Anda di halaman 1dari 35

Mini Project

TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT


PADA PENDERITA DIABETES DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SRI PADANG
TEBING TINGGI PERIODE JUNI-JULI 2022

Oleh :

dr. Fadhlan Nurrahman


(Dokter Internship Puskesmas Sri Padang
Periode Februari 2022-Agustus 2022)

Pendamping:

dr. Hafizah, M.kes

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS SRI PADANG
TEBING TINGGI, INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT


PADA PENDERITA DIABETES DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SRI PADANG
TEBING TINGGI PERIODE JUNI-JULI 2022

MINI PROJECT

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat dalam pelaksanaan
Program Internsip Dokter Indonesia

Oleh:

dr. Fadhlan Nurrahman


(Dokter Internship Puskesmas Sri Padang
Periode Februari 2022-Agustus 2022)

Tebing Tinggi, Juli 2022

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Hafizah, M.kes

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya penyusunan mini project yang berjudul Tingkat
Kepatuhan Konsumsi Obat Penderita Diabetes Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sri Padang Tebing Tinggi Periode Juni-Juli 2022 telah diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan mini project ini dapat
terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan, serta arahan dari banyak
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi dr. Muhammad Iqbal Sp.P
beserta staf.
2. Kepala UPTD Puskesmas Sri Padang ibu Rahmayani Lubis S. Tr.Keb
3. dr. Hafizah selaku pendamping Internsip.
4. Bapak/Ibu Staf Puskesmas Sri Padang.
5. Teman sejawat Program Internsip Dokter Indonesia di wahana Puskesmas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan mini project ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada proses
pembelajaran ini dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Akhir kata penulis
berharap semoga mini project ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
juga bagi pembaca pada umumnya.

Tebing Tinggi, Juli 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................... ....... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 3
1.4.1. Manfaat Ilmiah ....................................................... 3
1.4.2. Manfaat Praktis ...................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Diabetes Mellitus ............................................................... 4
2.1.1. Definisi .................................................................. 4
2.1.2. Klasifikasi .............................................................. 4
2.1.3. Faktor Risiko.......................................................... 5
2.1.4. Patofisiologi ........................................................... 6
2.1.5. Manifestasi Klinis .................................................. 6
2.1.6. Diagnosis ............................................................... 7
2.1.7. Komplikasi ............................................................. 7
2.1.8. Tatalaksana ............................................................ 8
2.2. Kepatuhan Konsumsi Obat ................................................ 9
2.3. Kerangka Teori.. ................................................................ 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 11
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 11
3.2.1. Tempat Penelitian ................................................. 11
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................... 11
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 11
3.3.1. Populasi Penelitian ................................................. 11
3.3.2. Sampel Penelitian .................................................. 11
3.3.3. Kriteria Sampel ...................................................... 11
3.3.4. Besar Sampel ......................................................... 12
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 13
3.4.1. Variabel Penelitian ................................................. 13
3.4.2. Definisi Operasional .............................................. 13
3.5. Alat/Instrumendan Bahan Penelitian .................................. 13
3.6. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 13

iii
3.7. Prosedur Penelitian ............................................................ 14
3.8. Pengelolaan dan Analisis Data Penelitian .......................... 14
3.8.1. Pengolahan Data .................................................... 14
3.8.2. Analisa Data Penelitian .......................................... 14

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Gambaran Umum Puskesmas Sri Padang ........................... 16
4.2. Hasil Penelitian.................................................................. 17
4.3. Pembahasan ....................................................................... 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ....................................................................... 20
5.2. Saran ................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21


LAMPIRAN ................................................................................................ 23

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Definisi Operasional ..................................................................... 13


Tabel 4.1. Karakteristik Usia Responden Penelitian ...................................... 17
Tabel 4.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden Penelitian ....................... 17
Tabel 4.3. Karakteristik Pendidikan Responden Penelitian ............................ 18
Tabel 4.4. Karakteristik Pekerjaan Responden Penelitian .............................. 18
Tabel 4.5. Karakteristik Kepatuhan Responden Penelitian ............................. 18

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ......................................................................... 10

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian .................................................................. 23
Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden ....................... 24
Lampiran 3 Kuisoner Penelitian .................................................................... 25
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 27

