Disusun oleh :
DEDE FIRDAUS, S.Farm
240431119009
Disusun Oleh :
Dede Firdaus, S.Farm
240431119009
Disetujui Oleh :
Deden Winda Suwandi, M.Farm,. Apt Cecep Saeful Latifa, S.Si., Apt
KATA PENGANTAR
Segala rasa syukur atas segala rahmat serta hidayah Allah SWT, yang
karena-Nya rangkaian kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di UPT
Puskesmas Cisurupan periode 01 Februari – 29 Februari 2020 dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini merupakan salah satu syarat menempuh Program
Pendidikan Profesi Apoteker untuk mencapai gelar Apoteker (Apt.) di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Garut.
Laporan ini disusun berdasarkan informasi dan data yang saya kumpulkan
selama PKPA, baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Informasi dan data
tersebut tidak akan penulis dapatkan tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh
karenanya kami sebagai penulis menggunakan rasa terimakasih yan sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu dr. Vinta Vini DP selaku Kepala UPT Puskesmas Cisurupan atas izin
yang diberikan untuk dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Profesi
Apoteker di bidang pemerintahan daerah.
2. Bapak Cecep Saeful Latifa, S.Si., Apt selaku preseptor eksternal dan
pembimbing tugas khusus dari UPT Puskesmas Cisurupan atas kesempata,
pengalaman, bimbingan dan pelajaran yang saya dapatkan selama saya
melakukan Praktek Profesi.
3. Bapak Deden Winda S, M.Farm., Apt selaku preseptor internal dari PSPA
Fakultas MIPA Universitas Garut yang telah membimbing serta
memotivasi saya untuk menambah ilmu dan pengalaman.
4. Ibu Dr. Ria Mariani, Apt. Selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
yang telah memberikan saran, motivasi dan dukungan selama masa
perkuliahan dan praktek profesi berlangsung.
5. Seluruh dosen Program Studi Profesi Apoteker Universitas Garut yang
telah mendidik, memberikan bekal dan membantu sehingga Praktek Kerja
Profesi Apoteker bisa terlaksana dengan lancar.
6. Kepada ayah dan ibu yang telah memberikan dorongan, motivasi, doa dan
tenaga yang diberikan sampai saat ini.
i
Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini dan semoga apa yang
disusun dapat memberikan manfaat bagi kampus Universitas Garut khusus nya
program profesi apoteker dan masyarakat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan PKPA di UPT Puskesmas Cisurupan ...................... 2
1.3 Manfaat PKPA di UPT Puskesmas Cisurupan .................... 2
BAB II KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN .............................. 4
2.1 Profil Tempat PKPA ............................................................ 4
2.1.1 Sejarah UPT Puskesmas Cisurupan ......................... 4
2.1.2 Visi dan Misi UPT Puskesmas Cisurupan ............... 4
2.1.3 Tata Nilai UPT Puskesmas Cisurupan ..................... 4
2.1.4 Prinsip Penyelenggaraan UPT Puskesmas
Cisurupan ................................................................. 5
2.1.5 Tugas dan Wewenang UPT Puskesmas Cisurupan .. 6
2.1.6 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Cisurupan ...... 8
2.1.7 Upaya Kesehatan UPT Puskesmas Cisurupan ......... 9
2.1.8 Pendanaan UPT Puskesmas Cisurupan .................... 10
2.1.9 Sistem Informasi UPT Puskesmas Cisurupan .......... 11
2.2 Kegiatan PKPA .................................................................... 11
2.2.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai .............................................................. 11
2.2.2 Pelayanan Farmasi Klinik ........................................ 19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 38
3.1 Simpulan .............................................................................. 38
3.2 Saran ..................................................................................... 38
BAB IV TUGAS KHUSUS ..................................................................... 39
iii
4.1 Latar Belakang ..................................................................... 39
4.2 Tujuan Tugas Khusus........................................................... 39
4.3 Tinjauan Pustaka .................................................................. 40
4.3.1 Pengertian Diabetes Mellitus ................................... 40
4.3.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus ................................... 40
4.3.3 Epidemiologi ............................................................ 41
4.3.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 1..................... 41
4.3.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2..................... 42
4.3.6 Faktor Resiko ........................................................... 42
