Anda di halaman 1dari 42

REFERAT

ANATOMI RADIOLOGI OTAK

disusun oleh :

Esty Dwi Nurmalitta 142011101026


Desy Pratiwi W 142011101000
Shofi Iqda Islami 142011101102
Anis Thalita D 152011101000
M. Iqbal Hermawan 142011101000

Pembimbing:
dr. Heni Fatmawati, Sp. Rad

KSM/LAB RADIOLOGI RSD DR. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
REFERAT
ANATOMI RADIOLOGI OTAK

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya

disusun oleh :

Esty Dwi Nurmalitta 142011101000


Desy Pratiwi W 142011101000
Shofi Iqda Islami 142011101102
Anis Thalita D 152011101134
M. Iqbal Hermawan 142011101000

Pembimbing:
dr. Heni Fatmawati, Sp. Rad

KSM/LAB RADIOLOGI RSD DR. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 2

2.1 Anatomi Radiologi Otak ......................................................... 2

2.1.1 Anatomi Otak .................................................................... 2

2.1.2 Anatomi Xray Skull ........................................................... 4

2.1.3 Anatomi CT Scan Otak...................................................... 3

2.1.4 Anatomi MRI Otak ........................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21

iii
BAB I. PENDAHULUAN

Radiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang digunakan


untuk melakukan pencitraan pada tubuh manusia melalui sinar x, ulatrsonografi
dan gelombang elektromagnetik. Pada dasarnya frekuensi yang digunakan
berbentuk sinar-x atau x-ray, namun dengan kemajuan teknologi modern juga
dengan menggunakan pemindaian atau scanning, dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI). Teori tentang pencitran MRI muncul pertama sekali pada tahun
1938, ketika Isidor Isaac Rabi menemukan metode pengukuran moment magnetik
inti atom atau nucleus magnetic moment. Pada tahun 1973 Paul Lauterbur
menggunakan gradien medan magnetik untuk pertama kalinya membuat citra dari
resonansi magnetik inti atau nuclear magnetic resonance. Pada tahun 1977 MRI
digunakan untuk mendiagnosis tubuh manusia. Penggunaan momen magnetik inti
atom pertama sekali dipakai dibidang analisis kimia (Pierce,1995) Pada era
1980an mulai dipakai luas untuk bidang medis, setelan ditemukan teknik-teknik
Pencitraan Rapid acquisition with relaxation enhancement (RARE) dan Fast Low
Angel Short (FLASH).

Beberapa kelebihan pencitraan dengan Magnetic Resonance Imaging


dimana tidak menggunakan sinar-x dan tidak terjadi ionisasi dalam tubuh yang
didiagnosa, sensitivitas kontras yang tinggi untuk perbedaan jaringan lunak,
mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi,
dan spektroskopi serta metode proyeksi yang lebih baik dari alat diagnostik CT
scan dan alat diagnostik kedokteran nuklir dan ultrasonografi (Bushberg, 2001).
Magnetic resonance Imaging (MRI) merupakan pencintraan bagian tubuh dengan
menggunakan daya magnet yang berkekuatan tinggi berdasatkan prinsip resonansi
magnetik inti atom hidrogen, radiofrekuensi dan seperangkat alat komputer untuk
menghasilkan gambaran dari penampang tubuh manusia yang berbentuk irisan.
MRI dapat menunjukkan sifat anatomi dan fisiologis dari objek dan mampu
membuat potongan coronal, sagital, dan aksial, serta oblik tanpa mengubah posisi
tubuh pasien.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Radiologi Otak


2.1.1 Anatomi Otak
Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak yang dibentuk
oleh mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Bila kalvaria dan dura mater
disingkirkan, di bawah lapisan arachnoid mater kranialis dan pia mater kranialis
terlihat gyrus, sulkus, dan fisura korteks serebri. Sulkus dan fisura korteks
serebri membagi hemisfer serebri menjadi daerah lebih kecil yang disebut lobus
(Moore & Argur, 2007).

