Anda di halaman 1dari 22

Bedah Kepala dan Leher (Kanker Laring)

By. Yesi Hasneli N, SKp, MNS

Jenis Kasus
1. Tumor jinak/ ganas kelenjar gondok 2. Kista duktus tiroglossus, kista brankiogenik, kista dentigerous 3. Tumor jinak/ ganas kelenjar paratiroid 4. Tumor jinak/ ganas kelenjar liur 5. Tumor jinak/ ganas kulit kepala, wajah 6. Tumor jinak/ ganas rongga mulut, torus palatinus, lesi praganas, epulis, leukoplakia, eritroplakia 7. Tumor jinak/ ganas pada maksila

Jenis Kasus
8. Tumor jinak/ ganas pada mandibula 9. Tumor jinak/ ganas pada jaringan lunak kepala-leher 10. Tortikolis 11. Trauma maksilofasial (degloving, avulsi, fraktur nasal/zigoma/ maksila, mandibula/fronto-nasoorbito-ethmoid complex 12. Trauma leher 13. Dislokasi temporo mandibula joint; ankilosis temporo mandibula joint 14. Benda asing di kepala-leher

Jenis Kasus
15. Infeksi pada daerah kepala dan leher (abses dasar mulut, limfadenitis pada kelenjer getah bening leher) 16. Obstruksi jalan napas bagian atas (trauma dan nontrauma) 17. limfadenopati leher

Tindakan operasi yang dilakukan


1. Trakheostomi 2. Tindakan pada trauma jaringan lunak wajah 3. perasi pada fraktur maksilofasial meliputi : fraktur nasal; fraktur zigoma; fraktur maksila; fraktur mandibula 4. Biopsi insisional/ biopsi cubit; Biopsi kgb 5. Ekstirpasi kista duktus tiroglossus

Tindakan operasi yang dilakukan


6. Ekstirpasi tumor jinak parotis; Parotidektomi 7. Strumektomi; Tiroidektomi pada Ca 8. Radikal neck dissection ; Functional neck dissection (FND) 9. Operasi tumor jar. lunak (kista dermoid, higroma leher, dll ); Eksisi kista bronkiogenik 10. Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana; Flap kulit/ otot

Tindakan operasi yang dilakukan


11. Hemiglossektomi; Eksisi tu. jinak rongga mulut Eksisi & marsupialisasi ranula 12. Reseksi mandibula; Mandibulektomi marginalis 13. Ekskokleasi kista rahang 14. Labioplasti 15. Palatoplasti 16. Insisi abses maksilofasial 17. Insisi flegmon dasar mulut 18. Operasi rekonstruksi daerah kepala dan leher (Neoplasma dan trauma) 19. Operasi pembuatan semua jenis flap

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KARSINOMA LARING


Pengertian Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis: tumor pada korda vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).

Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.

Patofisiologi
Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

Gambaran klinik
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%.

Gambaran klinik
Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahanlahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.

Gambaran klinik
Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.

Stadium
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis jauh ( M ). Stadium : I : T1 No Mo II : T2 No Mo III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukkan tumor dengan jelas.Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar.Sinar X dada,scan tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metastase. Darah lengkap, dapat menyatakan anemi yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe., Kemudian laring diperiksa dengan anestesi umum dan dilakukan biopsi pada tumor.Gigi yang berlubang, sebaiknya dicabut pada saat yang sama.

Data pre dan posoperasi tergantung pada tipe kusus atau lokasi proses kanker dan koplikasi yang ada. INTEGRITAS EGO Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan keuangan. Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.

Dasar data pengkajian keperawatan

Dasar data pengkajian


MAKANAN ATAU CAIRAN Gejala :Kesulitan menelan. Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gag reflek. HIGIENE Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.

Dasar data pengkajian


NEUROSENSORI Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian. Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.

Dasar data pengkajian


NYERI ATAU KENYAMANAN Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher, dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan). Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.

Dasar data pengkajian


PERNAPASAN Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal. Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor

Dasar data pengkajian


KEAMANAN Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran. Tanda : Massa atau pembesaran nodul. INTERAKSI SOSIAL Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam interaksi sosial. Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat dalam rehabilitasi.

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai