Disusun oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT,
karena atas karunia-nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) dengan lancar. Judul laporan yang penulis ambil adalah
“ Budidaya Tanaman Cabai Rawit”. Laporan ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional dan Ujian Sekolah di SMKN 1
Panjalu.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dari mulai
tanggal 20 Januari – 12 April 2022. Dalam pembuatan laporan ini pun tidak
luput dari bimbingan beberapa pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Drs.Undang Tatang Hidayat, S.H., M. Pd selaku kepala SMK Negeri 1
Panjalu.
2. Elin Roslinawati, S.Pd selaku ketua pelaksana PKL 2022-2023.
3. Pipin Arif Apilin selaku Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan
Swadaya (P4S) Karangsari.
4. Tedi Dahyana selaku pembimbing ekstern.
5. Sri Mulyati, S.P selaku pembimbing laporan PKL.
6. Ecin Kuraesin, S. Pd selaku wali kelas.
7. Kedua orangtua dan rekan-rekan yang telah membantu dalam kegiatan PKL.
Dalam pembuatan laporan ini, penyusun menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saran dan kritik sangat penyusun harapkan
untuk pembuatan laporan di masa yang akan datang. Penyusun berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya penyusun.
Penulis,
4
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR VERIFIKASI
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah............................................................... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................. 2
1.5 Sistematika Laporan............................................................ 2
1.6 Lokasi Objek ...................................................................... 2
5
3.5 Langkah Kerja.................................................................... 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................ 22
5.2 Saran................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 23
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Traktor darat................................................................................................6
Gambar 1. 2 Cabe merah...................................................................................................8
Gambar 1. 3 Cabe merah keriting.....................................................................................8
Gambar 1. 4 Cabe hijau....................................................................................................9
Gambar 1. 5 Cabai rawit...................................................................................................9
Gambar 1. 6 Cabai paprika.............................................................................................10
Gambar 1. 7 Daun cabai.................................................................................................11
Gambar 1. 8 Batang pohon cabai....................................................................................11
Gambar 1. 9 Akar pohon cabai........................................................................................12
Gambar 1. 10 Bunga cabai..............................................................................................12
Gambar 1. 11 Buah cabai................................................................................................13
Gambar 1. 12 Biji cabai...................................................................................................13
Gambar 1. 13 Lalat buah pada pohon cabai...................................................................19
Gambar 1. 14 Kutu Thrips...............................................................................................19
Gambar 1. 15 Siput..........................................................................................................20
Gambar 1. 16 Patek pada pohon cabai............................................................................20
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahwa SMK
dilahirkan untuk membentuk manusia pembangunan yang mampu berperan
sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja mandiri dalam
berbagai kemampuan. Sebagai realisasinya diterapkan metode pendidikan dengan
system ganda dengan keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
080//4/1193 tentang kurikulum SMK edisi 99.
Dasar hukum pelaksanaan PKL adalah :
1. UU No. 33 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO. 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
3. Peraturan Menteri Pendidikaan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang
Standar proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam pelaksanaan praktek ini, penyusun mengambil judul Budidaya Cabai Rawit
(Capsicum frutescens L.) dengan alasan :
1. Cabai rawit merupakan komoditas yang dibutuhkan masyarakat.
2. Cabai rawit dapat dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia baik
dataran tinggi maupun dataran rendah.
3. Membandingkan teori yang didapat di ruangan kelas dengan praktek
langsung di Lapangan khususnya Budidaya Tanaman Cabai Rawit.
Maka penyusun memilih judul “Budidaya Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
frutescens l.) karena ingin memantapkan teori yang didapatkan disekolah dengan
cara turun langsung ke lapangan.
1.2 Tujuan
Tujuan PKL ditiap SMK pastinya berbeda-beda, itu sesuai dengan
kejuruannya. Berikut ini beberapa tujuan yang ingin didapat setelah
pelaksanaan PKL diantaranya :
1. Siswa bertambah wawasan/pengalamannya.
2. Siswa bertambah kedisiplinannya.
3. Siswa bertambah paham dunia kerja atau dunia usaha atau industri.
8
4. Siswa dapat menguasai budidaya cabai rawit secara intensif.
9
7. Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan dan Perdesaan
Swadaya (P4S) Karangsari Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri
Kabupaten Ciamis.
