Oleh :
Pendamping:
MINI PROJECT
Oleh:
Mengetahui,
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya penyusunan mini project yang berjudul Tingkat
Kepatuhan Konsumsi Obat Penderita Diabetes Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sri Padang Tebing Tinggi Periode Juni-Juli 2022 telah diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan mini project ini dapat
terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan, serta arahan dari banyak
pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi dr. Muhammad Iqbal Sp.P
beserta staf.
2. Kepala UPTD Puskesmas Sri Padang ibu Rahmayani Lubis S. Tr.Keb
3. dr. Hafizah selaku pendamping Internsip.
4. Bapak/Ibu Staf Puskesmas Sri Padang.
5. Teman sejawat Program Internsip Dokter Indonesia di wahana Puskesmas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan mini project ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan pada proses
pembelajaran ini dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Akhir kata penulis
berharap semoga mini project ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
juga bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................... ....... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 3
1.4.1. Manfaat Ilmiah ....................................................... 3
1.4.2. Manfaat Praktis ...................................................... 3
iii
3.7. Prosedur Penelitian ............................................................ 14
3.8. Pengelolaan dan Analisis Data Penelitian .......................... 14
3.8.1. Pengolahan Data .................................................... 14
3.8.2. Analisa Data Penelitian .......................................... 14
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ......................................................................... 10
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian .................................................................. 23
Lampiran 2 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden ....................... 24
Lampiran 3 Kuisoner Penelitian .................................................................... 25
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 27
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
bahwa sebanyak 382 juta jiwa di Indonesia merupakan penyandang diabetes
mellitus. Jumlah penderita DM ini diperkirakan masih akan meningkat menjadi
592 juta jiwa pada 2035 atau dengan kata lain 1 dari 10 orang adalah penderita
diabetes mellitus. Di Puskesmas Sri Padang sendiri, untuk estimasi kasus PTM
sendiri yakni Diabetes mellitus angkanya mencapai 3.504 kasus dari 111.677
jumlah penduduk dengan usia 15-59 tahun. Untuk tahun 2022 sendiri, kasus lama
DM di Puskesmas Sri Padang mencapai angka 271 kasus dari 6827 penduduk usia
15-59 tahun dan kasus barunya sebanyak 37 kasus dari 6827 penduduk usia 15-59
tahun. Meningkatnya pravalensi DM di Indonesia maka akan semakin berdampak
pada penurunan kualitas SDM yang mempengaruhi perkembangan kemajuan
Indonesia.5,6
Dengan pembiayaan yang tergolong tinggi dan dampak yang sangat buruk
baik pada diri sendiri maupun pada perkembangan kemajuan suatu negara, maka
seharusnya pasien dengan DM harus patuh menjalani pengobatan yang dianjurkan
dokter agar tidak timbul komplikasi yang meningkatkan pembiayaan penanganan
pasien serta memperburuk kondisi pada pasien. Berdasarkan laporan diatas, maka
penulis tertarik untuk menilai bagaimana tingkat kepatuhan konsumsi obat bagi
penderita diabetes di wilayah kerja Puskesmas Sri Padang.
2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Penelitian ini nantinya diharapkan memberikan informasi bagaimana tingkat
kepatuhan konsumsi obat penderita diabetes pada wilayah kerja Puskesmas Sri
Padang Periode Juni-Juli 2022. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi penelitian lebih lanjut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya hiperglikemia yang terjadi oleh karena pankreas tidak mampu
mensekresi insulin, gangguan kerja insulin, ataupun keduanya. Dapat terjadi
kerusakan jangka panjang dan kegagalan pada berbagai organ seperti mata, ginjal,
saraf, jantung, serta pembuluh darah apabila dalam keadaaan hiperglikemia
kronis. Diabetes Mellitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin
atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan juga didiagnosa
melalui pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan
glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber
energi.1,3,7
Diabetes Mellitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Diabetes Mellitus merupakan kondisi saat gula darah dalam tubuh
tidak terkontrol akibat dari gangguan sensitivitas sel beta pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrol kadar gula darah
dalam tubuh.1,7
2.1.2 Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2020, klasifikasi DM
yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM tipe lainnya. Namun jenis
DM yang paling umum yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. 1,7,8
1. Diabetes Melitus Tipe I; DM tipe 1 ialah proses autoimun ataupun
idiopatik dapat menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering
terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe 1 membutuhkan suntikan insulin
setiap hari untuk mengontrol glukosa darahnya. Diabetes tipe ini sering
4
disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), yang
berhubungan antibody berupa Islet Cell Antibodies, Insulin Autoantibodies
(IAA), dan Glutamic Acid Decarboxylase Antibodies. Sebanyak 90% anak
penderita IDDM mempunyai jenis antibodi ini.
