dan kartu identitas diri (nama dada) selama

kegiatan praktikum di laboratorium.

4. Pada saat praktikum, praktikan WAJIB berpakaian rapi dan sopan, tidak memakai sandal,

sepatu tidak boleh diinjak, serta rambut diatur sedemikian rupa sehingga rapi. Kuku wajib

dipotong pendek dan tidak diperkenankan memakai cat kuku, mascara, serta bulu mata palsu.

5. Bawalah perlengkapan/alat tulis masing-masing, sehingga tidak mengganggu praktikan lain.

6. Gunakan alat dan mikroskop yang telah ditentukan dengan rasa penuh tanggung jawab, baik

keutuhan serta kelengkapan alat tersebut.

7. Sebelum mengikuti tutorial, praktikan WAJIB menyiapkan buku gambar sesuai contoh yang

telah ditentukan.

8. Setelah selesai praktikum, praktikan WAJIB membersihkan meja kerja masing-masing.

Mikroskop dikembalikan ke posisi semula, dimana lensa dengan perbesaran paling kecil

yang menghadap alas preparat.

FARMAKOGNOSI 7
9. Buku gambar WAJIB dikoreksi sebelum praktikan meninggalkan ruangan.

10. Praktikan yang meninggalkan praktikum sebelum waktu praktikum habis, WAJIB meminta

ijin kepada pembimbing yang bertugas dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan

dapat diterima.

11. Praktikan WAJIB melaporkan dan mengganti peralatan yang dihilangkan/dipecahkan/

dirusak dengan kualitas yang setara.

12. Praktikan dilarang mengambil bahan praktikum, harus menutup simplisia serbuk dengan

penutup yang sama (jangan sampai tertukar), jangan mencampur bahan-bahan praktikum.

13. Praktikan WAJIB menjaga ketenangan dan ketertiban kelas.

FARMAKOGNOSI 8
SANKSI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

1. Mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib poin 1- 6 diberi teguran lisan, tulisan dan
selanjutnya tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
2. Peserta praktikum yang tidak mematuhi tata tertib TIDAK BOLEH masuk dan mengikuti
kegiatan praktikum di ruang laboratorium
3. Peserta praktikum yang datang terlambat (tidak sesuai kesepakatan), tidak memakai jas lab,
tidak memakai sepatu, tidak memakai baju berkerah/kaos berkerah, dan/atau tidak membawa
buku petunjuk praktikum, tetap diperbolehkan masuk laboratorium tetapi TIDAK BOLEH
MENGIKUTI KEGIATAN PRAKTIKUM.
4. Peserta praktikum yang memindahkan dan/atau menggunakan peralatan praktikum tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam petunjuk praktikum dan berkas peminjaman alat,
kegiatan praktikum yang dilaksanakan akan dihentikan dan praktikum yang bersangkutan
dibatalkan.
5. Peserta praktikum yang telah dua (2) kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan
GUGUR dan harus mengulang pada semester berikutnya, kecuali ada keterangan dari ketua
jurusan/kepala laboratorium atau surat dari dokter.
6. Peserta praktikum yang mengumpulkan laporan praktikum terlambat satu (1) hari, tetap
diberikan nilai sebesar 75%, sedangkan keterlambatan lebih dari satu (1) hari, diberikan nilai
0%.
7. Plagiat dan kecurangan sejenisnya selama kegiatan praktikum maupun penyusunan laporan
praktikum, pekerjaan dari kegiatan yang bersangkutan diberikan penilaian 25%.
8. Peserta praktikum yang telah menghilangkan, merusak atau memecahkan peralatan
praktikum harus mengganti sesuai dengan spesifikasi alat yang dimaksud, dengan
kesepakatan antara laboran, pembimbing praktikum dan kepala laboratorium. Presentase

FARMAKOGNOSI 9
pengantian alat yang hilang, rusak atau pecah disesuaikan dengan jenis alat atau tingkat
kerusakan dari alat.

FARMAKOGNOSI 10
10. Apabila peserta praktikum sampai dengan jangka waktu yang ditentukan tidak bisa
mengganti alat tersebut, maka peserta praktikum TIDAK BOLEH mengikuti ujian akhir
semester (UAS); dan apabila peserta praktikum tidak sanggup mengganti alat yang hilang,
rusak atau pecah dikarenakan harga alat mahal atau alat tidak ada dipasaran, maka nilai
penggantian ditetapkan atas kesepakatan antara ketua prodi, koordinator laboratorium,
pembimbing praktikum dan peserta praktikum (atau peminjam).

FARMAKOGNOSI 11
PEMBUATAN HERBARIUM

TUJUAN

Dapat Membedakan dan Mengatahui pembuatan herbarium sebagai tempat penyimpanan


specimen tumbuhan baik yang kering maupun basah. Herbarium Merupakan contoh dari awet
kering yang banyak digunakan, dikenal istilah awetan kering dan basah

PRINSIP
Hebrarium kering adalah yang berupa tumbuhan atau hewan yang dikeringkan dengan cara atau
serta proses tertentu dan merupakan termasuk herbarium golongan awetan basah

ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN HERBARIUM

ALAT

1. Album Foto
2. Pisua Cuter
3. Gunting

BAHAN

1. Tumbuhan ( Akar, Batang , Daun)


2. Alkohol 70%
3. Kapas

CARA KERJA MEMBUAT HERBARIUM

A. Penyiapan Tempat awetan tumbuhan


1. Siapak Album yang akan digunakan untuk tempat pengawetan tumbuhan
2. Siapak kertas dan alat tulis untuk menulis nama autor, nama tumbuhan yaitu nama
Indosnesia, nama lokal, dan nama ilmiah sesuai dengan tumbuhan yang akan
diawetkan

B. Pembuatan awetan tumbuhan

3. Pilihlah tumbuhan yang akan diawetkan, yaitu akar,batang, daun

4. Semprotkan tangan dengan alkohol 70% agar mikroorganisme (bakteri dan jamur)
tidak menempel ditangan

5. Semprotkan alkohol 70% pada kapas, lalu usapkan pada tumbuhan yang akan
diawetkan. Gunanya agar tumbuhan tidak mudah busuk oleh mikroorganisme (bakteri
dan jamur)

6. Tempel tumbuhan pada album yang telah disiapkan


FARMAKOGNOSI 12
7. Rekatkan awetan tumbuhan dengan rapat, agar mikroorganisme (bakteri dan jamur)
tidak dapat berkembang biak didalam awetan tumbuhan.

