id 1
Abstrak
Latar belakang : Fraktur os nasal merupakan fraktur paling sering ditemui pada trauma muka, namun fraktur nasal
sering tidak terdiagnosa dan diobati pada saat cedera. Identifikasi awal dan penanganan cedera di awal periode
penting untuk menghindari komplikasi potensial dari patah tulang dan septum hidung. Tujuan : untuk mengetahui
epidemiologi, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis dari
Fraktur Os Nasal. Tinjauan Pustaka : Fraktur nasal disebabkan oleh trauma yang ditandai dengan patahnya tulang
hidung baik sederhana maupun kominunitiva. Fraktur nasal pada orang dewasa dijumpai pada kasus berkelahi,
trauma akibat olahraga, jatuh dan kecelakaan lalu lintas, sedangkan pada anak-anak sering disebabkan karena
bermain dan olahraga. Fraktur nasal dapat ditemukan dan berhubungan dengan fraktur tulang wajah yang lain. Tanda
yang mendukung terjadinya fraktur tulang hidung dapat berupa :adanya pembengkakan pada hidung atau muka,
memar pada hidung atau di bawah kelopak mata (black eye), deformitas hidung, keluarnya darah dari lubang hidung
(epistaksis), terasa krepitasi, nyeri dan kesulitan bernapas dari lubang hidung. Ketepatan waktu dalam mendiagnosa
kejadian fraktur hidung sangat berperan dalam mencapai penyembuhan yang optimal dan estetika yang baik.
Kesimpulan : Perlu adanya kecepatan dan ketepatan dalam mendiagniosis fraktur os nasal agar dapat diberikan
penatalaksanaan segera dan sesuai.
Abstract
Background: Nasal fracture is the most commonly fracture in facial trauma, but nasal fractures are often undiagnosed
and doesn’t treated while injury. Initial identification and initial treatment are neccessary to prevent complications.
Objectives: to find out epidemiology, pathophysiology, etiology, clinical manifestations, diagnosis, management,
complications and prognosis of Os Nasal Fracture. Literature: Nasal fractures caused by severe trauma with a
fracture of both simple and kominunitival bone. Nasal fractures in adults are found in cases of fighting, sports trauma,
falls and traffic accidents, whereas in children it is often caused by play and sports. Nasal fractures can be found and
associated with other facial bone fractures. Signs of os nasal fractures are: nose or facial swelling, bruises on the nose
or under eyelids (black eyes), nasal deformities, blood discharge from the nostrils (epistaksis), crepitation, pain and
difficulty breathing from the hole nose Precision time in diagnosing of nasal fractures is useful for achieving optimal
healing and good aesthetics. Conclusion: Need accuracy in diagnosis of nasal fractures in order to be given prompt
and appropriate management.
3. Fraktur Os Nasal
3.1 Epidemiologi
Gambar Tulang pembentuk hidung
Fraktur os nasal merupakan kasus trauma
Bagian depan dan bawah rongga hidung disebut
terbanyak pada wajah dan merupakan kasus fraktur
vestibulum. Vestibulum dilapisi oleh kulit dan memiliki
ketiga terbanyak diseluruh tulang-tulang ditubuh
banyak kelenjar sebasea dan folikel rambut yang
manusia. Insidens fraktur os nasal di Amerika kira-kira
disebut vibrise.1,3
51.200 kasus pertahun, walaupun angka ini dapat septum nasal juga dapat menyebabkan bentuk hidung
lebih tinggi karena banyak pasien tidak datang untuk berubah selama proses penyembuhan.
berobat dan kasus tidak dilaporkan. Fraktur os nasal Fraktur os nasal dapat melibatkan satu atau dua os
banyak terjadi pada usia 15-40 tahun dan lebih banyak nasal, prosesus frontalis os maksila, septum nasi, dan
terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 2:1. 5 pada trauma yang berat kompleks naso-orbital-etmoid.
