Disusun Oleh :
Ira Puspita Nurina
1102015101
Pembimbing :
dr. Kesuma Mulya, Sp.Rad
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
2.1 Ultrasonografi.........................................................................................................4
2.2 Kelainan pada Traktus Urinarius.......................................................................12
2.2.1 Kelainan pada Ginjal...................................................................................12
2.2.2 Kelainan pada Ureter...................................................................................24
2.2.3 Kelainan pada Vesica Urinaria...................................................................25
BAB III.................................................................................................................................29
KESIMPULAN....................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
Pada banyak kasus, teknologi ini juga telah menjadi langkah pertama dari
serangkaian proses tindakan medis yang harus dilakukan dokter. Di sisi yang lain,
pengolahan data citra medis berbasis komputer telah terbukti mempermudah proses
yang harus dilakukan dokter dengan lebih cermat, dan teliti dalam waktu yang
singkat.
PEMBAHASAN
2.1 Ultrasonografi
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu teknologi pencitraan
medis, yang paling banyak digunakan dalam dunia kedokteran saat ini.
Ultrasonik bekerja dengan cara memancarkan gelombang suara frekuensi
tinggi ke tubuh pasien melalui transduser. Gelombang suara ini menembus
tubuh dan mengenai batasbatas antar jaringan, seperti antara cairan dan otot,
antara otot dan tulang. Sebagian gelombang suara ini dipantulkan kembali ke
transduser, sebagian lain terus menembus bagian tubuh lainnya sampai
kemudian juga dipantulkan. Gelombang-gelombang suara pantulan ini
ditangkap kembali oleh transduser dan diteruskan ke mesin ultrasonik, yang
akan menghitung berapa jarak jaringan pemantul dengan probe berdasarkan
kecepatan suara di dalam jaringan. Lalu mesin ultrasonik menampilkan
pantulan gelombang suara itu di layar dalam bentuk sinyal. Hasil pantul
(echo) dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan transduser yang
mengubah gelombang akustik ke sinyal elektronik untuk diolah dan
ditampilkan
Untuk ginjal kiri, gambaran USG paling baik terlihat bila dilakukan
pada posisi berbaring miring ke kanan (right lateral decubitus). Penampang
melintang ginjal dapat diperiksa dengan meletakkan transduser di sela iga,
dalam keadaan ekspirasi. Penampang koronal dapat diperiksa dengan
meletakkan transduser drjsjsr gsris aksiler, melalui daerah pinggang di bawah
lengkung iga kiri saat inspirasi dalam. Pasien berbaring telungkup seperti
memeriksa ginjal kanan, tetapi transduser diletakkan di sebelah kiri lateral
garis tengah. Kedua ginjal sebaiknya dibandingkan hasilnya setelah tiap
pemeriksaan. Posisi telentang tidak dianjurkan untung memeriksa ginjal kiri,
karena gambaran ginjal terganggu oleh bayangan udara di dalam lambung dan
usus, kecuali bila lambung diisi air (minum).
2.1.3.1 Ginjal
Indikasi
Keadaan yang mendorong untuk mengamati ginjal melalui USG antara lain:
- Gagal ginjal
- Hematuria
- Kemungkinan massa ginjal
- Infeksi saluran kemih
- Nyeri di daerah ginjal dan vesika urinaria
- Trauma ginjal
- Kemungkinan anomaly kongenital
- Riwayat polycystic disease dalam keluarga
- Pra dan pasca transplantasi ginjal
Setelah ini darah akan keluar melalui arterial efferent menuju jaringan
kapiler peritubuler, menuju vena dan selanutknya ke vena yang senama
dengan arterinya. Struktur pembuluh sukar dapat terlihat di dalam eko sinus.
Beberapa vena relatif lebih mudah terlihat, karena strukturnya yang lebih
besar dan terletak lebih anterior dari arteri renalis, pelvis dan ureter. Pembuluh
arkuata tampak sebagai eko densitas tinggi tersebar di batas korteks dan
medula. Pembuluh ini jelas terlihat pada potongan melintang melalui hilus
ginjal dan dipakai sebagai patokan untuk mengukur tebal korteks ginjal.