8. Herbarium siap digunkan

STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PEMBUATAN HERBARIUM

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
0: Tidak Dilakukan
1: Dilakukan salah
2: Dilakukan kurang tepat
3: Dilakukan dengan Tepat
4: Sempurna

PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Bekerja Sama Tim dalam pembuatan herbarium
7 Kompak dalam pembuatan herbarium
8 Keterampilan pembuatan herbarium
9 Proses pembuatan Herbarium
10 Memnggunakan alat dan bahan dengan baik
11 Menghaluskan
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan
FARMAKOGNOSI 13
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

FARMAKOGNOSI 14
PENGUJIAN MAKROSKOPIK

TUJUAN

Dapat membedakan dan mengetahui ciri khas secara makroskopik dari berbagai jenis simplisia

PRINSIP

Berdasarkan perbedaan bau, warna, bentuk, dan rasa dari simplisia.

DATA PENGAMATAN

NAMA SIMPLISIA: MAKROSKOPIK


BAU:

WARNA:

BENTUK:

RASA :

NAMA SIMPLISIA: BAU:

WARNA:

BENTUK:

RASA :

FARMAKOGNOSI 15
RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
MAKROSKOPIK

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
7 Mengambil bahan sesuai prosedur
8 Identifikasi Simplisia
9 Makroskopik Simplisia (Bau)
10 Makroskopik Simplisia (Warna)
10 Makroskopik Simplisia (Bentuk)
11 Makroskopik Rasa (Bentuk)
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


FARMAKOGNOSI 16
Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai
PENGUJIAN MIKROSKOPIK

TUJUAN

Dapat membedakan dan mengetahui ciri khas secara mikroskopik dari berbagai jenis simplisia

PRINSIP

Berdasarkan perbedaan rambut penutup, sel batu, kristal kalsium oksalat dan lain-lain.

DATA PENGAMATAN

NAMA SIMPLISIA: MAKROSKOPIK


Perbesaran :

Keterangan :

Gambar :

NAMA SIMPLISIA: Perbesaran :

Keterangan :

Gambar :

FARMAKOGNOSI 17
RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENGUJIAN MIKROSKOPIK

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
7 Mengambil bahan sesuai prosedur
8 Identifikasi Simplisia Mikroskopik
9 Identifikasi Perbesaran Mikroskopik
10 Mikroskopik Preparat
C Kegiatan Setelah Praktikum
14 Membersihkan alat yang telah dipakai
15 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
FARMAKOGNOSI 18
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

PEMBUATAN SIMPLISIA I

TUJUAN

Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.

TEORI
A. Pembuatan simplisia

Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apa pun kecuali bahan alam

yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati

dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar, batang, daun dan sebagainya), atau

eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara sepontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara

tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.

Simplisia hewani, yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat

berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia mineral yaitu

simplisia yang berupa bahan mineral belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi

belum/bukan berupa zat kimia murni.

Pembutan simplisia, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

1. Cara pengeringan

Pengeringan dilakukan secara cepat pada suhu tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan

menggunakan panas matahari di alam terbuka menimbulkan resiko kontaminasi mikrobiologi

atau kontaminasi akibat debu. Pengeringan jangka panjang dapat mengakibatkan simplisia

ditumbuhi kapang, sedangkan pengeringan pada suhu tinggi dapat mengakibatkan perubahan

FARMAKOGNOSI 19
kimia kandungan senyawa aktif. Beberapa menyarankan untuk jangka pendek pengeringan dapat

menggunakan gelobang mikro (microwave). Untuk mempermudah/mempercepat pengeringan,

simplisia dibuat dalam bentuk potongan kecil dan tipis (hasil rajangan) sehingga memudahkan

proses pengeringan.

2. Fermentasi

Proses fermentasi dilakukan dengan seksama agar proses tidak berlanjut ke tahap yang

tidak diinginkan, misalnya dalam pembuatan teh.

3. Pembuatan simplisia yang memerlukan air

Pada proses pembuatan pati, talk dan sebagianya diperlukan air. Air yang digunakan

harus bebas dari mikroorganisme patogen dan non patogen, racun serangga, logam berat dan

sebagainya.

4. Simplisia dibuat melalui proses khusus

Pembuatan simplisia dilakukan dengan cara penyulingan, pengentalan, eksudat nabati,

pengeringan sari, dan proses khusus lainnya. Sebagai contoh gom arab, xantan dan tragacantum.

Tahapan pembuatan simplisia pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Pengambilan/ pengumpulan bahan baku

Di bawah ini tabel bagian tanaman, cara pengumpulan dan pedoman panen beserta kadar air

simplisia

Bagian tanaman Pedoman panen Cara pengumpulan Kadar air simplisia

biji Biji yang telah tua Buah dipetik, <10%

FARMAKOGNOSI 20
dikupas kulit

buahnya

menggunakan

tangan, pisu atau

digilas, biji

dikumpulakan dan

dicuci

buah Seringkali Masak, hampir <8%

dikaitkan dengan masak, dipetik

tingkat kematangan dengan tangan

Daun (pucuk) Saat tanaman Dipetik dengan <8%

mengalami tangan satu persatu

perubahan

pertumbuhan dari

vegetatif ke

generatif

Daun (tua) Dipilih yang telah Dipetik dengan <5%

membuka tangan satu persatu

sempurna dan

terletak di bagian

cabang atau batang

yang menerima

FARMAKOGNOSI 21
sinar matahari

sempurna

Kulit batang Pada saat tanaman Bagian batang dan <10%

telah cukup umur cabang dikelupas

dan dilakukan pada dengan ukuran

musim yang panjang dan lebar

menguntungkan tertentu; untuk kulit

pertumbuhan. batang yang

mengandung

minyak atsiri atau

golongan senyawa

fenol digunakan

alat pengelupas

bukan logam

Rimpang Cabang dengan <10%

diameter tertentu

dipotong-potong

dengan panjang

tertentu pula.

