Anda di halaman 1dari 10

Standarisasi Parameter Non Spesifik dan ....

(Nina Salamah, dkk) 21

STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK DAN


PERBANDINGAN KADAR KURKUMIN EKSTRAK
ETANOL DAN EKSTRAK TERPURIFIKASI
RIMPANG KUNYIT
STANDARDIZATION OF NON SPECIFIC
PARAMETER AND COMPARATIVE LEVELS OF
CURCUMIN EXTRACT ETHANOL AND EXTRACT OF
PURIFIED TURMERIC RHIZOME
Barokati Azizah, Nina Salamah
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Jl. Prof Dr. Supomo, Yogyakarta. Telp. (0274) 379418
Email : syifaniputri@yahoo.com

Abstrak

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman yang


mengandung senyawa kurkumin dengan berbagai aktivitas. Pemanfaatan kurkumin
dari rimpang kunyit yang banyak digunakan adalah dalam bentuk ekstrak etanol,
namun masih terdapat zat ballast sehingga menyebabkan rendahnya kadar kurkumin.
Hal ini dapat diupayakan dengan standarisasi ekstrak etanol yang terpurifikasi.
Ekstrak etanol rimpang kunyit dibuat dengan metode maserasi menggunakan etanol 96
%. Ekstrak etanol direndam dengan heksan hingga fase heksan terlihat jernih dan
diperoleh ekstrak terpurifikasi yaitu fase tak larut heksan. Kadar kurkumin ditetapkan
menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel 60 F
dan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat glasial (94 : 5 : 1) dan analisis
kuantitatif menggunakan densitometri dengan panjang gelombang maksimum 426 nm.
Kadar air ekstrak ditetapkan menggunakan metode destilasi toluen, kadar abu dan
kadar abu tidak larut asam ditetapkan menggunakan metode gravimetri. Hasil statistik
dengan LSD menunjukkan perbedaan yang bermakna kadar kurkumin dan beberapa
nilai parameter non spesifik pada ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi.

Kata kunci : Curcuma domestica, kurkumin, ekstrak terpurifikasi, parameter non


spesifik
22 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3, No. 1, 2013 :21-30

Abstract

Turmeric (Curcuma domestica Val.) is one of the plants that contain curcumin
compounds with various activity. Use of curcumin from turmeric is widely used in the
form of ethanolic extract, but there are ballast substances that cause low levels of
curcumin. This can be pursued with the manufacture of a purified of ethanolic extract.
Ethanolic extract of turmeric was made by maceration using ethanolic 96%. Ethanolic
extract soaked with hexane until the hexane phase is clear and purified extract obtained
is insoluble hexane phase. Curcumin levels determined using Thin Layer
Chromatography (TLC) method with the stationary phase silica gel 60 F and mobile
phase of chloroform: ethanolic: glacial acetic acid (94: 5:1) and be analyzed
quantitatively using densitometry with a maximum wavelength of 426 nm . The water
content of the extract determined using toluene distillation method, ash and acid
insoluble ash content determined using gravimetric method. The statistic analysis with
LSD showed significant differences of curcumin content and analysis of non-specific
parameter values on ethanolic extract and purified extract.

Keywords : Curcuma domestica, curcumin, purified extract, non-specific parameter

PENDAHULUAN Indonesia. Komponen utama kunyit


yang diketahui memiliki berbagai
Suatu simplisia tidak dapat
aktivitas adalah kurkumin, antara lain
dikatakan bermutu jika tidak memenuhi
anti virus, anti jamur (Araujo dan Leon,
persyaratan mutu yang tertera dalam
2001), anti oksidan (Jayaprakasha, et al.,
monografi simplisia. Persyaratan mutu
2006), anti kanker (Anand, et al., 2008),
yang tertera dalam monografi simplisia
antibiotik dan antiseptik (Pandey and
antara lain susut pengeringan, kadar abu
Sanjay, 2010), anti inflamasi, anti
total, kadar abu tidak larut asam, kadar
diabetes, anti imunodefisiensi, anti
sari larut air, kadar sari larut etanol, dan
aging, neuroprotective, anti koagulan,
kandungan kimia simplisia meliputi
menurunkan lipid darah (Niazi, et al.,
kadar minyak atsiri dan kadar
2010).
kurkuminoid. Persyaratan mutu ini
berlaku bagi simplisia yang digunakan Ekstrak sebagai bahan dan produk
dengan tujuan pengobatan dan kefarmasian yang berasal dari simplisia
pemeliharaan kesehatan (Depkes, 2008). harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan untuk dapat menjadi obat
Produk obat-obat herbal yang
herbal terstandar atau obat fitofarmaka.
berkualitas ditentukan salah satunya oleh
Salah satu parameter mutu ekstrak secara
mutu dari bahan baku (simplisia) atau
kimia adalah kandungan senyawa aktif
ekstrak yang digunakan. Kunyit
simplisia tersebut. Selain itu, parameter
merupakan salah satu bahan baku produk
non spesifik juga diperlukan untuk
herbal yang banyak penggunaannya di
Standarisasi Parameter Non Spesifik dan .... (Nina Salamah, dkk) 23