Gambar 1. Bagian-bagian Otak (Sumber: Centers for Disease Control


and Prevention (CDC), 2004.)

5
Gambar 2. Bagian-bagian Otak (Sumber: Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), 2004.)

Seperti terlihat pada gambar di atas, otak terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Serebrum (Otak Besar)
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari dua hemisfer.
Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kiri dan
hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Masing-
masing hemisfer terdiri dari empat lobus. Bagian lobus yang menonjol disebut
gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulkus. Keempat lobus
tersebut masing-masing adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital dan
lobus temporal (CDC, 2004).
a. Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah
serebrum. Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis
dan bagian belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus parieto-
oksipital ke ujung posterior sulkus lateralis (Sylvian). Daerah ini
berfungsi untuk menerima impuls dari serabut saraf sensorik thalamus
yang berkaitan dengan segala bentuk sensasi dan mengenali segala
jenis rangsangan somatik (Ellis, 2006).
b. Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada di bagian paling
depan dari serebrum. Lobus ini mencakup semua korteks anterior
sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik

6
untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara; dan area prefrontal (area asosiasi) yang
mengontrol aktivitas intelektual (Ellis, 2006).
c. Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung
atas sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam
kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam
bentuk suara (Ellis, 2006).
d. Lobus oksipital berada di belakang lobus parietal dan lobus
temporal.Lobus ini berhubungan dengan rangsangan visual yang
memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap
objek yang ditangkap oleh retina mata (Ellis, 2006).
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi
beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 3. Area Otak

7
Gambar 4. Fungsi Lobus Otak

2. Serebelum (Otak Kecil)


Serebelum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak.
Serebelum terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di belakang batang
otak dan di bawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian atas.
Serebelum adalah pusat tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan. Serebelum
juga mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau
posisi tubuh, mengontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh.
Selain itu, serebelum berfungsi menyimpan dan melaksanakan serangkaian
gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan
tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya (Clark, 2005).

8
Gambar 5. Cerebellum
3. Batang Otak
Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak bertugas untuk
mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, kesadaran, serta pola
makan dan tidur. Bila terdapat massa pada batang otak maka gejala yang sering
timbul berupa muntah, kelemahan otat wajah baik satu maupun dua sisi,
kesulitan menelan, diplopia, dan sakit kepala ketika bangun (CDC, 2004).
Batang otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Mesensefalon atau otak tengah (disebut juga mid brain) adalah bagian
teratas dari batang otak yang menghubungkan serebrum dan serebelum.
Saraf kranial III dan IV diasosiasikan dengan otak tengah. Otak tengah
berfungsi dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata,
pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan pendengaran (Moore
& Argur, 2007).
b. Pons merupakan bagian dari batang otak yang berada diantara midbrain dan
medulla oblongata. Pons terletak di fossa kranial posterior. Saraf Kranial
(CN) V diasosiasikan dengan pons (Moore & Argur, 2007).
c. Medulla oblongata adalah bagian paling bawah belakang dari batang otak
yang akan berlanjut menjadi medulla spinalis. Medulla oblongata terletak
juga di fossa kranial posterior. CN IX, X, dan XII disosiasikan dengan
medulla, sedangkan CN VI dan VIII berada pada perhubungan dari pons dan
medulla (Moore & Argur, 2007).

9
Gambar 6. Perkembangan Batang Otak

Gambar 7. Perkembangan Batang Otak


4. Ganglia Basalis
Terdiri dari kumpulan badan sel saraf, terletak di bagian dalam masing-
masing belahan otak . Bagian yang penting adalah nukleus caudatus, putamen, &
globus palidus. Fungsi ganglia basalis adalah untuk mengontrol aktivitas otot,
memperkuat aktivitas motorik melalui sirkuit-sirkuit yang memberi umpan balik
pada korteks motorik.