BAB II
RUANG LINGKUP OBJEK
10
2.1.3 Azas Visi – Misi
Azas P4S Karangsari yaitu mengedepankan azas demokrasi swadaya
pengembang usaha dan keterampilan.
Visi “Upaya mewujudkan petani yang modern, mandiri dan mempunyai
daya saing yang tinggi menuju pertanian yang tangguh”.
Misi “Pengembangan dan pemberdayaan SDM petani melalui penyedia
jasa pendidikan pelatihan dan teknologi yang dilakukan dengan pendekatan
partisipasif”.
2.3 Kepegawaian
2.3.1 Pendidikan karyawan
NO NAMA PENDIDIKAN
1 Umin SD
2 Eti SD
3 Wiwi SD
4 Dedah SD
11
2.3.3 Astek
P4S Karangsari tidak berlaku astek, tetapi apabila ada karyawan yang sakit
saat jam kerja akan diberikan obat atau membiayai pengobatan pada saat kerja
saja.
12
Limbah organik berupa tangkai buah dan lain-lain yang berasal dari sisa
buah atau sayuran diolah dan dijadikan kompos atau pupuk organik.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik berupa botol atau plastik bebas pupuk kimia
dikumpulkan dan dibakar atau dijual ke pengepul.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian
Tanaman cabe (capcisum) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang banyak digemari masyarakat. Salah satu spesies cabai yang banyak
dibudidayakan adalah cabai merah (capsicus annuum var. Longum). Selain
dikonsumsi segar, cabe dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan dan
juga sebagai bahan industri.
Paul W Bosland (2000) melaporkan bahwa cabe mengandung zat-zat gizi
yang cukup banyak dan beberapa senyawa alkaloid. Kandungan vitamin yang
terkandung pada buah cabe cukup tinggi. Hal ini merupakan suatu indikator
bahwa cabe dapat dikategorikan sebagai komoditas komersial dan potensial.
Tanaman cabe juga merupakan tumbuhan dari ordo solanales dan famili
solunaceae. Cabai merupakan buah yang memiliki rasa pedas. Di daerah tropis
cabai tumbuh sebagai tanaman tahunan, sedangkan daerah sub tropis cabai
tergolong sebagai tanaman musiman. Tanaman berbentuk perdu ini berasal dari
dunia baru (Meksiko dan Amerika Tengah).
Tanaman cabai menyebar ke Eropa melalui Spanyol dan di sana sebagai
chili pepper mulai dikenal oleh penduduk Eropa Tenggara (bagian timur di laut
tengah) sampai Portugal (bagian barat di samudera Atlantik). Cabai mulai masuk
ke India, China, Korea, Jepang, Filipina, Malaka dan Indonesia di bawa oleh
Bangsa Spanyol dan Portugis yang bernama Ferdinand Magelhaens yang sedang
melakukan perjalanan pelayaran pada tahun 1480 – 1521.
Klasifikasi tanaman cabai :
Divisi : Spermatozoa
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Solanacere
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum sp.
Kondisi iklim Indonesia cocok untuk budi daya tanaman cabai, dimana
matahari bersinar penuh. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah
hingga ketinggian 1.400 mdpl di dataran tinggi. Cabe masih bisa tumbuh naun
13
produksinya tidak maksimal, suhu optimal cabe antara 24 – 28 0C. Pada suhu
terlalu dingin di bawah 15 atau panas di atas 32 pertumbuhan akan terganggu.
Cabe biasa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang
cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800 – 200 mm per tahun dengan
kelembaban 80%.
3.2 Fungsi
Selain untuk penyerapan makanan, kandungan vitamin C yang tinggi pada
cabe berfungsi sebagai anti oksidan yang baik untuk menguatkan imun tubuh, bisa
mencerdaskan dan membangun sel baru dan juga menurunkan kolesterol dan
mencegah penyakit jantung.
