Rendy Cendranata
102014017
FK UKRIDA
rendycendranata56@gmail.com
Pendahuluan
Anatomi Payudara
Aliran Lymphe
2 Subskapularis (level I)
Pemeriksaan Fisik
Palpasi bisa dilakukan dari berbagai arah baik horizontal ataupun vertical,
radial atau sirkular. Dari sebuah studi disimpulkan arah vertical merupakan
tahnik terbaik dalam memeriksa payudara.
Pasien sebaiknya memulai SADARI pada usia akhir 20-an sampai awal 30-
an dan berlanjut sepanjang hidup. SADARI sebaiknya dilakukan 5-10 hari
setelah onset menstruasi. Wanita menopause harus memeriksa di hari
yang sama tiap bulan.
Pemeriksaan Penunjang
a Noninvasive
1 Mammografi
Dengan menggunakan tehnik dosis rendah 0,1 rad per studi dibandingkan
dengan foto thoraks yang hanya menggunakan 0,025 rad per studi.
Berdasarkan hasil observasi, walapun radiasi yang diberikan jauh lebih
besar namun, tidak ada laporan kasus yang menunjukkan bahw terjadi
kanker payudara yang diakibatkan karena terpapar oleh radiasi dari
mamografi.
2 Ultrasound
b Invasive
1 Sitologi Aspirasi
Biopsi jarum menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal
tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspirasi jarun. CNB lebih
akurat dan bisa digunakan untuk menentukan reseptor esterogen dan
progesteron serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran
histopatologi. Biopsi ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan
bantuan ultrasound.
3 Biopsi Terbuka
a Biopsi eksisi
Istilah biopsi eksisi merujuk pada istilah yang berarti biopsi dengan
mengangkat seluruh masa yang terlihat dan biasanya dengan sedikit
batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu direncanakan secara hati-
hati dan curiga lesinya bersifat ganas. Secara umum, lebih disukai
sikumsareolar atau insisi curvilinear sepanjang garis Langer. Kebanyakan
biopsi bisa dilakukan dengan lokal anastesi. Namun, demi kenyamanan
pasien biasa dilakukan dengan sedasi intravena. Potong beku biasa
dilakukan dan bisa disimpan untuk tes reseptor esterogen dan
progesterone.
b Biopsi insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit utuk dilakukan biopsy eksisi biasanya
dilakukan biopsy insisi dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal ini
bisa dilakukan dalam anastesi local dan cukup nyaman pada pasien poli.
Setelah menekan daerah putting maka akan keluar cairan. Cairan yag
keluar bisa diusap pada gelas kaca difiksasi dan dilihat untuk dievaluasi
secara sitologi. Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative palsu
sebesar 18% dan positif palsu sebesar 2,5% jadi dibutuhkan ketelitian dan
kehati-hatian dalam menginterpretasi hasil tersebut.
f Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari putting sering terkait dengan gatal atau nipple
discharge biasa diperbolehkan untuk dilakukan biopsi puting. Se buah
potongan nipple/areola complex bisa dieksisi dalam local anstesia dengan
tepi yang minimal.
Working diagnosis
Diferential Diagnosis
Fibroadenoma adalah salah satu jenis tumor jinak paling umum pada
payudara yang mudah bergeser saat disentuh. Fibroadenoma memiliki
bentuk teratur padat dengan konsistensi kenyal ataupun keras dan teraba
permukaannya licin. Fibroadenoma bisa membesar dan mengecil dengan
sendirinya serta memiliki ukuran yang cukup variatif. Pada masa
kehamilan, biasanya ukuran fibroadenoma akan membesar. Pengidap
tumor jinak jenis ini biasanya wanita yang berusia antara 20 sampai 30
tahun. Anda bisa saja memiliki fibroadenoma pada payudara jika
merasakan benjolan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Epidemiology
Patofisiology
Riwayat papilomatosis
Faktor Genetik
12
Staging
T1 Tumor < 2 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Perluasan ke dinding dada, peradangan, lesi satelit,
ulserasi
STAGE GROUPING
Stage 0 TIS N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
Stage IIIB T4 Any N M0
Any T N3 M0
Tatalaksana
a Terapi kuratif
Terapi kuratif adalah tujuan utama terapi pada pasien kanker untuk
menghilangkan kanker tersebut. Dalam pelaksanaannya, terapi pada
pasien kanker tidak dapat mempertahankan asas primum non nocere
karena dalam pemberian terapi kuratif, akan diberikan sejumlah
terrtentu zat kemoterapi atau radiasi yang bersifat toksik terhadap
bagian tubuh lain yang tidak terkena kanker. Terapi kuratif dapat
berupa bedah radikal, kemoterapi, radiasi, imunoterapi atau kombinasi
dari keempat modalitas tersebut.13
b Terapi paliatif
Terapi paliatif diberikan jika tujuan utama terapi kuratif tidak tercapai,
Tujuan terapi paliatif adalah untuk mengurangi gejala, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker pada pasien yang
tidak mungkin sembuh. Ketika tujuan terapi adalah sebagai paliatif,
maka efek toksisitas kemoterapi atau radiasi harus diminimalisir.