Kayu Batang atau <10%

cabang, dipotong

kecil atau diserut

FARMAKOGNOSI 22
setelah kulit

dikelupas

Bunga Kuncup atau bunga <10%

mekar, mahkota

bunga atau daun

bunga, dipetik

dengan tangan

Akar Dari bawah

permukaan tanah,

dipotong dengan

ukuran tertentu

Kulit Buah Seperti biji, kulit <8%

buah dikumpulkan

dan dicuci

Bulbus Tanaman dicabut, <8%

bulbus dipisah dari

daun dan akar

dengan

memotongnya,

kemudian dicuci.

FARMAKOGNOSI 23
2. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain).

3. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat mudah larut

dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin.

4. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,

pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin

perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.

5. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingg

dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut

dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu

atau perusakan simplisia.Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara

0 0 0
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 C- 90 C (terbaik 60 C).

Simplisia yang negandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap,

0 0
pengerngan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30 C- 45 C atau dengan

cara pengeringan vakum.

FARMAKOGNOSI 24
6. Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.

7. Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena faktor interen dan eksteren, misalnya:

cahaya, oksigen udara, reaksi kimia internal, dehidrasi, penguapan air, pengotoran,

serangga, atau kapang.

8. Pemeriksaanmutu

Pemeriksaan mutu simplisa dilakukan pada waktu pemanenan atau pembelian dari

pengumpul atau pedagang. Pada setiap pemanenan atau pembelian simplisia tertentu,

perlu dilakukan pengujian mutu.

FARMAKOGNOSI 25
PEMBUATAN SIMPLISIA II

TUJUAN

Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.

TEORI
A. Pembuatan simplisia

Simplisia adalah bahan yang belum mengalami perubahan apa pun kecuali bahan alam

yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, hewani dan mineral. Simplisia nabati

dapat berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman (akar, batang, daun dan sebagainya), atau

eksudat tanaman, yaitu isi sel yang secara sepontan dikeluarkan dari tanaman atau dengan cara

tertentu dikeluarkan dari sel atau zat-zat lain dengan cara tertentu dipisahkan dari tanaman.

Simplisia hewani, yaitu simplisia yang dapat berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat

berguna yang dihasilkan hewan, tetapi bukan berupa zat kimia murni. Simplisia mineral yaitu

simplisia yang berupa bahan mineral belum diolah atau telah diolah secara sederhana, akan tetapi

belum/bukan berupa zat kimia murni.

Pembutan simplisia, dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

1. Cara pengeringan

Pengeringan dilakukan secara cepat pada suhu tidak terlalu tinggi. Pengeringan dengan

menggunakan panas matahari di alam terbuka menimbulkan resiko kontaminasi mikrobiologi

atau kontaminasi akibat debu. Pengeringan jangka panjang dapat mengakibatkan simplisia

ditumbuhi kapang, sedangkan pengeringan pada suhu tinggi dapat mengakibatkan perubahan

kimia kandungan senyawa aktif. Beberapa menyarankan untuk jangka pendek pengeringan dapat

menggunakan gelobang mikro (microwave). Untuk mempermudah/mempercepat pengeringan,

simplisia dibuat dalam bentuk potongan kecil dan tipis (hasil rajangan) sehingga memudahkan

proses pengeringan.

FARMAKOGNOSI 26
2. Fermentasi

Proses fermentasi dilakukan dengan seksama agar proses tidak berlanjut ke tahap yang

tidak diinginkan, misalnya dalam pembuatan teh.

3. Pembuatan simplisia yang memerlukan air

Pada proses pembuatan pati, talk dan sebagianya diperlukan air. Air yang digunakan

harus bebas dari mikroorganisme patogen dan non patogen, racun serangga, logam berat dan

sebagainya.

4. Simplisia dibuat melalui proses khusus

Pembuatan simplisia dilakukan dengan cara penyulingan, pengentalan, eksudat nabati,

pengeringan sari, dan proses khusus lainnya. Sebagai contoh gom arab, xantan dan tragacantum.

Tahapan pembuatan simplisia pada umumnya adalah sebagai berikut:

2. Pengambilan/ pengumpulan bahan baku

Di bawah ini tabel bagian tanaman, cara pengumpulan dan pedoman panen beserta kadar air

simplisia

Bagian tanaman Pedoman panen Cara pengumpulan Kadar air simplisia

biji Biji yang telah tua Buah dipetik, <10%

dikupas kulit

buahnya

menggunakan

tangan, pisu atau

digilas, biji

FARMAKOGNOSI 27
dikumpulakan dan

dicuci

buah Seringkali Masak, hampir <8%

dikaitkan dengan masak, dipetik

tingkat kematangan dengan tangan

Daun (pucuk) Saat tanaman Dipetik dengan <8%

mengalami tangan satu persatu

perubahan

pertumbuhan dari

vegetatif ke

generatif

Daun (tua) Dipilih yang telah Dipetik dengan <5%

membuka tangan satu persatu

sempurna dan

terletak di bagian

cabang atau batang

yang menerima

sinar matahari

sempurna

Kulit batang Pada saat tanaman Bagian batang dan <10%

telah cukup umur cabang dikelupas

FARMAKOGNOSI 28
dan dilakukan pada dengan ukuran

musim yang panjang dan lebar

menguntungkan tertentu; untuk kulit

pertumbuhan. batang yang

mengandung

minyak atsiri atau

golongan senyawa

fenol digunakan

alat pengelupas

bukan logam

Rimpang Cabang dengan <10%

diameter tertentu

dipotong-potong

dengan panjang

tertentu pula.