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) umumnya dikenal sebagai kencing manis. Diabetes


militus merupakan penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan
kadar gula darah yang terus menerus dan juga bervariasi, terutama setelah makan.
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan pada hormonal yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kenaikan jumlah
penduduk dunia yang terkena DM semakin mengkhawatirkan. Pada tahun 2000,
jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes sudah mencapai 171.230.000
orang serta pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah 366.210.100
orang ataupun naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun. 1,2,3
Diabetes termasuk salah satu keadaan darurat kesehatan global terbesar dari
abad 21. Setiap tahun semakin banyak orang yang hidup dengan kondisi ini,
kondisi yang dapat mengakibatkan komplikasi yang mengubah hidup. Selain 415
juta orang dewasa yang diperkirakan saat ini memiliki diabetes, ada 318 juta
penderita dewasa dengan gangguan toleransi glukosa, yang menempatkan mereka
pada resiko tinggi dalam pengembangan penyakit pada masa depan. Fenomena
kehidupan sekarang, diabetes termasuk salah satu penyakit tidak menular yang
telah menjadi masalah serius kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia
tetapi juga di dunia.3,4
Diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jadi perhatian
dunia. Pada 2015 saja, persentase orang dewasa dengan diabetes adalah 8,5 persen
dari populasi dunia atau ada satu diantara 11 orang dewasa menyandang diabetes.
Jika dibiarkan, akan ada satu dari 10 orang diabetes pada 2040. Pengidap diabetes
di Indonesia juga tidak sedikit. Pada diabetes tipe II gaya hidup tidak sehat
menjadi alasan terus bertambahnya orang yang terkena diabetes. Padahal sekitar
80 persen kejadian diabetes bisa dicegah.4 Dalam rentang waktu 2014 sampai
2015, Indonesia menduduki peringkat ke-7 kasus diabetes mellitus di seluruh
dunia. Berdasarkan data dari World Diabetes Foundation 2014-2015, disebutkan

1
bahwa sebanyak 382 juta jiwa di Indonesia merupakan penyandang diabetes
mellitus. Jumlah penderita DM ini diperkirakan masih akan meningkat menjadi
592 juta jiwa pada 2035 atau dengan kata lain 1 dari 10 orang adalah penderita
diabetes mellitus. Di Puskesmas Sri Padang sendiri, untuk estimasi kasus PTM
sendiri yakni Diabetes mellitus angkanya mencapai 3.504 kasus dari 111.677
jumlah penduduk dengan usia 15-59 tahun. Untuk tahun 2022 sendiri, kasus lama
DM di Puskesmas Sri Padang mencapai angka 271 kasus dari 6827 penduduk usia
15-59 tahun dan kasus barunya sebanyak 37 kasus dari 6827 penduduk usia 15-59
tahun. Meningkatnya pravalensi DM di Indonesia maka akan semakin berdampak
pada penurunan kualitas SDM yang mempengaruhi perkembangan kemajuan
Indonesia.5,6
Dengan pembiayaan yang tergolong tinggi dan dampak yang sangat buruk
baik pada diri sendiri maupun pada perkembangan kemajuan suatu negara, maka
seharusnya pasien dengan DM harus patuh menjalani pengobatan yang dianjurkan
dokter agar tidak timbul komplikasi yang meningkatkan pembiayaan penanganan
pasien serta memperburuk kondisi pada pasien. Berdasarkan laporan diatas, maka
penulis tertarik untuk menilai bagaimana tingkat kepatuhan konsumsi obat bagi
penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas Sri Padang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah bagaimana
tingkat kepatuhan konsumsi obat penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas
Sri Padang Periode Juni-Juli 2022

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ialah mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan konsumsi
obat bagi penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas Sri Padang Periode Juni-
Juli 2022

2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Penelitian ini nantinya diharapkan memberikan informasi bagaimana tingkat
kepatuhan konsumsi obat penderita diabetes pada wilayah kerja Puskesmas Sri
Padang Periode Juni-Juli 2022. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis


1. Bagi Klinisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petugas dalam memahami,
merancang dan melaksanakan strategi yang tepat serta cepat sebagai upaya
dalam meningkatkan upaya layanan kesehatan yang ada sehingga tercapat
derajat kesehatan dan kepuasan tertinggi.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberikan pengetahuan mengenai
tingkat kepatuhan konsumi obat antidiabets serta komplikasi yang terjadi
bila tidak mengkonsumsi secara rutin obat antidiabetes.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang terjadi oleh karena pankreas tidak mampu
mensekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun keduanya. Dapat terjadi
kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal,
saraf, jantung, serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia
kronis. Diabetes Mellitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin
atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan juga didiagnosa
melalui pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan
glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber
energi.1,3,7
Diabetes Mellitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes Mellitus merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh
tidak terkontrol akibat dari gangguan sensitivitas sel beta pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula darah
dalam tubuh.1,7

2.1.2 Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2020, klasifikasi DM
yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM tipe lainnya. Namun jenis
DM yang paling umum yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. 1,7,8
1. Diabetes Melitus Tipe I; DM tipe 1 ialah proses autoimun ataupun
idiopatik dapat menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering
terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe 1 membutuhkan suntikan insulin
setiap hari untuk mengontrol glukosa darahnya. Diabetes tipe ini sering

