di
Disusun oleh :
Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan
Praktik Kerja Profesi Apoteker ini merupakan salah satu syarat dalam
Deli Husada Deli Tua untuk memperoleh gelar apoteker. Terlaksananya Praktik
Kerja Profesi Apoteker ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
Farmasi, Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang telah memberikan
Husada Deli Tua yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada
3. Bapak dr. Hendra Lumban Tobing selaku Kepala Puskesmas Kota Datar
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk dapat
iii
iv
laporan ini
6. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Staf
Kesehatan Deli Husada Deli Tua yang telah memberikan bimbingan dan
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
Lailan Nazmil
Husna R.Purba,
S.Farm.
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL....................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
2.4.5 Pengendalian............................................................... 14
v
vi
kesehatan .................................................................... 30
3.2.2 Misi............................................................................. 32
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 39
4.2.4 Pemilihan.................................................................... 41
vi
vi
4.2.5 Perencanaan ................................................................ 42
4.2.6 Pengendalian............................................................... 42
5.2 Saran..................................................................................... 44
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Spesifik........................................................................................................ 51
Lampiran 7. Formulir Pelaporan Indikator Peresepan pada ISPA Atas dan Batuk
Pilek ............................................................................................................ 53
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan
untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat
(Kemenkes, 2010).
1
2
dan dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai kebutuhan. Rasio jumlah
perhari. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya apoteker memiliki peranan
Oleh karena itu sebagai bentuk proses pembekalan bagi para calon
Apoteker, maka Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Institut Kesehatan Deli
Husada melakukan kerja sama dengan Puskesmas Kota Datar untuk mengadakan
kegiatan Praktek Kerja Profesi bagi mahasiswa Profesi Apoteker untuk dapat
memberikan gambaran nyata mengenai peran dan fungsi apoteker di Puskesmas Kota
adalah :
masyarakat.
Apoteker di Puskesmas.
Puskesmas.
TINJAUAN UMUM
(Permenkes, 2016).
4
5
(Permenkes, 2016).
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga
1. Petugas Medis :
Pusling, Pustu.
gizi masyarakat.
institusi lainnya.
perlengkapan kesehatan.
Apoteker.
kegiatan Puskesmas.
Puskesmas perawatan.
lingkungan Puskesmas.
rawat inap.
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filososfi
8
manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung
oleh sumber daya manusia dan sarana prasarana. Pengelolaan sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) merupakan salah satu kegiatan pelayanan
ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
monitoring efek samping obat, pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada Apoteker untuk menyediakan obat dan menyerahkan obat bagi pasien
kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai
9
dari penerimaan resep, peracikan obat, sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien. Pelayanan obat bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep
adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus
(Moh.Anief,2007).
1. Perencanaan
jumlah, jenis, dan waktu yang tepat. Tujuan perencanaan untuk pengadaan obat
adalah :
i. Pola penyakit.
Data mutasi obat yang dihasilkan oleh Puskemas merupakan salah satu faktor
mutasi obat ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas.
10
2003).
2. Permintaan Obat
unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun
oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional
kesehatan public
obat kepada Puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsung dari
resep, data penyakit, dan frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK (Anonim,2003).
3. Penerimaan Obat
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
dibawahnya. Tujuan penerimaan adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
diberi wewenang untuk itu. Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan
pembantu dan sub unit kesehatan lainya merupakan tanggung jawab Kepala
Puskesmas induk.
obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas,
penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang, dan
4. Distribusi
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan
dipertimbangkan
e. Sisa stok
f. Pola penyakit
h. Penyerahan obat
5. Pengendalian
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang
telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan obat pelayanan
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan, jumlah stok ini disebut stok kerja
pengiriman di UPOPPK.
penyimpanan arsip, dan tempat pelaksanaan tata usaha obat. Luas ruang
14
berdasarkan bentuk sediaan, seperti kapsul, tablet, sirup, injeksi dan lain-
FEFO.
g. Tempat peracikan :
iv. Wadah obat harus selalu tertutup rapat dengan baik untuk
v. Wadah obat harus diberi label sesuai dengan obat yang ada di
dalamnya.
