Anda di halaman 1dari 11

BAB I

STUDI LITERATUR

Spektrometer massa adalah salah satu metode analisis yang dapat menentukan bobot
molekul senyawa dengan sangat akurat. Massa yang terukur untuk ion molekul suatu
senyawa merupakan jumlah dan massa isotop-isotop penyusunnya yang memiliki
kelimpahan terbesar. Nilainya akan berbeda dengan jumlah bobot atom yang diperoleh
dengan merata-ratakan bobot semua isotop alamiah suatu unsur. Karenanya, hasil
pengukuran massa secara tunggal menggunakan alat ini cukup untuk menyimpulkan rumus
kimia senyawa yang sedang diteliti.
Spektrometri massa adalah suatu metode yang berkaitan dengan produksi partikel-
partikel bermuatan yang mengandung ion induk dan fragmen-fragmen ionik dari molekul
yang dianalisis, serta pemisahan fragmen ion positif berdasarkan perbedaan nilai rasio massa
terhadap muatan. Hasil pengukurannya akan memberikan data tentang bobot molekul dalam
nilai nominal (sebagai bilangan bulat terdekat), distribusi isotop sebagai puncak-puncak
dengan tinggi relatif), dan pola-pola fragmentasi (sebagai spektrum garis). Berdasarkan data
tentang intensitas ion induk dan ion-ion fragmen, dapat diperkirakan rumus kimia senyawa
yang dianalisis, melalui kombinasi linier atom-atomnya (Silverstein, 1981).
I.1 Spektrum Massa
Ketika sinar elektron berenergi 70 volt di dalam spektrometer massa mengenai suatu
senyawa, maka sebuah elektron tunggal akan lepas dari molekul pada fasa gas tersebut dan
menghasilkan sebuah ion molekul, dalam bentuk radikal kation (M+). Spektrum massa
menunjukkan massa fragmen-fragmen bermuatan positif (termasuk ion molekul) terhadap
konsentrasi relatif. Puncak spektrum yang paling tinggi, disebut puncak dasar (base peak),
dan diberi nilai 100%. Intensitas (tinggi x faktor kepekaan) dari puncak-puncak lainnya,
termasuk juga ion molekul, ditunjukkan dalam persentase dari puncak basa. Kadangkala,
puncak ion molekul adalah juga puncak dasar.

1
I.2 Cara Kerja
Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi
tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi atau melepas
elektron sehingga menjadi ion positif. Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu
beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet. Ion-ion akan mengalami
pembelokan yang tergantung pada:
a. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion, makin besar potensial listrik yang
digunakan maka semakin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
b. Kuat medan magnet, makin kuat magnet makin besar pula pembelokan.
c. Massa partikel atau ion, makin besar massa partikel maka semakin kecil pembelokan.
d. Muatan partikel, makin besar muatan maka semakin besar pembelokan.
Sampel yang akan dianalisis dimasukkan pada tempat pengionan dibagian pertama
dari alat spektroskopi. Salah satu teknik ionisasi adalah tumbukan elektron (Electron
Impact). Dalam ruang pengionan, uap sampel ditumbuk dengan elektron berenergi tinggi
yakni sebesar 70 eV. Energi yang diserap molekul sampel akan mendorong pengionan atau
pelepasan elektron dari orbital ikatan. Energi ditransfer ke arah pembentukan ion melalui
proses tumbukan seperti persamaan berikut.
A-B-C + e- = A-B-C + 2e-
Metode ini banyak digunakan untuk sampel yang volatil dan stabil pada temperatur
tinggi. Secara umum, spektroskopi massa dengan metode tumbukan elektron yang
menghasilkan ion positif (kation) lebih disukai dibandingkan yang menghasilkan ion negatif
(anion). Hal ini karena terdapat banyak publikasi atau literatur terkait pola fragmentasi ion
positif.

2
BAB II
REVIEW JURNAL

Buah kundur telah digunakan sebagai sayuran dan obat tradisional. Buah kundur
dimanfaatkan sebagai obat pembersih usus dan penyembuh penyakit fisik seperti penyakit
kulit dan demam. Buah kundur juga telah digunakan untuk menyembuhkan epilepsi, gonore
(kencing nanah) dan infeksi organisme seperti membersihkan cacing dalam usus.
Pemanfaatan buah kundur telah banyak diketahui namum pengetahuan tentang
kandungan kimia yang sudah dipelajari pada buah kundur masih sangat terbatas. Buah
kundur mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, thiamine, riboflavin. Sheemole et
al. (2016) melaporkan komponen buah kundur hasil analisa dengan menggunakan LC-MS.
Dalam penelitian ini identifikasi dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Gas-
Spektrometer Massa (KG-SM) pada komponen-komponen yang terdapat dalam ekstrak
etanol buah kundur.
II.1 Alat dan Bahan
II.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set alat soklet, satu set alat
destilasi, satu set alat kromatografi kolom, oven, rotary evaporator Buchi B-720, GC-
MS dan lampu UV 254 dan UV 365 nm.
II.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kundur, petroleum eter,
etanol, heksana, silica gel 60 dan silica gel G254.
II.2 Cara Kerja
a. Pembuatan simplisia buah kundur
1) Dicuci buah kundur
2) Dikupas kulitnya dan dibuang bijinya
3) Dipotong tipis-tipis dan dikeringkan dengan oven pada suhu 100°C selama 3-
4 jam
4) Diblender sampai berbentuk serbuk
b. Pembuatan ekstrak etanol buah kundur
1) Diekstraksi buah kundur sebanyak 35 g dengan metode soklet menggunakan
350 mL petroleum eter selama 24 jam
2) Dikeringkan residu hasil ekstraksi

