Anda di halaman 1dari 18

MODUL

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI RUMAH SAKIT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya
modul Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit ini dapat diselesaikan. Modul ini
merupakan pedoman bagi pelaksanaan PKPA di Rumah Sakit, agar mahasiswa dapat melakukan
persiapan sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Selain itu, modul ini bertujuan agar dapat
memberikan gambaran kepada mahasiswa, preseptor dan semua instansi yang terlibat dalam
pelaksanaan PKPA ini agar kegiatan PKPA di Rumah Sakit dapat berjalan sesuai dengan
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) guna terpenuhinya capaian pembelajaran bagi kegiatan
PKPA ini di semua sarana Rumah Sakit yang menjadi rekan atau mitra dari Program Studi
Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh civitas akademika UTA’45 Jakarta
dan rekan atau mitra kami dari Rumah Sakit, yang telah membantu dalam pembuatan modul ini.
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat. Tim penyusun juga
menerima kritik dan saran demi penyempurnaan modul PKPA di Rumah Sakit ini.

Hormat kami,

Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945. Pelayanan
kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian pada era globalisasi ini telah bergeser orientasinya dari
obat ke pasien. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang komprehensif bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Konsekuensi perubahan orientasi tersebut terjadi
terutama pada bidang klinik dan komunitas, tenaga kefarmasian dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan pekerjaan
kefarmasian.

Pendidikan tinggi mengambil peran yang sangat vital dalam menghasilkan lulusan
farmasi yang berkompeten. Hal ini didasarkan pada fungsi dan peran perguruan tinggi
sebagai penghasil sumber daya yang berkualitas berdasarkan Tri Dharma perguruan tinggi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perguruan tinggi farmasi dituntut selalu melakukan
perbaikan secara terus menerus dan harus direspon secara cepat dan aktual terutama pada era
globalisasi ini yang akan terus berkembang.

Mahasiswa calon Apoteker mendapatkan teori tentang praktik pekerjaan


kefarmasian selama perkuliahan dan ketika sudah memasuki dunia kerja mereka akan
menghadapi kenyataan di lapangan yang belum tentu sesuai dengan teori yang ada di
perkuliahan. Untuk itu dilakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) sebagai upaya
untuk memberikan bekal bagi mahasiswa agar lebih siap dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sesuai dengan kenyataan di lapangan. PKPA ini diharapkan dapat
memberikan bekal keterampilan pada calon Apoteker untuk lebih awal mengenal
permasalahan-permasalahan yang ada dalam praktik farmasi komunitas.
Kolaborasi yang produktif antara akademisi dan praktisi sangat diperlukan untuk
membangun metoda yang pragmatis, efisien, efektif, relevan dan sesuai kebutuhan, sehingga
interaksi peserta didik, ilmu pengetahuan dan praktik mempunyai orientasi bagi tercapainya
kompetensi farmasi. Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi yang bertanggung jawab
dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang pelayanan kefarmasian.
Untuk menghasilkan apoteker yang profesional maka dibutuhkan kemitraan dengan Rumah
Sakit. Kemitraan dimulai saat menjalani praktik kerja profesi Apoteker (PKPA), sehingga
pengalaman belajar praktik kefarmasian ini selanjutnya dapat membekali apoteker dalam
melakukan praktik kefarmasian di Rumah Sakit. Maka untuk menjamin keberhasilan dalam
menghasilkan apoteker yang mampu melaksanakan praktik/pekerjaan kefarmasian sesuai
standar kompetensi, maka diperlukan modul sebagai acuan dalam pelaksanaan program
PKPA di Rumah Sakit.

1.2 Tujuan PKPA di Rumah Sakit


1. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi dan tanggung jawab
Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, penegetahuan, keterampilan dan
pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan
pengembanganrumah sakit
4. Mempersiapkan calon Apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagau tenaga farmasi
yang profesional
5. Memberikan gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di RS
terutama di bidang farmasi klinis

1.3 Kompetensi yang akan Dicapai


1. Mampu melaksanakan pengelolaan obat dan alkes mulai perencanaan hingga
pendistribusiannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan pembekalan kesehatan
lainnya sesuai dengan good pharmacy practice (GPP)
3. Mampu melakukan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara baik,
sesuai dengan sifat bahan.
4. Mampu melaksanakan fungsi distribusi obat dan perbekalan lain di rumah sakit dengan
sistem distribusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit.
5. Mampu memberikan pelayanan obat kepada/untuk penderita secara profesional dengan
jaminan bahwa obat yang diberikankepadapenderita akan tepat, aman, dan efektif.
6. Mampu melaksanakan fungsi penetapan regiment dosis yang tepat; pemantauan efek
samping obat (meso) dan mengidentifikasi DRP.
7. Mampu memberikan pelayanan informasi obat kepada/untuk penderita (konseling),
masyarakat dan tenaga kesehatan lain yang membutuhkan secara profesional (kegiatan
PIO).