mengetahui mutu ekstrak. Oleh karena B. Jalannya Penelitian


itu, penelitian ini juga bertujuan untuk
membandingkan beberapa nilai Determinasi Tanaman
parameter ekstrak secara non spesifik
pada ekstrak etanol dan ekstrak Tanaman yang digunakan
terpurifikasi rimpang kunyit. Dalam dideterminasi di Laboratorium Ilmu
penelitian ini pengujian parameter non Alam Fakultas MIPA Universitas
spesifik mengacu pada persyaratan yang Ahmad Dahlan Yogyakarta.
sudah ditetapkan BPOM RI sehingga
dibatasi pada nilai parameter yang telah Pembuatan Ekstrak Etanol dan
ada yaitu penetapan kadar air, kadar abu, Ekstrak Terpurifikasi Rimpang
dan kadar abu tidak larut asam. Kunyit

Hasil penelitian ini diharapkan Ekstrak etanol kunyit dibuat


dapat memberikan informasi kadar dengan metode maserasi menggunakan
kurkumin dan beberapa nilai parameter cairan penyari etanol 96%. Maserat
mutu ekstrak pada ekstrak etanol dan diperoleh kemudian pelarutnya
ekstrak terpurifikasi rimpang kunyit dan diuapkan dengan menggunakan rotary
mengetahui manakah yang lebih baik evaporator pada suhu 500 C sampai
sehingga dapat digunakan sebagai acuan diperoleh ekstrak cair, penguapan
dalam penelitian berikutnya maupun dilanjutkan di atas waterbath pada suhu
penggunaan sebagai pengobatan. terjaga 500 C sampai diperoleh esktrak
kental.
METODE PENELITIAN Pembuatan ekstrak terpurifikasi
kunyit dilakukan dengan merendam 20 g
A. Alat dan Bahan ekstrak etanol kunyit dengan n-heksan
sampai ekstrak kental cukup terendam,
Alat-alat yang digunakan dalam
diaduk terus dan dipisahkan cairan dari
penelitian ini adalah timbangan analitik,
endapannya. Cairan n-heksan ini
alat-alat gelas laboratorium, krus silikat,
dipisahkan karena diharapkan n-heksan
kertas saring bebas abu, alat destilasi,
mampu menyari resin dan terpenoid
bejana kromatografi, pipa kapiler, lampu
penyusun minyak atsiri, sehingga
UV 254 nm, TLC- scanner, mikropipet,
ekstrak yang didapatkan merupakan
alat pendingin balik.
ekstrak kunyit terpurifikasi. Pelarutan
Rimpang kunyit yang diambil dari dengan n-heksan diulangi sebanyak 5-10
daerah Kulonprogo, Yogyakarta, kali hingga diperoleh cairan tak
fluorogusin LP, kloralhidrat LP, berwarna atau terlihat jernih. Setelah
aquadest, etanol P, Silika gel 60 F254, cairan n-heksan cukup jernih kemudian
kloroform P-Metanol P (95:5), heksan dipisahkan dari endapan dengan cara
P-etil asetat P (1:1). Pereaksi toluen didekantir dan dibiarkan hingga sisa
jenuh air untuk penetapan kadar air. n-heksan pada endapan menguap
sehingga diperoleh ekstrak terpurifikasi.
Ekstrak terpurifikasi yang diperoleh
24 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3, No. 1, 2013 :21-30