4
disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), yang
berhubungan antibody berupa Islet Cell Antibodies, Insulin Autoantibodies
(IAA), dan Glutamic Acid Decarboxylase Antibodies. Sebanyak 90% anak
penderita IDDM mempunyai jenis antibodi ini.
2. Diabetes Melitus Tipe II; DM tipe 2 atau yang sering disebut dengan Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis DM yang
paling sering terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini
ditandai oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif. DM tipe ini
lebih sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada
orang dewasa muda dan anak-anak.
3. Diabetes Melitus Gestational; Diabetes yang didiagnosis pada trimester II
atau III kehamilan dan tidak mempunyai riwayat diabetes sebelum
kehamilan.
4. Diabetes Melitus Tipe Lain; Contoh dari DM tipe lain, yaitu:
a. Sindrom diabetes monogenik (diabetes neonatal)
b. Penyakit pada pankreas
c. Diabetes yang diinduksi bahan kimia (penggunaan glukortikoid pada
kondisi HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ)

2.1.3 Faktor Risiko


Berbagai faktor gaya hidup merupakan salah satu yang meningkatkan risiko
DM tipe 2, seperti sedentary lifestyle, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan
juga konsumsi alkohol. Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa obesitas
adalah faktor risiko dari DM tipe 2 yang paling sering dan menyebabkan resistensi
insulin. Hampir 90% pasien DM tipe 2 mengalami obesitas. Popularitas makanan
cepat saji diantara orang dewasa dan anak-anak meningkatkan kejadian obesitas.
Kebiasaan makan makanan rendah serat dengan indeks glukosa yang tinggi juga
terkait faktor risiko DM tipe 2. Asupan lemak juga dapat menyebabkan resistensi
insulin.1,8,9

5
2.1.4 Patofisiologi
Gangguan patofisiologi DM dikaitkan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
merombak glukosa menjadi energi karena tidak ada ataupun kurangnya produksi
insulin di dalam tubuh. Insulin adalah suatu hormon pencernaan yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk memasukkan gula ke dalam sel tubuh
untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada pasien DM, insulin yang dihasilkan
tidak mencukupi sehingga gula menumpuk dalam darah. Patofisiologi pada DM
tipe 1 terdiri atas autoimun dan non-imun. Pada autoimun-mediated DM, faktor
lingkungan dan juga genetik diperkirakan menjadi faktor pemicu kerusakan sel
beta pankreas. Tipe ini disebut tipe 1A. Sedangkan tipe non-imun, lebih umun
daripada autoimun. Tipe non-imun terjadi sebagai akibat sekunder dari penyakit
lain seperti pankreatitis atau gangguan idiopatik. 1,7,9
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan hasil dari gabungan resistensi insulin
dan sekresi insulin yang tidak adekuat, hal tersebut menyebabkan predominan
resistensi insulin sampai dengan predominan kerusakan sel beta. Kerusakan sel
beta yang ada bukan suatu autoimun mediated. Pada DM tipe 2 tidak ditemukan
suatu pertanda autoantibodi. Pada resistensi insulin, konsentrasi insulin yang
beredar mungkin tinggi tetapi pada keadaan gangguan fungsi sel beta yang berat
kondisinya dapat rendah. Pada dasarnya resistensi insulin dapat terjadi akibat
perubahan-perubahan yang mencegah insulin untuk mencapai reseptor
(praresptor), perubahan dalam pengikatan insulin atau transduksi sinyal oleh
resptor, atau perubahan dalam salah satu tahap kerja insulin pascareseptor. Semua
kelainan yang dapat menyebabkan gangguan transport glukosa dan resistensi
insulin akan menyebabkan hiperglikemia sehingga menimbulkan manifestasi
DM.1,7,9

2.1.5 Manifestasi Klinis


Beberapa gejala DM tipe 2 yaitu sering berkemih (poliuria), meningkatnya
rasa haus (polidipsia), banyak makan (polifagia), kehilangan berat badan secara
drastis, pandangan kabur, dan juga merasa kelelahan (fatigue). Selain itu, ditandai
dengan sering buang air kecil pada malam hari (nokturia) dan lesu (lethargy).1,7

6
2.1.6 Diagnosis
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: 1,7,10
1. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa merupakan kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.
2. Glukosa plasma 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL. Tes Toleransi Glukosa
Oral adalah pemeriksaan glukosa setelah mendapat pemasukan glukosa
yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air.
3. Nilai A1C ≥ 6,5%. Dilakukan pada laboratorium yang telah terstandardisasi
dengan baik.
4. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik
(poliuria, polidipsi, dan polifagia).