1.4 Sasaran
a. kriteria mahasiswa
Mahasiswa PSPA yang telah memenuhi persyaratan kerja praktik sesuai ketentuan di
Fakultas Farmasi UTA’45 Jakarta.
b. Kriteria Dosen Pembimbing dari perguruan tinggi farmasi (PTF)
i. Minimal mempunyai jenjang pendidikan Strata 2 di bidang ilmu kefarmasian
ii. Memiliki Sertifikat Kompetensi Apoteker dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
yang masih berlaku
iii. Memiliki sertifikat pelatihan perseptor
iv. Memahami praktik kefarmasian di bidang Rumah Sakit.
v. Memiliki kemampuan dan kemauan untuk memberikan pembimbingan kepada
mahasiswa mulai dari awal kegiatan PKPA sampai persiapan ujian PKPA.
c. Kriteria Pembimbing dari luar PTF/preceptor
i. Kompeten dalam bidang terkait, memiliki kemampuan mendidik dan dapat
mengalokasikan waktunya untuk mendidik dan membimbing mahasiswa PKPA
ii. Memahami acuan pembelajaran dengan benar dan baik
iii. Pembimbing PKPA memiliki sertifikat kompetensi dan STRA
iv. Memiliki sertifikat pelatihan perseptor
v. Pembimbing PKPA hadir setiap hari
d. Kriteria Rumah Sakit sebagai sarana PKPA
1. Minimal rumah sakit yang terakreditasi Utama
2. Minimal klasifikasi rumah sakit tipe C
3. Melakukan pelayanan kefarmasian meliputi manajemen farmasi dan pelayanan farmasi
klinik

BAB II PELAKSANAAN PKPA


2.1 Ketentuan Umum
a. Peserta PKPA adalah mahasiswa profesi yang telah memenuhi persyaratan untuk
mengikuti PKPA
b. Dosen Pembimbing adalah Dosen Fakultas Farmasi UTA’45 Jakarta yang memenuhi
syarat untuk menjadi pembimbing PKPA
c. Preceptor adalah dosen pembimbing yang berasal dari tempat PKPA yang telah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
d. Sarana PKPA adalah tempat yang telah memenuhi persyaratan sebagai tempat PKPA
mahasiswa profesi apoteker.

2.2 Tata Tertib


a. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian PKPA mulai dari pembekalan,
kegiatan PKPA, penyusunan tugas dan laporan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Setiap mahasiswa PKPA wajib mentaati segala peraturan dan mengikuti SOP yang telah
ditetapkan oleh Fakultas dan sarana PKPA.
c. Setiap mahasiswa diwajibkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan PKPA.
d. Wajib berpakaian dan berpenampilan rapi, sopan serta mengenakan jas putih dan tanda
pengenal.
e. Bersikap ramah, sopan, simpatik dan dapat menjalin hubungan baik kepada semua orang
di sarana PKPA.
f. Selama PKPA dilarang merokok, minum-minuman keras dan perbuatan lain yang
mencemarkan nama baik almamater dan institusi sarana PKPA.
g. Pada saat pelaksanaan PKPA mahasiswa dilarang mengaktifkan handphone yang dapat
mengganggu suasana PKPA.
h. Menjaga kedisiplinan serta menciptakan iklim yang kondusif untuk bekerja/berpraktik.
i. Apabila mahasiswa berhalangan hadir atau meninggalkan tempat PKPA harus dengan
seizin dosen pembimbing dan diwajibkan menggantinya.
j. Setiap mahasiswa wajib mengisi daftar hadir, buku monitoring, dan lembar kerja pada
modul.
k. Mahasiswa diwajibkan melakukan pembimbingan minimal 5 kali pertemuan dengan
dosen pembimbing PTF
l. Semua mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas PKPA dengan sepenuh hati dan rasa
tanggung jawab.
m. Permasalahan yang muncul selama PKPA yang belum tercantum pada butir-butir di atas
akan diatur tersendiri.