berbentuk ekstrak yang lebih padat dan etanol dan ekstrak terpurifikasi. Metode
keras berwarna coklat. uji parameter non spesifik meliputi
penetapan kadar air dan kadar abu yang
Penetapan Kadar Kurkumin terdiri dari kadar abu total dan kadar abu
tak larut asam.
a. Pembuatan larutan uji
Masing-masing sebanyak 10,0 mg HASIL DAN PEMBAHASAN
ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi Pengambilan simplisia dilakukan
kunyit dilarutkan dalam 10,0 ml etanol di satu tempat yaitu daerah Kulonprogo
p.a dalam labu ukur 10,0 ml. Yogyakarta pada bulan Maret 2012. Hal
ini dilakukan untuk menghindari variasi
b. Pembuatan larutan pembanding kandungan zat aktif dalam tanaman
Kurkumin 0,1 % dalam etanol P, karena adanya perbedaan daerah
dibuat seri kadar hingga diperoleh tumbuh, waktu panen, dan proses pasca
serapan yang mendekati serapan larutan panen.
uji. Penyarian ini menggunakan
c. Profil Kromatografi etanol 96% sebagai penyari karena
etanol adalah pelarut semi polar dan
Kromatografi Lapis Tipis yang mampu menyari sebagian besar
digunakan yaitu Silika gel 60 F254 kandungan kimia dari simplisia tersebut.
dengan fase gerak kloroform : etanol : Dalam hal penyarian, etanol memiliki
asam asetat glasial (94 : 5 : 1) dan kelebihan dibandingkan dengan air dan
dideteksi dibawal lampu UV 366 nm. metanol. Senyawa kimia yang mampu
disari dengan etanol lebih banyak dari
d. Pengukuran pada penyari metanol dan air.
Masing-masing 5 µL larutan uji Kandungan kurkumin dari ekstrak etanol
dan seri kadar larutan pembanding adalah 3-5% sedangkan dari penyari
ditotolkan pada lempeng fase diam dan methanol maupun air jauh di bawah itu
dielusi dengan fase gerak diukur secara (Pandey, et al, 2010).
KLT-Densitometri, pada panjang
gelombang 426 nm. Uji Kualitatif dan Kuantitatif
Kurkumin
Pengujian Parameter Non Spesifik
Analisis kromatografi lapis tipis
Ekstrak
(KLT) kualitatif dan kuantitatif
Pengujian parameter standard kurkumin menggunakan fase diam
ekstrak dilakukan sesuai acuan Badan lempeng silika gel 69 F254 dan fase gerak
POM dan hasilnya dibandingkan dengan kloroform : etanol : asam asetat glasial
persyaratan yang tertera pada buku (94 : 5 : 1 v/v). Sebelum dilakukan
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat penotolan sampel, fase diam harus
Indonesia yang bertujuan untuk diaktifkan dengan cara dipanaskan
membandingkan hasil pengujian terlebih dahulu dalam oven pada suhu
parameter non spesifik antara ekstrak 110o C selama 15 menit. Hal ini
Standarisasi Parameter Non Spesifik dan .... (Nina Salamah, dkk) 25

bertujuan untuk meningkatkan daya


absorbsi dari fase diam.
Pembuatan kurva baku bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara

arah Elusi
a b c d e f g h i j k l m n o p q r

konsentrasi dengan luas area. Larutan 1

standar dibuat dengan konsentrasi 0,2; 2


3
Arah Elusi

0,4; 0,8; 1,2; 1,4; dan 1,6 µg/µl.


Sedangkan larutan sampel dibuat dengan
konsentrasi 10 mg/ml dengan volume
penotolan sebanyak 5 µl. Sebelum
dilakukan pengembangan, bejana Gambar 1. Profil KLT ekstrak etanol,
pengembang dijenuhkan dengan uap fase ekstrak terpurifikasi dan kurkumin standar
gerak agar pemisahan sampel dapat
optimal dan untuk mempercepat elusi.
Keterangan :
Profil kromatografinya terlihat pada
Gambar 1. Bercak 1 (Rf 0,51) = senyawa kurkumin

