Disusun Oleh :
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
MAKALAH “DAGUSIBU” ........................................................................................ 51
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 58
BAB III METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 60
Gambar 1. Logo Obat Bebas ..................................................................................................... 61
Gambar 2. Logo Obat Bebas Terbatas...................................................................................... 61
Gambar 4. Logo Obat Psikotropik ........................................................................................... 62
Gambar 5. Logo Narkotika ....................................................................................................... 63
BAB V Kesimpulan dan Saran ................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 67
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Sarana Prasarana Kesehatan di Puskesmas Lanjas 2020 .............. 29
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia.
Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari- harinya dengan
Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik
fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan hal tersebut, diselenggarakan
program pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dan terpenting dari
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Kesehatan Republik Indonesia No. 43 tahun 2019, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
wilayah kerjanya
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan
kepada produk (Drug Oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
dimana yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu tenaga teknis kefarmasian
dan Apoteker. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat mempunyai peran penting karena terkait langsung dengan
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
masyarakat.
2
1.2. Tujuan PKPA di Puskesmas
profesi apoteker di Puskesmas dalam kaitan dengan peran, tugas dan fungsi
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
3
b. Mahasiswa mampu memahami peran, fungsi dan tanggung jawab Apoteker dalam
Puskesmas.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
meliputi:
a. paradigma sehat;
c. kemandirian masyarakat;
preventif,
Pelayanan Kesehatan,
(Permenkes,2016).
6
2.3. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan :
kefarmasian.
Masyarakat.
Puskesmas.
Kefarmasian Di Puskesmas.
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Apoteker adalah sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
7
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Permenkes, 2014).
Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan
sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
meliputi:
a. perencanaan kebutuhan;
b. permintaan;
c. penerimaan;
d. penyimpanan:
e. pendistribusian;
f. pengendalian;
c. Konseling
8
d. Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu
2016).
Habis Pakai yang baik. Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam rangka
a. perkiraan jenis dan jumlah Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang
9
mendekati kebutuhan;
Puskesmas. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada
10
2) Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
setempat.
Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
dalam menerima Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
kemasan/peti, jenis dan jumlah Obat, bentuk Obat sesuai dengan isi
11
Obat yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan di
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
pengeluaran dan penyerahan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
kebutuhan Obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
12
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
a. Pengendalian persediaan;
13
c. Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
b. Telah kadaluwarsa;
terdiri dari:
14
yangakan dimusnahkan;
pihak terkait;
dalam rangka penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara
tertib, baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
telahdilakukan;
9) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
15
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai menurut ISO 9001
(2000), meliputi:
2000)
data yang dipakai adalahjumlah pemakaian obat satu tahun dan stok obat.
adalah proses penilaian terhadap kinerja pemasok yang diajak kerja sama.
16
terbuka. Prosedur penetapan pemasok yaitu:
a. Informasi pemasok
lain.
b. Daftar pemasok
timpengadaan.
pengadaan.
seleksi.
17
2) Bagian staf tim pengadaan mengajukan daftar pemasok terpilih
ketua timpengadaan.
e. Reevaluasi pemasok
terpilih.
18
1) Bagian pembelian melaporkan hasil evaluasi pemasok terpilih
terpilih.
ditetapkan.
pengadaan.
laporanhasilevaluasi pemasok.
i. Dokumentasi
evaluasi danreevaluasi.
19
terpilih, Daftar pemasok tidak terpilih, Brosur
barang.
Malimongan Baru
20
puskesmas.
pemasok.
pemasok.
e. Bila ada surat penawaran harga yang tidak sesuai dengan harga
Dalam hal ini, material adalah bahan atau barang yang digunakan untuk
21
b. Penerimaan material
materialmeliputi:
4) Pendistribusian material
22
gudang ke kelurahan atau ke poli terkait.
permintaan/ distribusi.
b. Pelaksanaan distribusi
23
didokumentasikan.
stok diletakkan di dekat obat (di dalam lemari apotek). Kolom yang
persediaan, asal pabrik obat, no. batch, dan kadaluarsa. Kartu stok
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil
24
BAB III
SKRINING RESEP
3.1.Skrining Resep
Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang apoteker dalam proses pelayanan
farmasetis, dan pertimbangan klinis pada resep. Saat apoteker menemukan suatu
masalah, dan pada kasus tertentu harus berkonsultasi dengan dokter dengan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku. Resep mempunyai dua makna penting yaitu sebagai
dokumen legal dan sebagai alat komunikasi antara penulis resep (prescriber) dan
ditulis dengan jelas agar tidak menimbulkan salah interpretasi bagi dispenser.