10
Gambar 8. Ganglia Basalis

Vaskularisasi Otak
Perdarahan otak diperdarahi oleh a.carotis interna dan a.vertebralis. Kemudian
kedua arteri membentuk suatu anastomose yang penting antara 4 arteri
(a.vertebralis & a.carotis interna) yang memasok darah ke otak. Dibentuk
oleh : a.cerebri posterior, a.communicans posterior, a.carotis interna,
a.cerebri anterior & a.comunicans anterior. Masing-masing a.cerebralis
mengantar darah ke satu permukaan dan satu kutub cerebrum :

1. a.cerebri anterior → mengantar darah hamper seluruh permukaan medial &


superior serta polus frontalis
2. a.cerebri media → mengantar darah ke permukaan lateral & polus
temporalis
3. a.cerebri posterior → mengantar darah ke permukaan inferior & polus
occipitalis

11
Gambar 9. Vaskularisasi Otak

2.1.2 Anatomi Xray Skull

Pemeriksaan Foto Kepala atau skull merupakan salah satu pemeriksaan


radiologi yang penting. Anatomi kepala yang kompleks serta bentuk wajah dan
variasi anatomi setiap orang memiliki perbedaan sehingga pengetahuan dasar
radiologi anatomi skull harus diperhatikan. Untuk pemeriksaan Foto x’ray skull
memiliki beberapa variasi proyeksi yang digunakan bertujuan untuk mendapatkan
gambaran radiografi yang berbeda dari masing masing anatomi skull.

Foto kepala atau skull biasanya dilakukan pada pasien post trauma capitis,
pasien dicurigai kelainan pada sinus maupun mastoid. Foto skull jarang dilakukan
pada pasien dengan kelainan saraf pusat.

Teknik penilaian foto xray skull:

1. Periksa identitas pasien (nama/umur).


2. Periksa identitas foto ( No foto, ada tidaknya marker pada foto yang akan
dinilai).
3. Pasang foto pada light box dengan tepat seolah-olah penderita didepan
pemeriksa.
4. Sebutkan Jenis dan Posisi Foto ( Foto skull Posisi AP/Laterat, Foto Skull
Water).
5. Sebutkan anatomi dasar foto x’ray skull dengan tepat Tulang tengkorak
(calvaria bones).
Os frontale

12
Os parietale Sutura lambdoidea
Os occipitale
Os temporale Sutura coronaria
Os Ethmoidale Sutura sagittalis
Os Sphenoidale
Tulang rangka muka (maxillofacial bones)
Os Maxilla
Os Nasale
Os zygomaticum
Os Mandibula Cavum orbita
6. Lakukan penilaian terhadap outline os calvaria (Tabula interna, diploe dan
eksterna). Perhatikan apakah ada fraktur. Bila ada fraktur sebutkan jenis
dan lokasi frakturnya. Perhatikan apakah ada tanda-tanda peningkatan
tekanan intracranial  impressio digititae, diastasis sutura cranialis.
7. Lakukan penilaian terhadap tulang – tulang os maxillofacial. Perhatikan
apakah ada fraktur maupun dislokasi. Bila ada sebutkan jenis dan
lokasinya.
8. Lakukan penilaian terhadap sinus paranaslis. Perhatikan anatomi sinus
(sinus maxillaris, sinus sphenoidalis, sinus forntalis dan sinus ethmoidalis)
dan ada tidaknya perselubungan  sinusitis DD/ hematosinus.
9. Lakukan penilaian terhadap cellulae mastoidea. Perhatikan anatomi
mastoid dan ada tidaknya perselubungan  mastoiditis.
10. Lakukan penilaian terhadap soft tissue. Perhatikan apakah ada swelling,
lesi opasitas maupun lusensi patologik
11. Buat kesimpulan dari gambaran radiologi yang ada.
12. Identifikasi perlu tidaknya dilakukan rujukan dan jenis pemeriksaan
radiologi lanjutan.

