TAHUN 2022
OLEH :
Disusun Oleh :
NIS : 202110431
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
NIP.19800301201001201
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-
Nya penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini hingga selesai.
Laporan PKL ini disusun sebagai persyaratan untuk menyusun tugas dan bukti telah
dilaksanakannya kegiatan PKL jurusan Farmasi di SMK Negeri 1 Garut.
Laporan PKL ini ditulis berdasarkan informasi yang di kumpulkan dari berbagai pihak
selama pelaksanaan PKL pada tanggal 01 September 2022 s/d 31 Desember 2022 di Rumkit
TK.IV 03.07.04 Guntur |Garut.
PKL ini merupakan suatu hal yang benar-benar membuka wawasan saya selaku tenaga
kesehatan dibidang farmasi untuk menghadapi dunia kerja secara langsung. Hal ini tentunya
tidak lepas dari peran serta dukungan dan kerja sama. Dengan terselesaikannya laporan ini,
saya selaku penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Bejo Siswoyo, S.Tp., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 GARUT
2. Ibu Reni Puspita Dewi, S.Si. selaku Ketua Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis Dan
Komunitas
3. Bapak Mayor Ckm dr. Feri Nirantara Swaspitaradya, Sp.PD selaku KARUMKIT TK. IV
03.07.04 GUNTUR
4. Ibu Ayu Rizkita Maulida S, S.Farm. selaku Guru Pembimbing selama pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
5. Ibu apt. Nova Martina, S.Si selaku pembimbing Institusi Praktek Kerja Lapangan di
RUMKIT TK. IV 03.07.04 GUNTUR
6. Seluruh Tenaga Teknis Kefarmasian, dan Pegawai lainnya yang bekerja di Instalasi
Farmasi RUMKIT TK. IV 03.07.04 GUNTUR yang telah membimbing selama kami
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
7. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan doa dan dukungan kepada kami.
ii
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan PKL ini, masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan yang kami miliki baik itu sistematika penulisan maupun
penggunaan bahasa. Untuk itu Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi
pembaca secara umum dan Kami secara khusus.
Akhir kata Kami mengucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN 1
iv
4.2 Uraian Obat..........................................................................................................32
4.3 Persyaratan Administrasi.....................................................................................32
4.4 Kesesuaian Farmasetika.......................................................................................32
4.5 Pertimbangan Klinis............................................................................................35
4.6 Konseling Kepada Pasien (PIO)..........................................................................36
BAB V PEMBAHASAN 37
BAB VI PENUTUPAN 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 53
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Prakerin merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan oleh siswa/i
SMKN 1 GARUT. Dengan diadakannya prakerin para siswa/i dituntut untuk bisa
mengapresiasikan dan mempraktikan ilmu yang didapat di sekolah dan dapat diterapkan di
dunia kerja yang sebenarnya umtuk menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan di
bidang farmasi.
Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat meningkatkan potensi
serta mempersiapkan diri untuk mampu berkompetisi dan lebih siap serta matang berperan
sebagai tenaga kefarmasian, juga dapat mengenal kegiatan di Rumah Sakit.
Sarana tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan PRAKERIN yaitu di Rumah
Sakit TK.IV 03.07.04 Guntur Garut. Pendidikan sistem dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidangnya. Melalui pendidikan sistem ganda
diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut.Dimana para siswa yang
melaksanakan pendidikan tersebut diharapkan menerima ilmu yang dapat da sekaligus
mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan sistem ganda ini kita tidak dapat
langsung terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja.
6. Sebagai tolak ukur dan menjadi acuan untuk mempertahankan serta meningkatkan
usaha kesehatan di tahun yang akan datang.
7. Memberi kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang belum diberikan secara intensif di Sekolah.
8. Mempraktikan ilmu yang didapat di Sekolah ke dalam dunia kerja yang nyata.
9. Untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga kerja
kefarmasian yang profesional dan handal.
10. Mendidik siswa dan siswi untuk memiliki rasa disiplin dan tanggung jawab yang
besar.
Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dari tanggal 1 September sampai
dengan 31 Desember 2022. Yang bertempatkan di Rumah Sakit Guntur Garut lebih tepatnya
di Jalan Bratayudha No. 111 Garut. Sedangkan teknis pelaksanaanya dibagi menjadi 2 shift
yaitu:
BAB II
TINJAUAN UMUM
Rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun
2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. (Supartiningsih 2017) juga mendefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang
dilakukan oleh tenaga medik profesional yang terorganisir baik dari sarana prasarana
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
(Bramantoro, 2017) juga menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan
kesehatan yang melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada
upaya penyembuhan dan pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung
jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang terdiri dari pelayanan
paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan kesehatan
atau sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat
jalan, pengendalian mutu, dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di Rumah sakit. Pelayanan Rumah sakit umum dan spesialis, mencakup pelayanan
langsung pada penderita dan pelayanan Rumah sakit yang merupakan program Rumah sakit
secara keseluruhan.
b. Pengadaan
Pengadaan biasanya dilakukan oleh bagian unit pembelian yang meliputi pengadaan
obat bebas, bebas terbatas, obat keras tertentu, narkotika, psikotropika, dan alat
kesehatan. Pengadaan bertujuan agar tersedianya sediaan farmasi dengan jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Perbekalan dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Pengadaan Rutin
Pengadaan rutin merupakan pengadaaan perbekalan farmasi yang paling
utama. Pengadaan rutin yaitu pembelian barang kepada para distributor
perbekalan farmasi untuk obat-obat yang kosong berdasarkan data dari buku
defecta.
Pemesanan dilakukan dengan cara membuat SP (Surat Pesanan) dan
dikirimkan ke masing-masing distributor atau PBF yang sesuai dengan jenis
barang yang dipesan. PBF (Pedagang Besar Farmasi) akan mengirim barang-
barang yang dipesan ke Apotek beserta faktur sebagai bukti pembelian barang.
2) Pengadaan Mendesak
Pengadaan mendesak dilakukan apabila barang yang diminta tidak ada dalam
persediaan serta untuk menghindari penolakan obat atau resep. Pembelian
barang dapat dilakukan ke Apotek lain yang terdekat sesuai dengan jumlah
sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak dilebihkan untuk stok di Apotek.
c. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang diterima pada tempat yang aman dan
dapat menjamin mutunya.
11
Adapun prosedur tetap penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan adalah
sebagai berikut:
1) Berdasarkan golongan obat
a. Narkotika dan psikotropika di dalam lemari khusus dan pintu yang
dilengkapi dengan kunci dan terletak menempel pada lemari besar
dengan tujuan tidak bisa dipindahkan sehingga sulit untuk dicuri.
b. Obat bebas dan obat bebas terbatas disebut juga dengan obat OTC
(Over The Counter) disimpan di rak penyimpanan
c. Obat keras disimpan di rak penyimpanan dan disusun alfabetis dan
sesuai dengan efek farmakologinya.
2) Bentuk sediaan obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya.
Padat, cair, semi solid, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga, oral drop, inhaler,
aerosol, suppositoria, ovula dan insulin.
3) Obat generic dan paten di simpan dalam rak penyimpanan warna hijau dan
pink berdasarkan efek farmakologinya dan di susun secara alphabetis.
d. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian dalam
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, baik sediaan farmasi dan
bahan medis habis pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Rumkit Guntur atau pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
12
1) Bukti bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai telah
dilakukan,
2) Sumber daya untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, dan
3) Sumber daya untuk pembuatan laporan.
e. Keuangan
1) Pencatatan stok, sistem pencatatan bisa dilakukan dengan cara pembukuan
secara berkala missal 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali. Pencatatan stok
barang langsung pada jumlahnya dan harga pokoknya. Dengan sistem yang
seperti ini dapat langsung terlihat berapa jumlah persediaan beserta harga
pokok yang jelas dan akurat.
2) Menghitung pemasukan dan pengeluaran, pendataan pemasukan bukan
hanya untuk mendata hasil yang didapatkan melainkan pemasukan barang-
barang atau obat yang di suplay oleh suplayer kepada Apotek. Pendataan
bisa dilakukan dengan sistem pembukuan atau menggunakan software untuk
lebih mudah dalam pendataan. Pencatatan pengeluaran seperti modal pokok
untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan di Apotek dan memisahkan
uang modal dan uang penghasilan Apotek agar dalam proses perhitungan
laba dan rugi lebih mudah dan lebih akurat.
3) Pembukuan, dilakukan secara berkala untuk menghindari penumpukan stok
barang yang belum terjual atau barang yang sudah terjual.
obat yang rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah Buku
Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi
Obat Nasional Indonesia (IONI), Farmakologi dan Terapi, serta buku-buku
lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur
obat yang berisi:
1. Nama dagang obat jadi.
2. Komposisi.
3. Bobot, isi atau jumlah tiap wadah.
4. Dosis pemakaian.
5. Cara pemakaian.
6. Khasiat atau kegunaan.
7. Kontraindikasi (bila ada).
8. Tanggal kadaluarsa.
9. Nomor izin edar/nomor registrasi..
10. Nomor kode produksi.
11. Nama dan alamat industri
Sesuai dengan Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, pada Pasal 102
Ayat (1) yang menyebutkan bahwa, penggunaan sediaan farmasi yang berupa
Narkotika dan Psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau
dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan. Maka dari itu, pada peraturan
Perundang-undangan No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, pengelolaan obat
Narkotika memerlukan penanganan khusus, dimana Narkotika hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi karena obat Narkotika ini dapat menimbulkan
ketergantungan apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang
seksama. Dalam menghindari penyalahgunaan obat-obatan ini, maka pemerintah
melakukan pengawasan yang ketat terhadap obat golongan Narkotika mulai dari
pemesanan sampai dengan pemakaiannya dan Apoteker Pengelola
Apotek diharuskan membuat laporan pemakaian dan pemusnahan Narkotika ini.
b. Pelayanan Psikotropika
Selain pengelolaan Narkotika, pengelolaan Psikotropika juga diatur secara
khusus mulai dari pengadaan sampai pemusnahan untuk menghindari terjadinya
kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan pengelolaan
Psikotropika di Apotek meliputi:
1) Pemesanan Psikotropika
Pemesanan Psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2, diperbolehkan
lebih dari 1 item obat dalam satu surat pesanan, boleh memesan ke
berbagai PBF.
2) Penerimaan Psikotropika
Penerimaan Psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan
dengan sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur
tersebut setelah sebelumnya dilakukan pencocokan dengan surat pesanan.
19
Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah
Psikotropika yang dipesan
3) Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan obat Psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat dari kayu
(atau bahan lain yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci
(tidak harus terkunci) yang dipegang oleh Asisten Apoteker sebagai
penanggung jawab yang diberi kuasa oleh APA.
4) Pelayanan Psikotropika
Apotek hanya melayani resep Psikotropika dari resep asli atau salinan
resep yang dibuat sendiri oleh Apotek yang obatnya belum diambil sama
sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat
Psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek
lain.
5) Pelaporan Psikotropika
Laporan penggunaan Psikotropika dilakukan setiap bulannya melalui
SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Asisten Apoteker
setiap bulannya menginput data penggunaan Psikotropika melalui SIPNAP
lalu setelah data telah terinput data tersebut di import. Laporan meliputi
laporan pemakaian Narkotika untuk bulan bersangkutan (meliputi nomor
urut, nama bahan/sediaan, satuan, persediaan awal bulan) pasword dan
username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.
6) Pemusnahan Psikotropika
Tata cara pemusnahan Psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan
Narkotika.
20
BAB III
3.2 Semboyan
“HESTI WIRA SAKTI” artinya TNI siap diterbangkan dan di tempatkan dimana
saja, kapan saja, dan dalam keadaan apapun untuk kesehatan masyarakat terutama
Indonesia.
Untuk mendukung kinerja yang lebih optimal, maka rumah sakit Guntur menetapkan
suatu visi yaitu “ Mewujudkan rumah sakit kebanggaan rakyat priyangan timur “
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka rumah sakit Guntur menetapkan 4 misi, yaitu
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pembinaan SDM sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
b. Menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana secara
kesenambungan.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional yang dilandasi iman dan
taqwa.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Falsafah dari rumah sakit TK.IV 03.07.04 Guntur garut ini adalah “sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan yang pofesional dan terjangkau”. Selain memiliki
falsafah, rumah sakit TK.IV 03.07.04 Guntur garut juga memiliki tujuan, yaitu sebagai
berikut :
● Motto :
A= Aman
T= Tertib
I= Ikhlas
● Tujuan :
a. Terwujudnya SDM yang berkualitas dan komponen.