25
1) Jika informasi yang diperlukan tidak ada maka apoteker harus menanyakan
2) Jika dokter menginginkan resep diulang, maka diberi tanda “iter”. Jika “iter”
jika ditulis di atas R/ maka semua resep diulang sesuai jumlah yang ditulis.
bagian kanan resep sebagai berikut: cito, statim, urgent, atau PIM (periculum
4) Bila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras diulang tanpa
sepengetahuan dokter, dokter akan menulis n.i. (ne iteratur, tidak boleh
diulang).
5) Resep dapat ditulis kembali dalam bentuk salinan resep (apograph, copy
resep). Selain memuat keterangan resep asli, copy resep juga memuat nama
apotek dan alamatnya, nama apoteker dan nomor SIPA-nya, tanda tangan
apoteker pengelola apotek, dan tanda “det” (jika obat sudah diserahkan) atau
obat yang diminta sebelumnya baru diberikan sebagian), maka copy resep
7) Resep yang mengandung narkotika tidak dapat ditebus di luar kota tempat
obat diresepkan.
26
BAB IV
Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Lanjas mulai didirikan dan
wilayah kabupaten dan tahun 2012 terjadi pemekaran wilayah kecamatan dan
pembangunan puskesmas didesa sehingga wilayah cakupan pelayanan kerja dibagi pada
a. Visi
b. Misi
lingkungan.
27
UKBM.
UPTD Puskesmas Lanjas terletak di wilayah Kecamatan Teweh Tengah dan berada di
tepi jalan utama Kabupaten Barito Utara dengan titik koordinat 0°57'42.2"LS
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pendreh dan jalan Bayas sebelah kiri
terbagi atas 2 kawasan yaitu kawasan sepanjang Sungai Barito dan kawasan dataran
tinggi.
28
Tabel 3.1 Data Sarana Prasarana Kesehatan di Puskesmas Lanjas 2020
Keadaan
Rusak Rusak
Sarana dan Prasarana Jumlah Rusak
Baik Ringa Sed
Berat
n ang
Sarana Kesehatan
Puskesmas Pembantu 2 2
Pusling Roda 4 1 1
Ambulance 1 1
Sepeda Motor 10 6 4
Ruang Laboratorium 1 1
Sarana Penunjang
Komputer 7 7
Printer 6 6
Laptop 2 1 1
Mesin Tik 1 1
Telepon 1 1
Tape Warlest 1 1
Meja Tulis 29 26 3
Kursi 68 68
Lemari Obat 2 2
29
Rak Obat 1 1
Bed Periksa 4 4
Kursi tunggu 12 12
Lemari Arsip 3 3
Freezer 2 2
Kulkas 1 1
Termos 8 8
Dental Chair 1 1
Cold Chain 2 2
30
Gambar 3.1 : STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS LANJAS
31
BAB V
seleksi syarat administrasi yang meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, berat
badan pasien, nama dokter, paraf dokter, tanggal resep, ruangan atau unit asal
obat, dosis dan jumlah obat, ketersediaan obat, dan aturan cara penggunaan obat.
Dan yang terakhir adalah persyaratan klinis yang meliputi ketepatan indikasinya,
tepat dosis yang diberikan, waktu penggunaan obat, serta di cek apakah ada
Sebelum melakukan PIO, obat yang sudah disiapkan dan diberi etiket
sebelumnya harus di double check atau diperiksa kembali obat dan nama pasien
dan lain lain apakah sudah sesuai dengan resep, kalau sudah sesuai baru
penjelasan tentang pemakaian obat yang baik, misalnya tiga kali sehari, sebelum
atau sesudah makan, efek samping obat, lama pemakaian obat yang dianjurkan
dan cara penyimpanan obat. Memberikan Informasi Obat sangat penting untuk
membantu proses penyembuhan agar dapat digunakan dengan tepat dan benar.
Saat pemberian obat kepada pasien ada hal yang harus diperhatikan, yaitu 5B :
32
1) Benar Obat
2) Benar Pasien
dan permintaan obat. Untuk stock opname dilakukan di gudang obat Puskesmas
Lanjas setiap akhir bulan atau tanggal 25 sampai tgl 30. Pada pelaporan yang
dikeluarkan, dicatat dalam laporan harian pemakaian obat dan buku stok.