2. Diabetes Melitus Tipe II; DM tipe 2 atau yang sering disebut dengan Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis DM yang
paling sering terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. Keadaan ini
ditandai oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif. DM tipe ini
lebih sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada
orang dewasa muda dan anak-anak.
3. Diabetes Melitus Gestational; Diabetes yang didiagnosis pada trimester II
atau III kehamilan dan tidak mempunyai riwayat diabetes sebelum
kehamilan.
4. Diabetes Melitus Tipe Lain; Contoh dari DM tipe lain, yaitu:
a. Sindrom diabetes monogenik (diabetes neonatal)
b. Penyakit pada pankreas
c. Diabetes yang diinduksi bahan kimia (penggunaan glukortikoid pada
kondisi HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ)
5
2.1.4 Patofisiologi
Gangguan patofisiologi DM dikaitkan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
merombak glukosa menjadi energi karena tidak ada ataupun kurangnya produksi
insulin di dalam tubuh. Insulin adalah suatu hormon pencernaan yang dihasilkan
oleh kelenjar pankreas dan berfungsi untuk memasukkan gula ke dalam sel tubuh
untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada pasien DM, insulin yang dihasilkan
tidak mencukupi sehingga gula menumpuk dalam darah. Patofisiologi pada DM
tipe 1 terdiri atas autoimun dan non-imun. Pada autoimun-mediated DM, faktor
lingkungan dan juga genetik diperkirakan menjadi faktor pemicu kerusakan sel
beta pankreas. Tipe ini disebut tipe 1A. Sedangkan tipe non-imun, lebih umun
daripada autoimun. Tipe non-imun terjadi sebagai akibat sekunder dari penyakit
lain seperti pankreatitis atau gangguan idiopatik. 1,7,9
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan hasil dari gabungan resistensi insulin
dan sekresi insulin yang tidak adekuat, hal tersebut menyebabkan predominan
resistensi insulin sampai dengan predominan kerusakan sel beta. Kerusakan sel
beta yang ada bukan suatu autoimun mediated. Pada DM tipe 2 tidak ditemukan
suatu pertanda autoantibodi. Pada resistensi insulin, konsentrasi insulin yang
beredar mungkin tinggi tetapi pada keadaan gangguan fungsi sel beta yang berat
kondisinya dapat rendah. Pada dasarnya resistensi insulin dapat terjadi akibat
perubahan-perubahan yang mencegah insulin untuk mencapai reseptor
(praresptor), perubahan dalam pengikatan insulin atau transduksi sinyal oleh
resptor, atau perubahan dalam salah satu tahap kerja insulin pascareseptor. Semua
kelainan yang dapat menyebabkan gangguan transport glukosa dan resistensi
insulin akan menyebabkan hiperglikemia sehingga menimbulkan manifestasi
DM.1,7,9
6
2.1.6 Diagnosis
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus adalah sebagai berikut: 1,7,10
1. Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa merupakan kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.
2. Glukosa plasma 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/dL. Tes Toleransi Glukosa
Oral adalah pemeriksaan glukosa setelah mendapat pemasukan glukosa
yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air.
3. Nilai A1C ≥ 6,5%. Dilakukan pada laboratorium yang telah terstandardisasi
dengan baik.
4. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik
(poliuria, polidipsi, dan polifagia).
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi akan mempengaruhi dan mengganggu berbagai organ yang
sering terjadi pada pasien DM karena tingginya kadar glukosa dalam darah.