Teknik Transduser 3,5 MHz biasanya digunakan untuk memindai ginjal orang
dewasa. Hal ini berperan sebagai jendela akustik untuk menilai ginjal kanan
dan limpa untuk menilai ginjal kiri. Ginjal dipindai dalam semua bidang.
Pasien harus diperiksa dalam posisi terlentang dan decubitus.
Karena terletak dibalik usu, ureter yang normal tidak mudah dilihat
saat dilakukan pemeriksaan USG. Jika mengalami dilatasi (misal akibat
obstruksi saluran keluar yang disebabkan oleh pembesaran prostat atau
striktur uretra atau oleh refluks vesiko-ureter), ureter akan lebih mudah
dilihat, khususnya pada bagian didekat ginjal atau kandung kemih. Bagian
tengah ureter tidak bias dilihat dengan mudah sehingga pemeriksaan bagian
ini sebaiknya dilakukan dengan IVP. Namun, jika terjadi penebalan seperti
pada saat skistosomiasis (kadang terlihat seperti kalsifikasi), ureter dapat
dikenali dengan USg. Ujung distal ureter dapat dilihat melalui scanning lewat
kandung kemih yang terisi penuh.
Kandung kemih yang penuh akan tampak sebagai daerah yang luas,
bebas eko, dan timbul dari dalam pelvis. Pemeriksaan dimulai dengan menilai
kemulusan dinding anterior kandung kemih dan kesetangkupannya dalam
potongan transversal. Ketebalan dinding kandung kemih akan bervariasi
menurut derajat distensi kemih, Setiap daerah yang mengalami penebalan
dapat menunjukan abnormal. Dalam keadaan distensi, dinding kandung kemih
harus memiliki ketebalan kurang dari 4 mm.
Gambar 4. Vesica urinaria normal
Hidronefrosis
Hidronefrosis didefinisikan sebagai distensi calyces dan pelvis ginjal
dan sebagai akibat dari obstruksi aliran urin distal ke pelvis ginjal.
Hidronefrosis didefinisikan sebagai dilatasi sistem pengumpulan urin ginjal
(calyces, infundibula, dan pelvis). Setelah identifikasi hidronefrosis,
penyelidikan lebih lanjut yang tepat harus dilakukan untuk menentukan
penyebab yang mendasarinya, dengan etiologi potensial termasuk semuanya
mulai dari urolitiasis, keganasan seperti kanker serviks dan fibrosis
retroperitoneal. Sistem penilaian hidronefrosis menurut SFU (Society of Fetal
Ultrasound) antara lain ialah1,6:
- Grade 2 (ringan)
o dilatasi pelvis ginjal (ringan) dan calyces (pola
pelvicalyceal dipertahankan)
o tidak ada atrofi parenkim
- Grade 3 (sedang)
o pelebaran dari calyces ginjal yang moderat
o menumpulkan fornices dan meratakan papillae
o penipisan kortikal ringan dapat dilihat
Nefrolithiasis
Nefrolitiasis secara spesifik merujuk pada batu di ginjal, tetapi batu
ginjal dan batu ureter (ureterolitiasis) sering dibahas bersamaan. Mayoritas
batu ginjal mengandung kalsium. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh kolik
ginjal terutama disebabkan oleh dilatasi, peregangan, dan kejang karena
obstruksi ureter akut8
- fokus echogenic
- bayangan akustik
- artefak binar pada Doppler warna
- artefak komet-ekor berwarna
2.1.2.3 Massa
Tumor yang mengenai sinus renalis akan tampak sebagai suatu massa dengan
ekogenisitas rendah. Bekuan darah juga akan memberikan gambaran suatu massa
yang ekogeniknya rendah, untuk itu diperlukan pemeriksaan serial USG dimana pada
bekuan darah akan terjadi perubahan dan resolusi yang cepat. Snus lipofibromatosis
akan memberikan gambaran sebagai suatu daerah yang ekogenik yang rendag dengan
batas irregular.
