Anda di halaman 1dari 36

Interaksi Obat

1
PUSTAKA

1. Drug Interaction – Stockley


2. Richard Hacknes : Interaksi Obat

2
PENDAHULUAN
• Drug Related Problem (DRP’s) salah satunya adalah potensi terjadi
interaksi obat.
• Interaksi obat dapat berupa
– interaksi obat – obat
– interaksi obat – makanan
– interaksi obat – data laboratorium
• Terjadinya Interaksi Obat dapat menyebabkan keuntungan atau
kerugian
 Contoh kerugian karena interaksi obat : dimana berakibat
ribuan orang harus dirawat dirumah sakit. Data th 1990 di
Amerika dari 4 pasien yg mendapatkan resep, 1 orang pernah
mengalami IO yang menimbulkan gangguan yang serius, ataupun
dapat berakibat fatal.
3
PENDAHULUAN
Hasil farmakologis terjadinya interaksi obat:
• Efek potensiasi  obat yang satu memperkuat efek obat lain sehingga
efek total obat melebihi dari jumlah aljabarnya
Contoh : obat penenang diberikan bersama dengan alkohol, sehingga
menyebabkan efek total depresi SSP dapat membahayakan penderita
• Efek antagonis
– obat yang satu menghambat kerja obat yang lain, sehingga efeknya
berkurang
Contoh : antasida dengan tetrasiklin, akan berikatan kompleks
sehingga menyebabkan absorpsi tetrasiklin terhambat
– Inaktivasi obat yang satu oleh obat yang lain menyebabkan obat
pertama tidak/kurang memberikan efek yang dikehendaki
Contoh: gentamisin diberikan bersamaan dengan penisilin, akan
mengakibatkan inaktivasi gentamisin

4
KEMUNGKINAN TERJADINYA INTERAKSI OBAT
• Bila dua obat dicampur, kemungkinan terjadinya interaksi obat
hanya satu
• Bila akan memberi kombinasi beberapa obat, harus diyakini tidak
ada interaksi yang merugikan
• Bila sejumlah n obat dicampur, kemungkinan interaksi :
– Interaksi berdasarkan segi obat : ½ n (n-1)
– Interaksi jika memperhitungkan faktor penderita : ½ n (n-1) x
• Bagaimana menghindari interaksi obat  hindari polifarmasi

5
KEMUNGKINAN TERJADINYA INTERAKSI OBAT

R/ Propanolol tablet No. XXX


S 1 dd 1
R/ Pseudoefedrin fl no. II
S 3 dd 1 ctm
R/ Glibenkamid tablet No. XXX
S 1 dd 1

• Berapa kemungkinan terjadi interaksi?


• Interaksi apa sajakah yang mungkin terjadi?

6
KEMUNGKINAN TERJADINYA INTERAKSI OBAT
R/ Propanolol tablet No. XXX
S 1 dd 1
R/ Pseudoefedrin fl no. II
Telaah resep:
S 3 dd 1 ctm n=3
R/ Glibenkamid tablet No. XXX
S 1 dd 1 Interaksi berdasarkan segi obat :
= ½ n (n-1)
= ½ 3 (3-1)
=3

Interaksi yang mungkin terjadi:


1. Propanolol – Pseudoefedrin
2. Propanolol – Glibenklamid
3. Pseudoefedrin – Glibenklamid
7
KEMUNGKINAN TERJADINYA INTERAKSI OBAT
R/ Propanolol tablet No. XXX
S 1 dd 1
R/ Pseudoefedrin fl no. II
S 3 dd 1 ctm
R/ Glibenkamid tablet No. XXX
S 1 dd 1 Berapa kemungkinan terjadi
interaksi?
R/ Metfomin tablet No. XXX
S 1 dd 1
R/ Kaptopril tablet No. XXX
S 1 dd 1

Bagaimana menghindari interaksi obat  hindari polifarmasi


8
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT

1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
3. Penyakit yang sedang diderita penderita
4. Fungsi hati penderita
5. Fungsi ginjal penderita
6. Kadar protein dalam darah/serum penderita
7. pH urin penderita
8. Diet penderita (interaksi dengan makanan/minuman)