2.3. Tugas Dosen Pembimbing PKPA


a. Dosen Pembimbing Fakultas
i. Memberikan pembekalan untuk materi PKPA sesuai jadwal yang telah ditentukan.
ii. Mengantar dan menarik kembali peserta PKPA (bila diperlukan).
iii. Melakukan bimbingan, diskusi, dan supervisi selama pelaksanaan Praktik kerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
iv. Berdiskusi dengan preceptor atau pembimbing di tempat PKPA terkait materi yang
diminta dalam buku panduan selama pelaksanaan PKPA (bila diperlukan).
v. Membimbing dalam penyusunan laporan pelaksanaan Praktik kerja dan memfasilitasi
diskusi sebelum ujian PKPA komprehensif.
vi. Memberikan pengesahan laporan dan penilaian.
b. Pembimbing di Tempat PKPA (Preceptor)
i. Memberikan pembekalan sebelum pelaksanaan Praktik kerja.
ii. Melakukan bimbingan, diskusi, dan supervisi selama pelaksanaan Praktik kerja.
iii. Berdiskusi dengan Dosen Pembimbing Fakultas terkait materi yang diminta dalam
buku panduan selama pelaksanaan PKPA (bila diperlukan).
iv. Membimbing dalam penyusunan laporan pelaksanaan Praktik kerja.
v. Memberikan pengesahan laporan dan penilaian.
2.4 Metode

Metode PKPA untuk mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi UTA’45 Jakarta adalah PKPA berbasis
kompetensi, Competent based Internship (CBI), yaitu suatu metode pembimbingan PKPA
dimana mahasiswa PKPA terlibat langsung dalam dinamika nyata praktik profesi apoteker secara
sistematis dan terarah, dengan menyeimbangkan aspek knowledge, skill dan attitude sehingga
mahasiswa mampu menyerap materi serta keterampilan dalam waktu singkat meningkatkan rasa
percaya diri dan kemandirian dalam melaksanakan praktik kefarmasian di Rumah Sakit.

2.5 Mekanisme PKPA


a. Pembekalan, merupakan tahap awal proses PKPA sebagai pengantar pelaksanaan PKPA
yang dilaksanakan oleh dosen praktik dan akademisi baik di Fakultas maupun di institusi
tempat PKPA.
b. Simulasi, merupakan tahap berlatih bagi mahasiswa PKPA sebelum praktik kerja, dimana
pada tahap ini mahasiswa PKPA diberi pelatihan bagaimana melakukan teknis praktik
kefarmasian.
c. Orientasi ke lapangan, merupakan tahap lanjutan dimana mahasiswa PKPA diberi
kesempatan untuk melihat dan memahami tempat PKPA secara langsung meliputi
struktur organisasi, lay out, sistem kerja, standard operating procedure (SOP) dan lain-
lain, sebelum ikut terlibat di dalamnya.
d. Praktik kerja merupakan tahap inti dari proses-proses sebelumnya. Pada tahap ini
mahasiswa akan terlibat langsung dalam membantu pelaksanaan praktik kefarmasian di
tempat PKPA yang diatur menurut setiap station/unit/bagian dengan tugas-tugas tertentu.
e. Diskusi, merupakan forum komunikasi, konfirmasi, klarifikasi, dan pemecahan masalah
PKPA sekaligus refreshing materi.
f. Tugas-tugas (individu dan kelompok), merupakan alat bantu untuk mempermudah
mahasiswa PKPA dalam memahami materi PKPA.
g. Diskusi dan evaluasi akhir merupakan tahap cooling down PKPA, diskusi dilakukan
untuk membangkitkan semangat, motivasi, dan kesadaran akan tugas, fungsi dan
tanggung jawab sebagai calon apoteker, sehingga lebih siap untuk terjun di dunia kerja.
h. Post test oleh preceptor dan dosen akademisi merupakan tahap evaluasi untuk menilai
sejauh mana materi PKPA diserap oleh mahasiswa. Evaluasi dapat dilakukan secara lisan
ataupun tertulis.