2.1.7 Komplikasi
Komplikasi akan mempengaruhi dan mengganggu berbagai organ yang
sering terjadi pada pasien DM karena tingginya kadar glukosa dalam darah.
Komplikasi DM tipe 2 ada yang bersifat akut dan kronis. Diabetes ketoasidosis,
hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut,
sedangkan komplikasi kronis yang bersifat menahun, yaitu: 1,7
1. Makroangiopati merupakan komplikasi pada pembuluh darah besar seperti
otak, jantung, dan arteri perifer.
2. Mikroangiopati merupakan komplikasi pada pembuluh darah kecil.
Terdapat 2 bentuk komplikasi mikroangiopati, yaitu:
a. Retinopati, adalah gangguan penglihatan hingga kebutaan pada retina mata.
Gangguan lainnya seperti kebutaan, makulopati (meningkatnya cairan
bagian tengah retina), katarak, dan kesalahan bias (adanya perubahan dari
ketajaman lensa mata yang dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa dalam
darah).
b. Nefropati diabetik, adalah komplikasi yang ditandai dengan kerusakan
ginjal sehingga racun didalam tubuh tidak bisa dikeluarkan dan juga
menyebabkan proteinuria (terdapat protein pada urin).
3. Neuropati ditandai dengan hilangnya sensasi distal dan juga berisiko tinggi
mengalami amputasi, nyeri di malam hari, bergetar dan kaki terasa terbakar.

7
Penyempitan pembuluh darah pada jantung adalah ciri penyakit pembuluh
darah perifer yang diikuti dengan neuropati.

2.1.8 Tatalaksana
Pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi berupa perawatan diri bagi pasien
dan keluarga, terapi nutrisi medis atau diet, latihan aktivitas fisik, dan juga terapi
farmakologi. Langkah pendekatan non farmakologi dikombinasikan dengan terapi
farmakologi ataupun medikamentosa untuk mencapai sasaran pengendalian DM.
Dalam melakukan pemilihan intervensi farmakologis perlu diperhatikan titik kerja
obat sesuai dengan macam-macam penyebab terjadinya hiperglikemia. Contoh
obat penatalaksanaan farmakologi ialah Sulfonilurea, Metformin, Acarbose,
Sitagliptin, dan Canagliflozin. Penatalaksanaan edukasi perawatan diri pasien DM
tipe 2, tidak hanya bagi pasien akantapi juga bagi keluarga. Edukasi berguna
untuk mengajak keluarga mengetahui perawatan diri penyandang DM. Keluarga
berperan sebagai pemberi dukungan bagi anggota keluarga yang lain untuk
melakukan suatu perilaku sehat yang diharapkan, oleh karena itu keluarga dapat
dijadikan sasaran edukasi sebagai pendukung perawatan diri pasien DM.1,7
1. Perawatan Diri
Perawatan diri merupakan konsep yang melibatkan berbagai aspek perilaku
manusia. Perawatan diri merupakan salah satu usaha pencegahan komplikasi dan
untuk menurunkan angka kematian yang tinggi akibat DM. Pasien DM
memerlukan pengontrolan diri yang efektif untuk mencegah komplikasi.
Perawatan diri yang baik dan juga benar pada pasien DM termasuk pengendalian
faktor risikonya, dapat menurunkan angka kesakitan berulang, komplikasi dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Perawatan diri pasien diabetes
melitus meliputi perencanaan diet, kepatuhan minum obat, pemantauan gula
darah, dan pelaksanaan aktivitas fisik yang teratur. Ada beberapa faktor-faktor
yang berpotensi mempengaruhi individu dalam meningkatkan atau menurunkan
aktivitas dan perilaku perawatan diri. Faktor yang menurunkan perilaku perawatan
diri pasien DM yaitu penurunan motivasi (rasa malas dan jenuh), penurunan
kemampuan fisik (mudah lelah) sehingga malas melakukan aktivitas fisik, dan
juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri. Untuk mengatasi faktor yang

8
menurunkan perilaku perawatan diri tersebut pasien DM membutuhkan dukungan
dan kerja sama dari keluarga, keluarga perlu terlibat pada perawatan diri pasien
DM.1,7,10
2. Peran Keluarga
Keluarga merupakan penyedia pelayanan kesehatan utama bagi pasien yang
mengalami penyakit kronik seperti penyakit diabetes melitus. Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan juga penerimaan keluarga terhadap penderita yang
sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak, suami, istri ataupun
saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi,
tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa
disayangi, diperhatikan dan dicintai. Dukungan yang dapat diberikan untuk
penderita diabetes melitus salah satunya adalah bentuk dukungan secara
emosional. bentuk dukungan keluarga ini dapat berupa dukungan simpati dan
empati, cinta, kepercayaan serta penghargaan. Keluarga merupakan perkumpulan
dua orang ataupun lebih individu yang hidup bersama dalam keterikatan,
emosional dan setiap individu memiliki peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga. Dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara
keluarga. Dukungan keluarga menagacu pada dukungan-dukungan yang
dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu hal yang dapat dilakukan untuk keluarga
tersebut. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai social support. Terdapat empat
jenis social support yaitu: emotional support berupa empati, cinta, kepercayaan
dan juga perhatian, instrumental support berupa bantuan nyata serta pelayanan,
apprasial support berupa memberikan informasi yang berguna untuk tujuan
evaluasi diri, umpan balik yang membangun, dan afirmasi, informational support
berupa bantuan informasi dan saran yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah.1,7,10

2.2 Kepatuhan Konsumsi Obat

Kepatuhan konsumsi obat pada penderita diabetes sangatlah penting karena


dengan minum obat diabetes secara teratur dapat mengontrol tekanan darah pada
penderita diabetes, sehingga dalam jangka panjang risiko kerusakan organ-organ
seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi. Obat diabetes yang tersedia saat

9
ini terbukti dapat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes dan sangat
berperan dalam menurunkan risiko komplikasi. Namun penggunaan obat diabetes
saja terbukti tidaklah cukup menghasilkan efek kontrol glukosa dalam darah
jangka panjang bila tidak didukung dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
diabetes tersebut.1,11,12 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terlebih
dahulu di Puskesmas Sri Padang dengan mewawancarai tujuh pasien DM. Hasil
wawancara didapatkan tiga pasien mengetahui tentang diabetes dan mengetahui
pengobatan seperti kapan harus mengkomsumsi obat dan bahaya bila berhenti
mengkonsumsi obat diabetes tanpa anjuran dokter. Sedangkan emapat lainnya,
kurang mengetahui tentang DM dan tidak mengetahui bahaya yang ditimbulkan
apabila tidak teratur mengkonsumsi obat diabetes tanpa anjuran dari dokter.11,12

2.3 Kerangka Teori

A B
Tingkat Kepatuhan
Glukosa Darah Terkontrol
Konsumsi Obat

1. Usia, Jenis Kelamin,


Genetik
2. Kondisi penyerta lainnya

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan

= Diteliti

= Hasil

= Tidak diteliti

= Variabel pengganggu

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian observational deskriptif dengan rancangan
cross sectional dengan metode observasi atau pendekatan serta pengumpulan data
sekaligus pada suatu waktu.13

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Sri Padang.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh masyarakat yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Sri Padang.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel penelitian ini merupakan masyarakat yang berada pada wilayah
kerja Puskesmas Sri Padang dan juga telah memenuhi syarat berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya. Pengambilan
sempel dengan menggunakan metode non probability sampling, dengan teknik
pengambilan yakni purposive sampling.13

3.3.3 Kriteria Sampel


A. Kriteria Inklusi
1. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sri Padang
yang dibuktikan dengan KTP atau kartu keluarga terbarunya.
2. Masyarakat yang telah terdiagnosis diabetes oleh dokter Puskesmas

11
3. Minimal selama 1 bulan telah mengkonsumsi obat diabetes.

B. Kriteria Ekslusi
1. Tidak bersedia menjadi responden penelitian.
2. Memiliki kondisi yang membuat keterbatasan melakukan penelitian ini yaitu
seperti stroke, Parkinson, Alzheimer, dan lain sebagainya.

3.3.4 Besar Sampel


Besar sampel minimal dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
perhitungan berikut ini:13

𝑍𝛼 + 𝑍𝛽
𝑛=[ ] +3
1 1+𝜌
2 ln (1 − 𝜌 )

1,96 + 0,84
𝑛=[ ] +3
1 1 + 0,448
ln ( )
2 1 − 0,448

2
2,8
𝑛=[ ] +3
1
. 0,964390526
2

𝑛 = 36,7 (dibulatkan menjadi 37 sampel)

Keterangan:

N = Jumlah sampel

𝑍1/2.𝛼 = Standard deviation untuk 𝛼 uji 2 arah (1,96)

𝑍𝛽 = Standard deviation untuk 𝛽 (𝛽-0,20, Z= 0,84)

𝜌 = koefisien korelasi antar variabel yang diharapkan

ln = Fungsi logarima “ln”

12
Besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
37 sampel responden penelitian.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini merupakan tingkat kepatuhan konsumsi obat
diabetes.