9
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT

1. Umur penderita
a. Bayi dan balita
Proses metabolik belum sempurna, efek obat dapat lain
b. Orang lanjut usia
- Orang lanjut usia relatif lebih sering berobat daripada orang
muda
- Orang lanjut usia lebih sering menderita penyakit kronis
sperti hipertensi, kardiovaskuler, diabetes, arthritis
- Pada orang lanjut usia seringkali fungsi ginjal menurun,
sehingga ekskresi obat terganggu, juga kemungkinan fungsi
hepar terganggu
- Diet orang lanjut usia seringkali tidak memadai

10
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT

1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
Perbedaan suku bangsa dapat memberikan perbedaan
metabolisme obat
a. Fast acetylators dan slow acetylators, kebanyakan orang
Timur termasuk fast acetylators sedangkan kebanyakan orang
Barat tergolong slow acetylator
b. Ada perbedaan respons obat dari bangsa yang berbeda
terhadap beberapa obat, a.l Procainamid, fenilbutazon,
nortriptilin

11
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT

1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
3. Penyakit yang sedang diderita penderita
Pemberian obat yang merupakan kontra indikasi untuk penyakit
tertentu, misalnya : obat flu yang mengandung kofein, tidak
diperbolehkan pada penderita jantung
4. Fungsi hati penderita
Fungsi hati yang terganggu akan menyebabkan metabolisme obat
terganggu karena biotransformasi obat sebagian besar terjadi di
hati

12
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT

1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
3. Penyakit yang sedang diderita penderita
4. Fungsi hati penderita
5. Fungsi ginjal penderita
Fungsi ginjal terganggu akan mengakibatkan ekskresi obat
terganggu, ini akan mempengaruhi kadar obat dalam peredaran
darah, dapat juga memperpanjang waktu paruh biologik (t1/2)
obat. Jika terjadi interaksi obat, maka:
- Dosis obat dikurangi
- Interval waktu antara pemberian obat diperpanjang
- Kombinasi dari kedua hal tersebut di atas

13
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT
1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
3. Penyakit yang sedang diderita penderita
4. Fungsi hati penderita
5. Fungsi ginjal penderita
6. Kadar protein dalam darah/serum penderita
Bila kadar protein dalam darah penderita di bawah normal,
makan akan berbahaya terhada pemberian obat yang ikatan pada
proteinnya tinggi.
Misalnya: Fenitoin, kadar obat bebas (free drug) akan lebih tinggi
sehingga efek obat juga akan lebih intens
7. pH urin penderita
pH urin dapat mempengaruhi eksresi obat dalam tubuh, a.l.
preparat Sulfa
14
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA INTERAKSI OBAT
1. Umur penderita
2. Faktor-faktor farmakogenetik penderita
3. Penyakit yang sedang diderita penderita
4. Fungsi hati penderita
5. Fungsi ginjal penderita
6. Kadar protein dalam darah/serum penderita
7. pH urin penderita
8. Diet penderita (interaksi dengan makanan/minuman)
Diet dapat mempengaruhi absorpsi dan efek obat, al:
- Tetrasiklin diminum dengan susu, sebagian tetrasiklin tidak
dapat diabsorpsi karena terikat pada unsur calsium dalam susu
(khelat)
- Penisilin diminum dengan air jeruk yang asam lainnya, akan
menyebabkan dekomposisi dari penisilin
- MAO inhibitor jangan diberikan bersamaan dengan minuman
yang mengandung alkohol, makanan coklat, keju, hati, ragi,
yoghur karena dapat menyebabkan krisis hipertensi
15
JENIS INTERAKSI OBAT

• Interaksi Farmasetik  interaksi terjadi in


vitro (waktu obat dicampurkan)
• Interaksi Farmakokinetik  ditinjau dari segi
mekanisme kerjanya
• Interaksi Farmakologik/Farmakodinamik 
ditinjau dari efek farmakologinya

16
INTERAKSI FARMASETIK
1. Interaksi fisik
 Interaksi yang dikarenakan sifat fisik obat, dan pada
bentuk sediaan yang diberikan. Interaksi dapat terjadi
pada waktu pencampuran, juga sebelum obat masuk
ke dalam tubuh
Contoh : norit akan mengadsorpsi obat lain jika
diberikan bersamaan
2. Interaksi kimiawi
3. Interaksi farmasetik