Kista
Kista ginjal ditemukan pada pasien berusia tua. Gambaran kista ginjal pada
ultrasonografi serupa dengan gambaran kista di bagian tubuh yang lain. Kista
memiliki gambaran khas berbatas tegas, mempunyai batas yang halus/rata, berbentuk
bulat atau oval, anekoik dan menghasilkan penguatan akustik. Kista dapat
tunggal/multipel.
Gambar 15. Gambaran kista ginjal simpleks
Abses ginjal
Pada ultrasonografi , abses tampak sebagai massa fokal dengan berbagai gema
internal. Abses mula-mula tampak sebagai daerah yang sedikit hipoekoik. Pada
akhirnya, abses dengan jelas menjadi hipoekoik sampai anekoik, dengan berbagai
bayangan akustik.
Angiomiolipoma ginjal
Angiomiolipoma (AML) ginjal merupakan tumor jinak yang terdiri dari sejumlah
lemak, otot dan pembuluh darah. AML dapat terlihat pada foto KUB bila cukup besar
dan mengandung lemak dalam jumlah yang signifikan. Pada ultrasonografi, AML
tampak sebagai massa hiperekoik berbatas tegas.
Karsinoma sel ginjal (RCC) adalah adenokarsinoma ganas primer yang berasal dari
epitel tubular ginjal dan merupakan tumor ginjal ganas paling umum. Mereka
biasanya terjadi pada pasien berusia 50-70 tahun dan hematuria makroskopis terjadi
pada 60% kasus. Pada pencitraan, mereka memiliki berbagai penampilan radiografi,
dari padat dan relatif homogen hingga sangat heterogen dengan area nekrosis,
perubahan kistik, dan perdarahan. Karsinoma sel ginjal memiliki penampilan
sonografi yang sangat bervariasi. Ini mungkin tampak padat atau sebagian kistik, dan
mungkin hiper, iso, atau hypoechogenic ke parenkim ginjal sekitarnya 22. Tumor
pseudocapsule kadang-kadang dapat divisualisasikan dengan USG sebagai halo
hypoechoic10.
Gambar 20. Karsinoma sel ginjal
Divertikulum
Divertikulum kandung kemih merupakan penonjolan dinding kandung kemih
yang menyerupai kantung. Divertikulum ini berisi urin dan sebagian besar
disebabkan oleh obstruksi saluran keluar kandung kemih yang berlangsung
lama.
Sistitis
Sistitis lebih sering terjadi pada pasien wanita dibandingkan dengan pria.
Sistitis akut biasanya disebabkan oleh organisme gram negatif seperti E.Coli,
Batu lain yang mengandung sedikit kalsium, pada foto polos kelihatan samar-
samar. Pemeriksaan sistografi dengan udara atau dengan kontras opak dapat
dilihat garis lingkar batu radiolusen. Batu dalam buli-buli dapat satu atau
lebih. Untuk membedakan batu buli dengan fekalit dibuat foto oblik barium
enema.
KESIMPULAN
Gambaran saluran kemih yang normal antara lain, ukuran ginjal dewasa rata –
rata 10,74 cm untuk ginjal kanan dan rata – rata 11,10 cm untuk ginjal kiri. Ukuran
Panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan dengan yang terlihat
secara radiografi. Ureter yang normal tidak mudah dilihat saat dilakukan pemeriksaan
USG karena terletak dibalik usus. Kandung kemih yang penuh akan tampak sebagai
daerah yang luas, bebas eko, dan timbul dari dalam pelvis.
Kelainan bawaan pada ginjal antara lain, agenesis ginjal, hypoplasia ginjal
dan ginjal tapaal kuda. Kelainan pada sinus renalis antara lain, hidronefrosis dan
nefrolitiasis. Massa pada ginjal antara lain, kista, penyakit polikistik ginjal ginjal,
abses ginjal, angiomyolipoma ginjal, dan karsinoma sel ginjal.