Perkelahian dan kecelakaan kendaraan motor Lokasi fraktur paling sering adalah dua pertiga bawah
merupakan penyebab paling sering. Dari semua os nasal yang merupakan bagian yang paling tipis.
olahraga, olahraga boxing yang peling banyak Fraktur nasal sederhana harus dibedakan dengan
menyebabkan trauma fasial. Dari 200 trauma fasial, fraktur naso-orbital-etmoid (NOE) dimana fraktur
perkelahian merupakan penyebab tersering yaitu melebar dari hidung ke tulang etmoid. Fraktur ini dapat
mendekati 50%.6 menyebabkan trauma pada duramater dan
3.2 Etiologi menyebabkan bocornya cairan cerebrospinal.6
Hidung merupakan bagian yang paling sering 3.4 Klasifikasi
mengalami trauma pada trauma facial, sekitar 40%. Fraktur os nasal dibagi berdasarkan hubungannya
Kekuatan yang dibutuhkan untuk terjadinya fraktur os dengan luar, yaitu:
nasal lebih kecil dibandingkan fraktur fasial lain. a. Fraktur os nasal terbuka
Fraktur os nasal pada orang dewasa paling sering Fraktur os nasal disebut terbuka jika os nasal
terjadi akibat perkelahian dan olahraga, selain itu terpapar karena terpotongnya lapisan kulit atau
terjadi akibat kecelakaan motor. Kecelakaan motor mukosa hidung. Prosedur yang digunakan untuk
cenderung menyebabkan fraktur os nasal yang berat. memastikan fraktur os nasal terbuka adalah dengan
Jatuh saat bermain dan olahraga merupakan menyisipkan instrument ke luka atau dengan
penyebab tersering pada anak-anak. Fraktur nasal visualisasi langsung.
biasanya diikuti oleh fraktur pada bagian wajah lain.5,6 b.Fraktur os nasal tertutup
Secara umum fraktur os nasal terjadi akibat: Fraktur os nasal disebut tertutup jika fraktur masih
a. Kecelakaan motor memberikan tekanan pada kulit.2
b. Kecelakaan industry Fraktur os nasal juga diklasifikasikan berdasarkan
c. Kecelakaan olahraga arah datangnya trauma, yaitu:
d. Perkelahian a. Tipe depressed
e. Trauma senjata api Tipe ini terjadi akibat trauma dari frontal. Trauma
f. Luka bakar7 dari frontal akan menyebabkan fraktur terbuka
3.3 Patofisiologi dimana septum nasal menjadi kolaps dan tulang
Tulang terdiri dari tulang rawan anterior dan hidung menjadi teregang. Trauma yang lebih
inferior, dan tulang pada posterior dan superior. besar dapat menyebabkan terpisahnya beberapa
Sepasang tulang hidung, maksila, dan prosessus fragment tulang hidung dan processus frontalis
nasalis os frontal memberikan bagian tulang rawan dari maksila menjadi datar dan melebarnya
hidung. Sepasang tulang nasal berbentuk baji dan dorsum nasal.