Kayu Batang atau <10%

cabang, dipotong

kecil atau diserut

setelah kulit

dikelupas

Bunga Kuncup atau bunga <10%

mekar, mahkota

FARMAKOGNOSI 29
bunga atau daun

bunga, dipetik

dengan tangan

Akar Dari bawah

permukaan tanah,

dipotong dengan

ukuran tertentu

Kulit Buah Seperti biji, kulit <8%

buah dikumpulkan

dan dicuci

Bulbus Tanaman dicabut, <8%

bulbus dipisah dari

daun dan akar

dengan

memotongnya,

kemudian dicuci.

5. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain).

FARMAKOGNOSI 30
6. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air bersih. Simplisia yang mengandung zat mudah larut

dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin.

7. Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,

pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin

perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.

9. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingg

dapat disimpan untuk jangka waktu lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut

dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu

atau perusakan simplisia.Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara

0 0 0
pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30 C- 90 C (terbaik 60 C).

Simplisia yang negandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap,

0 0
pengerngan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30 C- 45 C atau dengan

cara pengeringan vakum.

10. Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.

11. Pengepakan dan penyimpanan

FARMAKOGNOSI 31
Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena faktor interen dan eksteren, misalnya:

cahaya, oksigen udara, reaksi kimia internal, dehidrasi, penguapan air, pengotoran,

serangga, atau kapang.

12. Pemeriksaanmutu

Pemeriksaan mutu simplisa dilakukan pada waktu pemanenan atau pembelian dari

pengumpul atau pedagang. Pada setiap pemanenan atau pembelian simplisia tertentu,

perlu dilakukan pengujian mutu.

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

FARMAKOGNOSI 32
Kelurga :

1. Pengumpulan bahan baku

Sumber bahan baku :

Bagian yang dipanen :

Waktu pemanena :

Alasan waktu pemanenan :

Jumlah hasil panen :

2. Sortasi basah

Jumlah simplisia basah :

3. Pencucian

Sumber air :

4. Perajangan

Alat perajang : Ukuran perajangan :

5. Pengeringan

Cara pengeringan :

Suhu pengeringan :

Lama pengeringan :

6. Sortasi kering

Jumlah simplisia kering :

Jumlah penyusutan :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PEMBUATAN SIMPLISIA I&II

Nama Mahasiswa :
FARMAKOGNOSI 33
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi basah
8 Pencucian
9 Perajangan
10 Pengeringan
11 Sortasi Kering
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai
PEMBUATAN SIMPLISIA AMYLUM

TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat mengetahui teknik pembuatan pati terutama pati kentang (Solanum tuberosum).


FARMAKOGNOSI 34
2. Mengetahui cara memeriksa pati kentang terutama terkait tentang pemerian, cara

identifikasi, mikroskopis, dll.

3. Memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pati kentang.

TEORI PERCOBAAN

2.1 Pati Secara umum

Pati merupakan senyawa organik tunggal yang dijumpai pada tanaman berklorofil,

sebagai hasil fotosintesis dimana dapat dijumpai sebagai simpanan karbohidrat atau bahan

cadangan makanan bagi tumbuhan. Kegunaan pati bagi tanaman adalah sebagai cadangan

makanan yang disimpan dalam biji atau rongga medulla yang terkena sinar matahari, perineal

dan juga pada kulit batang. Umumnya untuk tanaman dijumpai dalam jumlah besar dalam umbi

dan rimpang.

Pati banyak dijumpai dalam jumlah besar dalam tanaman padi-padian dan kentang.

Untuk negara Amerika Serikat pati umumnya berasal dari jagung. Pati yang di pasaran umumnya

berasal dari :

Pati beras dari Oryza sativa

Pati gandum dari Triticum aestivum

Pati jagung dari Zea mays

Pati kentang dari Solanum tuberosum

2.2 Ditinjau dari segi kimia pati terdiri dari :

1.      Amilosa

  Bentuk rantai lurus yang terdiri dari 250-300 satuan D-Glukoforanosa dimana ia

berikatan antara Glikosida 1,4 dengan yang lainnya.

2.      Amilopektin, 

FARMAKOGNOSI 35
Bentuk cabang terdiri dari 1000 atau lebih satuan glukosa yang terikat pada 1,4 dimana

setiap 25 ikatan " -1,4 terdapat ikatan " 1,6 pada titik percabangan.

Pemisahan kedua jenis pati ini dapat dilakukan dengan cara :

Kelarutan

Amilosa lebih mudah larut daripada amilopektin

Pengendapan

Amilopektin akan mengendap dengan berbagai alcohol atau nitroparafin

Reaksi warna

Dengan menggunakan iodine amilosa akan menberikan warna biru tua dan amilopektin

akan memberikan warna lembayung atau biru ungu.Kebanyakan pati amilosa dan

amilopektin berbanding 25:75 sedangkan pati terglutinasi atau menggumpal hanya

mengandung amilosa sedikit sekali, kurang dari 6% atau sama sekali tidak ada, misalnya

ketan (banyak amilopektin)Pati dapat dihidrolisa oleh enzim " amilase (air ludah) dimana

ia dapat memecah ikatan glikosida 1,4 sedangkan amilse akan memecah amilosa dan

amilopektin dengan memecahkan satuan maltosa pada ujung yang tidak tereduksi,

sehingga amilosa membentuk maltosa. Amilopektin membentuk maltosa dan dekstrin.

Bila pati dihidrolisa dengan HCl akan menghasilkan glukosa. Dalam air panas pati akan

mengembang, pecah bila konsentrasi besar/ tinggi, setelah dingin akan membentuk gel.

2.3 Biosintesa pati secara umum

1. Amilosa,

 (Glukosa)n dengan adanya UDP (Uridin diPosfat) glukosa diubah menjadi(Glukosa)n+1 + UDP.

(Glukosa)n+1 + UDP - Glukosa akan membentuk (glukosa )n+2 + UDP dengan enzim

transglikosilase.