Pencatatan dilakukan setiap hari setelah pasien tidak ada lagi. Dari laporan
5.2. Pembahasan
5.2.1. Perencanaan
Puskesmas Lanjas Muara Teweh di lakukan satu tahun sekali menggunakan RKO
5.2.2. Permintaan
obat dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan oleh puskesmas, sebagai
33
bentuk realisasi dari perencanaan kebutuhan obat yang telah dilakukan
berdasarkan data yang telah dianalisa berdasarkan kebutuhan konsumen, Hal ini
dilakukan untuk menjamin ketersediaan obat dengan jumlah yang tepat di waktu
bulannya.
5.2.3. Penerimaan
penyerahan, spesifikasi, kesesuaian jenis yang tertera pada LPLPO. Apabila tidak
Muara Teweh
5.2.4. Penyimpanan
34
5.2.5. Distribusi
Teweh terbagi menjadi 2 yaitu pasien rawat jalan, UGD dan laim-lain dilakukan
atas permintaan sub-sub unit tersebut dengan melakukan anfrak kebutuhan obat
5.2.6. Pengendalian
Pengendalian obat hilang, obat rusak, dan kadaluarsa juga dilakukan Puskesmas
untuk menjaga ketersediaan obat dan keamanan penggunaan obat oleh pasien,
setiap akhir bulan atau tanggal 27 keatas melakukan Stock Opname kemudian
5.2.7. Pemusnahan
dilakukan pencatatan obat expired meliputi nama obat, tanggal expired, jumlah
dimusnahkan.
35
Lanjas muara Teweh harus mengikuti standar prosedur operasional
Muara Teweh.
1) Peresepan obat
2) Pemesanan obat
unit
3) Pengelolaan obat
36
Apoteker (SIKAA) di Puskesmas Lanjas Muara Teweh
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk
lanjas Muara Teweh yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Barito
Utara
1) Dokter umum yang telah memiliki ijin praktek dokter di Puskesmas lanajs
Muara Teweh
2) Dokter gigi yang telah memiliki ijin praktek dokter di Puskesmas Lanjas
Muara Teweh
5) Bidan yang tekah memiliki ijin praktek bidan di Puskesmas Lanjas Muara
Teweh
1) Peresepan Narkotika
a) Dokter penulis resep adalh dokter/ dokter gigi yang telah memiliki ijin
37
b) Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa
2) Peresepan Psikotropika
a) Dokter penulis resep adalh dokter/ dokter gigi yang telah memiliki ijin
3) Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus diketahui oleh
5) Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien tidak mempunyai efek
dokter di Puskesmas lanjas Muara Teweh bahwa obat yang dibawa sendiri
38
dipergunakan dalam pengobatan pelanggan/pasien
keadaan obat yang diterima antara lain : kesesuaian jenis jumlah, tanggal
2) Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk
bulannya
10) petugas obat LPLPO kepada Puskesmas dan gudang Farmasi Kota Muara
Teweh.
39
j. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa
3) Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat
tanggal kadaluarsanya
10) Petugas obat mengambil obat kadaluarsa dengan membuat berita acara
k. Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan efek samping obat dan kejadian tidak
belum berjalan dikarenakan belum ada laporan terkait efek samping obat dari
pasien, tetapi untuk perencanaan terkait MESO sudah disusun seperti berikut:
40
(MESO) kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien
pasien
MESO
obat.
41
BAB VI
6.1. Kesimpulan
yang dimulai pada tanggal sampai dengan 21 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022,
Muara Teweh
c. Sistem pengelolaan obat di Puskesmas Lanjas Muara Teweh berjalan dengan baik
terhadap kegiatan lainnya, sehingga data efisiensi obat yang ada di Puskesmas
e. Sumber daya manusia di Puskesmas Lanjas muara Teweh telah mempunyai skill,
42
6.2. Saran
Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan PKPA lebih
diperbanyak dan diperluas sehingga mahasiswa dapat lebih bagus lagi dalam
melaksanakan PKPA.
dicapai selama ini dan lebih meningkatkan hubungan kerja sama antar sesama.
43
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan
Kepmenkes RI No. 128/ Menkes/ SK/ II tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, (2004).