Komplikasi DM tipe 2 ada yang bersifat akut dan kronis. Diabetes ketoasidosis,
hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut,
sedangkan komplikasi kronis yang bersifat menahun, yaitu: 1,7
1. Makroangiopati merupakan komplikasi pada pembuluh darah besar seperti
otak, jantung, dan arteri perifer.
2. Mikroangiopati merupakan komplikasi pada pembuluh darah kecil.
Terdapat 2 bentuk komplikasi mikroangiopati, yaitu:
a. Retinopati, adalah gangguan penglihatan hingga kebutaan pada retina mata.
Gangguan lainnya seperti kebutaan, makulopati (meningkatnya cairan
bagian tengah retina), katarak, dan kesalahan bias (adanya perubahan dari
ketajaman lensa mata yang dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa dalam
darah).
b. Nefropati diabetik, adalah komplikasi yang ditandai dengan kerusakan
ginjal sehingga racun didalam tubuh tidak bisa dikeluarkan dan juga
menyebabkan proteinuria (terdapat protein pada urin).
3. Neuropati ditandai dengan hilangnya sensasi distal dan juga berisiko tinggi
mengalami amputasi, nyeri di malam hari, bergetar dan kaki terasa terbakar.
7
Penyempitan pembuluh darah pada jantung adalah ciri penyakit pembuluh
darah perifer yang diikuti dengan neuropati.
2.1.8 Tatalaksana
Pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi berupa perawatan diri bagi pasien
dan keluarga, terapi nutrisi medis atau diet, latihan aktivitas fisik, dan juga terapi
farmakologi. Langkah pendekatan non farmakologi dikombinasikan dengan terapi
farmakologi ataupun medikamentosa untuk mencapai sasaran pengendalian DM.
Dalam melakukan pemilihan intervensi farmakologis perlu diperhatikan titik kerja
obat sesuai dengan macam-macam penyebab terjadinya hiperglikemia. Contoh
obat penatalaksanaan farmakologi ialah Sulfonilurea, Metformin, Acarbose,
Sitagliptin, dan Canagliflozin. Penatalaksanaan edukasi perawatan diri pasien DM
tipe 2, tidak hanya bagi pasien akantapi juga bagi keluarga. Edukasi berguna
untuk mengajak keluarga mengetahui perawatan diri penyandang DM. Keluarga
berperan sebagai pemberi dukungan bagi anggota keluarga yang lain untuk
melakukan suatu perilaku sehat yang diharapkan, oleh karena itu keluarga dapat
dijadikan sasaran edukasi sebagai pendukung perawatan diri pasien DM.1,7
1. Perawatan Diri
Perawatan diri merupakan konsep yang melibatkan berbagai aspek perilaku
manusia. Perawatan diri merupakan salah satu usaha pencegahan komplikasi dan
untuk menurunkan angka kematian yang tinggi akibat DM. Pasien DM
memerlukan pengontrolan diri yang efektif untuk mencegah komplikasi.
Perawatan diri yang baik dan juga benar pada pasien DM termasuk pengendalian
faktor risikonya, dapat menurunkan angka kesakitan berulang, komplikasi dan
kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Perawatan diri pasien diabetes
melitus meliputi perencanaan diet, kepatuhan minum obat, pemantauan gula
darah, dan pelaksanaan aktivitas fisik yang teratur. Ada beberapa faktor-faktor
yang berpotensi mempengaruhi individu dalam meningkatkan atau menurunkan
aktivitas dan perilaku perawatan diri. Faktor yang menurunkan perilaku perawatan
diri pasien DM yaitu penurunan motivasi (rasa malas dan jenuh), penurunan
kemampuan fisik (mudah lelah) sehingga malas melakukan aktivitas fisik, dan
juga kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri. Untuk mengatasi faktor yang
8
menurunkan perilaku perawatan diri tersebut pasien DM membutuhkan dukungan