13
Gambar 10. Foto Posterior Anterior

Gambar 11. Foto Posterior Anterior

14
Gambar 12. Townes View

Gambar 13. Lateral View

15
2.1.3 Anatomi CT Scan Otak

1. Tulang tengkorak dan sutura


Otak terletak didlam rongga cranium, rongga tersebut disusun oleh tulang-
tulang tengkorak. Bagian yang berada di dalam ronga cranium disebut dengan
area intrakranial dan yang berada diluar rongga cranium disebut dengan area
ekstrakranial. Tulang – tulang terngkorak, diantaranya tulang frontal, parietal,
oksipital, etmoid, sfenoid, dan temporal tebentuk dan secara bertahap disatukan
oleh sutura. Tulang tengkorak memiliki lapisan bagian dalam dan luar, dan
diantaranya terdapat bagian tulang spongiosa (cancellous bone) disebut diploe.

Gambar 14. CT Scan Kepala pada Bone Window

Sutura pada tulang tengkorak terbagi menjadi:


a. Sutura coronalis : menyatukan tulng frontal dan parietal
b. Sutura sagitalis : menyatukan dua tulang oarietal pada garis tengah
c. Sutura lambdoidea : menyatukan tulang parietal dan oksipital
d. Sutura squamosal : menyatukan bagian dari tulang temporal dan parietal
e. Sutura metopic : menyatukan dua tulang frontal

16
Gambar 15. Tulang tengkorak dan sutura pada tampakan superior

Gambar 16. Tulang tengkorak dan sutura pada tampakan lateral

2. Fossa Cranial
Pada CT Scan kepala dapat diidentifikasi fossa cranial yang nampa pada
area bone window. Fossa cranial terbag menjadi empat bagian, yaitu:
a. Fossa Cranial Anterior, yaitu bagian yang terdiri dari bagian lobus frontal
b. Fossa Cranial Medial, yaitu bagian yang terdiri dari lobus temporal
c. Fossa Cranial Posterior, yaitu bagian yang terdiri dari cerebellum dan
brainstem
d. Fossa Pituitari, yaitu bagian yang terdiri dari kelenjar pituitari

17
Gambar 17. Fossa cranial pada CT Scan area bone window
3. Meninges
Meninges merupakan lapisan antara otak dengan lapisan dalam (inner
table) tulang tengkorak. Meninges tediri dari, duramater, arachnoid, dan piamater.
Lapisan meninges tidak nampak pada gambaran CT Scan karena letaknya terlalu
dekat dan menempel pada lapisan dalam tulang tnegkorak. Namun, Falx cerebri
dan tentorium cerebelli merupakan lipatan tebal dari meninges yang nampak pada
gambaran CT Scan. Tentorium cerebelli terbentuk dari lipatan tebal duramater,
yang berbentuk seperti lembaran yang memisahkan cerebrum dengan cerebellum
dan letaknya berdekatan dengan tulang petrous. Falx cerebri merupakan lipatan
tebal yang berasal dari lapisan meningen yang berada pada garis tengah dan
memisahkan hemisfer otak kanan dan kiri.

18
Gambar 18. Lapisan meningen pada CT Scan

Gambar 19. Tentorium cerebelli pada CT Scan potongan axial

19
A. B.
A. Gambar 20. Falx cerebri pada CT Scan potongan axial
B. Gambar 21. Gambaran Falx cerebri dan tentorium cerebelli pada CT Scan
potongan coronal