FARMAKOGNOSI 36
2. Amilopektin

Disintesa dari amilosa dengan adanya enzim  transglikosilase (enziim C) akan mempengaruhi

pemecahan rantai monosarkarida dengan 40 satuan menjadi 2 fragmen. Fragmen yang

mengandung ujung reduksi baru membentuk kompleks dengan enzim Q menjadi aseptor yang

sesuai dengan membentuk cabang pada "-1,6.

 Kegunaan pati :

1.       Untuk serbuk tabur

2.       Sebagai eluen

3.       Bahan pengisi, pengikat dan penghancur

4.       Antidot dalam suspensi

5.       Dalam industri farmasi sebagai pengeras

6.       Pembuatan cairan glukosa

III. PROSEDUR PERCOBAAAN

3.1 Alat dan bahan :

1. Kentang yang telah dibuang kulitnya dan dicuci sebanyak 2 kg.

2. Pisau

3. Kain pemeras

4. Kain merekan

5.  Wadah penampung waktu disaring

6. Alat pemarut 

7. Wadah penyimpan pati

8. Air suling 

9. Oven 

FARMAKOGNOSI 37
10.  Tang krus

11. Timbangan

12. Lumpang dan stamfer 

13. Krus porselen

3.2 Cara Kerja

1.             Kentang disortir dari kotoran-kotoran

2.             Kentang dikupas kulitnya dan dicuci bersih

3.             Kentang yang telah bersih diparut dengan alat pemarut dan dikumpulkan pada

wadah tertentu

4.             Tambahkan air penyari untuk menyari ekstrak dari kentang dan kemudian peras

dengan kain pemeras dan lakukan penyarian berulang

5.             Air sarian didiamkan beberapa lama untuk mengandapka pati yang didapat,

setelah mengendap lakukan dekantasi(endap tuang).

6.             Keringkan pati yang didapat sampai benar-benar kering 

7.             Pati yang telah kering digerus didalam lumpang sampai didapat pati yang halus

8.             Timbang pati yang didapat

9.             Hitung rendemen dari kentang 

10.         Lakukan pemeriksaaan terhadap pati yang didapat

a. Identifikasi:

Panaskan sampai mendidih selama 1 menit suspensi 1 gram dalam 50 ml air,

dinginkan, terbentuk larutan kanji yang encer

Campur 1 ml larutan kanji yang diperoleh pada identifikasi 1 dengan konsentrasi

0,005M terjadi warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada

pendinginan.

FARMAKOGNOSI 38
b.Kelarutan

c. Mikroskopis

d. Penentuan susut pengeringan

e. Penentuankadar abu

f. Derajat keasaman

11.         Simpan pati dalam wadah yang sesuai dan beri etiket

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

Kelurga :

1. Pengumpulan bahan baku

FARMAKOGNOSI 39
Sumber bahan baku :

Bagian yang dipanen :

Waktu pemanena :

Alasan waktu pemanenan :

Jumlah hasil panen :

2. Sortasi basah

Jumlah simplisia basah :

3. Pencucian

Sumber air :

4. Perajangan

Alat perajang : Ukuran perajangan :

5. Pengeringan

Cara pengeringan :

Suhu pengeringan :

Lama pengeringan :

6. Sortasi kering

Jumlah simplisia kering :

Jumlah penyusutan :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PEMBUATAN SIMPLISIA AMYLUM

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
No KOMPONEN PENILAIAN

FARMAKOGNOSI 40
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi basah
8 Pencucian
9 Perajangan
10 Pengeringan
11 Sortasi Kering
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai
PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA

TUJUAN

Dapat memberikan pembelajaran dalam pembutan simplisia dari mulai pengumpulan bahan
sampai pemeriksaan hasil akhir.

TEORI
FARMAKOGNOSI 41
Pembuatan serbuk simplisia

Penggilingan atau penghalusan ukuran tanaman obat adalah penurunan ukuran atau

penghalusan secara mekanik dari bahan tanaman tertentu, seperti daun, akar, biji dan sebagainya

menjadi unit sangat kecil (halus), dari bentuk fragmen besar menjadi serbuk halus. Tahap ini

merupakan tahap pertama dari pengolahan tanaman obat, baik dalam bentuk sederhana maupun

bentuk kompleks. Dalam proses penggilingan/penghalusan, tanpa memperhatikan alat apa pun

yang digunakan, homogenitas ukuran partikel merupakan parameter utama.

Perlu diperhatikan penggilingan dan hasil penggilingan harus distandarisasi ukuran

partikelnya dengan cara pengayakan.Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang

cocok dengan penampang melintang yang sama diseluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan

dengan nomor yang menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang

kawat.

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak. Jika derajat halus suatu serbuk

dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan

nomor tersebut. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua nomor, dimaksudkan bahwa

semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui

pengayak dengan nomor tertinggi.

Nomor Pengayak Ukuran (μm) Untuk mendapat derajat


kehalusan

8 2360 Serbuk sangat kasar

20 850 Serbuk Kasar

FARMAKOGNOSI 42
40 425 Serbuk Agak Kasar
60 250 Serbuk Halus
80 180 Serbuk Sangat Halus

Data pengamatan

Nama serbuk simplisia :

Nama latin :

Kelurga :

1. Sortasi kering
Jumlah simplisia kering :

Jumlah penyusutan :

FARMAKOGNOSI 43
2. Pengepakan dan penyimpanan

Bahan pengepak :

Suhu penyimpanan :

3. Pemeriksaan mutu

Susut pengeringan

Kadar air

4. Derajat halus

Ukuran ayakan :

Persyaratan derajat halus :

5. Kesimpulan

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
FARMAKOGNOSI 44
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Sortasi Kering
8 Pengepakan dan peyimpanan
9 Pemeriksaan mutu
10 Derajat Halus
11 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
12 Membersihkan alat yang telah dipakai
13 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

PENENTUAN KADAR AIR SIMPLISIA

PRINSIP

Pengukuran kandungan air yang berada dalam simplisia, dilakukan dengan cara yang tepat

diantara cara titrasi, destilasi atau gravimetric

TUJUAN

FARMAKOGNOSI 45
Memberikan gambaran besarnya kandungan air di dalam simplisia.