6. Penyerahan obat
pasien, jenis obat, jumlah obat, aturan pakai obat, kemasan dan
sebagainya.
d. Informasi
karena penderita tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari yang memberikan
disamping itu perlu sopan santun dan kesabaran dalam melayani pasien,
1. Pemilihan
peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas
2. Perencanaan
perbeklalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia
adalah :
c. Penetapan prioritas.
d. Siklus penyakit.
e. Sisa persediaan.
g. Rencana pengembangan.
3. Pengadaan
berkualitas dengan harga yang wajar baik untuk program Jaminan Kesehatan
yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari
oleh LKPP.
Kantor Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) untuk melihat,
barang/jasa
pengadaan barang/jasa.
19
secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar
sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012, yaitu efesiensi,
2013).
dimulai pada bulan Juli 2014. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian
obat adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi
teknis dan harga obat dari berbagai penyedia barang/jasa tertentu (Menkes
RI,2013).
sebagai berikut:
system E-Catalogue.
Komitmen).
Pemerintah.
Purchasing.
pemesanan.
a) Surat pesanan
h) Kuitansi
4. Penerimaan
origin
22
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
di Puskesmas untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap
a. Floor Stock
unit perawatan. Dengan adanya sistem ini, perbekalan farmasi yang dibutuhkan
mudah diperoleh pasien, karena telah tersedia melalui sistem floor stock. Namun
sistem ini hanya bisa diterapkan untuk pelayanan pada pasien rawat inap.
sesuai resep. Semua pasien rawat jalan menerima perbekalan farmasi melalui
resep perorangan, tetapi sebagian pasien rawat inap juga menerima resep
bahwa pendistribusian obat sesuai dengan dosis per hari yang dbutuhkan oleh
pasien. Pembayaran perbekalan yang digunakan oleh pasien juga sesuai dengan
25
kebutuhannya untuk satu hari. Sistem ini melibatkan kerjasama apoteker dengan
perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan
ii. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak terpakai di ruangan perawat,
iii. Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat, dan kerusakan
d. Sistem kombinasi
Puskesmas besar pada umumnya tidak terpaku pada satu sistem distribusi
obat saja tetapi lebih fleksibel, yaitu dengan mengkombinasi beberapa sistem
diatas, bahkan mungkin menggunakan semua sistem diatas, namun sesuai dengan
harus sama dengan yang lainnya, tergantung pada kebijakan Puskesmas itu
sendiri.
7. Pengendalian
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang
pengendalian mencakup:
26
b. Menentukan : Stok optimum adalah stok obat yang diserahkan kepada unit
pengiriman.
8. Penghapusan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah
untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat yang
transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS. Adanya
adanya mutu obat yang sub standar harus ditarik dari peredaran. Pencatatan dapat
umum digunakan untuk melakukan pencatatan adalah kartu stok dan kartu stok
2.5.3 Evaluasi
monitoring dan evaluasi (monev). Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan
menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan
dan perilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan profesi kesehatan
lainnya.
kesehatan adalah:
Puskesmas
28
kesehatan adalah:
terkait obat, jika ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep. Kegiatan yang dilakukan, yaitu apoteker harus melakukan
persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan
administrasi meliputi:
a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan serta tinggi badan pasien
c. Tanggal resep
c) Stabilitas
b) Duplikasi pengobatan
d) Kontraindikasi
informasi mengenai seluruh obat/sediaan farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
penggunaan obat
digunakan,
sepengetahuan dokter
penggunaan obat pasien. Informasi yang harus didapatkan adalah nama obat dan
lama penggunaan obat, Repons Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) termasuk
riwayat alergi dan kepatuhan terhadap regimen penggunaan obat (jumlah obat
yang tersisa).
obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan
oleh apoteker kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta
dan tenaga kesehatan di lingkungan Puskesmas dan pihak lain di luar Puskesmas,
bagi komite/sub komite farmasi dan terapi, menunjang penggunaan obat yang
rasional.