3
3) Dimaserasi dalam etanol 150 mL selama 24 jam
4) Disaring dengan Buchner
5) Diulangi langkah-langkah tersebut sebanyak 3 kali
6) Filtrate yang terkumpul dipekatkan dengan rotary evaporator
c. Pembuatan fraksi buah kundur
1) Dimasukkan ekstrak etanol sebanyak 1,5 mL ke dalam kolom yang berdiameter
1,5 cm, panjang 50 cm dan terisi 30 g silica gel 60
2) Dielusi menggunakan pelarut 100 mL dengan perbandingan v/v untuk n-
heksan:etanol berturut-turut adalah 10:0, 7,5:2,5, 1:1, 1:3 dan 0:10.
3) Ditampung eluat setiap 2 mL dalam tabung reaksi dan diuapkan pelarutnya
4) Ditentukan fraksi-fraksinya dan dilakukan uji dengan KG-SM
d. Identifikasi senyawa kimia fraksi buah kundur dengan kromatografi gas-
spektrometer massa (KG-MS)
Kondisi operasi KG-MS saat analisis sampel buah kundur adalah jenis
pengionan EI (electron impact) 70 EV, jenis kolom CD sil 5 CB, panjang kolom 25
m, suhu kolom 80-250°C, gas pembawa He 10 KPa, suhu detector 260°C dan
kecepatan kenaikan suhu 10°C/menit.
II.3 Hasil dan Pembahasan
Pembuatan Sampel
Buah kundur sebanyak 7 kg menghasilkan 150 g serbuk kering berwarna putih.
Hasil ekstraksi soklet 35 g serbuk kundur dengan 350 mL petroleum eter menghasilkan
ekstrak encer berwarna kuning kehijauan sebanyak 255 mL. Residu dari ekstraksi
soklet kemudian dimaserasi dengan etanol menghasilkan ekstrak etanol pekat
berbentuk cairan yang berwarna coklat kehitaman sebanyak 15 mL. Eluat hasil
kromatografi kolom dikelompokkan menjadi 3 fraksi. Pada fraksi 1 terdapat endapan
berwarna kuning dengan bau seperti rempah-rempah. Fraksi 2 berwarna kuning
kecoklatan dan bau yang menyengat. Fraksi 3 terdapat cairan berwarna kuning
kecoklatan dengan bau yang kurang tajam.
Analisis Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (KG-SM)
Kromatogram hasil analisis KG-SM dari fraksi menunjukkan 8 puncak yang
terpisah. Analisis spectrometer massa dilakukan terhadap 5 puncak yang tertinggi dari
8 puncak yang dihasilkan dari pemisahan KG-SM fraksi 1 (Gambar 1).

4
Gambar 1. Hasil KG-SM fraksi 1 ekstrak etanol buah kundur

Puncak 1 (Senyawa a)
Spektra massa senyawa a dengan waktu retensi 17,692 menit dan fragmentasi
senyawa a dapat dilihat pada Gambar 2. Senyawa a diperkirakan mempunyai ion
molekul massa dengan m/z 195. Senyawa ini diduga merupakan suatu senyawa nitril
alifatik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya puncak dasar yang terdapat pada m/z 41 yang
merupakan puncak dasar senyawa nitril alifatik. Puncak ini berasal dari [CH2CNH]+.
Dugaan ini juga diperkuat dengan adamnya puncak pada m/z 97 pada spektra massa
senyawa a yang merupakan puncak khas senyawa nitril alifatik. Selain itu puncak ion
molekul pada m/z 195 yang bernilai ganjil menunjukkan bahwa senyawa tersebut
mengandung atom nitrogen yang jumlahnya ganjil. Puncak pada m/z 97 berasal dari
[(CH2)5CNH]+. Fragmen pada m/z 83 adalah [CH3(CH2)3 CH]+ dan fragmen pada m/z
55 adalah [CH3CH2CN]+. Senyawa a diperkirakan adalah tridekananitril. Perkiraan
fragmentasi tridekananitril ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 2. Spektra massa senyawa a