PROSEDUR DESTILASI

Alat

Labu 500 ml (A) hubungkan dengan pendingin air balik (C) melalui alat penampung (B) yang

dilengkapi dengan tabung penerima 5 ml(E) yang bersekala 0,1 ml. panaskan menggunakan

pemanas listrik yang suhunya dapat diatur atau tangas minyak. Bagian atas labu tabung

penyambung (D) sebaiknya dibungkus dengan asbes.

Pereaksi

Toluen jenuh air

Kocok sejumlah toluen P dengan sedikit air, biarkan memisah dan buang lapisan air.

Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan asam pencuci, bilas dengan air, kemudian

keringkan dalam lemari pengering.Timbang seksama sejumlah bahan yang diperkirakan

mengandung 1 sampai 4 ml air, masukkan ke dalam labu kering.Jika zat berupa pasta, timbang

dalam sehelai lembar logam dengan ukuran yang sesuai dengan leher labu.Untuk zat yang dapat

menyebabkan gejolak mendadak saat mendidih, tambahkan batu didih secukupnya.masukkan

lebih kurang 200 ml toluene jenuh air ke dalam labu, pasang rangkaian alat.Masukkan toluene

jenuh air ke dalam tabung penerima (E) melalui pendingin sampai leher alat penampung

(B).panaskan labu hati-hati selama 15 menit.

Setelah toluen mulai mendidih, atur penyulingan dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap

detik, hingga sebagian besar air tersuling, kemudian naikkan kecepatan penyulingan hingga 4

tetes tiap detik.Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene jenuh

air, sambil dibersihkan dengan sikat tabung yang disambungkan pada sebuah

FARMAKOGNOSI 46
kawat tembaga dan telah dibasahi dengan toluene jenuh air.Lanjutkan penyulingan selama 5

menit.Dinginkan tabung penerima hingga suhu ruang.Jika ada tetes air yang melekat, gosok

tabung pendingin dan tabung penerima dengan karet yang diikatkan pada sebuah kawat tembaga

dan dibasahi dengan toluene jenuh air hingga tetesan air turun.Baca volume air setelah air dan

toluen memisah sempurna. Kadar air dihitung dalam % v/b.

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

Keluarga :

1. Jumlah simplisia yang digunakan :

Jumlah toluen yang digunakan :

FARMAKOGNOSI 47
Jumlah air yang digunakan :

2. Penjenuhan toluen

jumlah pengulangan :

3. Prosesdestilasi

Lama destilasi :

4. Kesimpulan

Jumlah air :

% kadar air :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENENTUAN KADAR AIR SIMPLISIA

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
FARMAKOGNOSI 48
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Jumlah Simplisia digunakan
8 Penjenuhan Toluen
9 Proses Destilasi
10 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

PENETAPAN KADAR ABU TOTAL

PRINSIP

Simplisia dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan

menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik.

FARMAKOGNOSI 49
TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar abu total di dalam simplisia dan ekstrak

2. Memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses

awal sampai terbentuknya ekstrak.

PROSEDUR

Timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan masukkan ke dalam krus

silica yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan

timbang jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring

melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang

sama. Masukkan filtrate ke dalam krus, uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap. Kadar abu total

dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

Keluarga :

A. Jumlah simplisia yang digunakan :

Berat cawan krus + tutup

penimbangan 1 :

FARMAKOGNOSI 50
penimbangan 2 :

penimbangan 3 :

Berat cawan krus + tutup + simplisia

B. Alatpemanas :

Suhu pemanasa :

Lama pemanasan :

C. Berat cawan krus + tutup + simplisia

Setelah pemanasan 1 :

Setelah pemanasan 2 :

D. Kesimpulan

Berat akhir

% Kadar abu

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENENTUAN KADAR ABU TOTAL

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum

FARMAKOGNOSI 51
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Pengumpulan Bahan Baku
7 Jumlah Simplisia digunakan
8 Penjenuhan Toluen
9 Proses Destilasi
10 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

PENETAPAN KADAR SARI LARUT AIR DAN ETANOL

PRINSIP

Melarutkan ekstrak atau simplisia dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah

solute yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetrik.

TUJUAN
FARMAKOGNOSI 52
1. Mahasiswa mampu melakukan uji penetapan kadar sari total di dalam simplisia dan ekstrak

2. Memberikan gambaran awal jumlah senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak.

PROSEDUR

A. Penetapan kadar sari larut air

Timbang seksama lebih kurang 5 gram serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.

Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml air jenuh kloroform, kocok berkali-

kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrate hingga kering

dalam cawan dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 1050 dan ditara, panaskan sisa pada

suhu 1050 hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari larut air.

B. Penentuan kadar sari larut etanol

Timbang seksama lebih kurang 5 gram serbuk (4/18) yang telah dikeringkan di udara.

Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml etanol 95% P, kocok berkali-kali

selam 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring cepat untuk menghindarkan penguapan

etanol, uapkan 20 ml filtrate hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar yang telah

dipanaskan 1050 dan ditara, panaskan sisa pada suhu 105 0 hingga bobot tetap. Hitung kadar

dalam % sari larut etanol.

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

Keluarga :

FARMAKOGNOSI 53
A. Jumlah simplisia yang digunakan :

Pelarut yang digunakan :

Jumlah pelarut :

B. Berat cawan penguap kosong I :

Berat cawan penguap kosong II :

C. Berat cawan penguap + sari larut air setelah dioven

Penimbangan I :
Penimbangan II :
Penimbangan III :

D. Berat cawan penguap + sari larut etanol setelah dioven

Penimbangan I :
Penimbangan II :
Penimbangan III :

E. Penimbangan

Berat sari larut air dalam 100 ml pelarut :

Berat sari larut etanol dalam 100 ml pelarut :

Persen kadar sari larut air :

Persen kadar sari larut etanol :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENETAPAN KADAR SARI LARUT AIR DAN ETANOL

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :

PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
FARMAKOGNOSI 54
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Jumlah Simpilisia Digunakan
7 Penimbangan Cawan
8 Perhitungan Kadar Sari Larut Etanol
9 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN

TUJUAN:

Memberikan gambaran besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.