Menurut pengamatan dengan UV Bercak 2 (Rf 0,36) = senyawa demetoksi


kurkumin
366 nm (Gambar 1), deteksi tidak
digunakan dengan pereaksi semprot Bercak 3 (Rf 0,25) = senyawa
karena kurkumin sudah berwarna jika bisdemetoksi
dilihat pada UV 366 nm. Pada kurkumin.
pengamatan dengan UV 366 nm terdapat Bercak a – f = ekstrak etanol
bercak dengan Rf 0,51 (bercak 1) baik terpurifikasi
pada pembanding kurkumin maupun Bercak g – l = ekstrak etanol
bercak ekstrak etanol dan ekstrak Bercak m – r = standar kurkumin
terpurifikasi. Bercak tersebut merupakan 1.6; 1.4; 1.2; 0.8;
senyawa kurkumin karena adanya 0.4 dan 0.2 µg/µl
kesamaan warna dan nilai Rf pada
Fase gerak = kloroform : etanol :
masing-masing bercak ekstrak dan asam asetat glasial
pembanding kurkumin. Pada sampel (94 : 5 : 1)
masing-masing ekstrak terdapat bercak
Fase diam = Silica gel 60 F 254
dengan nilai Rf 0,36 (bercak 2) yang
merupakan senyawa demetoksi Selanjutnya dilakukan penetapan
kurkumin dan bercak dengan nilai Rf kadar kurkumin setelah analisis kualitatif
0,25 (bercak 3) yang merupakan kurkumin. Cara penetapan kadar
senyawa bisdemetoksi kurkumin. kurkumin yaitu dengan scanning pelat
Kurkuminoid dalam rimpang kunyit KLT secara mendatar pada bercak
meliputi senyawa kurkumin, demetoksi senyawa kurkumin seluruh sampel yang
kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin. ditotolkan yaitu pada Rf 0,51. Data
Bercak senyawa demetoksi kurkumin densitometri ini berupa luas area bercak
dan bisdemetoksi kurkumin tidak yang terdeteksi oleh sinar UV dengan
ditemukan pada pembanding kurkumin. panjang gelombang 425 nm. Panjang
gelombang 425 nm merupakan panjang
26 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3, No. 1, 2013 :21-30

gelombang maksimum untuk senyawa


kurkumin. Penetapan linearitas
dilakukan dengan cara meregresikan
kadar versus luas area seri larutan
kurkumin standar sehingga didapat
persamaan kurva baku y = 20434,6525 x
+ 1348,6576
Untuk n = 6 dengan taraf
kepercayaan 95% maka harga r-tabel =
0,632 dan untuk taraf kepercayaan 99%
harga r-tabel = 0,8114 (Riwidikdo, 2008) Gambar 2. Kurva hubungan konsentrasi
kesimpulannya r-hitung = 0,9963 > r-tabel = kurkumin dengan luas area pada kurkumin
0,8114 maka dikatakan korelasi pembanding
bermakna (signifikan) dan persamaan
regresi linier y = 20434,6525 x + dengan luas area larutan standar
1348,6576 dari larutan standar kurkumin kurkumin dapat dilihat pada Gambar 2.
menunjukkan adanya hubungan yang
Kadar kurkumin dari masing-
signifikan antara konsentrasi larutan
masing ekstrak diperoleh dengan
standar kurkumin dengan luas area.
memasukkan harga luas area sampel ke
Kurva hubungan antara konsentrasi

Tabel I. Hasil penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi
rimpang kunyit secara densitometri

Luas
Berat Kadar Kadar
area X ± SD
Sampel sampel hRf kurkumin kurkumin CV (%)
sampel (%)
(mg) (µg/µl) (% b/b)
(mv)
Ekstrak etanol 10,00 51 22043,3 1,0127 20,25
10,00 51 21195,9 0,9713 19,43
10,00 51 20367,1 0,9307 18,61 19,628
± 3,11
10,00 51 21750,4 0,9984 19,97 0,6105
10,00 51 21165,7 0,9698 19,40
10,00 51 21899,2 1,0057 20,11
Ekstrak 10,00 51 27045,1 1,2575 25,15
terpurifikasi
10,00 51 27789,8 1,2939 25,88
10,00 51 26472,1 1,2295 24,59 26,217
± 4,96
10,00 51 28143,1 1,3112 26,22 1,3022
10,00 51 29659,7 1,3854 27,71
10,00 51 29703,0 1,3876 27,75
Standarisasi Parameter Non Spesifik dan .... (Nina Salamah, dkk) 27