Bentuknya lonjong panjang dengan ujung melancip. Kulitnya mulus dan agak
tebal seperti mempunyai lapisan lilin.
14
3. Cabe hijau
Jenis cabe hijau sebenarnya adalah cabe merah besar atau cabe merah kriting
yang dipanen saat hijau. Alasan pemanenan ini biasanya untuk mendapatkan
hasil yang lebih cepat, ada di beberapa lokasi memang sulit dipanen merah.
Untuk daerah-daerah yang memiliki curah hujan dan kelembaban tinggi relatif
lebih sulit untuk memanen cabe hingga berwarna merah sempurna. Cabe hijau
tidak sepedas cabe merah dan harganya pun lebih murah.
4. Cabai Rawit
15
Gambar 1. 5 Cabai rawit
Jenis cabe rawit merupakan jenis cabe yang memiliki rasa yang sangat pedas
dibandingkan dengan jenis lainnya. Bentuk buah cabe rawit pada umumnya
memiliki panjang kira-kira 1-2 cm dengan diameter 05-1 cm. Cabe ini
memiliki ketahanan yang kuat dari berbagai serangan hama dan mudah dalam
perawatannya.
5. Cabe Paprika
Jenis cabe ini terlihat seperti buah apel merah yang kecil atau menyerupai
buah tomat yang lonjong, panjang kira-kira 2-5 cm dengan diameter 3-5 cm.
Rasanya tidak pedas dan cenderung manis, kulit dan daging buahnya tebal,
bijinya sangat sedikit. Harga cabe ini mahal dan perawatannya cukup sulit.
6. Jenis Cabe Hibrida
Cabe hibrida sebenarnya termasuk dalam golongan cabe besar. Hanya saja
sudah mengalami persilangan dan seleksi dengan berbagai teknik pemuliaan
modern. Kebanyakan cabe hibrida lebig manja dibanding varietas biasa.
Beberapa diantaranya kurang tahan di tanam di lahan terbuka seperti jenis
cabe paprika.
Cabe hibrida ini mempunyai keunggullan dalam hal produktivitas bentuk dan
ketahanan terhadap penyakit tertentu. Beberapa jenis cabe hibrida yang
populer adalah :
- Cabe merah : Hot Beauty, Emerald, Horizon, Imperial, Biola.
- Cabe kuning : Lembang 1, Tanjung 1, Tanjung 2, Papirus.
- Cabe rawit : Discovery, Bara, Taruna, Dewata, Juwita.
- Paprika : Hairloom, Edison, Suniya.
3.4 Bagian-Bagian Komponen
Cabai memiliki beberapa bagian komponen, yaitu :
1. Daun
16
Vabe memiliki bentuk daun yang bermacam-macam sesuai dengan spesies dan
varietasnya. Bentuk daun cabe ada yang lonjong, bulat, maupun lanset. Daun
cabe memiliki ukuran panjang antara 3-11 cm dan lebar 1 – 5 cm.
2. Batang
Batang adalah bagian utama tumbuhan yang ada di atas tanah dan mendukung
bagian-bagian lain dari tumbuhan, yakni daun, bunga dan buah.
Fungsinya sebagai lintasan air dan mineral dari akar menuju daun dan lintasan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tumbuhan. Batang cabe akan tumbuh
sampai ketinggian tertentu kemudian akan menghasilkan banyak cabang.
Untuk cabe rawit dapat tumbuh dengan ketinggian maksimal 1 m, sedangkan
cabe merah besar dapat tumbuh mencapai 2 m lebih.
3. Akar
4. Bunga
Bunga pada tanaman cabai bervariasi dan memiliki bentuk yang sama, yaitu
berbentuk bintang. Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan
tuggal ataupun bergerombol dalam satu tandan. Dalam satu tandan biasanya
hanya 2 atau 3 bunga. Anjang bunga kurang lebih 1 – 15 cm dan lebarnya 0,5
cm serta panjang tangkainya 0,5 cm.
Bunga cabai merupakan bunga sempurna yang dapat menyerbuk sendiri. Pada
umumnya bunga cabai terdiri dari 5-6 helai daun mahkota (petal) berwarna
putih, dan terdapat benang sari.