dan kerja sama dari keluarga, keluarga perlu terlibat pada perawatan diri pasien
DM.1,7,10
2. Peran Keluarga
Keluarga merupakan penyedia pelayanan kesehatan utama bagi pasien yang
mengalami penyakit kronik seperti penyakit diabetes melitus. Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan juga penerimaan keluarga terhadap penderita yang
sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orangtua, anak, suami, istri ataupun
saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi,
tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa
disayangi, diperhatikan dan dicintai. Dukungan yang dapat diberikan untuk
penderita diabetes melitus salah satunya adalah bentuk dukungan secara
emosional. bentuk dukungan keluarga ini dapat berupa dukungan simpati dan
empati, cinta, kepercayaan serta penghargaan. Keluarga merupakan perkumpulan
dua orang ataupun lebih individu yang hidup bersama dalam keterikatan,
emosional dan setiap individu memiliki peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga. Dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara
keluarga. Dukungan keluarga menagacu pada dukungan-dukungan yang
dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu hal yang dapat dilakukan untuk keluarga
tersebut. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai social support. Terdapat empat
jenis social support yaitu: emotional support berupa empati, cinta, kepercayaan
dan juga perhatian, instrumental support berupa bantuan nyata serta pelayanan,
apprasial support berupa memberikan informasi yang berguna untuk tujuan
evaluasi diri, umpan balik yang membangun, dan afirmasi, informational support
berupa bantuan informasi dan saran yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah.1,7,10
9
ini terbukti dapat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes dan sangat
berperan dalam menurunkan risiko komplikasi. Namun penggunaan obat diabetes
saja terbukti tidaklah cukup menghasilkan efek kontrol glukosa dalam darah
jangka panjang bila tidak didukung dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
diabetes tersebut.1,11,12 Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terlebih
dahulu di Puskesmas Sri Padang dengan mewawancarai tujuh pasien DM. Hasil
wawancara didapatkan tiga pasien mengetahui tentang diabetes dan mengetahui
pengobatan seperti kapan harus mengkomsumsi obat dan bahaya bila berhenti
mengkonsumsi obat diabetes tanpa anjuran dokter. Sedangkan emapat lainnya,
kurang mengetahui tentang DM dan tidak mengetahui bahaya yang ditimbulkan
apabila tidak teratur mengkonsumsi obat diabetes tanpa anjuran dari dokter.11,12
A B
Tingkat Kepatuhan
Glukosa Darah Terkontrol
Konsumsi Obat
Keterangan
= Diteliti
= Hasil
= Tidak diteliti
= Variabel pengganggu
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
3. Minimal selama 1 bulan telah mengkonsumsi obat diabetes.
B. Kriteria Ekslusi
1. Tidak bersedia menjadi responden penelitian.
2. Memiliki kondisi yang membuat keterbatasan melakukan penelitian ini yaitu
seperti stroke, Parkinson, Alzheimer, dan lain sebagainya.
𝑍𝛼 + 𝑍𝛽
𝑛=[ ] +3
1 1+𝜌
2 ln (1 − 𝜌 )
1,96 + 0,84
𝑛=[ ] +3
1 1 + 0,448
ln ( )
2 1 − 0,448
2
2,8
𝑛=[ ] +3
1
. 0,964390526
2
Keterangan:
N = Jumlah sampel
12
Besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak
37 sampel responden penelitian.
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti melalui wawancara langsung dan juga
kuisoner yang diberikan kepada responden penelitian.