dalam persamaan regresi linier dari rimpang kunyit berbeda secara ber-
kurva baku sehingga diperoleh kadar makna. Ekstrak etanol rimpang kunyit
kurkumin dalam sampel dalam satuan yang terpurifikasi memiliki kadar
µg/µl, kemudian dikonversikan dalam kurkumin yang lebih tinggi karena
satuan % b/b dari 10 mg ekstrak. Hasil mengandung zat pengotor atau zat balast
penetapan kadar kurkumin pada masing- yang lebih kecil daripada ekstrak etanol
masing ekstrak yang ditetapkan secara yang tidak terpurifikasi. Hal ini dapat
densitometri ditampilkan dalam Tabel I. dimanfaatkan untuk mendapatkan efek
Kadar kurkumin dalam ekstrak farmakologi yang lebih baik karena
etanol dan ekstrak terpurifikasi rimpang ekstrak terpurifikasi memiliki kandung-
kunyit diuji distribusi normal an kurkumin yang lebih tinggi dengan
(Kolmogrov-Smirnov) dan homogenitas membatasi sekecil mungkin zat balast
variannya (Levene Test) dengan taraf yang ikut tersari dalam ekstrak sehingga
kepercayaan 96%. Hasil uji distribusi dapat mengurangi efek yang tidak di-
normal tersebut memberikan harga inginkan dari penggunaan ekstrak dalam
signifikasi sebesar 0.334 lebih besar dari pengobatan.
0,05 sehigga dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal. Pada uji Pengujian Parameter Non Spesifik
homogenitas varian dengan uji Levene Ekstrak
diperoleh harga signfikasi 0.116 lebih
a. Kadar Air
besar dari 0,05 sehingga dapat di-
simpulkan bahwa data memiliki variasi Penetapan kadar air di dalam
yang homogen. Data tersebut memenuhi ekstrak, dilakukan secara destilasi.
syarat untuk uji ANOVA yaitu data Tujuan penetapan kadar air adalah me-
terdistribusi normal dan memiliki variasi ngetahui besarnya kandungan air, terkait
yang homogen.Uji ANOVA dilakukan dengan kemurnian dan kontaminasi yang
dengan uji t (LSD) dan dari nilai mungkin terjadi.
signifikasi dapat disimpulkan bahwa Dari hasil tersebut diketahui
terdapat perbedaan bermakna pada kadar bahwa ekstrak etanol rimpang kunyit
kurkumin dari masing-masing ekstrak. yang diuji mempunyai kisaran kadar air
Dari hasil penelitian ini diperoleh 6,0 – 7,0 % v/b, sedangkan ekstrak
kesimpulan bahwa kadar kurkumin pada terpurifikasi mempunyai kadar air 2,0 %
ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi v/b. Kandungan air maksimal yang di-

Tabel II. Kadar air ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi kunyit

Kadar Air (% v/b)


Sampel
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Purata ± SD
Ekstrak etanol 6,0 7,0 6,0 6,3
Ekstrak terpurifikasi 2,0 2,0 2,0 2,0
28 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3, No. 1, 2013 :21-30

perbolehkan terdapat di dalam ekstrak eksternal yang berasal dari proses awal
rimpang kunyit dalam buku Monografi sampai terbentuknya ekstrak. Selain itu
Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia penetapan kadar abu juga dimaksudkan
adalah 4,0 %. Kadar air dalam ekstrak untuk mengontrol jumlah pencemar
terpurifikasi telah memenuhi persyaratan benda-benda organik seperti tanah, pasir
sedangkan ekstrak etanol melebihi per- yang seringkali terikut dalam sediaan
syaratan. Berdasarkan analisis varian nabati. Kadar abu total yang diper-
yang dilakukan terhadap data ini, di- bolehkan dalam ekstrak rimpang kunyit
ketahui terdapat perbedaan yang ber- tidak lebih dari 0,4 % dan kadar abu tidak
makna pada kadar air dari masing- larut asam tidak lebih dari 0,08 %.
masing ekstrak. Dari hasil penetapan yang
b. Kadar Abu diperoleh diketahui bahwa kadar abu
total ekstrak etanol rimpang kunyit
Penetapan kadar abu total dan rata-rata adalah 2,41 % b/b dan ekstrak
kadar abu tak larut asam dilakukan terpurifikasi sebesar 4,10 % b/b. Kadar
dengan pengabuan ekstrak dalam krus di abu tidak larut asam ekstrak etanol
dalam tanur pada suhu 800oC. Disini rimpang kunyit adalah 0,05 % b/b dan
terjadi pemanasan bahan pada ekstrak terpurifikasi 0,08 % b/b. Kadar
temperatur dimana senyawa organik dan abu total pada masing-masing ekstrak
turunannya terdestruksi dan menguap, belum memenuhi persyaratan dan kadar
sehingga yang tertinggal hanya unsur abu tidak larut asam untuk
mineral dan anorganik. Tujuannya masing-masing ekstrak sudah memenuhi
adalah untuk memberikan gambaran persyaratan.
kandungan mineral internal dan

