XII. Pneumothorax :
1. Hiperlusensi avascular pada rongga hemithorax D/S
2. Ada tampakan white line
3. Ada paru yang kolaps
XIII. Hydropneumothorax :
1. Pneumothorax
2. Air fluid level +
3. Sudut costophrenicus tumpul
XIV. Tension Pneumothorax :
1. Hiperlusent avascular dirongga hemithorax D/S
2. Ada pergeseran trakea , jantung dan mediastinum kearah kontralateral
3. Ada paru yang kolaps
XV. Atelektasis :
1. Ada perselubungan didaerah lesi/atelektasis semi opaq, ditandai :
2. Ada tarikan trakea ke area ipsilateral
3. Ditandai sela iga yang menyempit pada atelektasis dibandingkan paru
yang sehat
XVI. Corpus Alienum :
1. Kolaps paru dari arah medial ke lateral / Atelektasis
2. Trakea bergeser ke arah paru yang kolaps
3. Paru tampak opaq karena terisi oleh udara benda asing
XVII. Efusi Pleura :
1. Meniscus sign +
2. Tampak perselubungan homogen
3. Sudut costophrenicus tertutup
4. Air fluid level +
5. Jika efusi pleura masif maka ada pergeseran mediastinum arah
kontralateral
XVIII. HHD ( Hipertensi Heart Disease )
1. Hipertofi konsentrik ventrikel kiri
2. Apeks jantung membesar kekiri dan kebawah
3. Aortic knob membesar disertai kalsifikasi
4. Elongatio aorta/pemanjangan
XIX. TOF (Tetralogy of Fallot )
1. Bentuk jantung seperti sepatu (coeur en sabot)
2. Transposisi aorta
3. Dilatasi aorta
4. Pinggang jantung dalam
5. Apeks jantung terangkat
6. Corakan bronchovaskular berkurang
XX. Vitium Mitralis
1. Segmen pulmonal menonjol
2. Apeks jantung bulat
3. Bronkus kiri terangkat
4. Aortic knob mengecil
5. Pembesaran ventrikel kanan
6. Corakan bronchovaskular bertambah
FRAKTUR TULANG
XXV. Osteosarcoma
1. Tampak lesi litik atau sklerotik dibagian metafisis dengan batas yang
irregular disertai kalsifikasi
2. Reaksi periosteal yang dapat membentuk segitiga Codman dan dapat
membentuk gambaran sunray atau sunburst
3. Lesi mendekati sendi
4. Ada pembengkakan jaringan
XXVI. Osteochondroma
1. Tampak penonjolan tulang di tepi metafisis
2. Tampakan tumor tulang seperti bunga kol ( cauli flower )
3. Lesi menjauhi sendi
4. Densitas penonjolan tulang inhomogen
XXXII. Ileus
Berdasarkan penyebab :
1. Ileus obstruksi
i. Dilatasi usus diproksimal sumbatan
ii. Kolaps usus didistal sumbatan
iii. Penebalan dinding usus halus, memberikan gambaran
hearing bone appearance
iv. Gambaran air fluid level pendek-pendek seperti tangga (
step ladder appearance )
2. Ileus paralitik
i. Tampak dilatasi dari gaster sampai rektum
ii. Penebaran dinding usus halus memberikan gambaran
hearing bone appearance
iii. Step ladder appearance di usus halus
iv. Air fluid level yang panjang – panjang di colon
XXXIII. Colitis
1. Kolitis ulseratif :
1. Haustra dan incisura menghilang
2. Lumen kolon menyempit
3. Kolon memendek
4. Mukosa rektum dan kolon descenden tampak granuler dengan bintik – bintik
halus, merata dan simetris
5. Bentuk seperti pipa
2. Kolitis crohn :
1. Lumen colon ascenden menyempit tak teratur
2. Tampak ulkus aptosa
3. Tampak Skip lession
4. Tampak Cabble stone appearance
XXXIV. Persiapan colon in Loop
1. Satu hari sebelum pemeriksaan dilakukan pasien makan bubur kecap
2. Pukul 20.00 pasien terakhir makan
3. Pukul 22.00 pasien mengkonsumsi garam Inggris ( MgSO4)
4. Pasien boleh minum max 100 cc sampai jam 24.00
5. Pasien mengurangi bicara dan merokok
6. Pada pasien rawat inap bisa diberika lavement
XXXV. Tumor colon
1. Tampak gambaran filling defect mirip apple core
2. Jika simetris namanya napkin ring
3. Tepi irregular
4. Dengan lumen colon yang menyempit
XXXVI. Prinsip – prinsip radioterapi
1. Dosis tumor harus tepat, medan penyinaran harus tepat pada area target
2. distribusi dosis merata
3. mengurangi dosis pada jaringan normal
4. organ vital dilindungi
XXXVII. Indikasi Radioterapi
1. Radioterapi kuratif : untuk memusnakan lesi primer tumor dan metastasisnya
2. Radio paliatif :Pada kasus stadium lanjut, untuk menghambat pertumbuhan tumor,
mengurangi pnderitaan, memperpanjang usia, dan meningkatkan QOL.
XXXVIII. Pola dasar Penyinaran
1. Eksterna: EBRT (External Beam Radiation Therapy ) atau teleterapi
2. Interna : Brachytherapy ( Sumber radioaktif tertutup)