5. Buah
18
Buah cabai memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang bulat dan bulat
memanjang dengan ujung runcing. Bentuk dalamnya berpolong dengan
rongga diantara plasenta dan dinding buah.
Pada buah yang masih muda memiliki warna putih kekuningan, sedangkan
buah yang sudah tua memiliki warna yang mencolok yaitu kuning atau merah.
Panjang buah cabai berkisar 9-15 cm dengan diameter 1-1,75 cm dengan berat
7,5-15 gram per buah.
6. Biji
Biji cabai memiliki ukuran kecil, berbentuk bulat dan pipih serta berwarna
putih atau krem. Biji ini berjumlah banyak. Biji cabai memiliki rasa yang
pedas.
19
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur, cangkul sedalam 15-20 cm. Kemudian
diratakan atau tanah bisa dibajak.
3. Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, buatlah bedengan dengan lebar saluran 25-30 cm dengan
kedalaman 20 cm dan membuat saluran drainase sepanjang tanaman barisan.
4. Pemilihan Bibit
Memilih bibit serta varietas yang baik dan cocok serta terbatas dari penyakit
dan virus.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan berupa penyulaman, penyiraman, pemupukan susulan dan
penyemprotan.
20
BAB IV
PRAKTIK KERJA
4.1 Tahap persiapan
1. Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala
macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar tanaman
sebelumnya. Gulma atau rumput dibersihkan oleh parang atau arit. Gulma
tersebut dikumpulkan atau ditimbun pada bedengan baik di tengah
maupun di pinggir. Tujuannya agar tanah tidak gersang atau tidak
kekurangan unsur hara. Setelah 3-4 hari gulma tersebut sudah kering,
maka tanah siap diolah dan gulma tersebut dibuang atau dapat digunakan
menjadi pupuk kompos.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur tanah yang bergumpal
menjadi remah (gembur). Tanah dibajak dengan menggunakan traktor
sampai menjadi butiran tanah yang remah.
3. Pembuatan Bedengan Kasar
Setelah tanah menjadi gembur, maka dibuat bedengan dengan
menggunakan cangkul. Untuk memudahkan pekerjaan dibuat plot-plot
dengan tali terlebih dahulu. Lebar bedengan sekitar 110-120 cm dan
panjangnya menyesuaikan tergantung pada kondisi lahan. Jarak antar
bedengan yaitu 50cm. Tinggi bedengan 30-40 cm.
4. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk menaikan pH tanah yang semula masam
menjadi mendekati netral. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran
pada bedengan adalah 2-4 ton/ha atau sekitar 200-400 gr/m2. Setelah
pengapuran selesai, sebaiknya langsung dicangkul agar kapur segera
terbaur dengan tanah.
5. Pemupukan Dasar
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan
tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha
(2kg/tanaman) dan pupuk NPK Phonska 15:15:15 200kg/ha
(200gr/tanaman). Kemudian pupuk diaduk dengan tanah oleh cangkul
sampai merata.
21
6. Pembuatan Bedengan Halus dan Pemasangan MPHP (Mulsa Plastik
Hitam Perak)
Setelah dipupuk, bedengan dirapikan dengan menggunakan kayu kecil
hingga bedengan lurus. Kemudian langsung ditutup dengan Mulsa Plastik
Hitam Perak (MPHP). Tujuannya agar pupuk yang diberikan tidak sempat
mengalami penguapan karena penyinaran matahari.
Pemasangan MPHP sebaiknya dilakukan pada cuaca panas antara pukul
09.00-14.00. Pada kondisi tersebut mulsa akan mudah mengembang saat
ditarik kencang. Untuk memudahkan pekerjaan, mulsa ditarik secara
perlahan, menggunakan bilahan bambu 1 m sampai tidak mengembang
lagi pada salahsatu ujungnya sedangkan ujung lain hanya ditahan. Mulsa
yang sudah ditarik dikaitkan pada tanah bedengan dengan menggunakan
penjepit mulsa yang berupa pasak dari bilahan bambu yang ditekuk seperti
huruf U.