5
Gambar 3. Perkiraan mekanisme fragmentasi senyawa tridekananitril

Puncak 2 (Senyawa b)
Spektra massa senyaw b dengan waktu retensi dan fragmentasinya dapat dilihat
pada Gambar 4 dan Tabel 1. Senyawa b diperkirakan mempunyai ion molekul massa
dengan m/z 223. Senyawa ini diduga merupakan suatu senyawa nitri alifatik. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya puncak dasar yang terdapat pada m/z 41 yang merupakan
puncak dasar senyawa nitril alifatik. Puncak dasar ini berasal dari [CH2CNH]+.
Dugaan ini juga diperkuat dengan adanya puncak pada m/z 97 pada spektra massa
senyawa b yang merupakan puncak khas senyawa nitril alifatik. Selain itu puncak ion
molekul pada m/z 223 yang bernilai ganjul menunjukkan bahwa senyawa tersebut
mengandung atom nitrogen yang jumlahnya ganjil. Puncak pada m/z 97 berasal dari
[(CH2)5CNH]+. Fragmen pada m/z 83 adalah [CH3(CH2)3CN]+ dan fragmen pada m/z
55 adalah [CH3CH2CH]+. Senyawa b diperkirakan adalah pentadekananitril. Perkiraan
fragmentasi pentadekananitril ditunjukkan pada Gambar 5.

6
Gambar 4. Spektra massa senyawa b

Tabel 1. Data m/z senyawa yang teridentifikasi dari fraksi 1 ekstrak etanol buah kundur

7
Gambar 5. Perkiraan mekanisme fragmentasi senyawa pentadekananitril

Puncak 5 (Senyawa c)
Senyawa c mempunyai waktu retensi 21,317 dan fragmentasi senyawa c dapat
dilihat pada Gambar 6 dan Tabel 1. Puncak dasar terdapat pada m/z 41. Puncak paling
kanan pada spektra massa terdapat pada m/z 268. Pola fragmentasi senyawa c belum
dapat dianalisis karena data pendukung dan sekunder belum ditemukan. Sehingga
analisis lebih lanjut terhadap spektra massa senyawa ini tidak dilakukan.

Gambar 6. Spektra massa senyawa c

Puncak 6 (Senyawa d)
Spektra massa senyawa d dengan waktu retensi 21,567 dan fragmentasinya dapat
dilihat pada Gambar 7 dan Tabel 1. Senyawa d diperkirakan mempunyai ion molekul
massa dengan m/z 251. Senyawa d diduga merupakan suatu senyawa nitril alifatik.
Hal ini ditunjukkan oleh adanya puncak dasar yang terdapat pada m/z 41 yang
merupakan puncak dasar senyawa nitril alifatik. Puncak dasar ini berasal dari
[CH2CNH]+. Dugaan ini diperkuat juga dengan adanya puncak pada m/z 97 pada

8
spektra massa senyawa d yang merupakan puncak khas senyawa nitril alifatik. Selain
itu puncak ion molekul pada m/z 251 yang bernilai ganjil menunjukkan bahwa
senyawa tersebut mengandung atom nitrogen yang jumlahnya ganjil. Puncak pada m/z
97 berasal dari [(CH2)5CNH]+. Fragmen pada m/z 83 adalah [CH3(CH2)3CN]+ dan
fragmen pada m/z 55 adalah [CH3CH2CN]+. Senyawa d diperkirakan adalah
heptadekananitril. Perkiraan fragmentasi heptadekananitril ditunjukkan pada Gambar
8.

Gambar 7. Spektra massa senyawa d

Gambar 8. Perkiraan mekanisme fragmentasi senyawa heptadekananitril

9
Puncak 6 (Senyawa d)
Spektra massa senyawa d dengan waktu retensi 21,567 dan fragmentasinya dapat
dilihat pada Gambar 7 dan Tabel 1. Senyawa d diperkirakan mempunyai ion molekul
massa dengan m/z 251. Senyawa d diduga merupakan suatu senyawa nitril alifatik.
Hal ini ditunjukkan oleh adanya puncak dasar yang terdapat pada m/z 41 yang
merupakan puncak dasar senyawa nitril alifatik. Puncak dasar ini berasal dari
[CH2CNH]+. Dugaan ini diperkuat juga dengan adanya puncak pada m/z 97 pada
spektra massa senyawa d yang merupakan puncak khas senyawa nitril alifatik. Selain
itu puncak ion molekul pada m/z 251 yang bernilai ganjil menunjukkan bahwa
senyawa tersebut mengandung atom nitrogen yang jumlahnya ganjil. Puncak pada m/z
97 berasal dari [(CH2)5CNH]+. Fragmen pada m/z 83 adalah [CH3(CH2)3CN]+ dan
fragmen pada m/z 55 adalah [CH3CH2CN]+. Senyawa d diperkirakan adalah
heptadekananitril. Perkiraan fragmentasi heptadekananitril ditunjukkan pada Gambar
8.

Gambar 9. Spektra massa senyawa e

10
BAB III
PENUTUP

Isolasi komponen kimia buah kundur dalam pelarut etanol yang dilakukan dengan cara
maserasi menghasilkan ekstrak etanol pekat berbentuk cairan berwarna coklat kehitaman.
Isolasi dengan kromatografi kolom menghasilkan 3 fraksi. Analisis spektra KG-SM pada
fraksi 1 menunjukkan senyawa-senyawa yang teridentifikasi diperkirakan adalah
tredekananitril, pentadekananitril dan heptadekananitril. Fraksi 2 dan fraksi 3 tidak
menghasilkan puncak pada kromatogram hasil analisa dengan KG-SM.

11

Anda mungkin juga menyukai