4. Ruang Cairan Serebrospinal


Otak dikelilingi oleh Cairan Serebrospinal atau Cerebrospinal Fluid (CSF)
yang terdapat dalam fisura, sulcus, sisterna basalis, dan ventrikel, dimana
keseluruhan dari area-area tersebut dinamakan ruang cairan serebrospinal (CSF
space). CSF memiliki densitas yang lebih rendah dibandingkan grey and white
matter pada otak, sehingga nampak lebih gelap pada gamabaran CT Scan. Pada
permukaan otak terbentuk lipatan-lipaytan pada kortex cerebral yang disebut
girus, dan diantara girus terbentuk suatu galur yang disebut sulcus, yang berisi
CSF.
Fisura merupakan lipatan ayng berisi banyak CSFyang memisahkan
struktur otak. Terdapat dua fisura, yaitu fisura interhemisfer, yaitu memisahkan
hemisfer otak menjadi dua bagian dan sylvian fisura, yaitu memisahkan lobus
frontal dan temporal. Ventrikel merupakan ruang yang terletak didalam otak yang
berisi CSF. Terdapat empat area ventrikel yang nampak pada CT Scan, yaitu:
a. Ventrikel lateral, yaitu ventrikel yang jumlahnya sepasang kanan dan kiri
yang terletak di kedua sisi otak dan memiliki plexus choroideus yang
memproduksi CSF

20
b. Ventrikel ketiga, terletak pada bagian tengah dan berhubungan dengan
ventrikel lateral melalui foramen of monro
c. Ventrikel keempat, terletak di fossa posterior dianatar batang otak dan
cerebellum, berhubungan dengan ventrikel ketiga melalui aquaductus
sylvii
d. Sisterna basalis, yaitu area yang terisi CSF didekat struktur batang otak

A. B.

A. Gambar 22. Sulcus dan Girus


B. Gambar 23. Fisura interhemisfer dan fisura sylvian

Gambar 24. Ventrikel lateral pada gambaran CT Scan

21
A. B.
A. Gambar 25. Ventrikel ketiga pada gambaran CT Scan
B. Gambar 26. Ventrikel keempat pada gambaran CT Scan

5. Lobus dan Parenkim Otak

Otak terdiri dari struktur grey dan white matter yang dibedakan pada CT
dengan perbedaan kepadatan. White matter memiliki kandungan akson bermyelin
yang tinggi. Grey matter mengandung akson yang relatif sedikit dan jumlah badan
sel yang lebih tinggi. Karena myelin adalah zat berlemak, ia memiliki kerapatan
yang relatif rendah dibandingkan dengan seluler grey matter. White matter,
karenanya, tampak lebih hitam dari grey matter. White matter terletak pada
sentral. Proses patologis dapat meningkatkan atau mengaburkan perbedaan
densitas grey matter dan white matter.

22
Gambar 27. White matter terletak di sentral dari grey matter.

Otak berpasangan, bidang anatomi bilateral atau lobus. Ini tidak


berkorelasi dengan tulang atasnya dengan nama yang sama. Di kedua sisi lobus
frontal dipisahkan dari lobus parietal oleh sulkus sentral. Lobus frontal besar dan
lobus oksipital relatif kecil. Bagian paling depan dari lobus frontal menempati
fossa kranial anterior. Lobus temporalis menempati fossa kranial media.
Serebelum dan batang otak menempati fossa posterior.

23
Gambar 28. Lobus- lobus otak pada CT Scan potongan superior.

Gambar 29. Lobus- lobus otak pada CT Scan potongan inferior.

24
CT Scan tidak dapat menunjukkan dengan jelas batas anatomi lobus otak.
untuk alasan ini, ahli radiologi sering merujuk pada "regio", seperti regio parietal
atau regio temporal, bukan lobus. Jika lebih dari satu daerah yang berdekatan
perlu dijelaskan, maka istilah siam dapat digunakan seperti regio temporo-parietal
atau regio parieto-oksipital.

Gambar 30. Lobus parietal tidak secara jelas dipisahkan dari temporal atau
oksipital.