13
3.7 Prosedur Penelitian
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah Analisa univariat. Analisa
univariat pada penelitian ini dilakukan pada setiap variabel untuk deskripsi data
penelitian. Hasil analisis berupa distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel
14
dalam penelitian. Data yang diperoleh kemudian akan disajikan dalam bentuk
tabel, grafik, dan sebagainya.13
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Sri Padang terletak di Jln Taman Bahagia Kelurahan Sri Padang,
Kecamatan Rambutan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor
:15 Tahun 2006 tentang pembentukan kecamatan dan kelurahan, maka Kecamatan
Rambutan berbatasan langsung:
- Sebelah Utara dengan PTPN III Kebun Rambutan Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu Kab. Serdang Bedagai
- Sebelah Barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela Serdang Bedagai
Secara administrasi Wilayah kerja Puskesmas Sri Padang dari 2 kelurahan
yaitu Kelurahan Sri Padang dan Kelurahan Tanjung Marulak Hilir. Wilayah kerja
Puskesmas Sri Padang merupakan sebagian wilayah dari Kecamatan Rambutan
yaitu Kelurahan Sri Padang dengan luas wilayah 0,66 km (48%) dan Tanjung
Marulak Hilir dengan luas wilayah 0,7 Km2 (52%). Berdasarkan BPS Kota Tebing
Tinggi tahun 2019 jumlah penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Sri Padang
sebanyak 9.838 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 7.568 jiwa
setiap Km. Berikut adalah profil data Puskesmas Sri Padang:
16
10 Terapis Gigi dan Mulut 1
11 Struktural 1
12 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 1
13 Epidemiologi Kesehatan 1
14 Dukungan Manajemen 9
Keseluruhan 44
Penelitian ini dilakukan selama bulan juni yang bertempat di wilayah kerja
Puskesmas Sri Padang dengan menggunakan data primer yakni 37 responden
penelitian. Dibawah ini adalah tabel karakteristik responden yang dinilai dalam
penelitian ini.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 4 10.8 10.8 10.8
Lansia Awal (46-55 Tahun) 18 48.6 48.6 59.5
Lansia Akhir (56-65 Tahun) 15 40.5 40.5 100.0
Total 37 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perempuan 20 54.1 54.1 54.1
Laki-Laki 17 45.9 45.9 100.0
Total 37 100.0 100.0
17
Tabel 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden Penelitian
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 10 27.0 27.0 27.0
SLTP/SMP 14 37.8 37.8 64.9
SLTA/SMA 13 35.1 35.1 100.0
Total 37 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 14 37.8 37.8 37.8
PNS 7 18.9 18.9 56.7
Wiraswasta 16 43.2 43.2 100.0
Total 37 100.0 100.0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tingkat Patuh Kurang 4 10.8 10.8 10.8
Tingkat Patuh Cukup 15 40.5 40.5 51.4
Tingkat Patuh Baik 18 48.6 48.6 100.0
Total 37 100.0 100.0
18
4.3 Pembahasan
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
15. Widiasworo, F.B., Wijaya, N., Ratna, E., Sulistyarini, A., Profil Kepatuhan
Pasien Puskesmas Candi Sidoarjo Dalam Penggunaan Anti Diabtes Oral.
Jurnal Farmasi Komunitas. 2015: 2 (1): 5-11.
22
Lampiran 1
Yth. Saudara/i
Nama :
STR :
Alamat :
No. Hp :
Besar harapan saya agar Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam penelitian ini,
agar dapat memajukan kesehatan dan juga mutu pelayanan Puskesmas Sri Padang.
Demikian penjelasan ini disampaikan dan saya sendiri mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan kerja sama saudara/i.
Wassalam
( ) ( )
23
Lampiran 2
Nama :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
No HP :
( ) ( ) ( )
24
Lampiran
KUISONER
TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PADA PENDERITA
DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRI PADANG
No Responden :
Tanggal Wawancara :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
SLTP SLTA
Diploma Serjana
Magister Lain-lain
Berkebun IRT
PNS/TNI/POLRI Lain-Lain
25
Kuisioner Kepatuhan MMAS (Morisky Medication Adherence Scale)
Jawaban Pasien
Pertanyaan Skor
Ya Tidak
1. Pernahkah Anda lupa minum obat?
2. Selain lupa, mungkin Anda tidak minum obat
karena alasan lain. Dalam 2 minggu terakhir
apakah Anda pernah tidak minum obat?
3. Pernahkah Anda mengurangi atau berhenti
minum obat tanpa sepengetahuan dokter
karena Anda merasa obat yang diberikan
membuat keadaan Anda menjadi lebih buruk?
4. Pernahkah Anda lupa membawa obat ketika
bepergian?
5. Apakah Anda masih meminum obat Anda
kemarin?
6. Apakah Anda berhenti minum obat ketika
Anda merasa gejala yang dialami telah
teratasi?
7. Meminum obat setiap hari merupakan sesuatu
ketidaknyamanan untuk beberapa orang.
Apakah Anda merasa terganggu harus minum
obat setiap hari?
8. Berapa sering Anda lupa minum obat?
a. Tidak pernah
b. Sesekali
c. Kadang-kadang
d. Biasanya
e. Selalu
26
DOKUMENTASI PENELITIAN
27