7. Pembuatan Lubang Tanam
Bedengan yang telah ditutup MPHP kemudian ditandai dengan ukuran
potongan bambu yang diberi jarak 50x60cm. Alat yang digunakan untuk
membuat lubang tanam dapat berupa kaleng bekas yang ujungnya dibuat
tajam atau pelat panas.
4.2 Tahap Pelaksanaan
4.2.1 Penyiapan Bibit dan Penanaman
1. Persiapan bibit
Pilih bibit yang baik dan bebas dari penyakit. Bibit
yang dibeli di toko lebih terjamin daya tumbuhnya. Bibit
yang penulis pilih adalah cabe keriting varietas PM-999.
22
Setelah mengisi koker atau polybag, yaitu menanam
bibit cabe ke polybag. Mudah, namun harus teliti. Polybag
diisi satu bibit cabe. Kemudian ditutup oleh tanah yang
halus untuk menutupi biji.
4. Pemeliharaan Pembibitan
Bibit dipelihara dengan cara penyiraman dan pembukaan
sungkup setiap hari. Pembukaan sungkup naungan
dilakukan setiap hari dari pukul 07.00-09.30. karena jika
bibit yang baru tumbuh hanya memerlukan cahay matahari
yang minimal. Setelah penyinaran selesai, maka tutup
kembali sungkupnya.
Penyiraman dilakukan setiap hari dengan air secukupnya.
Namun, jika panas terik matahari jika perlu maka
penyiraman dapat dilakukan lagi sore hari.
5. Pindah Tanam
Setelah benih dibibitkan pada umur sekitar 15-17
hari, bibit perlu dipindahkan ke lahan. Bibit yang
mempunyai pertumbuhan yang sama dan yang baik
dikumpulkan menjadi satu kelompok.
Pada saat pindah tanam sebaiknya dilakukan pada pagi hari
atau sore hari. Cara penanaman bibit adalah sebagai
berikut:
a. Permukaan media semai agak sedikit di padatkan.
Kemudian polybag dibuka secara perlahan.
b. Jaga sampai media semai tidak hancur, karena jika
hancur maka perakaran akan terputus dan pertumbuhan
akan jelek.
c. Media tanam ditugal lalu bibit dan media semai
kemudian dimasukkan ke lubang tanam. Permukaan
tanah sekitar bibit diratakan.
d. Jaga jangan sampai ada rongga antara tanah media
semai dengan tanah pada lubang media tanah. Tutup
menggunakan tanah sehingga rata dengan mulsa. Hal
ini bertujuan agar udara panas tidak masuk ke dalam
perakaran tanaman muda.
4.2.2 Pemeliharaan
a. Pemasangan Ajir
Dilakukan di sekitar lubang kedalaman 30-40 cm dengan posisi tegak
lurus terhadap bedengan.
23
b. Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang mati akibat serangan hama penyakit.
c. Perempelan Tunas
Dengan cara membuang tunas bawah lubang utama.
d. Pengikatan Tanaman
Pengikatan menggunakan tali rapia yang diikatkan ke ajir dengan umur
tanaman sudah cukup besar.
e. Penyiraman
Dilakukan bila tidak ada hujan setiap 3 hari sekali dengan cara disiram
ke lubang tanam.
f. Pengendalian Gulma
Penyiagan dilakukan pada umur 30-60 hari tanaman juga dikendalikan
dengan cara penyemprotan herbisida.
g. Pemupukan Susulan
Pemberian pupuk susulan yang selalu dilakukan adalah dengan pupuk
kocor. Tiap 1 minggu sekali selalu diberi pupuk mocor dengan takaran
pupuk NPK (15:15:15) 5kg, pupuk subur ijo 5 kg, dan air 200 liter.
Semua bahan diaduk dalam drum besar. Dosis pemberian pertanaman
adalah 100cc/tanaman. Jika umur tanaman adalah 40 HST maka pupuk
kocor diganti bahannya dengan pupuk NPK mutiara (16:16:16) 5kg,
pupuk ijo 5kg, kalsium 1 kg. Hal ini merangsang pertumbuhan buah
dan memperkuat akar.