31
4) Konseling
kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama pengunaan obat, efek samping
pemahaman pasien
e. Dokumentasi.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Puskesmas Kota Datar terletak di Jalan Pemerintahan No.1 Desa Kota Datar
Kode Pos – 20374, dibangun pada tahun 1986 Pada awalnya UPT. Puskesmas
non rawat inap, kemudian mulai tahun 2015 Puskesmas Kota Datar berubah
status menjadi puskesmas rawat inap sehingga dapat melakukan pelayanan yang
lebih luas yaitu pelayanan rawat inap, gawat darurat dan Pelayanan Obstetrik
Dengan visi tersebut, target dari UPT Puskesmas Kota Datar menjadi
komitmen serta penuntun bagi pegawai organisasi dalam bertindak yang selalu
3.2.2 Misi
Masyarakat
32
33
Lingkungan
tahun 1968. Terletak di Desa Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten
Deli Serdang, dengan luas wilayah 3.123 km2, Jumlah 7 (tujuh) Desa, dengan
2. Sarana Kesehatan
1) Sarana SDMK
lainnya.
2) Program Puskesmas
1. KIA
2. KB
5. Kesehatan Lingkungan
6. Pengobatan
34
yang berupa pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan habis pakai
dimana harus dilakukan dengan sistem satu pintu. Instalasi farmasi adalah
regulator bagi semua unit di lingkungan Puskesmas untuk pelayanan rawat jalan
maupun rawat inap. Pelayanan farmasi Puskesmas adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan Puskesmas yang utuh dan berorientasi kepada
RAWAT INAP
TIDAK
RUMAH SAKIT RUJUKAN
Pasien Datang
Petugas Menerima
resep
Lengkap
Pasien Pulang
PEMBAHASAN
yang ditujukan untuk keperluan Puskesmas itu sendiri (Siregar dan Amalia, 2004).
Instalasi Farmasi Puskesmas dikepalai oleh seorang apoteker dan dibantu oleh
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi yang
dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri
39
40
1. Penerimaan
jumlah, kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang yang diterima
harus sama dengan yang tercantum dalam kontrak. Proses penerimaan sangat
penting karena pada proses inilah kita dapat menyaring barang-barang yang tidak
2. Penyimpanan
dan terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang
4) Pengamanan.
5) Pengeluaran.
41
3. Pendistribusian Obat
sesuai dengan prinsip FIFO (First In First Out) yang artinya datang lebih dulu
dikeluarakan lebih dulu, selain itu dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun
datangnya lebih dulu atau terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluar lebih
4. Pemilihan
kolaborasi apoteker dengan dokter-dokter yang mewakili dari komite farmasi dan
tahun sekali dengan capaian peresepan sesuai FORNAS sebesar 94% pada tahun
2017.
5. Perencanaan
dokumen surat perintah kerja (SPK) dan surat pemesanan (SP) serta
42
2) Obat tidak dikirim oleh pabrik (karena tidak ada stok obat di pabrik)
6. Pengendalian
tersedianya data yang akurat (kesesuaian real stock dibandingkan dengan data
yang ada dalam SIMRS) untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
7. Administrasi
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan setiap hari dan diinput datanya kedalam sistem informasi RS dan
(SIPNAP).
43
pasien rawat jalan, pasien rawat inap, dokter, perawat dan orang yang
5.1 Kesimpulan
Apoteker.
5.2 Saran
fakultas Farmasi Institut Deli Husada Deli Tua diharapkan terus berlanjut
Puskesmas.
44
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran II. Nomor Antrian Resep
47
Lampiran III. Etiket Obat
48
Lampiran IV. Kartu Stok Obat
49
Lampiran V. Form Ceklis Pemerian Informasi Obat
50
Lampiran VI. Formulir Pelaporan Indikator Peresepan Antibiotik Pada Diare
51
52
Lampiran VII. Formulir Pelaporan Indikator Peresepan Pada ISPA Atas dan
53
54
Lampiran VIII. Laporan Indikator Peresepan Antibiotik Maret 2021
55
Lampiran IX Laporan Pelayanan Kefarmasian Tahun 2021
56
Lampiran X Surat Bukti Barang Keluar
57
Lampiran XI. Rencana Kebutuhan Obat DAK 2021
58
59
Lampiran XII. Rencana Kebutuhan Obat APBD II 2021
60
61
62
Lampiran XIII. Rekam Medis
63
Lampiran XIV. Laporan Penggunaan Psikotropika Maret 2021
64
Lampiran XV. Laporan Narkotika Maret 2021
65
Lampiran XVI. Laporan Obat obat Tertentu Maret 2021
66