1 Pembedahan14
Pada stadium I, II dan III, terapi bersifat kuratif. Semakin dini terapi
dimulai, semakin tinggi akurasinya. Pengobatan pada stadium I, II,
dan III adalah operasi primer, sedangkan terapi lain bersifat
adjuvant.
Mastektomi radikal
3 Kemoterapi15
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama
diberikan pada kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif,
tapi dapat pula diberikan pada kanker payudara yang sudah
dilakukan operasi mastektomi, yang bersifat adjuvant. Kanker
payudara stadium IV, pengobatan yang primer adalah bersifat
sistemik. Terapi ini berupa kemoterapi dan terapi hormonal. Radiasi
kadang diperlukan untuk paliatif pada daerah daerah tulang yang
mengandung metastasis.Pilihan terapi sistemik dipengaruhi pula
oleh terapi lokal yang dapat dilakukan, keadaan umum pasien,
reseptor hormon dan penilaian klinis. Karena terapi sistemik bersifat
paliatif, maka harus dipikirkan toksisitas yang potensial terjadi.
Kanker payudara dapat berespons terhadap agen kemoterapi,
antara lain anthrasikin, agen alkilasi, taxane, dan antimetabolit.
Kombinasi dari agen tersebut dapat memperbaiki respon namun
hanya memilki efek yang sedikit untuk meningkatkan survival rate.
Pemilihan kombinasi agen kemoterapi tergantung pada kemoterapi
adjuvant yang telah diberikan dan jenisnya. Jika pasien telah
mendapat kemoterapi adjuvant dengan agen Cyclophosphamide,
Methotrexat dan 5-Fluorouracil (CMF), maka pasien ini tidak
mendapat agen yang sama dengan yang didapat sebelumnya.
Untuk pasien dengan kanker payudara dapat diberikan kemoterapi
intravena (IV). Cara pemberian kemoterapi IV bervariasi, tergantung
pada jenis obat.
o Indikasi :
o Cara Pemberian :
- Jumlah siklus 6
o Efek Samping :
- Mielosupresi
- Alopesia
- Mukositis
- Kardiomiopati
4 Radiasi15
Merupakan terapi utama untuk kanker payudara stadium IIIb (locally
advanced),dan dapat diikuti oleh modalitas lain yaitu terapi
hormonal dan kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk
paliasi di daerah tulang weight bearing yang mengandung
metastase atau pada tumor bed yang berdarah difus dan berbau
yang mengganggu sekitarnya.
Prinsip dasar radiasi adalah memberikan stress fisik pada sel kanker
yang berada pada keadaan membelah sehingga terjadi kerusakan
DNA dan menyebabkan terbentuknya radikal bebas dari air yang
dapat merusak membran, protein, dan organel sel. Tingkat
keparahan radiasi tergantung pada oksigen. Sel yang hipoksia akan
lebih resisten terhadap radiasi dibandingkan dengan sel yang tidak
hipoksia. Hal ini terjadi karena radikal bebas yang dapat
menyebabkan kerusakan sel berasal dari oksigen. Oleh karena itu,
pemberian oksigen dapat meningkatkan sensitivitas radiasi.
a Teleteraphy
b Bachytherapy
c Systemic therapy
Teknik ini berupa pemberian radionuklida ke dalam masa tumor
atau kanker.
5 Terapi hormonal
o Premenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa ablasi yaitu bilateral
oopharektomi.
o Postmenopause
Terapi hormonal yang diberikan berupa pemberian obat anti
estrogen.
Daftar Pustaka