PENDAHULUAN
1.6.1. Visi
Menjadi produsen terdepan dan pemasok produk kesehatan generik
berkualitas tinggi, inovatif dan dikembangkan secara ilmiah, yang sesuai
dengan standar multinasoinal.
1.6.2. Misi
Kami berkomitmen untuk mengembangkan dan menghasilkan produk
kesehatan generik kualitas tinggi, inovatif dan harga yang kompetitif
melalui layanan pelanggan yang luar biasa.
1.6.3. Motto
Peduli Kesehatan Masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
3.4.6. Uji pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Alat yang digunakan untuk uji pH suatu obat menggunakan pH
meter.
PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk
mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada
elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-
19 |Laporan Praktik Kerja Lapangan 2019
padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur)
yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan
menampilkan nilai pH. alat ini sangat berguna untuk industri air minum,
laboratorium, akuarium, industri pakaian terutama batik dan pewarna
pakaian.
Instrumentasi HPLC terdiri dari fase gerak, pompa, injektor, kolom, detektor
dan pengolah data, sebagai berikut :
Fase gerak (eluen) berupa zat cair. Fase gerak selain sebagai pembawa
senyawa campuran menuju detektor, fase gerak juga dapat berinteraksi
dengan solut-solut.
Pompa dianalogikan sebagai jantung, berfungsi mengalirkan fase gerak cair
melalui kolom.
Injektor merupakan tempat masuknya sampel. Sampel yang dimasukkan
ke dalam HPLC hanya beberapa puluh mikroliter. adakalanya injektor
merupakan suatu sistem autosampler.
Kolom HPLC berisi fase diam, tempat terjadinya pemisahan campuran
menjadi komponen-komponennya. Biasanya berukuran antara 5-30 cm dan
diameter dalam berkisar antara 4-10 mm.
3.5.2. Spektrofotometri
1. Sumber
Sumber yang biasa yang digunakan adalah lampu wolfram. Tetapi untuk
daerah UV digunakan lampu hidrogen atau lampu deuterium. Kebaikan
lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada
berbagai panjang gelombang.
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya
berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis
yang diinginkan dari hasil penguraian dapat digunakan celah. Jika celah
posisinya tetap maka prisma ataupun gratingnya yang dirotasikan untuk
mendapatkan panjang gelombang yang diinginkan (Rohman, 2007).
3. Sel Absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk
pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena
gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah
10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan.
Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat
juga digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut
organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam
seluruhnya.
4. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya
pada berbagai panjang gelombang spektrofotometri yang paling sering
digunakan dalam industri farmasi adalah spektrofotometri ultra violet dan
juga cahaya tampak. Salah satu aplikasi dari spekrofotometri ultra violet
adalah penetapan kadar yang memiliki peranan panting untuk melakukan
penentuan kuantitatif bahan baku dan sediaan obat.Penentuan kadar
dilakukan dengan mengukur absorpsi maksimum dari kurva absorpsi.
Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam
larutan pada suatu medium. Disolusi menunjukkan jumlah bahan obat yang
terlarut dalam waktu tertentu. Menggambarkan efek obat secara invintro, jika
disolusi memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat
secara invitr.
e. Perhitungan
V × Fu × Bb × Kb × Au
= ⋯%
Fb × Ab × Ke
V : Volume media disolusi
Au : Absorbansi larutan uji
Ab : Absorbansi larutan baku
Bb : Berat baku kerja yang digunakan dalam preparasi larutan
baku
Fu : Faktor pengenceran larutan uji
Fb : Faktor pengenceran larutan baku
Ke : Kandungan paracetamol dalam 1 Kaplet (500mg)
Kb : Kadar baku kerja
Baku Pembanding
Kadar Working Faktor
Zat yang diuji Bobot (Bb) Absorbansi (Ab)
Standar (Kb) pengenceran (Fb)
Paracetamol 100.03 % 56.06 mg 100x100/1 0.33
Kadar
Bobo uji Faktor pengenceran
Luas Area (Au) Kaar zat aktif (%)
(Bu) uji (Fu)
60.06 mg 0.327 100x100/1 99.142
60.03 mg 0.328 100x100/1 99.495
60.12 mg 0.325 100x100/1 98.438
Rata - rata 99.025
𝐵𝑏×𝐹𝑢×𝐵𝑟×𝐾𝑏 𝑥
Faktor perkalian = = 18209.46
𝐹𝑏×𝐾𝑒×𝐴𝑏 𝑥
𝐾𝑙 ×𝐴𝑢
Kadar =
𝐵𝑢
Syarat : 90.00 % - 110.00 %
Kesimpulan : Memenuhi Syarat
PEMBAHASAN
Di PT. Errita Pharma mengacu pada : USP, Farmakope, dan CPOB sebagai
panduan atau standar untuk pemastian memenuhi persyaratan mutu produk sesuai
spesifikasi yang telah ditetapkan dari proses penerimaan barang hingga mukai
memproduksi.
Proses kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan di PT. Errita
Pharma adalah sebagai berikut adalah diantaranya :
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan Praktik Kerja
Lapangan di PT. Errita Pharma diantaranya :
1. Uji Stabilititas
Uji Stabilitas ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada
perubahan formula atau proses produksi yang dapat mempengaruhi
stabilitas secara nyata dan menetapkan kondisi pernyimpanan serta
batas kadaluarasa sediaan dengan cara meningkatkan kecepatan
penguraian secara kimia dan fisika pada kondisi penyimpanan yang
berlebihan.
2. Pengujian Produk
Pengujian produk berdasarkan metode pengujiannya masing-masing
sesuai panduan dokumen spesifikasi seperti Paracetamol CPT 500
menggunakan metode Spetofotometri.
Prinsip dari spektrofotometri mengacu pada hukum Lambert – Beer
yaitu apabila suatu cahaya monokromatis melalui suatu larutan (sampel)
maka cahaya tersebut ada yang diserap, sebagian dipantulkan, dan
sebagian lagi dipancarkan. Cahaya yang dipantulkan diterima oleh
detektor kemudian cahaya tersebut akan dihitung dan sebanding dengan
konsentrasi zat yang terlarut dalam sampel.