6. Struktur Grey Matter

Struktur Grey Matter penting yang terlihat pada CT Scan otak yaitu
korteks, insula, basal ganglia, dan thalamus. Grey matter pada korteks serebral
terbentuk dalam lipatan yang disebut girus. Korteks akan tampak lebih putih
(lebih padat) daripada white matter yang mendasarinya. Insula membentuk
permukaan bagian dalam korteks serebral yang ditemukan jauh ke dalam fisura
sylvii. Hilangnya insula mungkin merupakan tanda awal infark akut yang
melibatkan wilayah arteri serebral media. Ganglia basalis dan thalamus adalah
struktur grey matter penting yang berlokasi jauh ke dalam insula. Ganglia basalis
dan thalamus dapat diidentifikasi dengan CT Scan. Ganglia basalis terdiri atas
nukleus lentiformis dan nukleus kaudatus. Gangguan pada ganglia basalis dapat

25
menyebabkan gangguan pergerakan. Gangguan pada thalamus dapat
menyebabkan thalamic pain syndrome.

Gambar 31. Struktur grey matter (korteks, insula, basal ganglia, dan thalamus)
pada CT Scan menunjukkan gambaran hiperdense.

Gambar 32. Grey matter pada korteks serebral terbentuk dalam lipatan yang
disebut girus.

26
Gambar 33. Insula membentuk permukaan bagian dalam korteks serebral yang
ditemukan jauh ke dalam fisura sylvii.

Gambar 34. Ganglia basalis dan thalamus adalah struktur grey matter penting
yang berlokasi jauh ke dalam insula.

27
7. Struktur White Matter

White matter otak terletak jauh dalam grey matter kortikal. Capsula
interna adalah struktur white matter yang terhubung dengan korona radiata dan
white matter dari hemisfer serebri pada bagian superior, dan dengan batang otak
di bagian inferior. Corpus callosum adalah white matter yang terletak di garis
tengah. Corpus callosum melengkung di atas ventrikel lateral dan
menghubungkan white matter dari hemisfer serebri kiri dan kanan.

Kapsula interna adalah white matter sempit yang mengandung sejumlah


besar akson yang menghubungkan corona radiata dan white matter hemisfer
serebri ke superior otak. Setiap kapsula interna memiliki tungkai anterior dan
tungkai posterior yang terhubung pada genu. Kapsula interna disuplai oleh
cabang-cabang arteri serebri media. Karena pembuluh darah ini kecil maka rentan
terhadap infark lacunar. Bahkan gangguan kecil pada kapsula interna dapat
berpengaruh besar pada fungsi motorik dan sensorik.

Dari bagian superior ke kapsula interna, white matter melebar ke korona


radiata dan kemudian ke white matter dari hemisfer serebri. Korona radiata dari
setiap sisi saling berhubungan melalui corpus callosum. Bagian anterior corpus
callosum disebut genu dan bagian posterior disebut splenium. Lesi maligna otak
dapat tumbuh dari satu hemisfer otak ke yang lain melalui corpus callosum. Di
tempat lain falx bertindak sebagai penghalang relatif terhadap invasi langsung

28
Gambar 35. Kapsula interna memiliki tungkai anterior dan tungkai posterior yang
terhubung pada genu (tanda bintang).

Gambar 36. CT Scan otak potongan sagital menunjukkan corpus callosum


merupakan sebagian stuktur midline yang melengkung dari anterior ke posterior.

29
Gambar 37. Corona radiata dari setiap sisi saling berhubungan melalui corpus
callosum.

8. Fossa Posterior

Fossa posterior mengakomodasi cerebellum dan batang otak. Batang otak


terdiri atas otak tengah, pons, dan medula oblongata terletak di fossa posterior.
Pada bagian superior, cerebellum dipisahkan dari hemisfer serebral oleh tentorium
cerebelli sedangkan tulang oksipital membentuk dinding dan lantai lateral. Bagian
inferiornya untuk hemisfer cerebelli, dan garis tengah oksipital interna berjalan
dari foramen magnum ke tonjolan oksipital internal. Crest occipital berfungsi
sebagai tempat untuk falx cerebelli, yang berisi sinus oksipital. Dura dan
tentorium cerebelli melingkupi berbagai sinus vena. CN VII-XII keluar melalui
fossa posterior. CN VII dan VIII dan nervus intermedius keluar melalui porus
acusticus, dan saraf IX, X, dan XI melintasi foramen jugularis. CN XII keluar
melalui kanal hipoglosus.