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Perubahan Presiden
Permenkes Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Jakarta.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 3 : Visi dan Misi Puskesmas Lanjas Muara Teweh
46
Lampiran 7 : Rak Sirup
47
Lampiran 10 : Lemari Alkes Apotek
48
Lampiran 12 : Mengumpulkan obat dan alkes expired
Lampiran 13 : PIO
49
Lampiran 15 : Penyuluhan DAGUSIBU
50
MAKALAH
“DAGUSIBU”
Disusun Oleh :
51
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan LAPORAN
LANJA, ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
laporan ini.
sakit ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
52
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
yang tidak mudah diatasi. Untuk itu semua perlu peningkatan kesadaran dan
dengan dukungan sumber daya yang memadai. Sementara itu Peraturan dan
perundangan yang ada memberikan landasan hukum yang cukup kuat terhadap
enabling people to control over and improve their health). Proses pemberdayaan
tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses
53
Gambaran pelaksanaan program Promosi Kesehatan secara garis besar
mencarikan solusi serta menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga
B. Landasan Teori
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan bagi si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi tanda
lingaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam (Syamsuni: 2016). Obat
bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.Obat keras adalah obat yang
hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan
dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
54
Penyimpanan obat yang baik harus diperhatikan. Obat memiliki stabilitas
obat. Ada obat yang harus disimpan pada suhu ruang dan ada yang harus
adalah cara membuang obat yang benar. Obat dibuang dengan cara mengeluarkan
dari kemasannya kemudian dihancurkan dan dikubur dalam tanah, kecuali untuk
obat golongan antibiotik harus dikubur dengan kemasannya (Yati, dkk: 2018).
Obat merupakan sarana atau komoditi kesehatan yang dapat memberikan manfaat
tempat pelayanan obat resmi, sehingga kita dapat berkonsultasi dengan apoteker
di apotek untuk mendapatkan obat yang aman, berkualitas, dan bermanfaat. Tips
55
untuk mendapatkan obat dengan benar yaitu:
seperti:
b. Obat jenis antibiotik harus diminum sampai habis untuk mecegah timbulnya
resistensi
karena setiap obat memerlukan kondisi penyimpanan yang berbeda. Tips untuk
b. Untuk obat berbentuk tablet dan kapsul dihancurkan dan dicampur dengan
56
Untuk obat antibiotik dibuang dengan kemasan dan hanya labelnya yang
a. Tepat diagnosis
c. Tepat indikasi
d. Tepat pasien
e. Tepat dosis
g. Tepat harga
h. Tepat informasi, dan Waspada terhadap efek samping obat (Yati: 2018).
C. TUJUAN KEGIATAN
penyuluhan atau swamedikasi untuk penggunaan obat yang baik dan benar.
D. MANFAAT KEGIATAN
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Baik itu obat yang sudah diresepkan dari dokter karena sakit, maupun obat yang
Mereka menganggap diri mereka tahu cara menggunakan obat dari awal sejak
hal ini sangatlah berbahaya. Mereka tidak boleh menganggap remeh mengenai
tata cara pengelolaan obat. Mulai dari awal mereka mendapatkan resep dari
doketr, hingga cara membuangnya jika sudah tidak bisa dipakai lagi. Padahal jika
sedikit kita salah melakukan pengelolaan obat, maka akan sangat berakibat fatal
bagi diri kita sendiri atau si konsumen obat. Selain itu dampak dari kesalahan
menyebabkan kerugian bagi manusia sendiri. Salah satu cara pengelolaan obat
yang baik dan benar adalah DAGUSIBU. Cara ini menjelaskan tata cara
pengelolaan obat dari awal mereka dapatkan hingga saat obat sudah tidak
maka masyarakat perlu tahu akan pentingnya pengelolaan obat mulai dari mereka
58
BAB III METODE PELAKSANAAN
KELURAHAN LANJAS”.
2. PELAKSANA
4. Lab: sarfika
3. SASARAN
Masyarakat yang datang ke posyandu yang mau berobat dan kontrol kesehatan, dan
masyarakat yang awam terhadap cara Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang obat
yang benar
4. METODE PENERAPAN
59
BAB IV
1. DEFINISI OBAT
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau meyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
2009). pengertian umum obat adalah suatu substansi yang melaui efek kimianya
membawa perubahan fungsi biologi. Pada umumnya molekul obat berinterkasi dengan
molekul khusus dalam sistem biologi, yang berperan sebagai pengatur, disebut molekul
reseptor. Untuk berinteraksi secara kimia dengan reseptornya, molekul obat harus
mempunyai ukuran, muatan listrik,bentuk dan komposisi atom yang sesuai. ( Katzung,
1997 ).
2. DEFINISI DAGUSIBU
menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan cara yang benar. DAGUSIBU
dianggap sebagai komponen dasar dari penggunaan obat, yang wajib disosialisasikan
agar masyarakat lebih tahu dan mengerti penggunaan obat yang tepat dan tidak
menimbulkan permasalahan, maka IAI mensosialisasikan hal ini dengan berbagai cara
dari membuat poster sampai video. Apa dan bagaimana DAGUSIBU itu.