Tabel III. Kadar abu total ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi kunyit

Kadar Abu Total (% v/b)


Sampel
1 2 3 Purata ± SD
Ekstrak etanol 2,40 2,41 2,42 2,41
Ekstrak terpurifikasi 4,10 4,11 4,10 4,10

Tabel IV. Kadar abu tidak larut asam ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi kunyit

Kadar Abu Tidak Larut Asam (% v/b)


Sampel
1 2 3 Purata ± SD
Ekstrak etanol 0,05 0,05 0,05 0,05
Ekstrak terpurifikasi 0,07 0,08 0,08 0,08
Standarisasi Parameter Non Spesifik dan .... (Nina Salamah, dkk) 29

Berdasarkan analisis varian yang BPOM, 2010a, Acuan Sediaan Herbal


dilakukan terhadap data tersebut, ada Volume V Edisi 1. BPOM RI,
perbedaan yang bermakna antara kadar Jakarta.
abu total ekstrak etanol dan ekstrak BPOM, 2010b, Monografi Ekstrak
terpurifikasi rimpang kunyit. Kadar abu Tumbuhan Indonesia, Direktorat
tidak larut asam antara kedua ekstrak Standardisasi Obat Trandisional,
tersebut terdapat perbedaan yang tidak Kosmetik dan Produk
bermakna. Komplemen BPOM RI, Jakarta.
KESIMPULAN Depkes, 2008, Farmakope Herbal
Indonesia, Departemen Kesehatan
Kadar kurkumin ekstrak etanol Republik Indonesia, Jakarta.
dan ekstrak terpurifikasi rimpang kunyit
berbeda secara signifikan. Ekstrak etanol Jayaprakasha, G.K., Jagan Mohan Rao,
yang terpurifikasi memiliki kadar L., dan Sakariah, K. K, 2006,
kurkumin yang lebih tinggi. Nilai Antioxidant Activities of
parameter non spesifik meliputi kadar Curcumin. Demethoxycurcumin
air, kadar abu total, kadar abu tidak larut and Bisdemethoxycurcumin,
asam pada masing-masing ekstrak Food Chemistry, 98, 720-724.
memiliki perbedaan yang bermakna. Niazi, Priyanka Poonia, Vikas Gupta,
Narinderpal Kaur, 2010, Pharma-
DAFTAR PUSTAKA cotherapeutics Of Curcuma
Longa-A Potent Patent,
Aggarwal,Young-Joon Surh, Shishir
International Journal Of Pharma
Shishodia, 2008, The Molecular
Professional’s Research, 1:
Targets and Therapeutic Uses of
24-30.
Curcumin in Health and Disease,
464, Springer Science+Business Pandey, Sanjay. Katiyar, 2010,
Media, LLC, Spring Street, New Determination and Comparison of
York, USA. The Curcuminoid Pigments in
Turmeric Genotypes (Curcuma
Anand, Sundaram, Jhurani,
Domestica Val) by
Kunnumakkara and Aggarwal,
Highperformance Liquid
2008, Curcumin and Cancer: An
Chromatography, International
Old-Age Disease with an Age-Old
Journal of Pharmacy and
Solution, Cancer Letters, 1 (267) :
Pharmaceutical Sciences, 2 (4) :
133-164.
125-127.
Araujo, and Leon, 2001, Biological
Pothitirat, and Wandee Gritsanapan,
Activities of Curcuma longa L.,
2005, Quantitative Analysis of
MemInst Oswaldo Cruz, Rio de
Curcumin, Demethoxycurcumin
Janeiro, 96 (5): 723-28.
30 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 3, No. 1, 2013 :21-30

and Bisdemethoxycurcumin in the


Crude Curcuminoid Extract from
Curcuma longa in Thailand by
TLC Densitometry, Mahidol
University Journal of
Pharmaceutical Sciences,
32(1-2): 23-30.

Anda mungkin juga menyukai