IFRS Guntur di kelola oleh berbagai tenaga kerja yang berjumlah 24 orang terdiri dari 4
apoteker, TTK (S1=5, D3=7) dengan APA tenaga kerja yang terdapat di IFRS Guntur
diantaranya :
1. IFRS Guntur dikelola oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang
berkedudukan sebagai penanggung jawab. APA di dampingi oleh 3 orang apoteker
pendamping yang bertugas menggantikan APA ketika APA sedang tidak ada di
tempat.
2. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
IFRS Guntur memiliki 12 orang Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertugas untuk
melayani resep dan megentry resep ke komputer. Selain itu, tenaga teknis
Kefarmasian juga bertugas untuk membantu apoteker.
3. Administrasi
4. Bagian Gudang
IFRS Guntur mempunyai satu Gudang yaitu: Tugas dari bagian gudang adalah
memeriksa stok obat yang masuk dan keluar.
Sarana : IFRS Guntur memiliki beberapa saran yang menunjang kinerja IFRS Guntur,
diantaranya:
a. Gedung
Ukuran gedung yang dijadikan sebagai IFRS ini tidak terlalu besar dan juga
tidak terlalu sepit.
b. Gudang
c. Lemari Es
d. Toilet
Terdapat sebuah toilet yang terletak dibagian ujung IFRS. Toilet ini berukuran
sedang tetapi memiliki pencahayaan dan fentilasi yang baik.
3.7.1 Perencanaan
a. Obat untuk resep BPJS, obat obatan ini hasil pembelian apotek.
b. Obat resep umum, obat obatan untuk resep umum ini murni hasil pembelian
apotek yang artinya tanpa bantuan dari badan apapun.
3.7.2 Pemesanan
IFRS Guntur membuat surat pesanan dengan format N.9 untuk narkotika dan
surat pesanan khusus untuk psikotropika langsung kepada distribusi tunggal
narkotik dan psikotropik yaitu pedagang besar farmasi kimia farma untuk satu
surat pesanan narkotika hanya untuk satu jenis narkotika sedangkan satu jenis
surat pesanan psikotropika bisa untuk beberapa jenis psikotropika.
3.7.3 Pengadaan
b. Lembar 2 (Merah muda) Untuk arsip instalasi farmasi yang nantinya untuk
disamakan dengan faktur yang datang.
Setelah itu menerima copy faktur dari gudang untuk dicatat dibuku
penerimaan, lalu memasukan faktur kedalam billing system.
3.7.4 Penerimaan
Sebelum dimasukan ke gudang, barang yang baru datang dari PBF harus
disesuaikan terlebih dahulu dengan faktur dan SP. Penyesuaian tersebut antara
lain: mencocokan jenis barang yang di pesan dengan barang yang datang, dan
25
3.7.5 Penyimpanan
Barang yang sudah diterima akan di letakan pada tempat yang telah
ditentukan. Sistem penyimpanan dikelompokan berdasarkan jenis dan macam
sediaan, yaitu:
a. Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, drop, salep, krim, injeksi, dan
infus).
b. Alat alat kesehatan
c. Vaksin
a. FIFO, First In First Out (obat yang masuk terdahulu diletakan di depan)
b. FEFO, First Expire First Out (obat yang expire date terlebih dahulu
diletakan didepan)
Obat-obat yang disimpan juga harus disimpan ditempat yang aman, terlindung
dari cahaya, matahari langsung, bersih dan tidak lembab. Untuk obat narkotik dan
psikotropik disimpan pada lemari khusus.
Tata cara penyimpanan perbekalan Farmasi di Rumah Sakit TK.IV.01.07.04
Guntur Garut bertujuan sebagai acuan petugas dalam penyimpanan perbekalan
farmasi agar aman dan kondisinya terjaga dengan baik.
a) Sequence location system (alphabetes) Penyimpanan berdasarkan :
• Alphabetes
• Bentuk sediaan
b) Spot
c) Size ( ukuran )
Ukuran untuk tiap hari kemasan disusun dari yang kecil sampai dengan
ukuran yang paling besar.