2.6 Materi PKPA di Rumah Sakit


C.1. Materi Umum
1. perundang-undangan
2. Akreditasi
3.Struktur, tugas, dan fungsi IFRS
4. Panitia farmasi dan terapi (PTF)
5. Menejemen IFRS (pembekalan farmasi, SDM)
6. Farmasi Klinik
a. Kemampuan dalam Komunikasi,konseling dan pelayanan informasi obat
b. Kemampuan & keaktifan dalam bekerjasama dengan tim medis lainnya
Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan farmasi klinik (visite,
problem solving cases, follow up pasien, TDM (Theraupetic Drug
Monitoring), MESO)
C.2. Materi Rawat Jalan
1.Disensing
2. Patient Safety
3. Clinical Pharmacy (Konseling)
4. Monitoring ADR
5. Self Mediacation
6. Quality Assurance
C.3 Materi inap
1. Dispensing
2. Patient Safety
3. Clinical Pharmacy (PIO, Konseling, PKMRS, DUE, DRP)
4. Monitor ADR
5. Chronic patient care
6. Pharmaceutical care service antara lain penyakit dalam ginjal hipertensi
7. Quality assurance
C.4. Materi Khusus (Optional)

1. Pelayanan Sediaan dispensing steril (IV admixture)

2. Pelayanan sediaan sitostatika


3. Pengendalian resistensi antimikroba dan infeksi nosokomial;
4. Pengolahan limbah rumah sakit

C.5 Manajerial

a. Penanganan Obat dan Alkes masuk


b. Penanganan obat dan alkes keluar
c. Gudang
d. Pelayanan Obat di Apotek RS
Penanganan pada sterilisasi di RS

2.6 Beban dan Durasi PKPA


Beban SKS PKPA di Rumah Sakit adalah sebesar 8 SKS. Dengan memperhitungkan 1
sks adalah 170 menit, maka dengan belajar persemester sebanyak 16 kali pertemuan, maka
diperoleh total durasi tatap muka PKPA di Rumah Sakit sebesar 362,67 jam (8 sks X 170 menit
X 16 kali pertemuan dibagi 60 menit), artinya penyelenggaraan PKPA di Rumah Sakit minimal
yaitu sebesar 363 jam. Bobot 1 (satu) SKS PKPA setara dengan praktik 8 jam perhari selama 1
minggu (5,5 hari kerja) 45 jam/minggu. Maka durasi PKPA di RUMAH SAKIT sebesar 8 SKS
dilaksanakan selama 2 bulan atau dibagikan sesuai waktu operasional sarana PKPA di Rumah
Sakit dengan total akhir waktu pelaksanaan PKPA sebesar 363 jam.

2.7 Ketentuan Umum Penulisa Laporan PKPA


1. Lembar pengesahan yang terdapat pada laporan PKPA harus asli.
2. Laporan PKPA disusun dengan jumlah halaman dibatasi maksimal 50 halaman.
3. Jenis huruf Times New Roman (font 12) dengan jarak antar baris 1,5 spasi kecuali judul
tabel, gambar yang lebih dari satu baris, isi tabel, daftar pustaka dibuat 1 spasi.
4. Batas tepi atas dan kiri 4 cm, batas bawah dan kanan 3 cm.
5. Bagian halaman judul sampai daftar lampiran diberi nomor halaman dengan angka
romawi kecil (i, ii, dst) di sebelah tengah bawah.
6. Bagian pendahuluan sampai selesai diberi nomor halaman dengan angka arab (1, 2, dst)
di bagian kanan bawah.
7. Tabel diberi nomor secara urut dengan angka Romawi besar diikuti titik sedangkan judul
tabel tidak diikuti titik dan dibold.
8. Gambar diberi nomor secara urut dengan angka Arab diikuti titik sedangkan judul gambar
tidak diikuti titik dan dibold
II. Format Laporan PKPA di Rumah Sakit