30
Gambar 38. Gambaran CT Scan menunjukkan Cerebellum dan Pons.

Gambar 39. Potongan sagital bermanfaat untuk menunjukkan anatomi batang


otak.

31
9. Wilayah Vaskularisasi

Berbagai area otak dipasok oleh arteri serebral anterior, media, dan
posterior dalam distribusi yang dapat diprediksi. Struktur fossa posterior dipasok
oleh arteri vertebrobasilar. Arteri otak tidak divisualisasikan dengan baik pada CT
konvensional, tetapi pengetahuan tentang area otak yang disuplai sangat
membantu dalam menentukan sumber gangguan pembuluh darah.

Arteri serebri anterior memvaskularisasi daerah sempit hemisfer serebri


yang berdekatan dengan garis tengah. Arteri serebri media memvaskularisasi area
terbesar otak. Beberapa percabangan kecil dari arteri serebri media
memvaskularisasi daerah ganglia basalis dan insula.

Gambar 40. Area- area yang divaskularisasi oleh arteri serebri anterior, media,
dan posterior

32
Gambar 41. Percabangan dari arteri serebri media memasok daerah ganglia basalis
dan insula.

33
2.1.4 Anatomi MRI Otak
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di
bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar
potongan penampang tubuh / organ manusia dengan menggunakan medan magnet
berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran
terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki-nya, terutama kemampuannya
membuat potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi
posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuiai untuk diagnostik jaringan lunak.
Ada beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan
yaitu :
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan
lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi,
perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa
merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.

34
35
Gambar 42. Brain pada MRI potongan axial

36
Gambar 43. Brain pada MRI potongan sagital

Gambar 44. Brain pada MRI potongan coronal

37
Circulus Arteriosus Willisi
Circulus arteriosus willisi (circulus arteriosus cerebri) adalah sistem
anastomotic arteri yang berada di dasar otak. "Circulus" dinamai oleh muridnya
Richard Lower sesuai dengan nama gurunya, Thomas Willis. Circulus arteriosus
willisi mengelilingi batang kelenjar hipofisis dan menyediakan komunikasi
penting antara suplai darah dari otak depan dan otak belakang (yaitu, antara
karotid internal dan vertebrobasilar sistem setelah penghapusan koneksi embrio
primitif). Circulus arteriosus willisi terbentuk ketika arteri karotis interna (ICA)
masuk rongga tengkorak bilateral dan membagi ke dalam arteri serebri anterior
(ACA) dan arteri serebral tengah (MCA). Arteri serebri anterior kemudian
disatukan oleh arteri anterior berkomunikasi (ACOM). Koneksi ini membentuk
setengah bagian depan (sirkulasi anterior) dari circulus arteriosus willisi.
Posterior, arteri basilar, yang dibentuk oleh arteri vertebralis kiri dan kanan,
cabang ke kiri dan kanan arteri serebral posterior (PCA), membentuk sirkulasi
posterior. Para PCAs menyelesaikan circulus arteriosus willisi dengan bergabung
dalam sistem karotid internal anterior melalui berkomunikasi posterior (PCOM)
arteri.