26
3.7.8 Pengendalian
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
a. Kartu stock
b. Lembar resep
3.7.9 Administrasi
yang ada diruangan. Pihak apotek mencatat obatobatan yang stocknya terbatas
(warning stock) dalam kertas daftar permintaan obat. Kertas daftar penerimaan
tersebut diberikan kepada pihak gudang. Pihak gudang mencatat obat yang keluar
dalam kartu stock dan kemudian dicatat pada dalam buku pengeluaran barang.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam hal penjumlahan
pengeluaran barang.
Pelaporan obat dilakukan oleh seseorang yang ditugaskan oleh Kepala
Ruangan. Pelaporan pemakaian obat ditulis setiap hari, pelaporan ditulis tangan
dibuku khusus.
3.7.10 Pencatatan
3.7.11 Pelaporan
3.7.12 Pemusnahan
Untuk obat rusak atau expired selain NAPZA akan dikumpulkan terlebih
dahulu di ruang farmasi safety box. Setiap awal bulan dilakukan pemusnahan
dengan cara mandiri. Jika sediaannya berupa injeksi dipatahkan terlebih dahulu
lalu obat tersebut dikeluakan dengan air mengalir dari wastafel, setelah itu obat
injek tersebut masuk dalam IPAL Rumah Sakit. Sedangkan untuk obat berupa
tablet pelaksanaannya sama seperti injeksi, obat digerus terlebih dahulu lalu
dikeluarkan obatnya dengan air mengalir dari wastafel kemudian obat tersebut
masuk kedalam IPAL Rumah Sakit.
29
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.2 Resep
S 1 dd 1
S 1 dd 3ml
S 3 dd 1
Pro.
Nama :
Pangkat / NRP :-
2. Zibramax
Indikasi : Antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
Efek Samping : Pusing, kehilangan selera makan,mual dan muntah
Kontraindikasi :
● hipersensitif pada antibiotik azithromycin dan golongan makrolida
● gangguan otot yang disebut myasthenia gravis
● kelainan detak jantung
● gangguan ginjal dan hati
Golongan : Antibiotik Makrolida
3. Methylprednisolone
Indikasi : Obat untuk meredakan peradangan
Efek samping : Sulit tidur, nafsu makan menurun, pusing, perut kembung, mual
dan muntah
Kontraindikasi :
● Infeksi jamur sistemik
● Tukak lambung
● Alergi terhadap obat ini
Golongan : Kortikosteroid
32
Peningkatan risiko
terjadinya efek
samping dari
ciclosporin,
colchicine, atau
digoxin
Peningkatan risiko
terjadinya perdarahan
jika digunakan
dengan obat
antikoagulan oral
seperti warfarin
3. Methylprednisolon - Sulit tidur, Peningkatan risiko Sesuai
nafsu makan terjadinya kejang
menurun, jika digunakan
pusing, perut dengan ciclosporin
kembung,
mual dan Peningkatan risiko
muntah. terjadinya
hipokalemia jika
digunakan dengan
34
amphotericin B atau
diuretik
Peningkatan risiko
terjadinya aritmia
jika digunakan
dengan digoxin
Peningkatan risiko
terjadinya gangguan
pencernaan jika
digunakan dengan
obat antiinflamasi
nonsteroid
Peningkatan risiko
terjadinya efek
samping dari obat
warfarin
Penurunan
efektivitas obat
isoniazid dan obat
antidiabetes
Penurunan
efektivitas vaksin
hidup, seperti vaksin
influenza atau vaksin
BCG
35
Stabil
Hingga
pada
3. Methylprednisolon Tablet 8mg Methylprednisolon Expired
wadah
Date
tertutup
✔ Sediaan Obat
✔ Khasiat Obat
36
BAB V
PEMBAHASAN
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sumberdaya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing – masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan
dalam rumah sakit. Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan atau penelitian.
Rumah Sakit TK.IV.03.07.04 merupakan salah satu lembaga yang mempunyai fungsi
pelayanan yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi seluruh warga
masyarakat pada khususnya dan warga masyarakat di luar kabupaten Garut pada umumnya.
Rumah sakit TK.IV.03.07.04 merupakan unit pemerintah daerah yang termasuk kedalam
rumah sakit tipe C.
Rumah Sakit TK.IV.03.07.04 Garut memiliki Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
yang melakukan pelayanan farmasi secara desentralisasi yaitu melalui depo farmasi.