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang PKPA
1.2 Tujuan PKPA
BAB 2. Pengetahuan umum tentang RS tempat PKPA
2.1 Profil RS tempat PKPA
• Sejarah RS tempat PKPA
• Klasifikasi RS tempat PKPA
• Visi dan misi
2.2. Patient safety (Sasaran Keselamatan Pasien)
2.3 Profil instalasi farmasi
• Struktur organisasi (Tupoksi dari masing-masing bagian)
• Pelayanan instalasi farmasi
BAB 3. PEMBAHASAN (Dibuat dalam bentuk table seperti contoh di bawah)
Pelayanan Kefarmasiaan Teori / Dasar Observasi/Pengamatan Gap
PerUU (Yang ditemukan/didapatkan
selama PKPA)
3.1. Manajemen Kefarmasian
1. Seleksi (alur penambahan obat Permenkes No 72
baru, dan proses tahun 2016
pembuatan/revisi formularium)
2. Perencanaan obat
3. Pengadaan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan obat (mencakup
penyimpanan narkotika-
psikotropika, high alert (LASA,
elektrolit konsentrat dan obat
sitostatika))
6. Distribusi obat
7. Penarikan obat (karena cacat
produksi/recall oleh bpom)
8. Pemusnahan
9. Pengendalian
10. Administrasi (indikator MENTERI
mutu farmasi) KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR :
129/Menkes/SK/II/
2008 tentang
Standar pelayanan
Minimal RS
3.2. Pelayanan Rawat Jalan
1. Alur Pelayanan Resep
• Skrining resep
• Dispensing
• Verifikasi
• Penyerahana dan
Konseling
3.3 Pelayanan Rawat Inap
1. Alur pelayanan resep rawat
inap (alur dan sistem distribusi
obat)
2. Floor stock ruangan
3. Pelayanan resep high alert
(terutama elektrolit
konsentrat)
4. Pelayanan resep narkotika
dan psikotropika (alur pelayanan
resepnya)
5. Penelusuran riwayat obat
dan Rekonsiliasi obat
6. Pemantauan terapi obat
7. Alur pelaporan dan
monitoring efek samping obat
8. Edukasi dan Konseling obat
pasien rawat inap
9. Alur dan tahapan Pelayanan
Informasi Obat (kepada Nakes)
10. Pembahasan pilihan (pilih
salah satu):
(1) Alur pelayanan dispensing
steril
(2) Alur pelayanan dispensing
sitostatika

(3) Pengendalian resistensi


antimikroba dan infeksi
nosokomial

(4) Pengolahan limbah rumah


sakit (Khususnya sediaan
farmasi)

BAB IV KESIMPULAN & SARAN


IV. Assessment/Penilaian PKPA
Penilaian diberikan oleh preceptor dan dosen pembimbing yang berasal dari PTF. Penilaian dari
preceptor di sarana PKPA meliputi:
FORM PENILAIAN UNTUK RUMAH SAKIT
Nama Mahasiswa :
Nomor Pokok Mahasiswa :
Pembimbing Kampus :
Tempat PKPA :

MATERI NILAI

Kehadiran (0-15)

Sikap dan perilaku (0-15)

Keaktifan dan Inisiatif saat proses PKPA (0-15)

Penguasaan materi saat proses PKPA (0-30)

Kedalaman pembahasan dan Penguasaan materi dalam Tugas Khusus


(0-25)

TOTAL

Note :Nilai yang diberikan berupa angka

Catatan :

Nilai A = 80-100

B = 66 - 79

C = 56 - 65

D = 46 - 55

E = 0 - 45

(……………………………………)
Pembimbing
Penilaian pembimbingan diskusi dan laporan dari dosen pembimbing PTF meliputi:
Aspek Indikator
No. Proporsi Nilai Angka Keterangan
Penilaian Penilaian
1. Logbook 30% ….
Monitoring kegiatan (0-30)
aktivitas PKPA mahasiswa
PKPA
2. Keaktifan 5% ….
selama diskusi (0-5)
Penguasaan 30% ….
materi (0-30)
Kemampuan
kompetensi
diskusi
PKPA
Kemampuan 10% ….
penyampaian (0-10)
materi
3. Tata Bahasa dan 10% ….
format laporan (0-10)
Laporan
Kesesuaian isi 15% ….
Kegiatan
laporan dengan (0-15)
kegiatan PKPA
Total Nilai Akhir

Keterangan Penilaian
Nilai huruf A = total nilai akhir ≥ 80
Nilai huruf B = total nilai akhir 66-79
Nilai huruf C = total nilai akhir 56-65
Nilai huruf D = total nilai akhir 45-55
Nilai huruf E = total nilai akhir ≤ 44
V. Logbook

LOGBOOK
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI
RUMAH SAKIT

Nama Mahasiswa :
NPM :
Nama Rumah Sakit :
Periode PKPA : s/d
Nama Preceptor :
Nama Dosen Pembimbing :

Paraf Preceptor
Paraf
Tanggal Unit/Bagian Aktivitas & Cap Rumah
Mahasiswa
Sakit

dst
VI. Form Pembimbingan Diskusi dengan Dosen Pembimbing PTF (Portofolio)

DOKUMEN PEMBIMBINGAN DISKUSI


PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI
RUMAH SAKIT

Nama Mahasiswa :
NPM :
Nama Rumah Sakit :
Periode PKPA : s/d
Nama Dosen Pembimbing :
Nama Preceptor :

Tanggal Kegiatan Hasil Umpan


Paraf
(sesuai Target pembelajaran balik
No Dosen
jadwal Pembelajaran dari
Pembimbing
per stase) Dosen

dst

Anda mungkin juga menyukai