4.3.7 Manifestasi Klinik .................................................... 43
4.3.8 Diagnosis .................................................................. 43
4.3.9 Komplikasi Diabetes Mellitus .................................. 45
4.3.10 Pengobatan Diabetes Mellitus .................................. 47
4.4 Hasil Kegiatan ...................................................................... 52
4.5 Kesimpulan .......................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 53
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Pelayanan Instalasi Farmasi UPT Puskesmas
Cisurupan ............................................................................. 21
Gambar 2.2 Bagan Alir Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat ......... 24
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Formularium UPT Puskesmas Cisurupan Tahun 2020 .............. 25
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Cisurupan .................. 55
Lampiran 2 Alur Pelayanan Rawat Inap UPT Puskesmas Cisurupan ..... 56
Lampiran 3 Lefleat Antidiabetes ............................................................. 57
Lampiran 4 Etiket Obat Dalam ................................................................ 58
Lampiran 5 Etiket Obat Dalam Sirup ...................................................... 59
Lampiran 6 Etiket Obat Luar ................................................................... 60
Lampiran 7 Resep .................................................................................... 61
Lampiran 8 Kartu Stok Obat ................................................................... 62
Lampiran 9 Contoh Formulir LPLPO ..................................................... 63
Lampiran 10 Contoh Berit Acara Penerimaan Obat dan BMHP ............... 64
Lampiran 11 Contoh Dokumen Bukti Mutasi Barang............................... 65
Lampiran 12 Contoh Bukti Pengadaan Belanja Mandiri ........................... 66
Lampiran 13 Contoh Form Stock Opname ................................................ 67
Lampiran 14 Contoh Berita Acara Pemusnahan Resep ............................. 68
Lampiran 15 Contoh Laporan Psikotropika .............................................. 69
Lampiran 16 Contoh Laporan Bulanan Pelayanan Kefarmasian UPT
Puskesmas Cisurupan ........................................................... 70
Lampiran 17 Contoh Formulir MESO....................................................... 71
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
kepercayaan.
e) Teknologi tepat guna dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan. Beberapa contoh pemanfaatan teknologi di UPT Puskesmas
Cisurupan adalah adanya sistem digitalisasi nomor antrian agar
kenyamanan tetap dirasakan oleh pasien dam pemanfaatan teknologi
selanjutnya adalah pemberian edukasi kepada masyarakat Cisurupan
dengan dibuatnya brosur/leaflet, banner, tentang kesehatan yang dapat
dipelajari oleh pasien dan keluarga pasien yang datang.
f) Keterpaduan dan kesinambungan dengan mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) lintas program
dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas.
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan
perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
UPT Puskesmas Cisurupan setiap periode dilaksanakan oleh Apoteker.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
dan Formularium Nasional.
Proses seleksi ini melibatkan tenaga kesehatan yang ada di UPT
Puskesmas Cisurupan seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta
pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan
kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang
(bottom-up) dengan menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di
wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan
memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta
menghindari stok berlebih (Anonim, 2016).
Pengadaan dibuat dengan cara : Apoteker membuat surat pesanan berupa
LPLPO yang ditandatangani oleh kepala Puskesmas yang bersangkutan,
dibuat rangkap 5, 1 lembar untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 3
lembar untuk gudang farmasi dan 1 lembar sebagai arsip. LPLPO
dikirimkan setiap akhir bulan dan permintaan barang akan diterima pada
13
c. Tumpukan dus harus disusun dengan rapi dan sesuai dengan petunjuk
d. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban
e. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
f. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
g. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi
h. Vaksin dan Suppositoria disimpan di lemari pendingin
i. Lisol dan desinfektan diletakan terpisah dari obat lainnya.
v) Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi di UPT Puskesmas Cisurupan dan
jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan
Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja dengan
jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan
jaringannya antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu
c. Puskesmas Keliling
d. Posyandu
e. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock) yaitu obat disiapkan dan diambil oleh perawat dari persediaan obat
yang disimpan diruangan, pemberian Obat per sekali minum (dispensing
dosis unit) atau kombinasi yaitu dimana obat diberikan dan disiapkan
dalam dosis sekali minum, sedangkan pendistribusian ke jaringan
Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan
16
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan
dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat
di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri
dari:
a. Pengendalian persediaan
Pengendalian persedaiaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekuragan obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
b. Pengendalian penggunaan
Pengendalian penggunaan dilakukan dengan
memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di
puskesmas dan seluruh unit pelayanan yang disebut dengan Stok kerja
dan menentukan stok optimum yaitu stok obat yang diiserahkan kepada
unit pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kelebihan, stok
pengamanan (buffer stock) yaitu jumlah yang disediakan untuk
mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga dengan mengambil
batas aman 10% dari total persediaan obat serta menentukan waktu
tunggu (lead time) yaitu waktu yang diperlukan mulai dari pemesanan
sampai obat diterima.
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang
Kejadian obat hilang dapat terjadi karena adanya peristiwa pencurian
obat dari tempat penyimpanannya oleh pihak-pihak yang tidak
mempunyai tanggung jawab. Obat juga dikatakan hilang jika stok
akctual tidak sesuai dengan catatan di kartu stok nya. Maka dari itu
verifikasi dilakukan tiap bulan untuk memastikan jumlah stok sesuai
sebagai mana mestinya.
d. Penanganan Sediaan Farmasi Rusak dan Kadaluwarsa
Jika petugas pengelola sediaan farmasi menemukan obat yang tidak
layak pakai (rusak/kadaluwarsa) maka perlu dilakukan langkah-
18
langkah berikut :
1) Petugas yang menemukan melaporkan obat tersebut kepada kepala
Puskesmas
2) Petugas gudang farmasi mengumpulkan semua obat, dibuat list
obatnya, dikurangkan pada kartu stok dan di laporka kepada kepala
Puskesmas
3) Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
yang rusak atau kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
viii) Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang digunakan di UPT Puskesmas Cisurupan. Tujuan
pencatatan dan pelaporan adalah:
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
c. Sumber data untuk pembuatan laporan
ix) Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. Setiap
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar
19
e. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-
lain.
f. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat
g. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai
h. Mengkoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian
iii) Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada
pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan,
cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara
penyimpanan dan penggunaan Obat
Konseling di UPT Puskesmas Cisurupan dilakukan pada saat pasien
menginginkan informasi tentang obat yang didapatkan kepada Apoteker
Instalasi Farmasi Puskesmas. Kegiatan tersebut berlangsung tidak pada
ruangan khusus melainkan di ruang tunggu depan Instalasi Farmasi
Puskesmas.
iv) Visite Pasien Rawat Inap
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi, dan lain-lain. Alur pelayanan rawat inap dapat dilihat
pada lampiran 3.
Tujuan dari visite adalah :
a. Memeriksa Obat pasien
b. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat
dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien
23
ANTIANEMIA
26
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah
dilaksaakan di UPT Puskesmas Cisurupan, dapat disimpulkan :
1. Calon apoteker memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab
sebagai seorang Apoteker di Puskesmas dengan cakupan pekerjaan
meliputi pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta
pelaksanaan farmasi klinik.
2. Semua pekerjaan yang dilakukan di UPT Puskesmas Cisurupan telah
mengikuti persyaratan yang telah ditetapkan yakni Undang-Undang No 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Peraturan Pemerintahan No 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Permenkes No 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas, Permenkes No 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
3. Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Cisurupan dipastikan sesuai
dengan teori yang telah didapatkan pada saat perkuliahan.
3.2 Saran
1. Penerapan aspek-aspek Standar Pelayanan Kefarmasian di UPT
Puskesmas Cisurupan perlu terus dilakukan dan dipertahankan agar
kualitas dan mutu pelayanan meningkat demi meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat.
2. Perlu diadakannya ruangan konseling untuk membuat kenyamanan pasien
saat melakukan sesi konsultasi.
3. Perlu diadakannya perluasan gudang farmasi di UPT Puskesmas
Cisurupan unit Rawat jalan dan Unit Rawat Inap untuk mobilitas
pekerjaan yang efektif.
