1. Hubungan antara pemilihan rute reaksi dan green chemistry
Penggunaan dan pemilihan katalis dalam reaksi kimia dapat memperpendek rute reaksi karena semakin cepat proses reaksi yang terjadi akan meminimalisir limbah yang dihasilkan, sehingga dapat mencegah pencemaran lingkungan dan mendukung dalam upaya green chemistry. 2. Yang dimaksud dengan green chemistry Green chemistry adalah implementasi berkelanjutan dari sains dan industry kimia dalam kerangka ekologi industry yang berkelanjutan, aman dan tidak menimbulkan polusi serta meminimalkan penggunaan energy dan sumber daya material yang tidak menghasilkan limbah. Secara singkat, green chemistry merupakan desain produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan pengunaan dan pembentukan zat berbahaya serta dapat meminimalkan biaya produksi. 3. Prinsip green chemistry ada 12, yaitu : a. Pencegahan timbulnya limbah dalam proses b. Memaksimalkan penggunaan atom ekonomi c. Mendesign proses sintesis yang aman d. Mendesign produk kimia yang aman e. Menggunakan pelarut yang aman f. Meningkatkan effiseiensi energy dalam reaksi g. Menggunakan bahan baku yang dapat terbarukan h. Mengurangi produk derivatisasi dan modifikasi sementara i. Menggunakan katalis j. Mendesign bahan kimia yang mudah terdegradasi k. Menggunakan metode analisis secara langsung untuk mengurangi polusi l. Meminimalisasi potensi kecelakaan Judul TPP kelompok kami yaitu, prarancangan pabrik kimia kalsium klorida dari asam klorida dan batuan kapur. Hal terpenting dari proses akhir pabrik ini yaitu, unit pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengolah limbah yang dihasilkan dalam pabrik, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang dihasilkan dari pabrik kalsium klorida ini secara umum menjanjikan karena tidak hazardous dan toxic serta banyak digunakan sebagai bahan presipitan limbah cair berbagai industri.Secara umum, limbah industri ini dibagi menjadi 3 fasa: 1. Limbah Gas Emisi limbah gas yang dihasilkan pabrik ini adalah gas karbon dioksida (CO2) yang termasuk ke dalam komponen gas yang tidak berbahaya. Limbah gas ini akan langsung dibuang setelah dilakukan penyaringan gas (filter) sebelum dilepaskan ke kawasan hijau untuk diserap sebagian oleh tumbuhansebagai bahan fotosintesis. 2. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan pabrik ini secara umum dibagi menjadi sampah padat kota (municipial waste) dan limbah residu padat yang mengendap pada proses sedimentasi. limbah padat ini bersifat netral karena telah mengalami penetralan sebelumnya dalam reaktor netralisa. Limbah padat ini tergolong dalam environemntally friendly waste. 3. Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan dari pabrik sintesis CaCl2 cukup ramah lingkungan karena hanya merupakan sludge yang berasal dari endapan hidroksida. Proses pengolahan limbah cair ini disusun dengan 3 proses, yaitu waste pre treatment, primary treatment dan tertiary treatment. Primary treatment bertujuan untuk mengendapkan komponen padatan dengan densitas lebih besar untuk memurnikan limbah. Tertiary Treatment digunakan membunuh bakteri patogen yang dapat berbahaya bagi lingkungan maupun bakteri yang tahan asam (acid resistant bacteria). Pada proses pengolahan limbah cair ini tidak digunakan secondary treatment karena limbah ini tidak bersifat biodegradable serta bertujuan menghemat biaya investasi pengolahan limbah. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prarancangan pabrik kimia kalsium klorida dengan bahan baku asam klorida dan batuan kapur merupakan salah satu rancangan pabrik kimia yang proses pengolahan limbahnya telah mempertimbangkan prinsip-prinsip green chemistry.