4.2.3 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT)
Hama-hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman cabe serta cara
pencegahannya :
a. Lalat Buah (Dacus dorsalis Hend)
24
dalam daging buah cabe. Belatung yang ada di dalam buah yaitu larva
dari telur lalat. Lukan tusukan lalat buah dapat menyebabkan infeksi
berupa penyakit busuk buah. Pengendaliannya dapat membuat
perangkap yaitu dengan mengolesi pestisida lalat buat pada luar botol
diantara tanaman cabe.
Gambar 1. 15 Siput
25
Hama ini biasanya menyerang pada bibit cabe yang baru tumbuh atau
pindah tanam. Ia menyerang pada malam hari, dan menyerang pada
bagian daun. Sehingga bagian daun habis atau gundul dan akhirnya
mati. Pengendaliannya adalah dengan cara sanitasi lingkungan yang
benar dan menangkapnya langsung di lapangan atau lahan
d. Antraknosa/Patek
26
Panen merupakan saat yang ditunggu petani, karena bisa tahu
hasil dari penanamannya. Cabai dapat dipanen pertama kali pada umur 70-
100 hari setelah tanam untuk dataran rendah dan pada umur 4-5 bulan
untuk dataran tinggi.
Buah yang rusak yang disebabkan oleh lalat segera dimusnahkan. Buah
yang akan dikirim jauh segera dipanen waktu buah matang hijau. Sortasi
dilakukan untuk memisahkan buah cabai yang sehat, bentuk normal, dan
baik.
Setelah pemanenan selesai, hal yang perlu dilakukan :
a. Sortasi/greding
Dilakukan untuk memisahkan cabai yang sehat, bentuk normal dan
baik. Greding adalah penggolongan kuantitas dan ukuran panjang
b. Penyimpanan
Setelah dipanen, secara fsiologis masih melakukan proses-proses yang
mendukung kelangsungan hidupnya. Cara penyimpanannya dapat
dilakukan untuk memperlambat laju respirasi adalah dengan
perbandingan. Sedangkan untuk menangani cabai yang mengalami
pelayuan akibat adanya proses transpirasi adalah dengan melembabkan
udara.
c. Pengemasan
Salah satu perlakuan sebelum dilakukan pemasaran dan bertujuan
untuk mencegah kerusakan produk. Pengemasan yang baik dapat
mencegah kehilangan hasil, mutu dan pemegang penting dalam
pengawetan bahan. Pengemasan yang akan dilakukan dengan
menggunakan kardus berukuran 35 x 40 x 50 cm berkapasitas 40
kg/kardus.
Setelah dikemas dengan baik maka dilakukan penimbangan dan
pemuatan ke dalam mobil yang akan mengangkut.
d. Pemasaran
- Kegiatan pemasaran adalah salah satu kegiatan yang hilang untuk
menyampaikan produk dari produsen ke konsumen.
- Kerjasama yang dilakukan antar kelompok tani dengan
pelanggannya adalah berdasarkan kepercayaan.
27
Penyemprotan dilakukan tepat dengan dosis tepat waktu dan tepat
sasaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan prakteik kerja di P4S Karangsari, saya dapat
berbagi hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
P4S Karangsari merupakan sebuah lembaga pusat pelatihan/pemagangan dan
pengembangan usaha di bidang pertanian.
Pelayanan yang diberikan cukup baik.
Peralatan yang terdapat cukup menunjang walau belum seutuhnya lengkap.
Penerimaan dan bimbingan terhadap siswa yang melaksanakan PKL cukup
baik.
Hal tersebut menjadikan P4S Karangsari dipercaya oleh konsumennya dan
sukses sekaligus turut mensukseskan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi dunia
pendidikan.
28
Hendaknya bisa menambahkan perlengkapan peralatan yang sudah ada demi
menjamin pelayanan terhadap konsumen.
Kesimpulan dan saran ini di harapkan dapat meningkatkan hubungan harmonis
antara siswa pihak sekolah dan dunia usaha demi tercapainya tujuan program
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
DAFTAR PUSTAKA
29