PRINSIP:

FARMAKOGNOSI 55
Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 1050C selama 30 menit atau sampai

berat konstan yang dinyatakan sebagai nilai persen.

PROSEDUR

Timbang seksama 1-2 gram simplisia dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya

telah dipanaskan pada suhu penetapan (suhu 1050C) selama 30 menit dan telah ditara. Jika zat

berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga ukuran lebih kurang 2 mm.

ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan

setebal lebih kurang 5 mm- 10 mm, masukkan dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan

pada suhu penetapan hingga bobot tetap (suhu 1050C).

Sebelum setiap penimbangan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator

hingga suhu kamar.

Data pengamatan

Nama simplisia :

Nama latin :

Keluarga :

A. Jumlah simplisia yang digunakan :

Berat cawan krus + tutup

penimbangan 1 :

penimbangan 2 :

penimbangan 3 :

FARMAKOGNOSI 56
Berat cawan krus + tutup + simplisa :

B. Alatpemanas :

Suhu pemanasa :

Lama pemanasan :

C. Berat cawan krus + tutup + simplisia

Setelah pemanasan 1 :

Setelah pemanasan 2 :

D. Kesimpulan

Berat akhir :

% susut pengeringan :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :

FARMAKOGNOSI 57
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Jumlah Simpilisia Digunakan
7 Penimbangan Cawan
8 Proses Pemanasan
9 Kesimpulan
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai
PENGUJIAN SKRINING

TUJUAN

1. Mahasiswa mampu menentukan golongan senyawa kimia apa saja yang ada dalam tumbuhan

obat.

FARMAKOGNOSI 58
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap proses skrining untuk suatu golongan senyawa

TEORI

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapisan senyawa kimia

yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa tumbuhan

berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui senyawa kimia apa yang

mempunyai aktifitas biologi dari suatu tanaman. Informasi yang diperoleh dari pendekatan ini

juga dapat digunakan untuk keperluan sumber bahan yang mempunyai nilai ekonomis lain

seperti tannin, minyak untuk industry, sumber gum, precursor untuk sintesis senyawa kompleks

berguna dan lain-lain. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan

senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon,

steroid/terpenoid.

PROSEDUR

GOLONGAN PROSEDUR HASIL


Alkaloid Sejumlah serbuk simplisia
dalam mortir, dibasakan
dengan ammonia sebanyak
1 ml, kemudian
ditambahkan kloroform dan
digerus kuat. Cairan
kloroform disaring, filtrat
ditempatkan dalam tabung
reaksi kemudian
ditambahkan HCl 2 N,
campuran dikocok, lalu
dibiarkan hingga terjadi
pemisahan. Dalam tabung
reaksi terpisah:

Filtrat 1: Sebanyak 1 tetes


larutan preaksi Dragendroff
diteteskan ke dalam filtrat,
adanya alkaloid ditunjukkan
dengan terbentuknya

FARMAKOGNOSI 59
endapan atau kekeruhan
berwarna hingga coklat.

Filtrat 2 : Sebanyak 1 tetes


larutan pereaksi Mayer
diteteskan ke dalam filtrat,
adanya alkaloid ditunjukkan
dengan terbentuknya
endapan atau kekeruhan
berwarna putih.

Filtrat 3 : Sebagai blangko


atau control negative

Fenolat Sebanyak 1 gram serbuk


simplisia ditambahkan 100
ml air panas, dididihkan
selama 5 menit kemudian
disaring. Filtrat sebanyak 5
ml dimasukkan ke dalam
tabung reaksi, ditambahkan
pereaksi besi (III) klorida,
timbul warna hijau biru
kehitaman

Tannin Sejumlah kecil serbuk


simplisia dalam tabung
reaksi dipanaskan di atas
tangas air, kemudian
disaring. Pada filtrat
ditambakan gelatin 1%
akan timbul endapan putih,
bila ada tannin

Flavonoid Sejumlah serbuk simplisia


digerus dalam mortir
dengan sedikit air,
pindahkan dalam tabung
reaksi, tambahkan sedikit
logam magnesium dan 5
FARMAKOGNOSI 60
tetes HCl 2N, seluruh
campuran dipanaskan
selama 5-10 menit. Setelah
disaring panas-panas dan
filtrat dibiarkan dingin,
kapada filtrat ditambahkan
amil alkohol, lalu dikocok
kuat-kuat, reaksi positif
dengan terbentuknya warna
merah pada lapisan amil
alcohol

GOLONGAN PROSEDUR HASIL


Monoterpen dan seskuiterpen Serbuk simplisia digerus
dengan eter, kemudian fase
eter diupakan dalam cawan
penguap hingga kering, pada
residu ditetesi pereaksi larutan
vanillin sulfat. Terbentuknya
warna-warni menunjukkan
adanya senyawa monoterpen
dan sesquiterpen

Steroid dan triterpenoid Serbuk simplisia digerus


dengan eter, kemudian fase
eter diuapkan dalam cawan
penguap hingga kering, pada
residu ditetesi pereaksi
Liberman-Burcahard

Terbentuknya warna ungu


menunjukkan kandungan
triterpenoid sedangkan bila
terbentuk warna hijau biru
menunjukkan adanya senyawa
steroid

Kuinon Serbuk simplisia ditambahkan


dengan air, dididihkan selama
5 menit kemudian disaring
dengan kapas. Pada filtrat
FARMAKOGNOSI 61
ditambahkan larutan KOH 1
N. Terjadinya warna kuning
menunjukkan bahwa dalam
bahan uji mengandung
senyawa golongan kuinon