3.4.2 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil UkurJenijJenis Data


Operasional Jen
Kepatuhan Kepatuhan Mengukur Responden Berupa data Ordinal
minum obat minum obat kepatuhan diminta kuantitatif.
adalah derajat dengan untuk Kepatuhan
menggunakan menjawab rendah: nilai
dimana pasien
lembar soal yang <6,
mengikuti kuesioner ada pada Kepatuhan
anjuran klinis dari yang terdiri lembar sedang: nilai
seorang dokter dari 8 soal kuesioner 6-7,
mengobatinya Kepatuhan
tinggi: nilai
8

3.5 Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat/Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuisoner yang


berisikan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk menilai tingkat kepatuhan
konsumsi obat diabetes.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti melalui wawancara langsung dan juga
kuisoner yang diberikan kepada responden penelitian.

13
3.7 Prosedur Penelitian

1. Peneliti menentukan sampel yang akan dipilih dengan menggunakan metode


non probability sampling, dan menggunakan teknik purposive sampling.
2. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu meminta persetujuan dari calon
sampel untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani
lembar persetujuan yang telah disediakan.
3. Selanjutnya, pada responden akan dinilai tingkat kepatuhan konsumsi obat
DM.
4. Pengumpulan data penelitian, lalu selanjutnya dilakukan pengolahan data
dan analisa data hasil penelitian.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data Penelitian

3.8.1 Pengolahan Data


1. Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan juga kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap atau terdapat kesalahan pada data, dilengkapi
dengan mengobservasi ulang.
2. Coding yaitu data yang telah terkumpul dan telah dikoreksi ketepatan serta
kelengkapannya untuk kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah
dengan computer.
3. Entri yaitu data yang telah dibersihkan kemudian dimasukan dalam program
computer.
4. Cleaning yaitu pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving yaitu penyimpanan data untuk siap dianalisis.

3.8.2 Analisa Data Penelitian

Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah Analisa univariat. Analisa
univariat pada penelitian ini dilakukan pada setiap variabel untuk deskripsi data
penelitian. Hasil analisis berupa distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel

14
dalam penelitian. Data yang diperoleh kemudian akan disajikan dalam bentuk
tabel, grafik, dan sebagainya.13

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sri Padang

Puskesmas Sri Padang terletak di Jln Taman Bahagia Kelurahan Sri Padang,
Kecamatan Rambutan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor
:15 Tahun 2006 tentang pembentukan kecamatan dan kelurahan, maka Kecamatan
Rambutan berbatasan langsung:
- Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela Serdang Bedagai
Secara administrasi Wilayah kerja Puskesmas Sri Padang dari 2 kelurahan
yaitu Kelurahan Sri Padang dan Kelurahan Tanjung Marulak Hilir. Wilayah kerja
Puskesmas Sri Padang merupakan sebagian wilayah dari Kecamatan Rambutan
yaitu Kelurahan Sri Padang dengan luas wilayah 0,66 km (48%) dan Tanjung
Marulak Hilir dengan luas wilayah 0,7 Km2 (52%). Berdasarkan BPS Kota Tebing
Tinggi tahun 2019 jumlah penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Sri Padang
sebanyak 9.838 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 7.568 jiwa
setiap Km. Berikut adalah profil data Puskesmas Sri Padang:

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter U 4
2 Dokter Gigi 0
3 Perawat 8
4 Bidan 10
5 Apoteker 1
6 Asisten Apoteker 1
7 Nutrisionis 3
8 Sanitarian 2
9 Pranata Lab 2

16
10 Terapis Gigi dan Mulut 1
11 Struktural 1
12 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 1
13 Epidemiologi Kesehatan 1
14 Dukungan Manajemen 9
Keseluruhan 44

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan juni yang bertempat di wilayah kerja
Puskesmas Sri Padang dengan menggunakan data primer yakni 37 responden
penelitian. Dibawah ini adalah tabel karakteristik responden yang dinilai dalam
penelitian ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden Penelitian

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 4 10.8 10.8 10.8
Lansia Awal (46-55 Tahun) 18 48.6 48.6 59.5
Lansia Akhir (56-65 Tahun) 15 40.5 40.5 100.0
Total 37 100.0 100.0

Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin Responden Penelitian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 20 54.1 54.1 54.1
Laki-Laki 17 45.9 45.9 100.0
Total 37 100.0 100.0

17
Tabel 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden Penelitian

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 10 27.0 27.0 27.0
SLTP/SMP 14 37.8 37.8 64.9
SLTA/SMA 13 35.1 35.1 100.0
Total 37 100.0 100.0

Tabel 4.4 Karakteristik Pekerjaan Responden Penelitian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 14 37.8 37.8 37.8
PNS 7 18.9 18.9 56.7
Wiraswasta 16 43.2 43.2 100.0
Total 37 100.0 100.0