Membeli obat di tempat yang paling terjamin, yaitu di Apotek. Penyimpanan obat
60
di Apotek lebih terjamin sehingga obat sampai ke tangan pasien dalam kondisi
baik (keadaan fisik dan kandungan kimianya belum berubah). Apotek yang
memiliki izin yang resmi, dengan menampilkan identitas Apoteker sebagai APA
berikut dengan SIPA nya dan pilihlah Apotek yang terdapat Apotekernya sedang
Informasi obat yang lengkap. Perhatikan penggolongan obat yang terdiri dari :
1) Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibelitanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebasadalah
2) Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk
obat kerastetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obatbebas
3) Obat Keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf “K” dalamlingkaran
61
merah dengan garis tepi berwarna hitam.
4) Obat psikotropika Obat pikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun
dan perilaku. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K
5) Obat Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau
62
Gambar 5. Logo Narkotika
Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus
diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman.
Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat
Petunjuk pengobatan bisa didapat dari informasi yang diberikan oleh Apoteker atau
dari petunjuk pemakaian yang tertera dalam kemasan obat atau leaflet. Misalnya
tentang aturan pakai, atau larangan – larangan. Obat jenis antibiotik harus dikonsumsi
sampai habis. Pastikan Apoteker memberitahukan cara pemakaian obat yang diberikan
dengan jelas, khususnya untuk obat dengan sediaan yang tidak terlalu dikenal oleh
masyarakat umum.
1) Gunakan obat sesuai dengan petunjuk cara pakai yang telah ditentukan secara
tepat
a. Makan
b. Sebelum makan
e. Saat makan
63
2) Gunakan obat pada waktu yang tepat
a. Obat diminum dengan air putih (kecuali bila ada petunjuk lain seperti
dihisap, di kunyah, di letakkan di bawah lidah, atau di kumur), dan untuk anda
yang tidak bisa mengkonsumsi tablet, pil, atau kapsul secara langsung, anda
dapat menggunakan cara lain dengan mengkonsumsi roti atau buah secara
Anda harus perhatikan waktu minum sesuai yang tertera pada brosur atau
kemasan obat atau etiket obat (sebelum, bersamaan atau sesudah makan). Apabila
kocok terlebih dahulu dan gunakanlah sendok takar untuk memudahkan minum
Setelah obat digunakan, tentu obat tidak langsung sekali minum langsung habis kan
sisa obat yang akan digunakan di waktu minum selanjutnya perlu disimpan dengan
cara yang benar agar aman dan tetap berkualitas. Simpanlah obat di tempat yang aman
dan sesuai petunjuk. Misal ada obat yang disimpan di suhu ruangan (250 C). ada pula
yang harus disimpan di lemari pendingin. Lalu ada yang jangan terkena sinar matahari
64
1. Baca aturan penyimpanan obat pada kemasan, apakah harus disimpan di suhu
pendingin.
Bila obat sudah kadaluwarsa, buanglah obat tersebut meskipun baru satu hari.
Obat yang sudah kadaluwarsa memiliki zat aktif yang berkurang jauh dari kadar
aslinya, dan hanya menyisikan sifat toksik dari zat kimia obat itu sendiri. Artinya,
tetap mengkonsumsinya hanya akan memasukkan racun kimia saja. Membuang obat
pun harus diperhatikan untuk menghindari pemanfaatan oleh orang - orang yang
tidak bertanggung jawab, juga agar tidak membahayakan lingkungan. Kemasan dan
obatnya itu sendiri harus dirusak sebelum dibuang dengan dihancurkan agar tidak
Untuk obat berbentuk tablet dan kapsul dihancurkan dan dicampur dengan tanah,
65
BAB V
1. KESIMPULAN
2. SARAN
pengetahuan kita. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Terima Kasih.
66
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2010. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Airlangga. Surabaya.
Gunakan, Simpan, dan Buang) Obat dengan Baik dan Benar. UMG. Malang.
Simpan, Buang) Di Kelurahan Pesurungan Kidul Kota Tegal Bersama Ikatan Apoteker
Sekolah Widiatmika. 2017. DAGUSIBU Untuk Penggunaan Obat. Jimbaran. Artikel Online.
Yati,dkk. 2018. Pelatihan Pengelolaan Obat yang Tepat dan Benar di UKS
67