Saponin Serbuk simplisia ditambahkan


dengan air, didihkan selama 5
Saponin menit kemudian dikocok.
Terbentuknya busa yang
konsisten selama 5-10 menit ±
1 cm, hal tersebut
menunjukkan bahwa bahan uji
mengandung saponin

Kesimpulan :

RUBRIK PENILAIAN STANDAR OPERATING PROSEDUR (SOP)


PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
PENGUJIAN SKRINING

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari, Tanggal :

FARMAKOGNOSI 62
PENILAIAN
No KOMPONEN
0 1 2 3 4
A PREPARASI
1 Melakukan amprahan Alat dan Bahan H-1 Sebelum praktikum
2 Memakai perlengkapan praktikum (Alat perlindungan diri, Jas lab,
name tag, dll)
3 Berperan aktif dalam kegiatan preparasi
4 Menyimpan alat dan bahan dengan baik sebelum pelaksanaan
praktikum
5 Membawa personal tools praktikum
6 Kesiapan materi dalam mengikuti praktikum (pre-test responsi)
B Pelaksanaan Praktikum
6 Alkaloid
7 Fenolat
8 Tannin
9 Flavonoid
C Kegiatan Setelah Praktikum
11 Membersihkan alat yang telah dipakai
12 Membersihkan meja kerja
D Laporan Akhir
i. Pendahuluan

Metode dan alat bahan


Hasil dan diskusi
Metode dan alat bahan
Hasil dan diskusi
Kesimpulan
Data tambahan
ii. Pemahaman

Memahami prinsip praktikum


Memahami mekanisme reaksi
Menjelaskan teknik praktikum
Mengolah data praktikum
Perhitungan
Total nilai

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia Edisi I-VI. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Eliyanoor, B. 2002. Penuntun Praktikum Farmakognosi: Makroskopik dan Mikroskopik.


Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta: xxv + 189 hlm.
FARMAKOGNOSI 63
Eschrich, W. 2009. Pulver-Atlas der Drogen. Deutscher Apotheker Verlag, Stuttgart: xii + 382
hlm.

Evans, W. 2009. Trease & Evans’ Pharmacognosy. 16th Ed. Saunders Ltd., Nottingham: 616
hlm.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., & Williamson, E.M. 2012. Fundamentals Of

Pharmacognosy & Phytotherapy. 2nd Ed. Elsevier Churchill Livingstone, London: ix + 326

LAMPIRAN I

BUKU CATATAN PRAKTIKUM (LOG BOOK)


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI IKMB

Materi :
Sifat Kegiatan : Mandiri Kelompok
Anggota : 1.
2.

FARMAKOGNOSI 64
3.

No Hari/Tanggal, Kegiatan Hasil


. Jam
pelaksanaan
1.

Batam, ………………. 20….


Diketahui oleh,
Dosen Pengampu Mata Kuliah Mahasiswa/Ketua Kelompok

<<Nama Dosen>> <<Nama Mahasiswa/Ketua Kelompok>>

LAMPIRAN II

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN

1. Jurnal dan laporan yang dikerjakan dengan tulisan tangan menggunakan bolpoin tinta
hitam pada Kertas folio bergaris, ditulis timbalbalik

FARMAKOGNOSI 65
2. Jurnal dan laporan dikerjakan dengan ketikan komputer menggunakan kertas A4 ukuran
70/80 gram, margin 4 kiri, 4 cm atas, 3 cm bawah dan 3 cm kanan (Pengecualian untuk
halaman sampul bisa diketik)
3. Halaman Sampul Jurnal dan laporan

Halaman Awal
Jurnal Praktikum Farmakognosi
Percobaan .. *)
…………..(Judul Percobaan)……………

(LOGO FARMASI)

Hari/Tanggal :
Nama :
NIM :
Kelompok :
Kelas :
Asisten :

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
TAHUN

FARMAKOGNOSI 66
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memuat hal-hal yang mendasari pentingnya malakukan praktikum ini baik
secara umum sebagai ilmu dalam kefarmasian, maupun secara khusus
untuk memahami matakuliah farmakognosi.
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Memuat maksud dan tujuan praktikum yang dapat terdiri dari tujuan umum
dan khusus
1.3 Prinsip Praktikum
Memuat prinsip dasar dalam melakukan praktikum ini
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.2 Uraian Bahan
BAB III. METODE KERJA
1.1 Alat yang di gunakan
1.2 Bahan yang di gunakan
1.3 Cara kerja/prosedur kerja (gunakan kalimat pasif)
BAB IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Memuat data-data yang didapat dari hasil percobaan, dibuat sesuai
dengan format lembar praktikum yang terdapat pada akhir modul
praktikum
Memuat gambar-gambat/tabel/grafik
Untuk grafik dibuat dalam milimeter blok, perhitungan
4.2 Pembahasan
Memuat pembahasan hasil praktikum yang meliputi pembahasan
data, analisis hasil perhitungan, menghubungkan dengan teori dan
memperkirakan penyebab terjadinya perbedaan hasil percobaan dan
praktikum
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berisi hal-hal yang disimpulkan dari hasil analisis percobaan dan
pembahasan yang merupakan jawaban dari tujuan praktikum.
5.2 Saran
Saran berisi tentang masukan praktikan terhadap segala hal terkait
praktikum Farmakognosi, baik itu terhadap pembimbing, fasilitas

FARMAKOGNOSI 67
laboratorium dan proses berjalannya praktikum untuk kebaikan praktikum
ini kedepannya
DAFTAR PUSTAKA.
Diharapkan daftar pustakan berasal dari sekurang-kurangnya 5 sumber selain modul
Selain format laporan yang diatas anda juga harus menjawab setiap pertanyaan yang
ada di modul praktikum untuk masing-masing judul kegiatan praktikum.
LAMPIRAN

FARMAKOGNOSI 68

Anda mungkin juga menyukai