bergabung ditengah. Bagian bawah os nasal tipis dan b. Tipe angulated
lebar sedangkan bagian atasnya tebal dan kuat serta Trauma lateral dapat menyebabkan depresi
didukung oleh os frontal dan prosessus frontalis os unilateral dari os nasal pada sisi yang sama atau
maksila. Bagian yang tipis lebih mudah fraktur fraktur pada kedua os nasal dan septum disertai
daripada bagian yang tebal dekat os frontal. Walaupun deviasi dari nasal bridge. Fraktur nasal sering disertai
begitu, kekuatan yang dibutuhkan untuk terjadinya trauma pada septum nasi berupa dislokasi dan fraktur
fraktur os nasal lebih rendah daripada fraktur fasial menjadi beberapa bagian. Haematoma septum dapat
yang lain. Septum nasal juga menipis dibagian tip terbentuk.4
sehingga lebih mudah fraktur pada bagian tip. Fraktur
fraktur dikembalikan pada posisi semula, dilakukan Komplikasi lambat yang dapat terjadi adalah
pemasangan tampon.1 deformitas hidung, perforasi hingga nekrosis septum,
Jika teknik reduksi tertutup tidak memberikan saddle nose, kontraktur karena jaringan parut, dan
hasil yang memuaskan, maka mungkin perlu dilakukan nyeri hidung yang terus menerus.5
reposisi terbuka termasuk memaparkan secara luas Pada pasien dengan adanya trauma wajah
septum hidung dan bagian-bagian tulang hidung. berupa fraktur hidung, perlu diperiksa adanya
Cedera berat tidak hanya memerlukan reposisi kemungkinan hematoma septum akibat fraktur,
terbuka namun juga berbagai teknik fiksasi seperti apabila tidak terdeteksi dan tidak dirawat dapat
pemasangan kawat langsung, penyangga eksternal, berlanjut menjadi abses, dimana terjadi resorpsi
atau bahkan transfiksasi dengan kawat stainless steel kartilago septum dan deformitas hidung pelana
dan pemasangan lempeng plumbum.3 (saddle nose) yang berat.3
Umumnya balutan hidung internal maupun Apabila terjadi kerusakan pada nasal pyramid
eksternal sangat bermanfaat setelah reposisi hidung. akibat tekanan atau pukulan dengan beban berat akan
Suatu balutan internal yang memadai adalah berupa menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung,
kain kassa ½ atau 1 inci yang diolesi salep antibiotik. lakrimal, ethmoid, maksila, dan frontal. Komplikasi
Balutan eksternal dipasang untuk melindungi hidung yang dapat terjadi dapat berupa komplikasi neurologic
dan mempertahankan reduksi atau keduanya. Balutan seperti robeknya duramater, keluarnya cairan
eksternal dapat berupa lembaran aluminium, plastic serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya
termolabil, atau stent gigi. Terapi antibiotic umumnya meningitis, pneumoensefal, laserasi otak, avulsi dari
dianjurkan pada kasus sering pada fraktur hidung, nervus olfaktorius. Dapat pula terjadi komplikasi pada
terutama bila disertai kerusakan jaringan lunak yang mata seperti hematoma pada mata, kerusakan nervus
luas, bila diperlukan balutan internal dalam waktu optikus, epifora, ptosis, dan kerusakan bola mata.
lama, atau bila telah dilakukan tindakan reposisi Komplikasi pada hidung juga dapat terjadi berupa
terbuka. Balutan internal biasanya dibiarkan selama perubahan bentuk dari hidung, obstruksi rongga
tiga hingga tujuh hari, tergantung keparahan cedera.3 hidung yang disebabkan fraktur, dislokasi atau
3.9 Komplikasi hematoma pada septum, anosmia atau hiposmia,
Fraktur os nasal memiliki komplikasi segera epistaksis posterior yang hebat, serta kerusakan pada
dan komplikasi lambat. Komplikasi segera berupa ductus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis
deformitas hidung, nyeri hidung, hematom septum, frontal.1
epistaksis, rinore, serta obstruksi jalan nafas.
Jurnal
Gambar : Algoritma penatalaksanaan fraktur nasal 14 Kesehatan Andalas. 2017; 1(1)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 8
Komplikasi dari rinoplasti dapat berupa diagnosa dapat ditunjang dengan pencitraan seperti
komplikasi intraoperative, setelah operasi dan foto X-ray hidung dan CT scan hidung.
