PENDAHULUAN
Tingkat kematian pada fistula ini adalah mulai dari 5-20%, karena sepsis,
kelainan nutrisi, dan ketidakseimbangan elektrolit. ECF adalah kondisi umum di
sebagian bangsal bedah umum. Selama beberapa dekade terakhir, perbaikan dalam
pengelolaan ECF telah mengakibatkan penurunan bertahap dalam angka kematian.
Morbiditas pasien dengan ECF terkait dengan prosedur pembedahan atau penyakit
primernya menjadi meningkat sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien,
memperpanjang tinggal di rumah sakit, dan meningkatkan biaya keseluruhan untuk
pengobatan.1
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara
toraks dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen yang
terbentuk dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang ilium. Untuk
membantu menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling sering dipakai
adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan horizontal dan dua
bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi dinding anterior
abdomen menjadi sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan
horizontal melalui setinggi tulang rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi
bagian atas crista iliaca dan dua bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh
yaitu dari tulang rawan iga kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum
inguinale. Regio abdomen tersebut adalah: 1) hypocondriaca dextra, 2)
epigastrica, 3) hypocondriaca sinistra, 4) lumbalis dextra, 5) umbilical, 6)
lumbalis sinistra, 7) inguinalis dextra, 8) pubica/hipogastrica, 9) inguinalis
sinistra (Gambar 1). 2
Gambar 1. Pembagian anatomi abdomen berdasarkan lokasi organ yang ada di
dalamnya
Panjang usus besar (kolon dan rectum) 1.500cm, yang terdiri dari
sekum, kolon asenden, kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan
rektum. Dinding usus besar mempunyai tiga lapis yaitu lapisan mukosa (bagian
dalam), yang berfungsi untuk mencernakan dan absorpsi makanan, lapisan
muskularis (bagian tengah) yang berfungsi untuk menolak makanan ke bagian
bawah, dan lapisan serosa (bagian luar), bagian ini sangat licin sehingga dinding
usus tidak berlengketan satu sama lain di dalam rongga abdomen. Berbeda
dengan mukosa usus halus, pada mukosa kolon tidak dijumpai villi dan kelenjar
biasanya lurus-lurus dan teratur. Permukaan mukosa terdiri dari pelapis epitel
tipe absortif (kolumnar) diselang seling sel goblet. Pelapis epitel kripta terdiri
dari sel goblet. Pada lamina propria secara sporadik terdapat nodul jaringan
limfoid. Sel berfungsi mengabsorpsi air, lebih dominan pada kolon bagian
proksimal (asendens dan tranversum), sedangkan sel goblet lebih banyak
dijumpai pada kolon desenden. Lamina propria lebih seluler (sel plasma, limfosit
dan eosinofil) pada bagian proksimal dibanding dengan distal dan rektum. Pada
bagian distal kolon, sel plasma hanya ada dibawah epitel permukaan. Sel paneth
bisa ditemukan pada sekum dan kolon asenden. Pada anus terdapat sfingter anal
internal (otot polos) dan sfingter anal eksternal (otot rangka) yang mengitari
anus. 2
2. Epidemiologi
3. Etiologi
- Spontan
- Komplikasi pasca operasi ( 70 – 95 % )
1) FEK Spontan
Penyebab:
Penutupan spontan dari fistula dapat terjadi pada low output kurang lebih
8 minggu dimana asupan makanan dan elektrolit seimbang. Pada pasien dengan
highoutput akan sulit diharapkan untuk menutup spontan. Pada kasus yang didap
ati kondisi usus yang tidak ideal untuk dilakukan anastomosis dimana terdapat
usus yang udem dan cavum abdomen yang terkontaminasi dari cairan fistula.3
6. Evaluasi dan Manajemen
2. Investigasi
3. Keputusan
4. Definitif manajemen
5. Penyembuhan
7. Penatalaksanaan
Non operative management
Surgical
Non operative management:
Terutama untuk low output fistula
Kunci: Kontrol infeksi dan pencegahan malnutrisi
Sebagian besar fistula enterokutan akan menutup secara spontan, kecuali
jika ada faktor-faktor yang mengganggu proses penutupan
Balance cairan dan elektrolit (terutama untuk fistula di daerah proksimal)
Obat-obatan untuk meminimalkan produksi fistula
Perawatan stoma untuk mencegah iritasi kulit
Jika > 6 minggu, perku dipikirkan tindakan bedah
Obstruksi di bagian distal
Keganasan
Benda asing
Abses yang tidak terdrainase
Radiasi
Underlying inflamation condition (eq:Chron’s)
Terapi bedah :
Luka lama dibuka lagi
Usus harus bisa dimobilisasi
Fistula diangkat bersamaan dengan jaringan usus yang sakit
Jika didapatkan abses atau lesi terlalu luas, lakukan enterostomi
proksimal
8. Komplikasi :
Sepsis, Bakteremia (bakteri masuk ke dalam sistem peredaran darah) dan
sepsis, serta penyebaran infeksi dari anus ke organ tubuh lain.
Gangguan cairan dan elektrolit
Nekrosis pada kulit
Malnutrisi
BAB III
PENUTUP