Tabel 4.5 Karakteristik Tingkat Kepatuhan Responden Penelitian

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tingkat Patuh Kurang 4 10.8 10.8 10.8
Tingkat Patuh Cukup 15 40.5 40.5 51.4
Tingkat Patuh Baik 18 48.6 48.6 100.0
Total 37 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, kelompok usia penderita DM terbanyak adalah


kelompok lansia awal yakni sebanyak 18 responden (48.6%). Di lihat tabel 4.2,
responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yakni 20 responden
penelitian (54.1%). Pada tabel 4.3, SLTP/SMP adalah tingkat pendidikan
terbanyak responden yakni 14 responden penelitian (37.8%). Apabila dilihat dari
pekerjaan, berdasarkan pada tabel 4.4 ditemukan hasil bahwa wiraswasta adalah
kelompok pekerjaan terbanyak yaitu 16 responden penelitian (43.2%). Sementara
itu, dari tabel 4.5, dijumpai bahwa 18 responden penelitian memiliki tingkat
kepatuhan yang baik terkait dari perilaku konsumsi obat diabetes (48.6%).

18
4.3 Pembahasan

Pada tabel 4.5, ditemukan 18 responden penelitian memiliki kepatuhan yang


baik terkait dengan perilaku untuk konsumsi obat diabetes (48.6%), sebanyak 15
responden penelitian yang memiliki tingkat kepatuhan yang cukup (40.5%) dan
sebanyak 4 responden penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
(10.8%). Tingginya kepatuhan berpengaruh pada peningkatan tercapainya gula
darah yang optimum dan juga penurunan komplikasi diabetes. Terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan pasien tidak patuh berdasarkan keterangan penderita,
seperti ketika hendak berpergian lupa membawa obat dan adapula yang memang
sengaja tidak meminum obat ketika merasa dirinya sehat dan takut terjadi efek
samping apabila sering mengkonsumsi obat diabetes. Kepercayaan setiap pasien
mengenai bentuk penyakitnya memiliki pengaruh yang besar pada keinginan
mereka untuk mengikuti saran kesehatan terapi pengobatan. 13,14,15
Kepatuhan dalam pengobatan diabetes merupakan hal penting, dikarenakan
diabetes adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu
dikontrol sehingga tidak terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Dengan
kepatuhan dapat menggambarkan bagaimana perilaku pasien dalam menjalankan
aturan dalam pengobatan yang dijalani dan juga edukasi yang diberikan oleh
tenaga kesehatan. Kepatuhan terhadap pengobatan merupakan faktor penting yang
dalam kesehatan lanjutan dan kesejahteraan pasien diabetes. Kepatuhan yang
rendah termasuk dalam faktor penghambat kontrol yang baik, kepatuhan pasien
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan terapi yang dijalani. Tingginya
motivasi terhadap pengobatan yang dilakukan memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kepatuhan dan pengetahuan pendertia diabetes akan dapat menjadi guru
yang baik bagi dirinya.13,14,15

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kelompok usia terbanyak adalah lansia awal yakni sebanyak 18 responden


penelitian (48.6%).
2. Responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yakni 20 responden
penelitian (54.1%).
3. SLTP/SMP merupakan pendidikan terbanyak yakni 14 responden penelitian
(37.8%).
4. Wiraswasta merupakan kelompok pekerjaan terbanyak yaitu 16 responden
penelitian (43.2%).
5. 18 responden memiliki tingkat kepatuhan yang baik terkait dari perilaku
konsumsi obat diabetes (48.6%), sebanyak 15 responden memiliki tingkat
kepatuhan yang cukup (40.5%) dan sebanyak 4 responden penelitian yang
memiliki tingkat pengetahuan kurang (10.8%).

5.2 Saran

Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


kepatuhan konsumsi obat pada penderita diabetes dengan waktu penelitian
yang panjang serta sampel penelitian yang lebih banyak agar didapatkan
hasil bermanfaat bagi dokter dan tenaga kesehatan lain dalam penanganan
masalah diabetes.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pengelolaan dan encegahan diabetes


melitus tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta. 2015
2. World Health Organization (WHO). Diabetes: Fact Sheets. WHO. 2018
3. Decroli E. Diabetes Melitus Tipe 2 (Ed 1). Padang: Pusat Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit Dalam. 2019.
4. Aini, N., Widayati, F., & Yusuf, A.H., Upaya Meningkatkan Perilaku
Pasien Dalam Tatalaksana Diabetes Dengan Pendekatan Teori Model
Behavioral Syste DOROTHY E. JOHNSON, Jurnal Ners,. 2011: 6(1), 1-10
5. Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun
2018 (RISKESDAS). Jakarta. 2018.
6. Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., & Setiati, S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III (Edisi V). Jakarta: Interna Publishing. 2010.