Berdasarkan stuktur dan tata kerja IFRS Garut Rumah Sakit TK.IV.03.07.04 terdapat satu
Depo farmasi pelayanan kepada setiap pasien rawat inap.
37
Pelapor obat dilakukan oleh seseorang yang ditugaskan oleh kepala ruangan. Pelaporan
pemakaian obat ditulis setiap hari, pelapor ditulis berdasarkan pengeluaran dan pemasukan
obat setiap harinya ke dalam billing sistem.
Pemusnahan Rumah Sakit TNI AD Guntur Garut dilakukan dengan secara mandiri.
Untuk pemusnahan NAPZA expired harus dilaporkan terebih dahulu ke balai POM, Dinas
Kesehatan, dan kepolisian. Tetapi di Rumah Sakit Guntur belum pernah melakukannya.
Pemusnahan hanya dibuat berita acar pemusnahan saja empat rangkap, untuk obat selain
NAPZA tidak perlu disaksikan oleh balai POM, Dinas Kesehatan, dan kepolisian.
Untuk obat rusak atau expired selain NAPZA akan dikumpulkan terlebih dahulu di
ruang farmasi safety box. Setiap awal bulan dilakukan pemusnahan dengan cara mandiri. Jika
sediaannya berupa injeksi dipatahkan terlebih dahulu lalu obat tersebut dikeluakan dengan air
mengalir dari wastafel, setelah itu obat injek tersebut masuk dalam IPAL Rumah Sakit.
Sedangkan untuk obat berupa tablet pelaksanaannya sama seperti injeksi, obat digerus terlebih
dahulu lalu dikeluarkan obatnya dengan air mengalir dari wastafel kemudian obat tersebut
masuk kedalam IPAL Rumah Sakit.
Penyimpanan obat dan alkes disimpan berdasarkan bentuk sediaan atau alpabetis dan
penyimpanan tersebut dibagi menjadi dua Bpjs dan Umum. Obat injeksi di tempat obat
injeksi, alkes di tempat alkes, narkotik dan psikotropik disimpan tersendiri di lemari yang
disediakan.
Instalasi Farmasi di Rumah sakit TK.IV.03.07.04 Garut ini memiliki gudang farmasi
yang mempunyai fungsi dan tugasnya dalam hal pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
dan produksi. Gudang farmasi di Rumah sakit TK.IV.03.07.04 Garut ini sendiri ada dua
gudang Bpjs dan Umum.
Pelayanan Farmasi Klinik Rumah sakit Umum Guntur meliputi :
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan selama Praktek Kerja Lapangan di Rumkit
Guntur dari tanggal 01 September 2022 sampai dengan 31 desember 2022 dapat kami
simpulkan bahwa:
6.2 SARAN
Setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Kerja Lapangan di Rumkit Guntur selama kurang lebih
empat bulan, bahwa kami mempunyai beberapa usulan yang disarankan bagi Rumkit Guntur
yang terkait dengan Pelatihan Kerja Lapangan ini.
40
1. Kerja sama dan kekompakan antar karyawan maupun dengan siswa atau siswi yang
melaksanakan Praktek kerja lapangan lebih ditingkatkan lagi.
2. Sebaiknya membuat data di buku defecta untuk dibuat BPBA (bon permintaan obat
apotek) dilakukan lebih awal sehingga tidak banyak obat yang mengalami kekosongan
dan agar tidak sering melakukan MB (marketing bisnis ) dengan apotek lain.
3. Perlu diadakan perluasan tempat penyimpanan obat sehingga tidak menyulitkan dalam
penyusunan dan pengaturan obat-obatan.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Etiket Infus
Etiket Ruangan
Bougenvile UGD
Flamboyan HCU
Label
LAMPIRAN 4
47
LAMPIRAN 5
Contoh Surat Pesanan Psikotropika
48
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
Contoh Apograph
LAMPIRAN 8
Resep Umum
50
LAMPIRAN 8
Contoh Kwitansi
51
LAMPIRAN 9
Contoh Laporan Penggunaan Narkotika
52
LAMPIRAN 10
Contoh Laporan Penggunaan Psikotropika
53
LAMPIRAN 11
Contoh Lemari Narkotika dan Psikotropika
54