komplikasi lambat. Komplikasi intraoperative dapat
Penanganan dari fraktur hidung secara
berupa perdarahan hebat, robeknya
konservatif. Pasien dengan pendarahan hebat
mukoperikondrium, kolapsnya pyramid tulang,
biasanya dikontrol dengan pemberian vasokonstriktor
disartrikulasi kartilago upper lateral dan perinasal
topikal. Antibiotik diberikan untuk mengurangi resiko
trauma. Sedangkan komplikasi lambat berupa
infeksi dan komplikasi yang dapat menimbulkan
hipertrofi jaringan parut, sinekia, perforasi septum,
kematian. Analgetik untuk mengurangi rasa nyeri dan
kolaps nasal valve, dan stenosis hidung.5
memberikan rasa nyaman pada pasien. Adapun pada
3.10 Prognosis fraktur hidung sederhana maupun kominutiva yang
disertai dengan deviasi septum dan deformitas harus
Pada fraktur hidung sederhana yang
dilakukan tindakan operatif yang terdiri dari teknik
ditatalaksana segera dan baik, cenderung memiliki
reduksi tertutup dan reduksi terbuka. Komplikasi yang
prognosis yang cukup baik, berbeda halnya apabila
dapat terjadi pada fraktur hidung meliputi heatoma
fraktur hebat pada hidung yang terjadi sampai
septum, fraktur dinding orbita, fraktur septum nasal
mengenai lakrimalis, ethmoid, maksila dan frontal
dan fraktur lamina kribiformis.
yang dapat memberikan komplikasi yang lebih berat
pada pasien. Pada beberapa pasien yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
reduksi terbuka memiliki tingkat revisi operasi 1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
sebanyak 9%. Beberapa pasien mengeluhkan RD (eds). Buku ajar ilmu kesehatan telinga,
terjadinya komplikasi berupa sumbatan hidung, dan hidung, tenggorok, kepala & leher. Jakarta: Balai
estetika dari wajah pasien.13 penerbit FK UI. 2014.
2. Kavanagh KT. Nasal fracture. 2017.(diakses
4. Kesimpulan
Septermber 2017). Diakses dari:
www.entusa.com
Fraktur hidung merupakan kejadian fraktur yang
paling sering terjadi pada trauma yang mengakibatkan 3. Efendi H, Santoso RAK (ed). BOIES buku aja
penyakit THT. Jakarta: EGC. 2015.
fraktur pada tulang wajah. Penyebab dari fraktur
tulang hidung meliputi cedera saat olahraga, 4. Dhingra PL, Dhingra S. Disease of ear, nose, and
perkelahian, kecelakaan lalu lintas, terjatuh, mabuk, throat & head and neck surgery. India: Elsevier.
2014.
masalah kelahiran dan kadang iatrogenik. Tulang
hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur 5. Huriyanti E, Fitria H. Penatalaksanaan fraktur os
karena hidung letaknya menonjol dan merupakan nasal lama dengan komplikasi saddle nose.
Bagian THT-KL FK UNAND.2011:1-8
bagian sentral dari wajah,sehingga kurang kuat
menghadapi tekanan dari luar. 6. Das D, Salazar L. Maxillofacial trauma: managing
potentially dangerous and disfiguring complex
Ketepatan waktu dalam mendiagnosa injuries (trauma CME). Emergency Medicine
kejadian fraktur hidung sangat berperan dalam Practice. 2017.
mencapai penyembuhan yang optimal dan estetika 7. Bansal M. Diseases of ear, nose and throat.
yang baik. Maka pengenalan atas gejala klinis harus India: Jaypee brother medical publisher. 2013
dimiliki oleh dokter untuk melakukan penatalaksanaan 8. M. Anniko, M. Bernal-Sprekelsen, V. Bonkowsky,
selanjutnya. Gejala klinis dari fraktur hidung yang P.J. Bradley, S. Iurato (Eds.)Otorhinolaryngology,
sering dijumpai adalah epistakis, deformitas hidung, Head and Neck Surgery. London : Springer. 2010
obstruksi hidung dan anosmia. Adapun pemeriksaan 9. Marcus JR, Erdmann D, Rodriguez ED. Essential
fisik yang ditemukan dapat berupa deviasi septum, of Craniomaxillofacial Trauma. St. Louis : Quality
depresi septum nasi, dan epistakis. Untuk memastikan Medical Publishing. 2012