7. International Diabetes Federation. Diabetes Atlas 9th Edition 2019.


Retrieved from www.diabetesatlas.org
8. American Diabetes Association. Classification and Diagnosis of Diabetes;
Standards of Medical Care in Diabetes 2018. Diabetes Care. 2018; 1(41):
13-27.
9. Bhatt, Hemlata, Sarla S, et al. “Diabetes Melitus Tipe 2.” Indonesian
Journal of Pharmacy. 2016: 27(2):74–79.
10. Laurence L, Keith P, Donald B. Manual farmakologi dan terapi. Edisi ke-3.
Jakarta: EGC; 2010.
11. Alfin R. Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Melitus Rawat Jalan di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Jurnal Pharmascience. 2015: 2 (2) 15-23
12. Boyoh E., Kaawoan A., Bidjuni H. Hubungan Pengetahuan dan Kepatuhan
Minum Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin
Rumah Sakit Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan (e-Kp).
2015: 3 (3): 16.
13. Sudigdo S, Sofyan I. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto. 2011.
14. Rasdianah N, Martodiharjo S, Andayani T. M, et al. Gambaran Kepatuhan
Pengobatan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas. 2016: 5 (4); 249-
251.

21
15. Widiasworo, F.B., Wijaya, N., Ratna, E., Sulistyarini, A., Profil Kepatuhan
Pasien Puskesmas Candi Sidoarjo Dalam Penggunaan Anti Diabtes Oral.
Jurnal Farmasi Komunitas. 2015: 2 (1): 5-11.

22
Lampiran 1

PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PADA PENDERITA


DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRI PADANG
TEBING TINGGI PERIODE JUNI-JULI 2022

Assalamualaikum wr. wb.

Yth. Saudara/i

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

STR :

Alamat :

No. Hp :

Dengan ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat ikut terlibat di


dalam mini project yang saya kerjakan untuk kegiatan Unit Kesehatan Masyarakat
(UKM) pada Program Dokter Internship Indonesia. Adapun penelitiannya adalah:
Judul : Tingkat kepatuhan konsumsi obat pada penderita diabetes di
Wilayah kerja Puskesmas Sri Padang Tebing Tinggi Periode Juni-
Juli 2022
Tujuan : Mengetahui tingkat kepatuhan konsumsi obat penderita diabetes
Priode : Juni-Juli 2022

Besar harapan saya agar Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam penelitian ini,
agar dapat memajukan kesehatan dan juga mutu pelayanan Puskesmas Sri Padang.
Demikian penjelasan ini disampaikan dan saya sendiri mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan kerja sama saudara/i.

Wassalam

Yang diberi penjelasan Yang menjelaskan

( ) ( )

23
Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Umur :

Pekerjaan :

No HP :

Setelah mempelajari dan juga mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya


mengenai judul penelitian ‘Tingkat Kepatuhan Konsumsi Obat Pada Penderita
Diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Sri Padang Tebing Tinggi Periode Juni-Juli
2022’ dan setelah mengetahui serta menyadari sepenuhnya resiko yang mungkin
dapat terjadi, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengijinkan secara
sukarela menjadi subyek penelitian tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga.

Tebing Tinggi …./Juni/2022

Responden Pihak keluarga Peneliti

( ) ( ) ( )

24
Lampiran

KUISONER
TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PADA PENDERITA
DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRI PADANG

No Responden :

Tanggal Wawancara :

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah SD

SLTP SLTA

Diploma Serjana

Magister Lain-lain

Pekerjaan Terakhir : Tidak Bekerja Wiraswasta

Berkebun IRT

PNS/TNI/POLRI Lain-Lain

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar menurut anda

25
Kuisioner Kepatuhan MMAS (Morisky Medication Adherence Scale)

Jawaban Pasien
Pertanyaan Skor
Ya Tidak
1. Pernahkah Anda lupa minum obat?
2. Selain lupa, mungkin Anda tidak minum obat
karena alasan lain. Dalam 2 minggu terakhir
apakah Anda pernah tidak minum obat?
3. Pernahkah Anda mengurangi atau berhenti
minum obat tanpa sepengetahuan dokter
karena Anda merasa obat yang diberikan
membuat keadaan Anda menjadi lebih buruk?
4. Pernahkah Anda lupa membawa obat ketika
bepergian?
5. Apakah Anda masih meminum obat Anda
kemarin?
6. Apakah Anda berhenti minum obat ketika
Anda merasa gejala yang dialami telah
teratasi?
7. Meminum obat setiap hari merupakan sesuatu
ketidaknyamanan untuk beberapa orang.
Apakah Anda merasa terganggu harus minum
obat setiap hari?
8. Berapa sering Anda lupa minum obat?
a. Tidak pernah
b. Sesekali
c. Kadang-kadang
d. Biasanya
e. Selalu

26
DOKUMENTASI PENELITIAN

27

Anda mungkin juga menyukai