Gambar 45. Circulus Arteriosus Willisi

38
1. A1 segmen dan arteri anterior berkomunikasi
Segmen A1 dari arteri serebri anterior (ACA) memanjang dari arteri karotid
internal (ICA) bifurkasi dalam arah medial dan superior persimpangan ACA
dengan arteri anterior berkomunikasi (ACOM) dalam fisura longitudinal.
Cabang termasuk arteri lenticulostriate medial (A1) yang memasok
hipotalamus anterior, commissure anterior, forniks, striatum, kiasme optik,
dan saraf optik . Cabang ACOM termasuk perforator yang memasok
hipotalamus dan kiasme optik. (Lihat gambar di bawah.)
2. A2 segmen
Bagian dari ACA memanjang dari arteri ACOM ke divisi ACA ke dalam
arteri dan pericallosal callosomarginal, pada genu dari corpus callosum.
Cabang termasuk perforator pada lobus frontal, serta arteri berulang Heubner,
yang merupakan pembuluh darah lenticulostriate. Pembuluh darah Ini yang
terakhir memasok inti berekor, kapsul internal, dan putamen. Cabang lain dari
A2 termasuk arteri orbitofrontal dan frontopolar.
3. M1 segmen
Kebanyakan penelitian anatomi menentukan segmen M1 sebagai berakhir
dimana cabang MCA berbelok miring kanan dalam celah Sylvian, namun
titik pembagian batang MCA dianggap oleh kebanyakan dokter menjadi
persimpangan M1/M2. The MCA paling sering bifurkasio tetapi juga dapat
bercabang tiga atau quadfurcate. Cabang termasuk arteri lenticulostriate, yang
memasok commissure anterior, kapsul internal, berekor inti, putamen dan
globus pallidus, dan arteri temporalis anterior, yang memasok lobus temporal
anterior.
4. M2 segmen
Segmen M2 memanjang dari titik divisi utama dari segmen M1, selama insula
dalam fisura Sylvian, dan berakhir pada margin insula.
5. M3 segmen
Segmen M3 dimulai pada sulkus melingkar dari insula dan berakhir di
permukaan retakan Sylvian. Bagian ini dikirimkan melalui permukaan
opercula frontal dan temporal untuk mencapai permukaan eksternal dari celah

39
Sylvian. Segmen M3 dan M2 menimbulkan berasal arteri dari mana cabang
kortikal berasal.
6. P1 segmen posterior dan arteri berkomunikasi
Segmen P1 memasok cabang perforantes ke batang otak. Ini disebut
thalamoperforators posterior untuk membedakan mereka dari
thalamoperforators anterior, yang timbul dari arteri PCOM. Perforator
langsung memasok thalamus, batang otak, dan kapsul internal. Arteri
sirkumfleksa pendek dan jangka panjang pasokan thalamus dan otak tengah.
Sebuah cabang meningeal dapat menyediakan permukaan inferior cerebelli
tentorium.
7. P2 segmen
Segmen P2 dimulai di persimpangan arteri PCOM dan perjalanan di seluruh
aspek lateral otak tengah. Perforator langsung memasok thalamus, kapsul
internal, dan saluran optik. Cabang termasuk arteri Choroidal posteromedial,
yang memasok otak tengah, kelenjar pineal, talamus, dan tubuh geniculate
medial, dan arteri Choroidal posterolateral, yang memasok koroid pleksus,
thalamus, tubuh geniculate, forniks, gagang bunga otak, tubuh pineal, corpus
callosum, tegmentum, dan korteks oksipital temporal. Sebuah arteri
hippocampal mungkin ada.

Gambar 46. Circulus arteriosus willisi


Gambar x. Tampilan koronal segmen arterial serebral medial (bagian sinistra)

40
Gambar 47. Thalamic level
Pada tingkat ini ganglia basal terlihat. Dua garis gelap medial thalamus adalah
vena serebral internal.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. America Association of Neurological Surgeon. 2015. Anatomy of Brain.


United States of America: Diakses tanggal 25 Juli 2019 melalui www.ans.org.
2. Adam, Todd R. Olson. 2008. Student Atlas Of Anatomy 2nd Edition. New
York: Albert Einstein Collecge of Medicine.
3. Herring, W. 2012. Learning Radiology Recognizing the Basics. Elsevier
Mosby.
4. Moore K.R., Argur K.M. R. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipocrates.
5. Putz, R and Pabst, R, 2006; Sobotta Anatomi Kepala, Leher, Ekstremitas Atas;
edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
6. Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior
Doctor. New Jersey: Wiley Blackwell Publisher.

42

Anda mungkin juga menyukai