17
INTERAKSI FARMASETIK
1. Interaksi fisik

2. Interaksi kimiawi
 Interaksi yang terjadi karena pencampuran dua obat dapat
menyebabkan pembentukan zat baru dengan khasiat yang
berbeda dari bahan asal
- Terbentuk zat yang lebih beracun
Asetosal dan Kinin akan membentuk Kinotoksin
- Terbentuk garam kompleks yang tidak larut dalam cairan
saluran cerna
Tetrasiklin dan kalsium fosfat akan membentuk garam
kompleks
- Terbentuk endapan
Injeksi tetrasiklin dan dekstrosa 5%, akan menyebabkan infus
keruh dan berbahaya jika diberikan intravena
3. Interaksi farmasetik 18
INTERAKSI FARMASETIK
1. Interaksi fisik
2. Interaksi kimiawi
3. Interaksi farmasetik
Fenobarbital tidak larut air, sehingga untuk sediaan
larutan diganti dengan fenobarbital natrium

19
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Mekanisme ditinjau dari LADME
- Liberasi
- Absorpsi
- Distribusi
- Metabolisme
- Ekskresi

20
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Absorpsi disaluran cerna obat dapat dipengaruhi
oleh penggunaan bahan lain yang :
1. memiliki permukaan yang luas
2. mengikat atau mengkhelasi
3. mengubah pH lambung
4. mengubah motilitas gastro intstinal
5. Mempengaruhi transpor protein

21
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Absorpsi

22
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism
Interaksi dapat dikarenakan perubahan aliran darah
menuju hati atau adanya inhibisi/induksi pada first pass
metabolisme
2. Induksi enzym
3. Inhibisi enzym

23
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism

2. Induksi enzym
Obat tertentu dapat meningkatkan
kerja enzym di hati untuk melakukan
metabolisme, sehingga jika suatu
obat A dan B diberikan bersama, dan
obat A mempunyai kemampuan
menginduksi enzym hati untuk
metabolisme obat B, maka
menyebabkan kadar obat B (bentuk
bebas) dalam darah berkurang,
sehingga efek obat B juga akan
berkurang
24
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism

2. Induksi enzym
Obat tertentu dapat meningkatkan
kerja enzym di hati untuk melakukan
metabolisme, sehingga jika suatu
obat A dan B diberikan bersama, dan
obat A mempunyai kemampuan
menginduksi enzym hati untuk
metabolisme obat B, maka
menyebabkan kadar obat B (bentuk
bebas) dalam darah berkurang,
sehingga efek obat B juga akan
berkurang
25
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism
2. Induksi enzym

3. Inhibisi enzym
Obat tertentu dapat menurunkan kerja enzym di hati untuk
melakukan metabolisme,
sehingga jika suatu obat A dan B diberikan bersama, dan obat A
mempunyai kemampuan menginhibisi enzym hati untuk
metabolisme obat B, maka menyebabkan kadar obat B (bentuk
bebas) dalam darah bertambah, sehingga efek obat B juga akan
meningkat

26
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism

2. Induksi / Inhibisi enzym

27
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first
pass metabolism

2. Induksi /
Inhibisi enzym

28
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Metabolisme
Hal yang mempengaruhi:
1. Perubahan pada first pass metabolism

2. Induksi / Inhibisi enzym

29
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Ekskresi
Umumnya obat diekskresi melalui empedu atau urin.
Pada saat ekskresi
melalui urin, akan
dipengaruhi oleh pH
cairan.
Jika pH urin asam, akan
meningkatkan ekskresi
obat yang bersifat basa,
sedangkan jika pH urin
basa, akan
meningkatkan eksresi
obat yang bersifat asam

30
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Ekskresi
Interaksi obat juga akan dipengaruhi oleh aktivitas tubulus ginjal.
Obat yang menggunakan sistem transport yang sama akan
berkompetisi untuk ekskresi obat lain.
Misal: Probenesid dapat menghambat ekskresi obat lain, sehingga
meningkatkan kadar obat tsb dalam serum

31
INTERAKSI FARMAKOKINETIK
Ekskresi
Hal lain yang dapat mempengaruhi adalah:
- Aliran darah ke ginjal
- Fungsi empedu

32
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

Apabila obat-obat dg efek farmakologis yang serupa


diberikan bersama  timbul respon additif atau
sinergis.
Sebaliknya apabila obat2 dg efek farmakologis
berlawanan dapat menurunkan respon dari satu
obat atau kedua obat tersebut
Interaksi ini relatif umum dlm praktek klinis , namun
efek2 dpt diminimalisir, jika diantisipasi dg upaya
penanganan yang tepat

33
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

34
INTERAKSI FARMAKODINAMIK

35
TERIMA KASIH
36

Anda mungkin juga menyukai