4. Perlu adanya loker tiap ruangan untuk menyimpan barang pribadi dan
yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan yang dilakukan.
38
BAB IV
TUGAS KHUSUS
39
40
diabetes mellitus.
4.3.3 Epidemiologi
Indonesia merupakan salah satu dari 22 negara di kawasan Asia Pasifik
yang bernaung dalam organisasi International of Diabetic Ferderation (IDF).
Penderita diabetes di dunia sebanyak 425 juta orang dan 159 juta orang di
Wilayah Asia Pasifik, pada 2045 ini akan meningkat menjadi 183 juta. Ada
lebih dari 10.276.100 kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2017.
hari sampai minggu. Akhirnya, insulin yang dibutuhkan tubuh tidak dapat
terpenuhi karena adanya kekurangan sel beta pankreas yang berfungsi
memproduksi insulin. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 membutuhkan terapi
insulin, dan tidak akan merespon insulin yang menggunakan obat oral.
4.3.8 Diagnosis
DM dapat didiagnosa berdasarkan pemeriksaan kriteria HbA1C dan
kriteria plasma glukosa, yaitu glukosa plasma puasa, glukosa plasma sewaktu
dan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Semua tes tersebut dapat digunakan
untuk penyaringan dan diagnosa DM. HbA1C memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan pemeriksaan plasma glukosa, yaitu kadar glukosa darah tidak
dipengaruhi oleh diet (tidak perlu puasa) dan mencerminkan glukosa darah 1-
44
b. Aktivitas
Olahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar
gula darah tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olahraga berat,
olahraga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus
pengaruhnya bagi kesehatan. Beberapa contoh olahraga yang
disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,
dan lain sebagainya. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan
meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga
meningkatkan penggunaan glukosa.
ii) Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum
tercapai dengan terapi non farmakologi.
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi:
1. Sulfonilurea
Mekanisme kerja sulfonilurea adalah merangsang sekresi
insulin dari granul sel-sel β Langerhans pankreas. Sulfonilurea
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu generasi pertama dan
generasi kedua. Penggolongan ini berdasarkan pada potensi
efek terapi, potensi efek samping selektif dan penempelan
pada protein serum. Termasuk dalam generasi pertama
meliputi asetoheksamid, klorpropamid, tolazamid, dan
tolbutamid. Sulfonilurea golongan kedua adalah glibenclamid,
glimepirid, glipizid dan gliburid, yang mempunyai potensi
hipoglikemi lebih besar dari generasi pertama. Penggunaan
sulfonilurea dalam jangka panjang dan dosis yang besar akan
meningkatkan resiko hipoglikemia.
2. Meglitinid
Mekanisme kerja megtilnilid adalah meningkatkan sintesis
dan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Contoh obat
golongan obat megtilinid adalah repaglinid dan nateglinid.
49
53
54
56
LAMPIRAN 3
Lefleat Diabetes Mellitus
57
LAMPIRAN 4
Etiket Obat Dalam
58
LAMPIRAN 5
Etiket Obat Dalam Sirup
59
LAMPIRAN 6
Etiket Obat Luar
60
LAMPIRAN 7
Resep
61
LAMPIRAN 8
Kartu Stok Obat
62
LAMPIRAN 9
Contoh Formulir LPLPO
63
LAMPIRAN 10
Contoh Berita Acara Penerimaan Obat dan BMHP
64
LAMPIRAN 11
Contoh Dokumen Bukti Mutasi Barang
65
LAMPIRAN 12
Contoh Bukti Pengadaan Belanja Mandiri
66
LAMPIRAN 13
Contoh Formulir Stok Opname
67
LAMPIRAN 14
Contoh Berita Acara Pemusnahan Resep
68
LAMPIRAN 15
Contoh Laporan Psikotropika
69
LAMPIRAN 16
Contoh Laporan Bulanan Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Cisurupan
70
LAMPIRAN 17
Contoh Formulir MESO
71
72
LAMPIRAN 17
(Lanjutan)
Contoh Formulir MESO